Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Dakwah Bil Hal: Empowering Muslim Economy in Garut Bahtiar, Ace Toyib; Ghazali, Bahri; Nasution, Yunan Yusuf; Shonhaji, Shonhaji; Yanti, Fitri
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies Vol 14, No 1 (2020): Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies
Publisher : Faculty of Da'wah and Communication, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/idajhs.v14i1.9122

Abstract

The problems that occur to Muslims in the world including Indonesia are somewhat complex. Muslims are still in a circle of poverty. At the same time there is a gap between the lives of elite, Muslim leaders and the fate of most Muslims. This research was conducted to find out how important the role of dakwah bil hal (preaching by action) compared to oral preaching by preachers, preachers in Indonesia. This study uses descriptive qualitative methods that collect data by observation, in-depth interviews and focus group discussions (FGD). From the research conducted, it was found that dakwah bil hal must be done in a balanced manner and in tandem with oral preaching, does not need to be dichotomized between the two. Both methods of da'wah must go hand in hand. Dakwah bil hal the case especially in the economic field increases the ability and independence of Muslims. Henceforth will increase the human resources of Muslims, away from backwardness. This has relevance to the theory of uses and gratification theory proposed by Elihu Katz, Jay G. Blumler and Michael Gurevitch. More serious and systematic efforts are needed by Muslim leaders, Muslim organizations in carrying out preaching activities. So that there is no gap between the lives of Muslim leaders, administrators of Islamic organizations and Muslims generallyPersoalan yang terjadi pada kaum muslim di dunia termasuk Indonesia terbilang komplek. Kaum muslim masih berada di dalam lingkaran kemiskinan. Pada saat yang sama ada jarak antara kehidupan elit, tokoh muslim dengan nasib sebagian besar kaum muslim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa penting peran dakwah bil hal dibandingkan dengan dakwah bil lisan oleh para dai, pelaku dakwah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang mengumpulkan data dengan observasi, wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa dakwah bil hal harus dilakukan secara seimbang dan beriringan dengan dakwah bil lisan, tidak perlu didikotomikan antara keduanya. Kedua metode dakwah tersebut harus seiring sejalan. Dakwah bil hal khususnya di bidang ekonomi meningkatkan kemampuan dan kemandirian kaum muslim. Untuk selanjutnya akan meningkatkan sumber daya manusia kaum muslim, menjauh dari ketertinggalan. Hal ini memiliki relevansi dengan teori penggunaan dan kepuasan (uses and gratification theory) yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch. Diperlukan upaya lebih serius dan sistematis yang dilakukan oleh tokoh muslim, organisasi muslim di dalam melakukan kegiatan dakwah bil hal. Sehingga tidak ada jurang (gap) antara kehidupan tokoh muslim, pengurus organisasi Islam dengan kaum muslim secara umum.
AGAMA DAN INTEGRASI SOSIAL DALAM PEMIKIRAN CLIFFORD GEERTZ Tago, Mahli Zainudin; Shonhaji, Shonhaji
KALAM Vol 7 No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/klm.v7i1.377

Abstract

Artikel ini menelaah hasil penelitian Clifford Geertz tentang keberagamaan masarakat di Mojokuto Jawa Timur. Tema yang diusung dalam artikel ini adalah interelasi antara agama dan masyarakat serta interaksi sosial antara berbagai kelompok sosial yang ada di Mojokuto Jawa Timur. Dari kajian terhadap interrelasi agama dan masyarakat dapat dipahami seberapa jauh pengaruh agama terhadap prilaku relegiousitas masyarakat Jawa, termasuk pengaruh budaya lokal terhadap agama itu sendiri, yang menurut pengamatan Clifford Geertz melahirkan ”Agama Jawa”. Sementara dari kajian terhadap interaksi dari berbagai kelompok sosial dapat dipahami bahwa, agama, di samping memiliki fungsi integrasi (kohesi sosial) juga menjadi penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat. Ketiga varian agama Jawa; santri, priyayi, dan abangan meskipun secara kualitas berbeda dan saling mengklaim bahwa komunitasnya yang paling baik dan benar namun ketiganya masih memperlihatkan nuansa tradisi Jawa. Bahkan, kaum santri yang ketat sekalipun dalam batas-batas tertentu pada kenyataannya masih mentolerir tradisi jawa.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM MEWUJUDKAN KESERASIAN SOSIAL PADA MASYARAKAT MULTIETNIK DI LAMPUNG Shonhaji, Shonhaji
JURNAL TAPIS Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Tapis : Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/tps.v13i1.1397

Abstract

AbstrakKehidupan masyarakat hanya dapat diamati dari adanya interaksi sosial, hubungan timbal balik antar indvidu yang ada dalam masyarakat. Proses interaksi sosial bisa saja berujud persaingan dan konflik, namun sangat dimungkin berbentuk kerjasama yang pada akhirnya bermuara pada terciptanya keserasian sosial.  Terwujudnya suatu keserasian sosial, sangat ditentukan oleh bagaimana proses interaksi sosial itu berlangsung. Kehidupan sosial antarkelompok cenderung tegang (tense) manakala intensitas interaksi rendah. Sebaliknya manakala intensitas interaksi tinggi, maka kehidupan sosial antarkelompok cenderung cair dan akan diwarnai oleh kedamaian, keserasian dan harmoni sosial. Keserasian sosial antar kelompok lintas etnik dalam masyarakat multietnik, tidak dapat terlepas dari adanya keterlibatan kaum perempuan. Analisis sosiologis terhadap kiprah kaum perempuan pada sektor publik dalam masyarakat multietnik sebagaimana terungkap dalam penelitian ini, paling tidak dapat memberi gambaran lain bahwa kaum perempuan atau “wanito” tidak bisa dipandang sebelah mata (subordinatif) sebagai makluk lemah yang hanya berani ditata tetapi juga berani menata. Kaum perempuan tidak lagi diposisikan sebagai obyek tetapi lebih didudukkan sebagai subyek pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki peran yang signifikan dalam mewarnai dinamika interaksi sosial antarkelompok etnik;  Kaum perempuan di desa Sukaraja, tidak lagi dianggap sebagai konco wingking yang hanya memiliki peran domestik sebagai istri dan ibu rumah tangga yang hanya mengurusi anak dan suami. Aktifitas mereka pada sektor publik dalam berbagai bidang, baik sosial, adat istiadat, ekonomi, politik, dan keagamaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, berdampak pada  terwujudnya keserasian sosial  pada masyarakat multietnik. Kata Kunci; Kerlibatan perempuan, keserasian sosial, multietnik
DAKWAH BERBASIS BUDAYA LOKAL STUDI IMPLEMENTASI NASKAH PENGOBATAN FUADI AMRI DI KECAMATAN KELUMBAYAN KABUPATEN TANGGAMUS Sari, Jenila; Shonhaji, Shonhaji; Yanti, Fitri
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 (2021): Ijtimaiyya : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijpmi.v14i1.7636

Abstract

Da'wah is an effort to invite, convey, and spread the truth to the community to carry out the teachings of Islam according to the guidance of the Qur'an and the Sunnah of the Prophet Muhammad SAW. The cultural da'wah approach in the form of Medical Manuscripts is carried out in the Kelumbayan District community who still carry out the Hindu-Buddhist tradition. This study aims to reveal the implementation of Fuadi Amri's treatment script in Kelumbayan District and the results. This research is a qualitative descriptive field research. Data sourced from primary data and secondary data. Data collection techniques consist of interviews, observations, and documentation, as well as data analysis by collecting data, data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the research on the implementation of the treatment script carried out by Fuadi Amri in Kelumbayan District were a process of deliberation, providing advice and guidance, instructing patients and their families to do dhikr and prayer, and provide final motivation. The result of the implementation of the Medical Manuscript is the achievement of the goals of da'wah both practical, realistic, and idealistic. Preservation of local culture with its usefulness, as well as uniting a multicultural society. 
AGAMA : KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL ( Agama Jawa dalam Perspektif Clifford Geertz ) Shonhaji, Shonhaji
AL-ADYAN Vol 5 No 1 (2010): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v5i1.304

Abstract

AbstrakJawa dinilai sebagai sebuah kebudayaan yang memiliki kekokohan untuk menjadikannya tetap eksis. Kedatangan agama Budha ke dalam kebudayaan Jawa tidak menciptakan Jawa yang Budha. Masuknya agama Hindu juga tidak mampu menciptakan Jawa yang Hindu. Begitupun Islam, betapa luasnya pengaruh agama ini, terlebih pasca kemunduran dan kehancuran Majapahit yang ditandai dengan kebangkitan Demak, tidak mampu menciptakan Jawa yang Islam. Yang terbentuk dari semua persentuhan agama-agama tersebut adalah Budha, Hindu dan Islam yang Jawa, bukan sebaliknya. Karakteristik Agama Jawa yang ”sinkritis” demikian yang ditemukan   Clifford Geertz  pada tiga varian santri, abangan dan priyayi dalam agama jawa. Melalui pendekatan ”cultural Interpretatif” dan improvisasi pendekatan Struktural Fungsional, Clifford Geertz  mencoba meneliti eksistensi ketiga varian berikut konflik dan integrasi antar varian, Dan meski hasilnya menuai kritik, penelitiaan di jawa ini menjadikannya sebagai guru besar dalam bidang sosiologi dan antropologi
AGAMA SEBAGAI PEREKAT SOCIAL PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL Shonhaji, Shonhaji
AL-ADYAN Vol 7 No 2 (2012): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v7i2.502

Abstract

Agama merupakan fenomena universal yang selalu melekat pada diri manusia, karenanya kajian tentang agama selalu akan terus berkembang dan tetap menjadi sebuah kajian penting seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitiann tentang agama telah banyak dilakukan oleh para ahli, baik para teolog, psikolog, antropolog maupun sosiolog. Seiring dengan perkembangan kajian agama, telah banyak definisi agama yang dikedepankan para teoritisi agama namun di antara mereka tidak ada kesepakatan. Keragaman definisi agama tergantung dari sudut mana para teoritisi memandang agama. Teolog melihat agama sebagai seperangkat aturan yang datang dari “Tuhan” semenatara bagi para psikolog, antropolog dan sosiolog melihat agama sebagai ekspresi manusia dalam merespon terhadap permasalahan kehidupan yang melingkupi.Yang menarik adalah bahwa mereka sepakat bahwa agama pada memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Karya tulis ini akan mencoba melihat bagaimana perdebatan para ahli tentang definisi agama serta dan sejauhmana agama memiliki daya rekat sosial dalam masyarakat mejemuk.
Antropologi Budaya Jawa Dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an Berbahasa Jawa Karya Kh. Bisri Mustofa shonhaji, shonhaji; Tauhid, Muhammad
AL-ADYAN Vol 14 No 2 (2019): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v14i2.11349

Abstract

Penelitian ini memfokuskan diri pada analisa seputar; Pertama,  bagaimana model penafsiran Bisyri Musthofa dalam tafsir al-Ibriz?.  Kedua, apakah terdapat unsur lokalitas budaya Jawa?. Ketiga, Bagimana pola dialektika al-Qur’an dengan nilai-nilai budaya Jawa dalam tafsir al-Ibriz? Dari hasil analisa dengan menggunakan seperangkat metode, ditemukan beberapa temuan yang menjawab rumusan permasalahan dalam penelitian ini. Pertama, Ada beberapa unsur-unsur lokalitas yang ditemukan dalam tafsîr al-Ibrîz; Kedua, Bisyri Musthofa berusaha merubah tradisi yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dan melestarikan budaya yang sesuai dengan Islam; Ketiga, Bisyri Musthofa menafsirkan ayat dengan mengkontekstualisasikannya dengan budaya atau unsur lokal saat beliau menulis tafsirnya. Misalnya persoalan mengundi nasib dengan keris dan batu akik. Keempat,  Konteks keindonesiaan tidak luput dari pengamatan Bisyri Musthofa dalam tafsîr al-Ibrîz. Misalnya pakaian yang dipakai wanita-wanita muslimat yang jauh dari ajaran Islam seperti pakaian yukensi (you can see); Kelima, Tradisi lokal Jawa sering dimunculkan dalam tafsîr al-Ibrîz. Misalnya saat Bisyri Musthofa menjelaskan kategori dosa-dosa kecil, salah satunya berjalan dengan berlagak, Bisyri Musthofa mengaitkan sungai dalam sebuah ayat dengan mengambil contoh sungai-sungai yang ada di Jawa, seperti kali Bengawan Solo, kali Berantas, Kali Cintandui, Bisyri Musthofa meramu penafsirannya dengan konteks pengobatan Jawa
Emotional Stabilization: Its Effect on Stress Reduction in Social Workers in Handling Sexual Violence Cases Shonhaji, Shonhaji; Setiawan, Nugroho Arief; Musthafa, Fikrhatul Fitriyah
ANFUSINA: Journal of Psychology Vol. 7 No. 2 (2024): ANFUSINA: Journal of Psychology
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajp.v7i2.27133

Abstract

A social worker who works to deal with social problems that occur in the community is required to always be ready when facing then conducting case reports and assistance to victims, including in cases of sexual violence. However, work stress is one of the causes of less than optimal services provided by social workers to victims of sexual violence. This study aims to reduce stress levels in social workers who handle sexual violence cases. This type of research uses experimental research with a one group with pretest-posttest design. This research was conducted in three District or City Social Services in Lampung. The sample in this study amounted to 60 social workers who were taken using random sampling technique. Data analysis in the study used t-test (independent sample test) statistical analysis of the gain score (the difference between pretest and posttest). With the results of the normality test of both pretest and posttest data with normal distribution, then a paired sample test was conducted. The obtained value of t = 4.337 with sig.0.001 means that there is a significant difference in the stress level of social workers before emotional stabilisation training and after training, with the average value of the stress level of social workers before training is 25.17 while after training the average value drops to 17.38. The results showed that the psychological training ‘Emotion Stabilisation’ was significantly influential in reducing the stress level of social workers who handle sexual violence cases. The results of this study have important implications in the development of social worker empowerment programmes, especially in areas that are at high risk of psychological stress. Emotion management-based training such as ‘Emotion Stabilisation’ can be used as a routine programme to improve the welfare of social workers, especially those who handle sexual violence cases. Keywords: Emotional stabilisation, Stress Level, Social Worker, Sexual Violence  
Understanding Of Sufism Hadith In The Tarekat Agung Tulungagung Islamic Boarding School Nurita, Andris; Sholihin, Muhammad; Shonhaji, Shonhaji; Lutfianto, Mohammad; Faruq, Umarul
Taqaddumi: Journal of Quran and Hadith Studies Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/taqaddumi.v5i1.14327

Abstract

The current issue is the emergence of subjective interpretations of hadith in the Tarekat Agung Tulungagung Islamic boarding school and the prevalence of mystical teachings among the community. Therefore, this article will examine the interpretation of hadiths related to mu’amalah, worship, and ethics, which are the pillars of the teachings of the tarekat at the Tarekat Agung Tulungagung Islamic Boarding School. The research method used is qualitative. The theories employed in this article are as follows critical history theory, theory of intertextual interpretation and theory of contextual interpretation. Several findings were obtained through data collection techniques such as interviews and observations at the Pondok Pesulukan Tarekat Agung Tulungagung. First, the hadith about mu'amalah narrated by Ibn Shihāb is understood by the mursyids and santris at the Tarekat Agung Tulungagung Islamic boarding school that in joining a tarekat, one must become a person who is useful to others as a means of getting closer to Allah. Second, the hadith about worship narrated by Imam al-Harith is understood that as a salik, one must always worship and devote oneself wholeheartedly to Allah through the guidance of the mursyid. Third, the hadith about morality narrated by Imam Bukhari is understood that a salik must possess three essential moral qualities: morality toward Allah, toward fellow human beings, and toward the entire universe. Thus, the understanding of hadith at the Tarekat Agung Tulungagung Islamic boarding school does not contradict the interpretations of hadith by scholars or academic experts.
Companion Strategy for Acceptance of HIV/AIDS Status in Women Sary, Lolita; Basyar, Syaripudin; Shonhaji, Shonhaji; Yanti, Fitri
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 17 No.2 Agustus 2022
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.17.2.91-100

Abstract

Background: Women infected with HIV/AIDS had a double burden, including health, economic, mental, and social problems, and access to health services. Self-acceptance of HIV/AIDS status has always been a problem when women are diagnosed with HIV/AIDS, and companions are often needed to solve it. This study aimed to know the success of self-acceptance and companion strategies for women's acceptance of HIV/AIDS status. Method: The research is mixed-method with a sequential exploratory. Informants are companion’s HIV/AIDS in Bandar Lampung City. The qualitative phase of data collection with in-depth interviews with nine informants from 3 HIV/AIDS communities/networks was selected by purposive sampling. The quantitative phase used an online questionnaire to women living with HIV/AIDS who live in Bandar Lampung City and are a support group from 3 HIV/AIDS communities/networks, obtaining 27 people during two weeks of data collection. Qualitative analysis with content analysis and quantitative analysis with univariate analysis. This research was conducted for eight months (January – September 2021). Results: The results of the study where the success of acceptance of HIV/AIDS status in women in the excellent category was 25 (92.6%) where the companion used an empowerment strategy through the stages of collaboration, case finding, self-introduction, exploring problems, and self-potential, implementation of accompaniment and monitoring and evaluation by utilizing the media whats app group and methods of personal approach and peer support groups. Suggestions, so that the length of time for acceptance of HIV/AIDS status is faster, the companion needs to get self-acceptance therapy training for women living with HIV/AIDS to empower women.