Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM Hilmy, Mochamad; -, Indrayadi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Building is one of the basic human needs , especially for residential functions . In the era around 1980 , indonesia introduced in building materials which is expected to help to meet the basic human needs , namely brick . The building block is relatively lightweight building materials by providing a cavity in the middle , so as to reduce the overall development costs . Indonesia has a humid tropical climate makes the air temperature is high enough . This affects the thermal comfort in the building space . The use of brick walls have due to rising air temperature in the chamber that surrounds mainly in the afternoon until evening . The hypothesis that emerges is the presence of cavities in the walls of the thermal store and increase the temperature in the room . This study will be conducted with the prototype measurements to obtain the data and analysis to obtain the ideal composition . The independent variable in this study is the treatment of cavities in the wall -forming material , while the permanent variable is the temperature in the room . This assessment matches that  brick solid is able to get a lower air temperature in the room in comparison to normal brick.Bangunan gedung merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, terutama untuk fungsi hunian. Pada era sekitar tahun 1980, di indonesia diperkenalkan bahan bangunan yang diharapkan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia tersebut, yaitu batako. Batako tersebut merupakan bahan bangunan yang relatif ringan dengan memberikan rongga di tengahnya, sehingga dapat mengurangi biaya pembangunan secara keseluruhan. Indonesia yang memiliki iklim tropis lembab menjadikan suhu udara cukup tinggi. Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Penggunaan dinding batako memiliki akibat meningkatnya suhu udara di dalam ruang yang dikelilinginya terutama pada sore hingga malam hari. Hipotesis yang muncul adalah keberadaan rongga di dalam dinding menyimpan termal dan meningkatkan  temperatur ruang dalam. Kajian ini akan dilakukan dengan pengukuran prototipe untuk mendapatkan data dan dilakukan analisa untuk mendapatkan komposisi yang ideal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan terhadap rongga di dalam material pembentuk dinding, sedangkan variabel tetapnya adalah temperatur ruang dalam. Pengkajian ini mendapatkan hasil bahwa material batako yang solid mampu mendapatkan temperatur udara lebih rendah di ruang dalam dibandingkan batako normal.
PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM Hilmy, Mochamad; -, Indrayadi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v16i1.7225

Abstract

Building is one of the basic human needs , especially for residential functions . In the era around 1980 , indonesia introduced in building materials which is expected to help to meet the basic human needs , namely brick . The building block is relatively lightweight building materials by providing a cavity in the middle , so as to reduce the overall development costs . Indonesia has a humid tropical climate makes the air temperature is high enough . This affects the thermal comfort in the building space . The use of brick walls have due to rising air temperature in the chamber that surrounds mainly in the afternoon until evening . The hypothesis that emerges is the presence of cavities in the walls of the thermal store and increase the temperature in the room . This study will be conducted with the prototype measurements to obtain the data and analysis to obtain the ideal composition . The independent variable in this study is the treatment of cavities in the wall -forming material , while the permanent variable is the temperature in the room . This assessment matches that  brick solid is able to get a lower air temperature in the room in comparison to normal brick.Bangunan gedung merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, terutama untuk fungsi hunian. Pada era sekitar tahun 1980, di indonesia diperkenalkan bahan bangunan yang diharapkan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia tersebut, yaitu batako. Batako tersebut merupakan bahan bangunan yang relatif ringan dengan memberikan rongga di tengahnya, sehingga dapat mengurangi biaya pembangunan secara keseluruhan. Indonesia yang memiliki iklim tropis lembab menjadikan suhu udara cukup tinggi. Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Penggunaan dinding batako memiliki akibat meningkatnya suhu udara di dalam ruang yang dikelilinginya terutama pada sore hingga malam hari. Hipotesis yang muncul adalah keberadaan rongga di dalam dinding menyimpan termal dan meningkatkan  temperatur ruang dalam. Kajian ini akan dilakukan dengan pengukuran prototipe untuk mendapatkan data dan dilakukan analisa untuk mendapatkan komposisi yang ideal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan terhadap rongga di dalam material pembentuk dinding, sedangkan variabel tetapnya adalah temperatur ruang dalam. Pengkajian ini mendapatkan hasil bahwa material batako yang solid mampu mendapatkan temperatur udara lebih rendah di ruang dalam dibandingkan batako normal.
PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM Hilmy, Mochamad; -, Indrayadi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v16i1.7225

Abstract

Building is one of the basic human needs , especially for residential functions . In the era around 1980 , indonesia introduced in building materials which is expected to help to meet the basic human needs , namely brick . The building block is relatively lightweight building materials by providing a cavity in the middle , so as to reduce the overall development costs . Indonesia has a humid tropical climate makes the air temperature is high enough . This affects the thermal comfort in the building space . The use of brick walls have due to rising air temperature in the chamber that surrounds mainly in the afternoon until evening . The hypothesis that emerges is the presence of cavities in the walls of the thermal store and increase the temperature in the room . This study will be conducted with the prototype measurements to obtain the data and analysis to obtain the ideal composition . The independent variable in this study is the treatment of cavities in the wall -forming material , while the permanent variable is the temperature in the room . This assessment matches that  brick solid is able to get a lower air temperature in the room in comparison to normal brick.Bangunan gedung merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, terutama untuk fungsi hunian. Pada era sekitar tahun 1980, di indonesia diperkenalkan bahan bangunan yang diharapkan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia tersebut, yaitu batako. Batako tersebut merupakan bahan bangunan yang relatif ringan dengan memberikan rongga di tengahnya, sehingga dapat mengurangi biaya pembangunan secara keseluruhan. Indonesia yang memiliki iklim tropis lembab menjadikan suhu udara cukup tinggi. Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Penggunaan dinding batako memiliki akibat meningkatnya suhu udara di dalam ruang yang dikelilinginya terutama pada sore hingga malam hari. Hipotesis yang muncul adalah keberadaan rongga di dalam dinding menyimpan termal dan meningkatkan  temperatur ruang dalam. Kajian ini akan dilakukan dengan pengukuran prototipe untuk mendapatkan data dan dilakukan analisa untuk mendapatkan komposisi yang ideal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan terhadap rongga di dalam material pembentuk dinding, sedangkan variabel tetapnya adalah temperatur ruang dalam. Pengkajian ini mendapatkan hasil bahwa material batako yang solid mampu mendapatkan temperatur udara lebih rendah di ruang dalam dibandingkan batako normal.
Pendampingan Perencanaan Kawasan Ponpes Mu’inul Islam dengan Konsep Taman Surga sebagai Sinkronisasi Ruang Desa Wisata Jeruju Besar Zulestari, Andi; Ikayanti, Palupi; Maulana, Deni; Alqadrie, Auliya Maula; Hilmy, Mochamad; Wibowo, Taufik; Astiningsih, Diah; Hasriyanti, Nunik; Utami, Weni Dewi; Yanuar, Achmad Eko; Hidayat, Muhammad
Kapuas Vol. 4 No. 2 (2024): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v4i1.787

Abstract

Pondok Pesantren Mu’inul Islam merupakan pondok pesantren yang berada di Desa Jeruju Besar. Kawasan pondok ini merupakan kawasan pondok dengan penerapan konsep alam untuk setiap spot lokasi yang ada. Pondok ini juga menjadi salah satu ikon penting Desa Jeruju Besar sebagai tujuan kawasan wisata religi. Dengan adanya keunggulan ini, sehingga membawa Desa Jeruju Besar masuk dalam 75 besar ADWI 2023 (Anugerah Desa Wisata Indonesia). Namun secara konseptual, kawasan pondok ini belum memiliki konsep masterplan kawasan wisata yang lengkap yang terdiri dari infrastruktur, sirkulasi dan transportasi desa, alokasi ruang sesuai aktivitas, jangka waktu implementasi, pendanaan, serta pihak-pihak yang terlibat. Pendampingan kepada pengelola pondok pesantren Mu’inul Isalam dalam pengembangan masterplan kawasan wisata religi menjadi fokus kegiatan utama tim PPM Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak tahun 2023. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aplikasi dan serapan ilmu keahlian tim kepada masyarakat sebagai pengguna untuk implementasi pembelajaran berbasis proyek di lapangan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode survey data primer dan data sekunder yang ada di kawasan, mengkompilasi data, serta bersama-sama dengan pihak pondok untuk menggagas ide dan konsep perencanaan sehingga produk desain yang dihasilkan sinergi dengan tata ruang desa wisata Jeruju Besar. Kemudian dilakukan analisis perancangan dan membuat konsep perancangan kawasan masterplan, dengan produk akhir berupa desain masterplan. Luaran produk dari kegiatan ini adalah masterplan kawasan ponpes Mu’inul Islam di Desa Jeruju Besar sesuai dengan konsep yang ditentukan oleh pihak pondok pesantren
Pendampingan Perencanaan Dan Perancangan Rumah Tahfidz Al Muhajirin Lintang Batang, Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat Hilmy, Mochamad; Dede Irwan; Diah Astiningsih; Estar Putra Akbar; Herry Prabowo; Caesar Destria; Jockie Zudhy F; Muhammad Subhansyah Ikram; Putu Ayu Vindytha Amanda Putri; Weni Dewi Utami
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 8 No. 1 (2024): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v8i1.6907

Abstract

Pada tahun 2022 beberapa pengurus Yayasan Al Muhajirin Lintang Batang menyampaikan niatnya untuk membangun sebuah rumah tahfidz di lingkungan Masjid Al Muhajirin Lintang Batang kapada tim pengabdian masyarakat Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung Politeknik Negeri Pontianak. Pemecahan masalah yang telah dilaksanakan terdiri dari beberapa metode yaitu: Aplikasi kegiatan pengabdian ini berupa FGD, Identifikasi dan pendataan tapak, serta menghubungkan dengan pihak yang kompeten. Perencanaan dan perancangan rumah tahfidz diawali dengan audiensi (FGD) bersama pengelola dan jama’ah masjid serta pengurus Yayasan Al Muhajirin. Berdasarkan dari kegiatan tersebut maka tim pengabdian pada masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dengan membuat alternatif konsep yang disampaikan kepada masyarakat baik melalui pengurus masjid maupun yayasan. Konsep dari perencanaan rumah tahfidz yang diterapkan oleh tim adalah menggunakan kearifan lokal. Kesepakatan yang didapatkan berupa desain pra-rancangan kemudian dikembangkan oleh tim perancangan. Gambar DED dapat terselesaikan dengan baik dengan memakan waktu kurang lebih 17 hari kalender. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kenyamanan dan kesehatan ruang menjadi pertimbangan yang utama dalam mendesain Rumah Tahfidz Al Muhajirin. Hal ini bertujuan bersama masyarakat agar santri di tempat ini dapat belajar secara optimal.
Air Quality Index pada Koridor Hijau Sungai Jawi Pontianak Ruas Gertak 1 dan 2 Fibrianto, Jockie Zudhy; Hilmy, Mochamad; Maulana, Deni
Vokasi: Jurnal Publikasi Ilmiah Vol. 19 No. 2 (2024): Vokasi: Jurnal Publikasi Ilmiah
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jv.v19i2.1008

Abstract

The Air Quality Index (AQI) is a benchmark for the health of a city by measuring the levels of each air pollution parameter (Yiyi Wang, 2023). AQI in a city increases due to the high use of oil-fueled vehicles, increasing population, and minimal vegetation in an urban area. Green corridors in cities are part of green infrastructure which plays an important role in reducing air pollution. The green corridor of the Jawi River in Pontianak City is a green corridor which also contains a blue corridor, namely the Jawi River which is a tributary of the Kapuas River in Pontianak. Gertak 1 and gertak 2 are segmentations of the Jawi River green corridor which are the delineation of research, in identifying AQI and identifying the ability of vegetation to absorb CO2. By carrying out direct measurements and analyzing air quality levels according to the Air Pollution Standard Index (ISPU), the Air Pollutant Index (API) results were obtained, which then created an infographic map of air pollution in the Jawi River green corridor. This API measurement stage is a method in this research, which is part of the Environmental Quality Index (EQI) measurement component.
Optimasi Sistem Celling Fan Integrated Air Conditioner sebagai Penghawaan Buatan dalam Upaya Penurunan Suhu di Ruang Dalam Hilmy, Mochamad
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 7 No. 1 (2024): Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v7i1.724

Abstract

Penggunaan penghawaan buatan seperti kipas angin dan AC dalam ruangan secara bersamaan dinilai tidak efektif dan boros energi sehingga hal ini dirasa perlu untuk diperhatikan lagi dalam rangka penghematan dan pengoptimalan penggunaan energi. metode yang digunakan adalah dengan simulasi CFIAC yang dilakukan pada saat bangunan sedang kosong dengan percobaan pengunaan konfigurasi sistem CFIAC 4 unit kipas angin, 2 pada jarak dekat dengan AC, 2 unit kipas angin pada jarak jauh dari AC dan pengunaan 2 unit AC split tanpa kipas angin dengan hembusan AC tipe perfect mixing dan kipas angin dengan hembusan dari atas ke bawah pada kecepatan angin rata-rata sebesar 0,3 m/s dan 0,7 m/s. hasil penelitian menunjukan penggunaan 2 unit AC split tanpa kipas angin adalah yang paling efisien dari segi kecepatan penurunan suhu ruangan sebesar 1,93 ºC selama 30 menit dengan IKE yang digunakan untuk sistem CFIAC sebesar 333,50 kWh perbulan dan Penggunaan konfigurasi 2 unit kipas angin pada jarak dekat dengan AC adalah yang paling efisien dari segi penurunan suhu ruangan dan pemerataan distribusi udara keseluruh ruangan baik pada kecepatan udara rata-rata 0,7 m/s atau 0,3 m/s dengan penurunan suhu rata-rata sebesar 1,85ºC. disarankan pengunaan 2 unit kipas angin dengan jarak dekat dengan AC pada kecepatan 0,3 m/s atau 0,7 m/s dengan posisi ruangan terbuka selama 10 menit tanpa AC dan setelah itu baru digunakan secara bersamaan dengan posisi ruang tertutup.