Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The Relationship Between Protein and Iodine Intake and The Incidence of Stunting in Toddlers Aged 12-24 Months at The Srumbung Health Center, Magelang Regency Theresia Deby Sulistyani; Diyan Yunanto Setyaji; Hiasinta Anatasia Purnawijayanti
Journal of Global Nutrition Vol 4 No 2 (2024)
Publisher : Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53823/jgn.v4i2.95

Abstract

Stunting is a condition of growth failure in toddlers due to chronic malnutrition, especially in the first 1000 days of life, namely from when the child is in the womb until the age of 24 months. Toddlers are said to be stunted if their height per age is <-2 SD. The purpose of this study was to determine the relationship between protein intake and iodine intake with the incidence of stunting in toddlers aged 12-24 months at the Srumbung Health Center, Magelang. This study used a cross-sectional research design with a sample size of 100 toddlers aged 12-24 months at the Srumbung Health Center. Based on the results of the study, it was stated that the better the daily protein intake of toddlers in the last 3 months, the lower the risk of toddlers aged 12-24 months at the Srumbung Health Center experiencing stunting. From this study, it can be concluded that the incidence of stunting in toddlers aged 12-24 months in the Srumbung Health Center area is related to protein intake but not to iodine intake.
Peningkatan Mutu Organoleptik dan Tekstur Daging Tiruan Berbasis Kedelai dan Glukomanan untuk Intervensi Obesitas Menggunakan Jamur dan Minyak Nabati: Organoleptic and Textural Quality Improvement of Soybean and Glucomannan-Based Meat Analogs for Obesity Intervention Using Mushrooms and Vegetable Oil Purnawijayanti, Hiasinta Anatasia; Pujiastuti, Veronica Ima; Wijayanti, M.I. Ekatrina
Amerta Nutrition Vol. 9 No. 2 (2025): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v9i2.2025.216-224

Abstract

Background: Plant-based meat analogs can be an alternative food for obesity intervention because their composition can be engineered according to criteria. The similarity of fiber structure to meat muscle, texture, sensory properties, and nutritional value determines consumer acceptance. Mushrooms have low-fat, high-quality protein, fiber, and nutraceuticals, so they have the potential for meat analogs formulation. Mushrooms also have a fibrous structure that can imitate meat texture and have a savory umami taste. Adding vegetable oil to the meat analogs formula has been shown to maintain its physicochemical properties and shelf life. Objectives: Improving organoleptic and texture quality of soy and glucomannan-based meat analog for obesity intervention. Methods: A completely randomized experimental design study was conducted with one control and four treatments. Data collected include texture profile, water-oil holding capacity, browning index, organoleptic, and satiety index test. Data were analyzed by Analysis of Variance followed by Duncan Multiple Range Test. Results: The use of mushrooms and vegetable oil in the formula affects (p-value<0.05) the aroma, water-oil holding capacity, and texture parameters of hardness bite, gumminess, and chewiness but does not affect (p-value>0.05) the appearance, taste, texture, aftertaste, liking, browning index, and texture parameters of cohesiveness, resilience, and springiness. Enoki mushrooms and corn oil tend to improve the organoleptic quality of meat analogs. The satiety index of meat analog with the addition of enoki mushrooms and corn oil is 110.4%. Conclusions: Mushrooms and vegetable oils can be used in meat analog formulations to improve their organoleptic and textural qualities.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI SIFAT SENSORIS MINUMAN KESEHATAN SARI SALAK DENGAN PENAMBAHAN BUNGA TELANG DAN ROSELA Purnawijayanti, Hiasinta Anatasia; Nai, Hildagardis Meliyani Erista; Setyaji, Diyan Yunanto
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 7 No 1 (2023): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.969 KB) | DOI: 10.20884/1.jgipas.2023.7.1.7575

Abstract

Berbagai jenis bunga yang dapat dimakan (edible flower) kaya akan pigmen yang potensial digunakan sebagai pewarna. Edible flower juga berpotensi sebagai sumber senyawa fungsional seperti antioksidan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formula sari salak kaya antioksidan dengan penambahan bunga telang dan rosela serta mengetahui karakteristik sensorisnya. Penelitian eksperimental dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan perlakuan. Data dianalisis dengan ANOVA dan perbedaan antar sampel diuji dengan least significance difference, menggunakan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi dengan perebusan potongan salak dalam air mendidih selama 15 menit menghasilkan sari salak dengan kenampakan paling menarik (jernih) dan kadar padatan terlarut paling tinggi (1175 mg/l), vitamin C (7,04 mg/100ml), total fenolik (40,73mg GAE/100 ml), dan aktivitas antioksidan (56,75% RSA). Survey dengan 55 responden menunjukkan responden lebih tertarik pada sari salak dengan warna biru yang kurang pekat dan warna merah yang lebih pekat. Pengujian sensoris dengan melibatkan 44 panelis menunjukkan penambahan bunga telang tidak mempengaruhi citarasa dan after taste, menurunkan skor kenampakan dan keseluruhan sari salak. Penambahan rosela meningkatkan skor kenampakan, citarasa dan aftertaste dan tidak mempengaruhi skor kesukaan keseluruhan sari salak.
PENGENALTERAPAN TEKNOLOGI SOLAR DRYING DALAM PENGOLAHAN MANISAN BUAH "SO SWEET” SEBAGAI OLEH OLEH KHAS EDUWISATA KEBUN BUAH BENDOSARI Purnawijayanti, Hiasinta Anatasia; Estri, Arimbi Karunia; Setyaning, Ruth Surya Wahyu; Pujiastuti, Veronica Ima
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i2.2290

Abstract

Eduwisata Kebun Buah Bendosari merupakan suatu usaha yang diinisiasi oleh kelompok tani Desa Sumbersari yang bergerak di bidang perkebunan dan berfokus pada eduwisata mengenai pertanian organik. Bidang usahanya meliputi usaha kebun buah, terutama jambu kristal dan mangga, wisata petik buah dan outbond, pelatihan pertanian organik dan persewaan tempat. Mitra belum memiliki produk olahan buah hasil kebun yang dapat menjadi oleh oleh khas dan menjadi sumber pendapatan serta belum memiliki alternatif solusi penanganan melimpahnya produksi buah saat panen raya serta waste buah yang kurang layak sebagai buah segar namun layak sebagai bahan dasar produk olahan. Tujuan kegiatan adalah mengembangkan eduwisata kebun buah Bendosari melalui pengolahan manisan buah dengan memanfaatkan teknologi pengeringan “solar drying” untuk menghasilkan manisan buah kering yang dapat menjadi oleh oleh khas. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan lima metode meliputi sosialisasi, pelatihan pengolahan manisan buah, pelatihan pengemasan, pelabelan dan pemasaran, penerapan teknologi pengeringan “solar drying” dan pengemasan, pendampingan dan evaluasi serta perencanaan tindak lanjut. Hasil kegiatan berupa alat “solar dryer dapat dirancang bangun dan digunakan untuk proses pengeringan manisan buah. Mitra menunjukkan peningkatan pengetahuan dalamm pengolahan manisan buah, pelabelan dan pengemasan, penentuan harga jual dan pemasaran. Mitra mampu menerapkan teknologi pengeringan “solar drying” dalam pengolahan manisan, mampu menerapkan teknologi pengemasan dan mampu membuat rencana tindak lanjut produksi manisan buah “so sweet” sebagai oleh oleh khas Eduwisata Kebun Buah Bendosari. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan eduwisata kebun buah Bendosari melalui pengolahan manisan buah dengan memanfaatkan teknologi pengeringan “solar drying” untuk menghasilkan manisan buah kering yang dapat menjadi oleh oleh khas berhasil dilaksanakan.