Articles
PERAN BYSTANDER DALAM PENANGANAN HENTI JANTUNG DI KOMUNITAS: STUDI LITERATUR
Karunia Estri, Arimbi
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (255.591 KB)
Angka kejadian henti jantung menurut Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Profil Kesehatan DIY (2012) adalah sebanyak 253 kasus dengan menempati urutan keempat dari 10 penyebab kematian. Pasien yang mengalami henti jantung di luar rumah s akit sangat kecil kemungkinan untuk dapat bertahan hidup, karena kemungkinan bertahan hidup menurun7 -10%. Oleh karena itu perlu penanganan segera yang dilakukan oleh orang sekitar korban sebagai bystander. Studi literaur ini bertujuan memberikan gambaran mengenai berbagai hasil penelitian tentang peran bystander dalam penanganan henti jantung sehingga dapat sebagai rujukan rekomendasi untuk peningkatan jumlah bystander dan kualitas Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang dilakukan oleh bystander. Hasil- hasil penelitian yang ditelaah berasal dari data base EBSCOHost, proquest, google scholar dari tahun 2012-2018. Konsep yang diperoleh mencakup konsep henti jantung, bystander, penanganan henti jantung oleh bytander. Penelitian yang terkait dengan peran bystander dalam penanganan henti jantung yaitu pertolongan yang dilakukan oleh bystander dalam 10 menit pertama mampu meningkatkan potensi terjadinya Return of Spontaneous Circulation (ROSC) dan berdampak pada kemampuan 30 hari bertahan hidup pasca henti jantung. Bystander memiliki peran penting dalam penanganan henti jantung di komunitas dan perlu ditingkatkan jumlahnya serta kualitas RJP yang dilakukan.Kata Kunci: Henti Jantung, Bystander, Penanganan Henti Jantung Oleh BystanderThe rate of cardiac arrest according to the Yogyakarta Health Department in the Yogyakarta Health Profile (2012) is 253 cases with the fourth place out of 10 causes of death. Patients who experience cardiac arrest out of the hospital are very unlikely to survive, because the probability of survival decreases by 7-10%. Therefore, immediate treatment is needed by people around the victim as a bystander. The literaur study aims to provide an overview of the results of research on the role of bystanders in the management of cardiac arrest so that it can be used as a reference for recommendations for increasing the number of bystanders and the quality of Cardiac Pulmonary Resuscitation (CPR) performed by bystander. The results of the research studied came from the EBSCOHost, proquest, google scholar data base from 2012-2018. The concepts obtained include the concept of cardiac arrest, bystander, treatment of cardiac arrest by bytander. Research result related to the role of bystanders in the management of cardiac arrest show that the help performed by bystander in the first 10 minutes can increase the potential for Return of Spontaneous Circulation (ROSC) to occur and affect the ability to survive 30 days after cardiac arrest. Bystander has an important role in the management of cardiac arrest in the community and needs to be increased in number and the quality of CPR performed .Keywords: Cardiac arest, Bystander, CPR by bystander
Perbandingan Abdominal Massage dengan Teknik Swedish Massage dan Teknik Effleurage terhadap Kejadian Konstipasi pada Pasien yang Terpasang Ventilasi Mekanik di ICU
Arimbi Karunia Estri;
Sari Fatimah;
Ayu Prawesti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 3 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (724.422 KB)
|
DOI: 10.24198/jkp.v4i3.285
Konstipasi merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).Teknik abdominal massage yang dapat digunakan untuk mencegah konstipasi adalah swedish massage daneffleurage, namun demikian belum ada penelitian lanjutan yang menunjukkan teknik yang paling efektifdiantara kedua teknik abdominal massage tersebut terhadap kejadian konstipasi. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui perbedaan kejadian konstipasi antara kelompok yang dilakukan abdominal massagedengan teknik swedish massage dan kelompok yang dilakukan abdominal massage dengan teknik effleurage.Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan total jumlah sampel pada dua kelompok sebanyak22 responden yang didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan dari bulanJanuari sampai Maret 2016 di ruang ICU RS Panti Rapih Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui observasimenggunakan lembar observasi defekasi. Data dianalisis menggunakan uji Fisher’s Exact. Kejadian konstipasipada kelompok abdominal massage dengan teknik swedish massage sebanyak 45,4%, sedangkan kejadiankonstipasi pada kelompok abdominal massage dengan teknik effleurage sebanyak 27,2%, dan secara statistiktidak ada perbedaan kejadian konstipasi (p = 0,659) antara kelompok abdominal massage dengan teknik swedishmassage dan kelompok abdominal massage dengan teknik effleurage. Walaupun kejadian konstipasi antarakelompok abdominal massage dengan teknik swedish massage dan kelompok abdominal massage denganteknik effleurage tidak berbeda, namun abdominal massage dengan teknik effleurage waktu lebih efisien, energiyang dikeluarkan lebih minimal dan meningkatkan kenyamanan. Oleh karena itu, abdominal massage denganteknik effleurage dan teknik swedish massage disarankan untuk menjadi pilihan intervensi bagi perawat ICU.
The Effect Of Java Langgam Music Therapy As Adjuvant Therapy Towards Changes Blood Pressure In Hypertension Patients In Puskesmas Depok Ii Sleman Yogyakarta
Eva Marti;
Arimbi Karunia Estri;
Margareta Hesti Rahayu
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 7, No 2 (2019): JULI 2019
Publisher : Alma Ata University Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (260.724 KB)
|
DOI: 10.21927/jnki.2019.7(2).86-95
The prevalence of hypertension in Sleman Regency in 2015 was 33.2%, where hypertension was ranked second from the top ten outpatient diseases in the Puskesmas in Sleman Regency. Hypertension requires regular and continuous treatment to prevent further complications. Therefore, it is necessary to have complementary therapies as adjuvants such as Javanese music therapy as a therapeutic choice. Langgam Javanese music is classical music that has been well known by the people in Yogyakarta. The purpose of this study was to determine the effect of Javanese style music therapy on changes in blood pressure in hypertension patients in the control group and intervention group. This study was a quasi-experimental study that compared changes in blood pressure in the intervention group and the control group. The sample used was hypertensive patients who routinely treated in Depok II Health Center, as many as 60 people, 30 people in the intervention group and 30 people in the control group. The results showed that there difference in systolic and dyastolic blood pressure significantly in the intervention group compared to the control group with a value of P = 0,000 (<0.05). Langgam Jawa music therapy can be chosen as an adjuvant therapy for hypertensive patients in DI Yogyakarta.
Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Keterampilan Melakukan Simulasi Bantuan Hidup Dasar
Riatmoko;
Arimbi Karunia Estri;
Victorius Adi Mulyanto
Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja Vol. 8 No. 1 (2023): Cendekia Medika : Jurnal STIKes Al-Ma'arif Baturaja
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52235/cendekiamedika.v8i1.208
Kasus henti jantung jika tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat mengakibatkan kematian. Kasus henti jantung mendadak memerlukan penanganan yang cepat dan tepat oleh perawat yang bertugas di ruang rawat inap. Perawat harus mempersiapkan diri dalam hal keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada pasien dikarenakan mereka harus segera ditangani dengan pertolongan awal dengan memberikan bantuan hidup dasar sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan melakukan simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) di ruang rawat inap Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja sebanyak 43 orang dengan teknik pengambilan sampling menggunakan total sampling. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu instrument pengetahuan perawat tentang BHD dan lembar observasi keterampilan perawat dalam melakukan BHD. Hasil penelitian ini mendapatkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di ruang rawat inap Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja paling banyak yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 19 orang (47,5%) dan terampil sebanyak 25 orang (62,5%). Hasil uji statistik pengolahan data menggunakan chi square didapatkan nilai pvalue=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan melakukan simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) di ruang rawat inap Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja. Diperlukan pembaharuan dan pelatihan secara berkala untuk menjaga kualitas asuhan yang diberikan serta mengadaptasi berbagai pembaharuan keilmuan.
Hubungan Lama Kerja dengan Perilaku Cuci Tangan Perawat di Ruang Ibs Rumah Sakit Swasta di Kota Semarang
Stefanus Ariawan Prananta;
Arimbi Karunia Estri;
Emmelia Ratnawati
Health Research Journal of Indonesia Vol 1 No 4 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pendahuluan: Pembedahan merupakan salah satu pelayanan yang terpenting di rumah sakit. Instalasi Bedah Sentral merupakan unit layanan pembedahan yang berkontribusi dalam pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan perioperatif. Surgical safety menjadi indikator utama tindakan pembedahan, dimana keselamatan pasien menjadi bagian utama yang harus diperhatikan sehingga dibutuhkan kecermatan, ketepatan dan kepatuhan bagi tenaga kesehatan yang bertugas di ruang operasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lama kerja dengan kepatuhan cuci tangan bedah sesuai SOP. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling. Hasil: Hasil penelitian responden memiliki perilaku cuci tangan dengan kategori baik yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 70,4% dan kurang dari setengah responden memiliki perilaku cuci tangan dengan kategori tidak baik yaitu 8 responden atau sebesar 29,6%. Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini diperlukan upaya evaluasi monitoring agar perawat meningkatkan perilaku cuci tangan dengan baik.
Pembentukan Tim Tanggap Bencana Alam Gempa Bumi di Dusun Suren Wetan Desa Canden Jetis Bantul Yogyakarta
Dwi Antara Nugraha;
Eva Marti;
Arimbi Karunia Estri
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (180.81 KB)
Dusun Suren Wetan, desa Canden, kapanewon Jetis, kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu dusun terdampak signifikan pada peristiwa bencana alam gempa bumi tahun 2006. Korban yang tewas lebih dari 6000. Belum terbentuknya tim tanggap darurat bencana alam menjadi salah satu penyebab banyaknya korban. Dengan demikian, perlu dibentuk tim tanggap bencana alam. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari tim STIKes Panti Rapih dilaksanakan untuk membentuk dan melatih tim tanggap bencana alam gempa bumi pada masyarakat di daerah tersebut. Metode yang digunakan pada PkM ini penilaian resiko, perencanaan terhadap managemen resiko dan pelatihan pertolongan korban bencana alam gempa bumi. PkM dilakukan pada tanggal 6, 13 dan 20 Juni 2021 dengan sasaran ketua RT, kader kesehatan dan karangtaruna dusun Suren Wetan. Prosentase kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan masyarakat 50% menyatakan sangat sesuai dan 50% menyatakan sesuai, prosentase relevansi pelatihan dengan dukungan terhadap masyarakat terhadap kemandirian untuk hidup lebih sehat 57,1% sangat mendukung dan 42,9% mendukung. Kemanfaatan PkM dinilai 85,7% sangat bermanfaat dan 14,3% bermanfaat. Hasil kegiatan PkM berupa terbentuknya tim tanggap bencana alam gempa bumi dan peningkatan kemampuan elemen masyarakat dalam melakukan pertolongan pertama korban gempa bumi.
Pembentukan Tim Siaga Bencana Alam Erupsi Merapi di Dusun Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman
Arimbi Karunia Estri;
Dwi Antara Nugraha;
Eva Marti
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36914/jkum.v5i1.1077
Dusun Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman, termasuk dalam zona rawan erupsi Merapi. Hasil wawancara singkat dengan warga mengatakan bahwa pada kejadian erupsi tahun 2010, Dusun Gatak terkena dampak erupsi berupa material abu vulkanik, dan material kerikil serta pasir yang mengakibatkan semua warga harus mengungsi. Hal tersebut membuat warna panik dan trauma, serta banyak korban jiwa. Salah satu hal penyebabnya karena ketidaksiapan dari warga dalam menghadapi bencana erupsi. Solusinnya adalah membentuk tim siaga bencana alam yang berada di Dusun Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman. Kegiatan dilaksanakan selama 2 kali pada 25 Agustus 2022 dan 4 September 2022. Jumlah responden pada kegiatan PKM ini bejumlah 30 orang yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 14 orang laki-laki. Semua responden merupakan anggota Karang Taruna Dusun Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman. Pertemuan dimulai dari penyuluhan untuk memberikan pengetahuan secara kognitif dan afektif dilanjutkan dengan praktek langsung kesiapsiagaan menghadapi erupsi Merapi dan kesiapan menolong korban erupsi. Target luaran dari kegiatan PKM ini adalah booklet tentang penanganaan awam untuk siaga bencana erupsi merapi yang berisikan perencanaan mitigasi hingga penanganan korban. Hasil PKM menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dari para peserta dibuktikan dengan meningkatnya nilai post test dan telah terbentuk tim siaga bencana alam erupsi gunung merapi yang terdiri dari para pemuda di Dusun Gatak Desa Wukirsari Cangkringan Sleman. Saran: Tim Siaga Bencana Alam Erupsi melakukan Latihan rutin dan terjadwal untuk meningkatkan kesiapsiagaan ABSTRACT Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman Hamlet is included in the Merapi eruption-prone zone. The results of short interviews with residents stated that during the 2010 eruption, Gatak Hamlet was affected by the eruption in the form of volcanic ash, gravel and sand, which resulted in all residents having to evacuate. This created panic and trauma, as well as many fatalities. One of the causes is the unpreparedness of residents in facing an eruption disaster. The solution is to form an emergency response team in Gatak Wukirsari Hamlet, Cangkringan, Sleman. The number of respondents to this PKM activity was 30 people consisting of 16 women and 14 men. All respondents are members of the Karang Taruna Dusun Gatak Wukirsari Cangkringan Sleman. The activity was held twice on 25 August 2022 and 4 September 2022. The meeting started with counseling to provide cognitive and affective knowledge followed by direct practice of preparedness for the Merapi eruption and readiness to help eruption victims. The output target of this PKM activity is a booklet on layman's management for preparing for the Merapi eruption disaster which contains mitigation planning and handling of victims. The PKM results show that there has been an increase in the knowledge of the participants as evidenced by the increase in post test scores and the formation of a natural disaster preparedness team for the eruption of Mount Merapi consisting of young people in Gatak Hamlet, Wukirsari Village, Cangkringan, Sleman. Suggestion: The Eruption Natural Disaster Preparedness Team carries out routine and scheduled training to increase preparedness
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI RUANG RAWAT INAP DI CHARITAS HOSPITAL BELITANG
Novitasari, Rini;
Estri, Arimbi Karunia;
Suparmi, Lucila
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54040/jpk.v14i1.255
Pengetahuan adalah banyak gejala yang ditemui dan diperoleh orang melalui pengamatan akal. Agar pelayanan keperawatan berkualitas, maka perawat diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan benar, sesuai dengan SPO yang berlaku khususnya terkait Pencegahan Infeksi daerah Operasi. Di Inggris, jumlah kejadian IDO sebesar 15,9. Di RS Mohammad Hoesin Sumatera Selatan, angka IDO pada 2019 adalah 0,01, tetapi naik menjadi 0,04 pada 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan pencegahan infeksi daerah operasi dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan korelasi.Penelitian dilakukan di ruang rawat inap bedah Charitas Hospital Belitang dengan jumlah responden 30 orang perawat dengan tehnik pengumpulan data perposive sampling, dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan observasi yang di sesuaikan standar prosedur operasional di Charitas Hospital Belitang dan telah lulus uji validitas. Hasil penelitian dengan Analisa Bivariat adalah P-value 0.034 dengan artian bahwa terdapat hubungan positif dan kuat antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan pencegahan infeksi daerah operasi rawat inap bedah di Charitas Hospital Belitang. Mayoritas pengetahuan perawat cukup dan tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan tindakan dalam pencegahan infeksi daerah operasi khususnya pada pre operasi masih kurang, dalam tingkat pengetahuan yang perlu di tindak lanjuti adalah terkait pengetahuan teori jenis-jenis infeksi, faktor penyebab infeksi yang meliputi long of stay dan tindakan kurang pada edukasi persiapan pasien operasi serta pengkajian tanda tanda infeksi secara holistik.Saran dari peneliti adalah agar pihak manajemen mengadakan pelatihan dan sosialisasi terkait tindakan pencegahan infeksi daerah operasi, meningkatkan supervisi dan pendampingan bagi staf dalam implementasi asuhan pre operasi. Melaksanakan pelatihan dengan metode simulasi . Menjadikan lembar kuesioner dan lembar observasi sebagai tool untuk mengevaluasi staff terkait kepatuhan menjalankan regulasi ( SPO ) serta menilai tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi daerah operasi di ruang rawat inap bedah Charitas Hospital Belitang.
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PASIEN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR DI ICU RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
Kuncoro, Suryo;
Karunia Estri, Arimbi;
Dede Yoshima Nekada, Cornelia
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA - In Press
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37413/jmakia.v14i2.330
ABSTRAK Sebagian besar pasien ICU mengalami agitasi yang disebabkan faktor penyakit dasar, nyeri dan ketidaknyamanan menggunakan ventilator. Komplikasi pemasangan ventilator menyebabkan penurunan curah jantung, ditandai hipotensi yang mempengaruhi hemodinamik. Penanganan ketidakstabilan hemodinamik paling efektif dengan terapi farmakologi berupa sedasi dan analgetik. Penggunaan sedasi dan analgetik secara terus menerus menyebabkan ketergantungan dan depresi pernafasan. Dibutuhkan terapi komplementer non farmakologi yaitu terapi musik sebagai bentuk intervensi keperawatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi musik yang disukai pasien terhadap status hemodinamik pasien yang menggunakan ventilator dengan mengidentifikasi perbedaan status hemodinamik (Mean Arterial Pressure/MAP, denyut jantung dan dan frekuensi pernafasan) sebelum dan sesudah pemberian terapi musik di Rumah Sakit Panti rapih yogyakarta. Penelitian kuantitatif pre-experimental design one-group pre-post test design. Total Sampling sebanyak 30 responden, inklusinya pasien yang menggunakan ventilator, usia pasien > 6 tahun, mendapatkan persetujuan keluarga dan skor Ramsay < 4 dan eksklusinya pasien dengan gangguan pendengaran. Musik yang disukai pasien diberikan sekali pemberian selama 20 menit. Uji Wilcoxon Mean Arterial Pressure (MAP) pv 0,083, hasil uji Paired T-test denyut jantung pv = 0,003 dan hasil uji Wilcoxon frekuensi pernafasan pv = 0,003. Diskusi: Terapi musik sebagai terapi komplementer non farmakologi, diharapkan dapat membantu terapi utama mengendalikan dosis sedasi dan analgetik, dalam upaya menurunkan lama penggunaan ventilator, biaya perawatan dan lama perawatan di ICU. Kesimpulan: Pemberian musik yang disukai terhadap pasien yang menggunakan ventilator di ICU dapat mempengaruhi status hemodinamik pada denyut jantung dan frekuensi pernafasan, tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap MAP.
THE RELATIONSHIP BETWEEN PERSONAL HYGIENE PATTERNS AND DERMATITIS INCIDENTS AMONG HORTICULTURAL FARMERS IN SENDANGAGUNG
Theresia Avila Evi Kustanti;
Karunia Estri, Arimbi;
Ratnawati, Emmelia
Journal of Nursing Culture and Technology Vol. 1 No. 2 (2024): Volume 1 No. 2 2024
Publisher : Rifapublisher.id
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70049/jnctech.v1i2.10
Background: Contact dermatitis is an inflammation of the skin caused by pesticides and chemical fertilizers that adhere to the skin. Personal hygiene is one of the indirect causes of contact dermatitis. Based on epidemiological data in Indonesia in 2017, 97% of 389 cases of skin diseases were contact dermatitis. Of these, 66.3% were irritant contact dermatitis and 33.7% were allergic contact dermatitis. In 2018, the national prevalence of dermatitis in Indonesia was 6.8%. Dermatitis ranked 17th at the Minggir Community Health Center for outpatient patients from January to February 2023. This research was conducted from June 25 to June 19, 2023. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between personal hygiene patterns and dermatitis among horticultural farmers in Sendangagung Village, Minggir Sub-district. Method: This quantitative research used an analytical observational study with a Cross-Sectional Study approach and employed Total Sampling with 61 samples. Instruments used included a questionnaire on personal hygiene patterns, a questionnaire on contact dermatitis, and observation of contact dermatitis. Results: Most respondents did not use personal protective equipment (PPE), amounting to 13 individuals (21.3%), and all horticultural farmers who used PPE did not use it properly, totaling 48 individuals (78.7%). Respondents with poor personal hygiene patterns were very few, totaling 8 individuals (13.1%). A small number of respondents experienced contact dermatitis, totaling 19 individuals (31.1%). Bivariate analysis using Fisher's exact test yielded a p-value of 0.001 (p-value < 0.05), indicating a significant relationship between personal hygiene patterns and the occurrence of dermatitis among horticultural farmers. Conclusions: There is a significant relationship between personal hygiene patterns and the occurrence of dermatitis among horticultural farmers in Sendangagung Village, Minggir Sub-district.