Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN PEMUDA DI ERA GLOBALISASI Yudhaswara Januarharyono
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi Vol. 13 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH MAGISTER ILMU ADMINISTRASI - JIMIA
Publisher : Universitas Nurtanio Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dilihat dari perilaku, tingkah laku pemuda sekarang sudah mulai terlihat apatis, artinya perilaku tidak peduli terhadap suatu kesosialisasian masyarakat, padahal hal tersebut sangat diperlukan untuk meneruskan kehidupan bermasyarakat sekarang ini. Pemuda terlihat bertindak sesuka hati, artinya tidak peduli kejadian apa yang sedang terjadi dan tidak banyak mendengar apa kata orang asalkan menurutnya baik terus dilakukannya. Golongan pemuda terhadap masyarakat sekarang ini, tidak mendengarkan apa kata orangtua terdahulu, padahal orang terdahulu sangat memerlukan adanya keaktifan, kepedulian, dan kreatifitas dari pemuda sekarang agar mampu terus berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat memimpinnya jika suatu saat orang terdahulu kita sudah tidak ada. Menganut kebebasan pemuda, mengakibatkan pemuda melakukan tindakan anarkis, moral pemuda menjadi rusak oleh karena itu rasa cinta terhadap budaya atau kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dimasyarakat akan tidak ada artinya sama sekali jika hal tersebut terjadi. Adanya perkembangan zaman yang disertai dengan teknologi ini, kita harus semakin semangat untuk mempertahankan budaya yang telah ada. Dengan adanya jiwa kepedulian dan cinta terhadap lingkungan sendiri hal buruk akan jauh dari kita karena kepedulian memunculkan rasa kebersamaan yang kokoh dan tidak dapat tergoyahkan. Era globalisasi merupakan proses mendunia, dimana untuk menjangkau segala urusan yang mencakup perkembangan zaman yaitu modernisasi sudah semakin meningkat. Baik dalm perkembangan keilmuan, pengetahuan serta dukungan teknologi untuk mencapai proses perkembangan budaya manusia, dengan adanya transportasi dan komunikasi yang menyebabkan manusia fokus terhadap segala kecanggihan teknologi. Dahsyatnya arus informasi akibat kemajuan teknologi informasi ini ternyata tidak dapat di bendung oleh pembatas yang dibangun untuk mencegah masuknya pengaruh dari luar.Kata Kunci : Pemuda, Era Globalisasi
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA RUMAH ADAT DI KABUPATEN BANDUNG Haryono Sudriamunawar; Yudhaswara Januarharyono; Resty Fauziyah; Meisye Yova Ningsih
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi Vol. 14 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH MAGISTER ILMU ADMINISTRASI - JIMIA
Publisher : Universitas Nurtanio Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa sekarang dalam perkembangannya suatu wilayah lebih mengedepankan aspek-aspek modern dalam pengembangannya, sehingga bangunan maupun kawasan di suatu wilayah yang mengandung nilai sejarah dan budaya terekspansi akan perkembangan tersebut. Bangunan maupun kawasan Cagar Budaya tersebut terus tergerus eksistensinya dalam perkembangan suatu kota atau wilayah. Bahkan beberapa bangunan tua dibiarkan begitu saja tanpa ada perlindungan dan perawatan. Padahal salah satu tolak ukur tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari peninggalan Cagar Budayanya. Cagar Budaya biasanya merupakan benda, tempat, kawasan dan struktur yang dihasilkan oleh sekelompok orang atau komunitas yang menyangkut hasil karya budaya sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu pemajuan kebudayaan harus dilakukan untuk kontribusi Indonesia dalam peradaban dunia, sehingga proses modernisasi tidak menjadi halangan dalam pemajuan kebudayaan tetapi semestinya dengan proses modernisasi yang tidak meninggalkan nilai sejarah dan budaya pada suatu tempat itu akan menciptakan nilai tambah yaitu antara aspek sejarah serta budaya dan perkembangan zaman yang saling beriringan. Selain itu mempertahankan nilai sejarah dan budaya pada suatu tempat atau bisa disebut Cagar Budaya dapat berdampak terhadap aspek ekonomi suatu daerah dengan menjaga dan melestarikan kawasan Cagar Budaya tersebut dengan salah satu cara menjadikan kawasan wisata edukasi dan budaya.Salah satu yang dapat dilakukan dalam melestarikan Cagar Budaya yaitu melakukan pengembangan terhadap wisata Rumah Adat. Begitu pula yang dapat dilakukan di Kabupaten Bandung, dengan kehadiran beberapa Rumah Adat di Kabupaten Bandung, maka hal tersebut dapat berpotensi terhadap pengembangan di sektor wisata juga sebagai upaya dalam melestarikan Cagar Budaya di Kabupaten Bandung. Kata kunci : Cagar Budaya, Rumah Adat, Pengembangan 
IMPLEMENTASI PROGRAM BEBAS SAMPAH (ZERO WASTE) DI KABUPATEN BANDUNG Mulyana, Asep; Januarharyono, Yudhaswara; Sopandi, Encep
Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Medan Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Manajemen dan Akuntansi Medan
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/jumansi.v7i1.5601

Abstract

Abstract The waste problem that generally occurs in the environment around us is a lack of understanding of the importance of disposing of waste where it should be, at several points in the Bandung Regency area is one of the areas where monitoring is not optimal so that it has an impact on various aspects both health, social, culture and others. This writing aims to analyze the waste-free program, find out the factors that hinder the waste-free program and find out the efforts made to overcome the obstacles that occur The results of the study show that the waste clean education corner program has carried out its duties, responsibilities and authorities well, this can be seen from the dimensions of Implementation, 1) Communication, communication established between related human resources 2) Resources, available facilities in zero waste program activities (Zero Waste) 3) Disposition, implementing personnel must be people who have high loyalty 4) Bureaucratic structure, the bureaucracy as the implementer of a policy must support policies that have been decided politically with good coordination. Keywords: Implementation, Zero Waste,
IMPLEMENTASI PROGRAM BEBAS SAMPAH (ZERO WASTE) DI KABUPATEN BANDUNG Mulyana, Asep; Januarharyono, Yudhaswara; Sopandi, Encep
Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Medan Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Manajemen dan Akuntansi Medan Januari 2025
Publisher : Yayasan Cita Cendikiawan Al Kharizmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/jumansi.v7i1.5601

Abstract

Abstract The waste problem that generally occurs in the environment around us is a lack of understanding of the importance of disposing of waste where it should be, at several points in the Bandung Regency area is one of the areas where monitoring is not optimal so that it has an impact on various aspects both health, social, culture and others. This writing aims to analyze the waste-free program, find out the factors that hinder the waste-free program and find out the efforts made to overcome the obstacles that occur The results of the study show that the waste clean education corner program has carried out its duties, responsibilities and authorities well, this can be seen from the dimensions of Implementation, 1) Communication, communication established between related human resources 2) Resources, available facilities in zero waste program activities (Zero Waste) 3) Disposition, implementing personnel must be people who have high loyalty 4) Bureaucratic structure, the bureaucracy as the implementer of a policy must support policies that have been decided politically with good coordination. Keywords: Implementation, Zero Waste,