Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KORELASI LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI Fitri Suciana; Nur Wulan Agustina; Mifta Zakiatul
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v9i2.595

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Lama menderita hipertensi akan menyebabkan beberapa komplikasi seperti gagal jantung, gagal ginjal, stroke. Namun selain menimbulkan masalah fisik, hipertensi juga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adakah korelasi antara lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan penderita hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripsi analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 56 responden. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner HARS yang dianalisis dengan menggunakan uji kendall tau. Hasilnya adalah sebagian besar dengan hipertensi sedang dengan TD 160-180 mmHg sebanyak 28 responden , lama menderita hipertensi > 11 tahun sebanyak 24 responden, tingkat kecemasan penderita dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 31 responden. Nilai kendall’s tau antara lama menderita hipertensi dan tingkat kecemasan diketahui sebesar 0,417 dengan nilai signifikan 0,000 (< 0,05). Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan antara lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan.
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS Setianingsih Setianingsih; Tri Rahayuningsih; Nur Wulan Agustina
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 9, No 3 (2020): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v9i3.623

Abstract

ABSTRAK Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis seringkali mengalami depresi, akibat perasaan sedih memikirkan penyakit yang diderita yang tidak kunjung sembuh, adanya efek samping dari terapi hemodialisis, dan memikirkan banyaknya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan. Salah satu terapi untuk mengatsi perasaan depresi pada pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisa dapat diberikan   Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dalam menurunkan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain pre experiment. Jumlah sampel penelitian sebanyak 10 pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Alat pengumpulan data menggunakan Beck Depression Inventory (BDI).  Intervensi berupa Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) diberikan kepada semua responden. Yang kemudian dibandingkan tingkat depresi pre dan post terapi SEFT. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Paired t-test. Hasil penelitian diperoleh: (1) Usia pasien sebagian besar berusia antara 45-58 tahun (70%), dan termasuk usia pertengahan memasuki periode lanjut usia; (2) Berdasarkan jenis kelamin, hampir seluruhnya adalah laki-laki (90%); (3) Tingkat pendidikan pasien sebagian besar lulus SLTA sederajat (30%) dan lulus perguruan tinggi (30%); 94) Jenis pekerjaan pasien sebagian besar adalah buruh (40%), PNS/pensiunan (20%), dan tidak bekerja (20%); 95) Seluruh pasien menjalani hemodialisis dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun (100%). Hasil uji Paired T-test antara skor pre test dan post test diperoleh angka p value = 0,001 < 0,05 yang  menunjukan ada pengaruh signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi SEFT dapat menurunkan tingkat tingkat deperesi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. Kata kunci : Gagal ginjal, Hemodialisis, Depresi, terapi SEFT
Pengaruh Terapi Okupasi Membatik terhadap Penurunan Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizofrenia Nur Wulan Agustina; Sri Handayani; Endang Sawitri; Muhamad Ilham Nurhidayat
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.4.2021.843-852

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan yang mempengaruhi pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku seseorang. Sebanyak 90% pasien skizofrenia mengalami halusinasi. Banyaknya angka kejadian halusinasi maka perlu adanya penatalaksanaan nonfarmakologi seperti terapi okupasi. Terapi okupasi membatik dipilih karena memberikan yang baik yaitu menenangkan dan meningkatkan rasa percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi okupasi membatik terhadap penurunan halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Jenis penelitian ini adalah quasy experimental dengan desain one-group pre-post test with control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Besar sampel sebanyak 20 responden yaitu 10 intervensi dan 10 kontrol.  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Auditory Hallucinations Rating Scale (AHRS). Uji statistik menggunakan paired t-test dan Mann Withney. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan halusinasi pendengaran antara nilai pretest dan posttest pada pasien skizofrenia kelompok intervensi maupun control di Ruang Flamboyan RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah ditunjukkan dengan hasil p value 0,000 (p < 0,05). Rerata penurunan halusinasi pendengaran pada kelompok intervensi lebih tinggi dibanding pada kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pelaksanaan terapi okupasi membatik terhadap perubahan halusinasi pendengaran pada pasien Skizofrenia dengan hasil p value 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan adanya pengaruh terapi okupasi membatik terhadap penurunan halusinasi pendengaran pasien skizofrenia di Ruang Flamboyan RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
Pengetahuan Penatalaksanaan Dismenore Remaja Putri Chori Elsera; Nur Wulan Agustina; Sri Sat Titi Hamranani; Anisa Nur Aini
INVOLUSI: Jurnal Ilmu Kebidanan Vol 12 No 2 (2022): Vol 12, No 2 (Juni 2022)
Publisher : Stikes Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea is pain during menstruation in the lower abdomen that radiates to the waist which can be accompanied by headaches that last until menstruation ends, which is characterized by emotional changes, difficulty sleeping, disturbed activities and difficulty concentrating. Based on data from the Profile of the Central Java Provincial Health Office in 2017, the number of young women aged 10-19 years was 2,899,120 people. Meanwhile, those experiencing dysmenorrhea reached 1,465,876 people. The purpose of this study was to determine the characteristics of the respondents and to describe the knowledge of young women in overcoming dysmenorrhea. This research design is a quantitative descriptive study. This study was conducted to describe the knowledge of adolescent girls in overcoming dysmenorrhea. The sampling technique in this research is purposive sampling. The sample in this study was 98 young women. The instrument used in this research is a questionnaire and analyzed using unvariate analysis. The results of the study of Knowledge of Adolescent girls in overcoming dysmenorrhea at SMP N 4 Klaten obtained the average age of 14 years ± SD (.44907), Knowledge of how to overcome dysmenorrhea was good as many as 77 (78.6%) students, Enough 17 students (17.3 %), Less 4 students (4.1%). The implication of this research is that knowledge on how to overcome dysmenorrhea needs to be socialized from an early age so that the problem of dysmenorrhea can be addressed immediately.
Bijaksana dalam Penggunaan Gadget : Sekolah Orangtua dan Pendampingan Siswa Nur Wulan Agustina; Agus Murtana; Sri Handayani
Humanism: Journal of Community Empowerment (HJCE) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Humanism: Journal of Community Empowerment (HJCE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hjce.v1i1.457

Abstract

Di era digital ini gadget telah banyak digunakan oleh anak-anak. Gadget menjadi salah satu media pemenuhan kebutuhan hiburan. Penggunaan gadget yang tidak sesuai kebutuhan akan menimbulkan dampak negative pada anak. Peran orangtua sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya dampak negative dari penggunaan gadget pada anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu orangtua dan anak bijak dalam menggunakan gadget. Kegiatan ini berupa sekolah orangtua dan pendampingan pada siswa.  Sasaran dalam kegiatan ini adalah  orangtua dan siswa MI Muhammadiyah Gading I wilayah Klaten Utara Jawa Tengah, sebanyak 60 orang yang terdiri dari orangtua dan siswa. Kegiatan dilakukan dengan 3 tahap, tahap pertama yaitu survey mencari masalah dan menemukan solusi. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan yang dilakukan secara daring dan terakhir adalah tahap evaluasi tentang keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan. Hasil menunjukkan kegiatan berjalan dengan lancar, peserta aktif bertanya dan menanggapi pemateri serta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Orangtua dan siswa antusias dalam menyusun kesepakatan dalam penggunaan gadget, dan orangtua dan siswa paham tentang dampak positif dan negative dari penggunaan gadget. Melihat hasil yang ada dapat disimpulkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini efektif membantu orangtua dan siswa bijaksana dalam penggunaan gadget.
CEMARAN BORAKS PADA CILOK YANG DIJUAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR Sri Handayani; Nur Wulan Agustina
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v4i2.2321

Abstract

Makanan jajanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.Makanan jajanan mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak sekolah apabila disajikandalam kondisi higienis. makanan jajanan yang tedapat cemaran biologis maupun kimiawi dapatmenimbulkan keracunan, gangguan kesehatan bahkan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab KLBkeracunan pangan di Indonesia berasal dari masakan rumah tangga (27,38%), pangan jasa boga(16,67%), pangan olahan (14,38%), pangan jajanan (16,67%) dan tidak diketahui sumber penyebabnya(4,17%). Kondisi tersebut apabila tidak diatasi dapat membahayakan anak sekolah. Tujuan penelitianini adalah melakukan identifikasi cemaran boraks pada cilok serta melakukan analisis faktor yangmempengaruhi. Sampling dilakukan secara purpusive sampling dengan sampel sebanyak 20. Metodepengumpulan data dengan wawancara pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui cemaranboraks. Pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode nyala api. Data yang diperolehdianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20% sampel yang positifmengandung boraks. Lama simpan cilok berkisar antara 1-3 hari.
Nutritional Status of Toddlers in Klaten: A Case Report Fitriana Noor Khayati; Fitri Suciana; Nur Wulan Agustina; Dinda Risky Tiara
Urecol Journal. Part G: Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 1 (2021): January - June
Publisher : Konsorsium LPPM Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.114 KB) | DOI: 10.53017/ujmr.16

Abstract

Background: Good nutritional status is very important for infant growth. A good nutritional status will support growth, development, energy production, body defense, brain structure and function. Nutritional problems suffered by babies can have serious consequences for their health and their future. Poor nutrition can cause the baby to be prone to disease and stunted body tissue growth. Objective: To understand the characteristics of the respondents and to know the description of the nutritional status of children under five in the village of Sidorejo, Kemalang, Klaten. Methods: Design This study is a quantitative descriptive study. This research was conducted to determine the description of the nutritional status of children under five in the village of Sidorejo, Kemalang. The sampling technique in this study was total sampling. The sample in this study was 31 toddlers. The instrument used in this study was a demographic data questionnaire that was filled out via google form. Results: The characteristics of toddlers who were respondents in this study were at least 0 months and a maximum age of 52 months with an average age of 17.45 months and more of the toddlers who were female with a percentage of 54.8%. The results of this study were the nutritional status of children under the category of good nutrition, which was 61.3% compared to children who had less nutrition with a percentage of 19.4%, malnutrition with a percentage of 12.9%, and over nutrition with a percentage of 6,5%.
ASI dan Status Gizi Chori Elsera; Esri Rusminingsih; Ratna Agustiningrum; Nur Wulan Agustina; Dwi Miyono
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.005 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pertumbuhan dan perkembangan bayi dipengaruhioleh jumlah asupan nutrisi. Sumber nutrisi utama pada bayi usia 0-6bulan adalah ASI. Pada usia tersebut, bayi belum direkomendasikanuntuk mendapat makanan tambahan selain ASI, yang disebabkanoleh belum siap sistem pencernaan tubuh bayi. ASI adalah makananterbaik untuk bayi. Cakupan pemberian ASI di walayah kerjaPuskesmas Klaten Utara adalah 65% pada tahun 2016, dengan total323 bayi usia 0-6 bulan. Tujuan: Diketahui adakah hubunganpemberian ASI dengan status gizi bayi usia 0-6 bulan. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik denganpendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian inisejumlah 48 bayi usia 0-6 bulan. Teknik pengambilan sampel dengannonprobability yaitu cluster sampling. Analisa data menggunakanSpearman Rho. Hasil: Karakteristik responden yaitu rata-rata usia3,33 bulan, jenis kelamin bayi Sebagian besar adalah laki-lakidengan BB rata rata 4,52 kg. Pemberian ASI sebanyak 93,8% atausejumlah 45 responden dan status gizi bayi Sebagian besar baiksebanyak 89,6% (sejumlah 43 bayi). Menunjukkan bahwa adahubungan antara pemberian ASI dengan status gizi pada bayi usia 0-6 bulan.
Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Penularan HIV-AIDS Fitri Suciana; Nur Wulan Agustina; Siti Aisah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh system kekebalan atibuh yang secara bertahap menyerang sel darah putih atau limfosit dalam tubuh manusia. Angka kejadian di propinsi Jawa Tengah pada bulan Juli – September 2020 sebanyak 1.314 kasus, dan di kabupaten Klaten pada tahun 2020 sebanyak 134 kasus. Tingginya angka kejadian HIV/AIDS pada remaja disebabkan oleh karena minimnya informasi, pemahaman dan kesadaran terhadap masalah HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh edukasi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimen one group pretest post test, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 33 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan liflet dan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan hasil penelitian menunjukkan peningkatan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku setelah diberikan edukasi dengan nilai P Value 0,000 yang berarti ada pengaruh pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku remaja sebelum dilakukan dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan penularan HIV/AIDS.
Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan 5 Moment sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial Masa Pandemi Covid-19 Sri Handayani; Burhanuddin Nur Susanto; Nur Wulan Agustina; Ratna Agustiningrum
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.408 KB)

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan permasalahan kesehatan yang dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pasien yang dirawat di rumah sakit. Salah satu tahap yang efektif dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah melalui kebersihan tangan. Perawat sebagai petugas medis harus senantiasa melakukan upaya pencegahan salah satunya dengan cuci tangan dalam 5 moment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam cuci tangan 5 moment sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden. Uji statistik menggunakan regresi logistik berganda. Hasil penelitian diperoleh data masih ditemukan 33,6% perawat yang tidak patuh cuci tangan dalam 5 moment. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam cuci tangan 5 moment adalah usia, jenis, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang  kewaspadaan standar cuci tangan.