Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS Setianingsih Setianingsih; Tri Rahayuningsih; Nur Wulan Agustina
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 9, No 3 (2020): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v9i3.623

Abstract

ABSTRAK Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis seringkali mengalami depresi, akibat perasaan sedih memikirkan penyakit yang diderita yang tidak kunjung sembuh, adanya efek samping dari terapi hemodialisis, dan memikirkan banyaknya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan. Salah satu terapi untuk mengatsi perasaan depresi pada pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisa dapat diberikan   Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dalam menurunkan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain pre experiment. Jumlah sampel penelitian sebanyak 10 pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Alat pengumpulan data menggunakan Beck Depression Inventory (BDI).  Intervensi berupa Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) diberikan kepada semua responden. Yang kemudian dibandingkan tingkat depresi pre dan post terapi SEFT. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Paired t-test. Hasil penelitian diperoleh: (1) Usia pasien sebagian besar berusia antara 45-58 tahun (70%), dan termasuk usia pertengahan memasuki periode lanjut usia; (2) Berdasarkan jenis kelamin, hampir seluruhnya adalah laki-laki (90%); (3) Tingkat pendidikan pasien sebagian besar lulus SLTA sederajat (30%) dan lulus perguruan tinggi (30%); 94) Jenis pekerjaan pasien sebagian besar adalah buruh (40%), PNS/pensiunan (20%), dan tidak bekerja (20%); 95) Seluruh pasien menjalani hemodialisis dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun (100%). Hasil uji Paired T-test antara skor pre test dan post test diperoleh angka p value = 0,001 < 0,05 yang  menunjukan ada pengaruh signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi SEFT dapat menurunkan tingkat tingkat deperesi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. Kata kunci : Gagal ginjal, Hemodialisis, Depresi, terapi SEFT
Zinc deficiency and school-age children’s memories . Setianingsih; Djaswadi Dasuki; Indria Laksmi Gamayanti
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 46, No 03 (2014)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.861 KB) | DOI: 10.19106/JMedScie004603201403

Abstract

Zinc deficiency is associated with cognitive and motor delay in children. Moreover, it is associatedwith deficits in activity and attention in nutritional deficiency children. This study was conductedto evaluate the correlation between zinc deficiency with memory of children. A cross sectionalstudy design was employed from June 1st to 30th, 2013 among school-age children in KlatenDistrict, Central Java who met inclusion and exclusion criteria. Sixty five eligible children wereassessed their health, socio-economic and nutritional status. Hemoglobin levels were measuredby the standart cyanoblue method. Plasma zinc levels were analyzed with flame atomic absorptionspectrophotometry (AAS). Short-term memory (STM) was measured using the instrument WechslerIntellegence Scale for Children (WISC0 subtest Digit Span Memory Test and long term memory(LTM) was assessed using the recall of narrative. Independent t-test was used to compare theSTM or LTM between groups of each independent factors. Linear regression analysis was usedto determine the independent factors associated with the STM or LTM. The STM scores of thechildren with zinc deficiency (6.1 ± 1.3) was significantly higher than those with normal zinclevel (10.7 ± 3.1) [p=0.0004; 95%CI= -6.98 – (-2.14)]. However, the LTM for both group ofthe children were not significantly different (p=0.658; 95%CI= -3.16 – 2.01). A significantcorrelations between zinc levels, hemoglobin level and socio-economic status with the STM scoreswere observed (p<0.05), whereas nutritional status was not (p>0.05). In contrast, no significantcorrelations between zinc levels, hemoglobin levels, socio-economic status, nutritional status andthe LTM scores was observed in the school age children (p>0.05). In conclusion, zinc deficiency isassociated with STM loss in the school age children, however it is not associated with LTM loss.Moreover, hemoglobin level and socio-economic status are found to be independent factors forSTM loss, however they are not independent factors for LTM loss.
Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi Klaten Retno Yuli Hastuti; Setianingsih Setianingsih
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 1 (2016): Mei 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.68 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.1.2016.7-12

Abstract

Latar belakang : RSJD Dr.RM.Soedjarwadi Klaten mempunyai klien skizofrenia yang dirawat dengan risiko perilaku kekerasan dan halusinasi: 43,48%. Hasil penelitian sebelumnya CBT cukup efektif dalam menurunkan tanda gejala perilaku kekerasan dan halusinasi pada klien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh CBT terhadap perubahan gejala dan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor klien dengan perilaku kekerasan dan halusinasi yang dirawat di ruang rawat inap RSJD Dr.RM.Soedjarwadi Klaten. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group dengan jumlah sample 56 responden yang terbagi 28 kelompok intervensi dan 28 kelompok kontrol. Analisa data menggunakan dependen dan independent t test. Hasil penelitian ini menemukan penurunan gejala perilaku kekerasan dan halusinasi yang lebih besar untuk klien yang mendapatkan daripada yang tidak mendapatkan CBT (pvalue <0,05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang menerima CBT meningkat secara signifikan (p nilai <0,05) Hasil penelitian ini klien penurunan gejala PK 48% pengurangan gejala halusinasi 47% dari penelitian ini juga meningkatkan kemampuan kognitif, klien perilaku kekerasan afektif dan perilaku dan halusinasi dengan hasil tertinggi hingga 57%. CBT direkomendasikan sebagai klien keperawatan perilaku kekerasan terapi dan halusinasi di RSJD Dr RM.Soedjarwadi Klaten. 
Low Socio Economic Status Risk Improving Attention Deficit and Hiperactivity Disorder in Preschoolers Setianingsih Setianingsih; Rachmawati Novi; Juniarsih Juniarsih
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 1 No. 2 (2018): November 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.265 KB) | DOI: 10.32584/jika.v1i2.110

Abstract

Socioeconomic status of person has an important role to child development. Social economy can affect physical health, mental wellbeing and cognitive development. One of the growing disorders of attention disorder and hyperactivity disorder was characterized by hyperactive, impulsive and lack of attention. The purpose of this study to determine the relationship of socioeconomic status of parents at risk of attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) to preschoolers in Klaten District. This study uses categorical comparative design with cross sectional approach. Respondents of this study were 84, that divided into two places, there were ABA TK Lor Sabrang Trucuk and TKIT Mutiara Hati so that every kindergarten 42 respondents obtained by purposive sampling. Data was collection by filling the instrument. Bivariate  analysis using test Chi Square. The results showed the average age of respondents were 5.25 years. The sex of the respondents is mostly male as many as 47 children or 56.0%. Test results Chi square show there is a relationship of socio-economic status of parents with ADHD (p = 0.036) and there is a different between low socioeconomic status and high that lower socioeconomic status is a risk of ADHD (25,6%) compared with high socioeconomic status (6,7%). There is a negative relationship between socioeconomic status and the risk of attention deficit and hyperactivity disorder in pre-school age children. 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Daerah Operasi Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea S Setianingsih; Saifudin Zukhri; Nunik Indriani
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.739 KB)

Abstract

Infeksi Daerah Operasi (IDO) dapat memberikan dampaknegatif berupa reheacting, memperpanjang lama rawat pasien,peningkatan biaya rumah sakit, menurunkan mutu rumah sakit dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian Infeksi daerah operasi pada pasien post operasi sectio caesarea di Rumah SakitUmum Islam Klaten. Jenis penelitian ini adalah observasionaldengan desain case control. Sampel penelitian ini adalah 194 (97kasus dan 97 kontrol) pasien yang menjalani sectio caesarea (SC) diRumah Sakit Umum islam Klaten pada bulan Januari 2017 sampaidengan November 2019. Uji statistik menggunakan regresi logistikberganda. Hasil penelitian diperoleh faktor intrinsik yangberhubungan dengan kejadian infeksi daerah operasi adalahperdarahan (p= 0,000) dan anemia (p= 0,000) sedangkan yang tidakberhubungan dengan infeksi daerah operasi adalah umur (p= 0,973),usia kehamilan (p= 0,504), gravida (p= 0,856), tingkat pendidikan(p= 0,159), KPD (p= 0,278), suhu tubuh (p= 0,748), diabetes melitus(p= 0,471). Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan kejadianinfeksi daerah operasi adalah lama hari rawat (p= 0,025), ASAScore (p= 0,042), sifat operasi (p= 0,004) dan lama operasi (p=0,000) sedangkan yang tidak berhubungan dengan infeksi daerahoperasi adalah antibiotik profilaksis (p= 0,174) (α = 0,05).Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang paling dominanmempengaruhi infeksi daerah operasi adalah anemia dengan hasilp= 0,000 (α; 0,05) dan OR 12,591 artinya ibu yang mengalamianemia beresiko sebesar 12,591 kali mengalami kejadian infeksidaerah operasi.
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DAPAT MENINGKATAN RESIKO GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS S. Setianingsih
Gaster Vol 16 No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.017 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v16i2.297

Abstract

Kecanduan Gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena produksi hormon dopamine yang berlebihan menganggu kematangan fungsi prefrontal korteks yaitu mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Kecanduan gadget dapat menimbulkan gangguan pemusat perhatian dan hiperaktivitas. Tujuan penelitian mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia pra sekolah di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian semua anak di TK ABA yang berjumlah 135. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling  berjumlah 101 responden dengan pengujian hipotesis menggunakan tehnik uji chi square. Hasil penelitian terdapat 81,1% anak menggunakan gadget < 2 jam perhari dan 82,2% anak normal dan tidak memeiliki resiko GPPH . Nilai signifikansi adalah p=0,000 sehingga p < α (α = 0,05). Kesimpulan ada hubungan penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia pra sekolah di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor.  
Faktor Resiko terjadinya Stunting pada Baduta Setianingsih Setianingsih; Rizka Kurniasari; Sri Suyani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.935 KB)

Abstract

Stunting pada anak merupakan kondisi gagal pertumbuhan baik tubuh maupun otak yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Peluang stunting pada anak dapat terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Anak pada usia dua tahun pertama kehidupan disebut dengan baduta terjadi perkembangan fisik, emosi dan komunikasi. Stunting berbahaya jika terjadi pada baduta karena berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, kanker, diabetes, dan terjadi obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya stunting pada baduta (12-24 bulan) di Desa Krakitan Bayat. Jenis penelitian analitik dengan metode non-eksperimen dan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah perolehan sampel sebanyak 117 balita.  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukur tinggi badan. Uji statistik menggunakan chi square dan multivariate menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baduta di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten adalah sebesar 44,4% baduta telah diberikan ASI eksklusif dan memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting (p value 0,046), berat badan lahir memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting (p value 0,037), pemberian imunisasi memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting (p value 0,033) dan pendapatan orang tua memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting (p value 0,001). Sedangkan pendidikan orangtua tidak memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting (p value 0,244). Pemberian imunisasi menjadi faktor yang paling mempengaruhi kejadian stunting dengan hasil analisis OR (odds ratio) 4,091 kali. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir, pemberian imunisasi, dan pendapatan orang tua memiliki hubungan dengan faktor kejadian resiko stunting.
PERILAKU PERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PUSKESMAS KLATEN TENGAH: STUDI FENOMENOLOGI Istianna Nurhidayati; Setianingsih Setianingsih
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4 No 1 (2017): JANUARY 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v4i1.73

Abstract

Millenium Development Goals (MDGs) ke empat bertujuan untuk mengurangi angka kematian bayi di dunia  hingga pada angka 23 per 1000 kelahiran hidup. Kematian pada bayi dan neonatus ini disebabkan oleh kelahiran preterm dimana sebagian besar bayi preterm merupakan bayi berat lahir rendah (BBLR). WHO (2014) mencatat 62% kematian bayi disebabkan lahir prematur. Di Indonesia tercatat kematian neonatus akibat preterm sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup (WHO,2014). Di Kabupaten Klaten angka kematian bayi tercatat 8,5 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Kab.Klaten, 2013). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran perasaan, perilaku, dukungan dan hambatan serta harapan ibu selama melakukan perawatan BBLR di rumah  wilayah kerja Puskesmas Klaten Tengah. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Tehnik pengambilan sampel  menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam (in depth interview) serta menggunakan catatan lapangan (field note). Analisis Colaizzi yang dilakukan memperoleh  enam tema penelitian yaitu kecemasan ibu pada keadaan bayi, perawatan khusus BBLR, dukungan saat merawat BBLR, Hambatan perawatan BBLR, kebahagiaan merawat BBLR dan harapan ibu dengan BBLR. Direkomendasikan perawat perkesmas melakukan pembinaan dan asuhan keperawatan keluarga risiko tinggi BBLR untuk memandirikan keluarga dalam merawat BBLR dan asuhan aggregat ibu hamil berisiko
Fungsi Kognitif Yang Optimal Akan Meningkatkan Kemandirian Pada Lansia Setianingsih Wibawa; Enny Purwaningsih; Sri Hastutin
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5 No 1 (2018): JANUARY 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v5i1.169

Abstract

Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa mudah lupa yang dapat berlanjut menjadi gangguan kognitif ringan sampai ke demensia dan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian lansia di Poliklinik Geriatri RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, jumlah perolehan sampel sebanyak 73 pasien lansia yang berkunjung di Poliklinik Geriatri RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden adalah rata-rata berumur 73,07 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (60,3%), berpendidikan SMP (43,8%) dan tidak bekerja (74,0%). Fungsi kognitif pada lansia adalah kognitif normal (84,9%), tingkat kemandirian lansia sebagian besar mengalami ketergantungan (63,0%) dan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,038 (α : 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian lansia di Poliklinik Geriatri RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan p value 0,038 (p < 0,05). Hasil ini berarti semakin baik fungsi kognitif, tingkat kemandiriannya semakin tinggi. Masyarakat diupayakan meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan cara memberikan dukungan kepada lansia agar aktif dalam kegiatan lansia misalnya posyandu lansia sehingga dapat lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
Pengaruh Zumba Gold Dan Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Dukuh Pandes Desa Pandes Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten Setianingsih Setianingsih; Afiya Nurrahma Deanti; Nur Wulan Agustina
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6 No 1 (2019): JANUARY 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v6i1.292

Abstract

Proses degeneratif pada lansia menyebabkan terjadinya penurunan kondisi, salah satu dampaknya yaitu perubahan kualitas tidur lansia. Dampak lebih lanjut menyebabkan menurunnya kemandirian lansia yang akan berujung pada penurunan kualitas hidup lansia, untuk itu perlu adanya upaya yang efektif untuk mempertahankan kualitas tidur pada lansia. Upaya tersebut diantaranya zumba gold dan rendam kaki dengan air hangat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh zumba gold dan rendam kaki dengan air hangat terhadap kualitas tidur lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimen. Populasi penelitian ini adalah lansia yang tinggal di dukuh Pandes. Responden penelitian sebanyak 40 responden yang diperoleh dengan teknik Consecutive Sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner PSQI. Analisa data bivariat menggunakan uji Paired t-test dan Independent T-test. Hasil uji Paired T-test diperoleh p value = 0,000 < 0,05 untuk kedua intervensi dan hasil uji Independent T-test diperoleh p value = 0,0678 untuk kedua intervensi yang berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kedua intervensi. Kesimpulannya zumba gold dan rendam kaki dengan air hangat mampu meningkatkan kualitas tidur pada lansia, serta tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kedua intervensi tersebut di dukuh Pandes, desa Pandes, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten.