Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena penggunaan bahasa daerah oleh peserta didik kelas rendah sekolah dasar. Penggunaan bahasa daerah ini selalu dikaitkan dengan bentuk pelestarian identitas budaya suatu etnik. Studi ini bertujuan mendeskripsikan wujud praktik pendidikan bilingual dan kecenderungan penggunaan bahasa, bentuk bahasa bermuatan kearifan lokal, dan keefektifan pembelajaran membaca dan menulis permulaan bahasa Indonesia berpendekatan pendidikan bilingual dan etnopedagogi. Penelitian ini menggunakan mixed approach yakni pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data berupa 1) kata, frasa, dan kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Dawan serta kecenderungan penggunaan bahasa, 2) kata, frasa, kalimat yang menunjukkan kearifan lokal suku Dawan dan kata, frasa, kalimat dalam pembelajaran yang bermuatan kearifan lokal suku Dawan, serta 3) tingkat keefektifan pembelajaran dengan pendekatan bilingual dan etnopedagofi yang meliputi presentase pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, presentase respon peserta didik, presentase aktivitas belajar, dan rata-rata hasil belajar peserta didik. Data ini bersumber dari pendidik dan peserta didik di SD Negeri Lanaus, serta tokoh adat. Teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran di SD Negeri Lanaus, tampak adanya praktik pendidikan bilingual yang ditunjukan dari penggunaan bahasa pendidik maupun peserta didik di awal, pertengahan, dan akhir pembelajaran. Bahasa yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah bahasa Indonesia dan bahasa Dawan. Dalam proses pembelajaran tersebut, baik pendidik maupun peserta didik lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Dawan. Presentase penggunaan bahasa Indonesia adalah 71% sedangkan bahasa Dawan 29%. Selain itu, dalam pembelajaran tampak adanya integrasi kearifan lokal masyarakat Dawan yang menggambarkan implementasi pendekatan etnopedagogi. Praktik pendidikan bilingual dan etnopedagogi ini dinilai efektif karena presentase pengelolaan pelaksanaan pembelajaran 77% yang tergolong dalam kategori baik, presentase respon peserta didik 100% yang tergolong dalam kategori sangat baik, presentase aktivitas belajar 75% yang tergolong dalam kategori baik, dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 77,17 yang tergolong dalam kategori baik dan tuntas.