Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PASEMON: WUJUD KEELEGANAN TUTURAN DIREKTIF MASYARAKAT JAWA Rahadini, Astiana Ajeng
MIMESIS Vol 1, No 1 (2020): JANUARI 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mms.v1i1.1641

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang 1) wujud pasemon yang menyatakan direktif; 2) makna pasemon; 3) sisi keeleganan dalam pasemon direktif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini yaitu pasemon yang digunakan di lingkungan masyarakat Jawa khususnya di wilayah Surakarta terutama untuk pasemon yang digunakan untuk meminta dan menyuruh (direktif). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan studi pustaka. Uji validitas data menggunakan uji triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dan data hasil studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan dalam metode padan. Hasil analisis menunjukkan bahwa wujud pasemon direktif berupa tindakan dan ucapan. Sisi keeleganan terdapat pada ungkapan meminta dan memerintah yang dilakukan secara tidak langsung sehingga membuat mitra tutur tetap merasa dihormati.  
THE CULTURAL SIGNIFICANCE AND ISLAMIC VALUES OF GUGON TUHON Kurwidaria, Favorita; Rahadini, Astiana Ajeng; Purnama, SF. Lukfianka Sanjaya; Setyawan, Bagus Wahyu
El-HARAKAH (TERAKREDITASI) Vol 22, No 2 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v22i2.9389

Abstract

This research focused on studying gugon tuhon in Surakarta and its relation to Islamic values. The gugon tuhon was related to the marriage cycle, pregnancy cycle, and children family education. The data were obtained through interviewing the Javanese society in Surakarta area. It employed an interactive analysis with the cultural interpretation relevant to Islamic values. The result indicates that some gugon tuhon in the marriage include prohibition for brides to go out by themselves and conduct wedding ceremonies in Sura/Muharram month. In the pregnancy cycle of gugon tuhon, pregnant women are prohibited from gossip and think negatively since those result in the child personality. Husbands of pregnant women are also prohibited from killing or hurt animals because their children will be harmed. The gugon tuhon in educating children includes the prohibition to go out at Maghrib (sunset prayer) because an evil spirit will kidnap them and suggest washing hands and legs before visiting babies. The existence of gugon tuhon can be used as the character education to construct good habits. Besides, gugon tuhon functions to implant Islamic moral values in terms of tolerance, responsibility, and good deeds to build a harmonious life system.Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman. Gugon tuhon yang dikaji adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan, dan yang digunakan untuk mendidik anak. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta. Analisis interaktif digunakan dengan pemaknaan secara kultural selanjutnya direlevansikan dengan nilai islami. Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk bepergian sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram. Dalam gugon tuhon siklus kehamilan, wanita hamil dilarang menggunjing dan berpikiran negatif karena akan berdampak pada watak anaknya. Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang membunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka. Gugon tuhon dalam mendidik anak seperti larangan untuk keluar di waktu Magrib karena akan diculik oleh wewe gombel dan anjuran untuk membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan bayi. Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, fungsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai moral keislaman seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk sistem kehidupan masyarakat yang harmonis.
Analysis of the Value of Character Education in the Surakarta Style Javanese Bridal Paes and Its Relevance for Javanese Language Learning in Elementary Schools Rahadini, Astiana Ajeng; Wijayanti, Kenfitria Diah; Veronika, Prima; fitriana, Tya Resta; Sulaksono, Djoko; Lestari, Winda Dwi; Waluyo, Budi
Jurnal Prima Edukasia Vol. 12 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : Asosiasi Dosen PGSD dan Dikdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpe.v12i1.66929

Abstract

This research was a qualitative descriptive research using a semiotic approach. This research aims to analyze the value of character education contained in the symbols in the Surakarta style Javanese bridal paes and its relevance as the Javanese language learning material for elementary school level. The symbols in Javanese bridal paes are a medium for transforming noble values containing Javanese cultural teachings for bridal couples in particular and Javanese society in general, especially the younger generation. This is closely related to character development based on local genius. Therefore, this research tries to describe the symbols in Surakarta style Javanese bridal paes as a manifestation of character education values. Each part in Javanese bridal paes is a representation of local wisdom  intended to be a medium for educating noble character. The main data collection techniques are direct observation, interviews, documentation of Javanese Surakarta style brides which are strengthened by documentation analysis. For the validity of the data, credibility techniques are used which are carried out by: 1) diligent observation, 2) triangulation of methods and sources, 3) peer discussion, 4) adequacy of references. The data validity technique uses theory triangulation and source triangulation. The data analysis technique in this research uses Charles Sanders Pierce's semiotic analysis technique. The research results show that each part of the Surakarta style Javanese bridal paes is a symbol that contains noble Javanese cultural values which can be a guide for the bridal couple and relevan for Javanese Language Learning in Elementary Schools.
PASEMON: WUJUD KEELEGANAN TUTURAN DIREKTIF MASYARAKAT JAWA Rahadini, Astiana Ajeng
MIMESIS Vol. 1 No. 1 (2020): JANUARI 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mms.v1i1.1641

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang 1) wujud pasemon yang menyatakan direktif; 2) makna pasemon; 3) sisi keeleganan dalam pasemon direktif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini yaitu pasemon yang digunakan di lingkungan masyarakat Jawa khususnya di wilayah Surakarta terutama untuk pasemon yang digunakan untuk meminta dan menyuruh (direktif). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan studi pustaka. Uji validitas data menggunakan uji triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dan data hasil studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan dalam metode padan. Hasil analisis menunjukkan bahwa wujud pasemon direktif berupa tindakan dan ucapan. Sisi keeleganan terdapat pada ungkapan meminta dan memerintah yang dilakukan secara tidak langsung sehingga membuat mitra tutur tetap merasa dihormati.
The Importance of Science in the Anthology of Lost Works Rahadini, Astiana Ajeng; Tarasabella, Dhenara Cantika; Ayuani, Kusmira Dwi; Tristanti, Rosy
Journal of Comprehensive Science Vol. 4 No. 8 (2025): Journal of Comprehensive Science
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v4i8.3526

Abstract

In literature learning, especially geguritan (Javanese poetry), an important factor that influences students’ understanding of meaning is reading comprehension. When students are able to explain the content of a geguritan, it indicates a thorough understanding of the text. However, classroom practice shows that students’ reading comprehension is still lacking. This study aims to describe the widya makna (layers of meaning) in the poetry anthology Gurit Kangen. A descriptive qualitative method was used, with purposive sampling as the sampling technique. The data consist of words, phrases, or clauses containing denotative, connotative, and figurative meanings, which were obtained from documents and informants through document analysis and interviews. Validation techniques include data theory triangulation and methodological triangulation. The data analysis follows Miles and Huberman’s interactive model: data collection, reduction, display, and conclusion. The findings reveal that the widya makna in Gurit Kangen includes denotative, connotative, and figurative meanings. Teachers and students gained new insights into these layers of meaning, particularly denotative, connotative, and figurative meanings, which helped enhance students’ understanding of geguritan.
Javanese Script Reading and Writing Training with Ular Tangga Media for Elementary School-Age Children at Sanggar Pelangi Surakarta Pribadi, Nirbito Hanggoro; Kurwidaria, Favorita; Wijayanti, Kenfitria Diah; Rahadini, Astiana Ajeng; Said, Dewi Pangestu; Veronika, Prima
Jurnal Pengabdian Sains dan Humaniora Vol. 4 No. 2 (2025): 2025 October Edition
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpsh.v4i2.9734

Abstract

The use of Javanese script in Javanese communication is increasingly experiencing an alarming degradation. Appropriate preservation strategies need to be implemented so that Javanese characters can be preserved and widely used again. The right effort is to carry out training in reading and writing Javanese script to the younger generation. The training activities are adapted to the cognitive level of the subject, namely learning while playing. This training was conducted at Sanggar Pelangi Surakarta with elementary school-age children as the subjects. The purpose of the training is to introduce and educate the younger generation to be able to read and write Javanese characters properly and correctly. The training was conducted with the help of ular tangga media which is recognized as accurate in optimizing the absorption of material for elementary school-age children. The training was carried out with the stages of preparation, delivery of material, playing ular tangga modified by including Javanese script elements, working on LKDP, and filling out questionnaires. The result was a significant increase in the trainees' understanding of how to read and write Javanese characters properly and correctly.
Hubungan antara Penguasaan Tingkat Tutur Bahasa Jawa dan Keterampilan Menulis Teks Dialog Berbahasa Jawa Ayuani, Kusmira Dwi; Rahadini, Astiana Ajeng
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i1.24534

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan terdapat tidaknya hubungan antara penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa dan keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan studi korelasional. Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah independen (penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa) dan variabel dependen (keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo. Adapun sampel yang dipilih adalah siswa kelas X BB SMA Negeri 3 Sukoharjo. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Berdasarkan variabel penelitian ini, terdapat dua jenis data yang dikumpulkan. Pertama, data keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa dikumpulkan dengan tes. Kedua, data penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa dikumpulkan dengan tes. Hasil analisis korelasi sederhana antara penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa dan keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa menunjukkan bahwa secara signifikan, keduanya memiliki hubungan. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pengujian menggunakan uji t untuk mengetahui kekuatan hubungan antara penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa dan keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa sebesar 1,88 yang lebih besar dari ttabel = 1,679. Selain itu, variabel penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap variabel keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif, artinya semakin baik penguasaan tingkat tutur bahasa Jawa siswa maka semakin baik pula keterampilan menulis teks dialog berbahasa Jawa mereka.
Konsistensi Perubahan Bunyi Morfem Dalam Bahasa Jawa Wijayanti, Kenfitria Diah; Rahadini, Astiana Ajeng; Veronika, Prima
Kamaya: Jurnal Ilmu Agama Vol 8 No 2 (2025)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/kamaya.v8i2.3913

Abstract

This study aims to describe the forms and background of morpheme sound changes in Javanese. This research is a descriptive qualitative study. The data in this article consists of lexicons or vocabulary found in everyday Javanese speech. The data source for this study comes from the Javanese community in Surakarta. The subject selection technique was purposive sampling. Data collection was conducted using listening and note-taking techniques. Data validity was tested using theoretical triangulation and source triangulation. Meanwhile, the data analysis technique used was the Spradley model. The Spradley model consists of four stages: domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and cultural theme analysis. Based on the data analysis, the following conclusions can be drawn. There are six forms of morpheme sound changes in Javanese, driven by the demands of (1) krama; (2) guru lagu; (3) guru wilangan; (4) literer; (5) jenis seks; (6) informalization of variety.
Kepribadian wanita Jawa dalam novel Suli karya Yes Ismie Suryaatmaja Ardiansyah, Effendi; Suryanto, Edy; Rahadini, Astiana Ajeng
Jurnal IKADBUDI Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v11i2.59119

Abstract

Menilik belakangan ini, perempuan Jawa tampaknya mulai kehilangan sifat kepribadian leluhurnya, seperti kekerasan di kalangan perempuan, pergaulan bebas, dan seperti kehilangan nilai moral. Atas dasar hal tersebut penelitian ini penting untuk dilakukan agar perempuan Jawa dapat melihat bagaimana kepribadian wanita Jawa pada umumnya melalui sebuah cerita dalam novel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kepribadian wanita Jawa dalam novel Suli karya Yes Ismie Suryaatmaja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif feminisme yang menggunakan novel Suli karya Yes Ismie Suryaatmaja serta informan sebagai sumber data. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan menggunakan tektik purposive sampling. Teknik uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi teori dan sumber data. Analisis data yang dilakukan dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, data disajikan, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini adalah nilai kepribadian wanita Jawa yang cukup menonjol meliputi: sabar, nrima, setia, berbakti, dan tepa salira. Nilai kepribadian tersebut muncul karena penggambaran dari tokoh wanita dalam novel Suli yang mencerminkan karakter wanita Jawa.
The Cultural Significance and Islamic Values of Gugon Tuhon Kurwidaria, Favorita; Rahadini, Astiana Ajeng; Purnama, SF. Lukfianka Sanjaya; Setyawan, Bagus Wahyu
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 22, No 2 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v22i2.9389

Abstract

This research focused on studying gugon tuhon in Surakarta and its relation to Islamic values. The gugon tuhon was related to the marriage cycle, pregnancy cycle, and children family education. The data were obtained through interviewing the Javanese society in Surakarta area. It employed an interactive analysis with the cultural interpretation relevant to Islamic values. The result indicates that some gugon tuhon in the marriage include prohibition for brides to go out by themselves and conduct wedding ceremonies in Sura/Muharram month. In the pregnancy cycle of gugon tuhon, pregnant women are prohibited from gossip and think negatively since those result in the child personality. Husbands of pregnant women are also prohibited from killing or hurt animals because their children will be harmed. The gugon tuhon in educating children includes the prohibition to go out at Maghrib (sunset prayer) because an evil spirit will kidnap them and suggest washing hands and legs before visiting babies. The existence of gugon tuhon can be used as the character education to construct good habits. Besides, gugon tuhon functions to implant Islamic moral values in terms of tolerance, responsibility, and good deeds to build a harmonious life system. Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman. Gugon tuhon yang dikaji adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan, dan yang digunakan untuk mendidik anak. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta. Analisis interaktif digunakan dengan pemaknaan secara kultural selanjutnya direlevansikan dengan nilai islami. Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk bepergian sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram. Dalam gugon tuhon siklus kehamilan, wanita hamil dilarang menggunjing dan berpikiran negatif karena akan berdampak pada watak anaknya. Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang membunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka. Gugon tuhon dalam mendidik anak seperti larangan untuk keluar di waktu Magrib karena akan diculik oleh wewe gombel dan anjuran untuk membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan bayi. Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, fungsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai moral keislaman seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk sistem kehidupan masyarakat yang harmonis.