Abstrak Penelitian ini mengidentifikasi beberapa indikator: Kekuatan (Strengths): Produk inovatif seperti Bika Ambon Frozen dari Dapoer Zhafran, ketersediaan produk diberbagai minimarket, adanya reseller, produk Jae-Que tanpa pengawet, pemberdayaan masyarakat, penggunaan mesin dalam produksi, daya tahan produk Keripik Tempe Sumber Rejeki, penyuluhan dari pemerintah, serta inovasi dan kreativitas pelaku usaha. Kelemahan (Weaknesses): Kenaikan harga bahan baku, kelemahan dalam pemasaran, keterbatasan kemasan, kurangnya bahan baku jahe, ketidakmampuan menguasai marketplace Shopee, kurangnya sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi yang tidak optimal, kurangnya modal usaha, dan rendahnya pengetahuan berwirausaha. Peluang (Opportunities): Inovasi produk dengan sertifikasi halal dan BPOM, peluang besar produk herbal Jae-Que, adaptasi melalui media sosial dan marketplace, serta peluang usaha dengan Cash On Delivery (COD). Ancaman (Threats): Kerusakan produk saat pengemasan, dampak pemadaman listrik terhadap produk kue basah, kerentanan mesin produksi, keterbatasan kemasan, persaingan usaha yang semakin ketat, serta kekurangan modal dan pengetahuan pemasaran. Indikator di atas mencerminkan pelaku UMK Kecamatan Lubuk Dalam beradaptasi memanfaatkan teknologi digital dan pemerintah Kabupaten hingga Kampung melakukan program pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan. Kata kunci: Digitalisasi, Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil (UMK) Abstract The research identified several indicators, namely Strengths: innovative products such as Bika Ambon frozen produced by Dapoer Hafran, product availability in various minimarkets, the presence of resellers, Jae-Que products without preservatives, community empowerment by using machines to produce Sumber Rezeki’s tempe so that it has durability, counseling from the government as well as innovation and creativity of business actors. Weaknesses: increase in raw material prices, marketing weaknesses, packaging limitations, lack of ginger raw materials, inability to control the marketplace, Shopee, lack of human resources, suboptimal use of technology, lack of business capital, and low entrepreneurial knowledge. Opportunities: product innovation with halal and BPOM certification, big opportunities for Jae-Que herbal products, adaptation through social media and marketplaces, as well as business opportunities with Cash On Delivery (COD). Threats: product damage during packaging due to power outages on wet cake products, vulnerability of production machines, packaging limitations, increasingly tight business competition and lack of capital and marketing knowledge. This indicator reflects the Lubuk Dalam sub-district MSEs entrepreneurs adapting to utilize digital technology and the district and village governments carrying out empowerment programs through training and mentoring. Keywords: Digitalization, Empowerment of Micro and Small Enterprises (MSEs)