Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAN VIDEO PEMBELAJARAN OTEK-OTEKAN GANGSA GONG KEBYAR TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MEMAINKAN ALAT MUSIK TRADISIONAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SELEMADEG BARAT Indrawan, I Nyoman; Widyarto, Rinto; Yulianti, Ni Ketut Dewi
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 1 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - Juni 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i1.1717

Abstract

Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi dan keterampilan peserta didik. Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih oleh setiap pendidik, agar selalu berusaha menciptakan suasana kelas yang kondusif, menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik, sehingga peserta didik menjadi lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan media video pembelajaran. Video pembelajaran otek-otekan Gangsa Gong Kebyar sangat tepat digunakan untuk menilai hasil belajar keterampilan pada mata pelajaran seni budaya materi ajar memainkan alat musik tradisional, karena Gong Kebyar merupakan alat musik tradisional, khususnya alat musik tradisional Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar keterampilan pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Selemadeg Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen, dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain tes praktek untuk mengetahui hasil belajar keterampilan peserta didik, observasi untuk mengamati proses aktivitas belajar memainkan alat musik tradisional dan teknik angket untuk mengetahui respon siswa terhadap faktor penghambat dan pendukung proses belajar dengan menggunakan video pembelajaran. Hasil penelitian sesuai dengan uji hipotesis yang dilakukan dalam mencari pengaruh penggunaan video pembelajaran otek-otekan Gangsa Gong Kebyar terhadap hasil belajar keterampilan memainkan alat musik tradisional pada peserta didik kelas VIII menunjukan bahwa hasil t-hitung lebih besar daripada t-tabel dengan perolehan nilai t-hitung = 19,76993 > t-tabel = 1,99897, maka kesimpulannya adalah Ha diterima yaitu adanya pengaruh video pembelajaran otek-otekan Gangsa Gong Kebyar terhadap hasil belajar keterampilan memainkan alat musik tradisional.
PEMBELAJARAN TARI PRAWIRENG PUTRI DENGAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW DI SMPN 4 PETANG Wulandari, Ni Nyoman Arnis; Mudiasih, Ni Wayan; Widyarto, Rinto
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i1.3062

Abstract

Asistensi Mengajar merupakan salah satu bagian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka bertujuan mendorong mahasiswa mampu menguasai berbagai keilmuan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Asistensi mengajar ini dengan materi pembelajaran tari Kreasi Prawireng Putri menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Jigsaw pada kelas IX di SMP Negeri 4 Petang. Masalah yang dirumuskan berupa konsep pembelajaran, tahapan pembelajaran, capaian hasil pembelajaran dan kontribusi pembelajaran. Model pembelajaran dengan Kooperatif Learning tipe Jigsaw yang dipadukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Konsep pembelajaran dipersiapkan dengan materi mengenai pengertian tari kreasi, jenis tari kreasi, unsur pendukung tari dan memperagakan gerak tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung. Adapun tahapan pembelajaran sesuai keterampilan mengajar, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil. Sedangkan hasil pembelajaran dengan penerapan sistem penilaian wiraga, wirama, wirasa. Wiraga (raga atau tubuh), proses penilaian pada gerak kepala sampai kaki hingga ketepatan gerak. Wirama (ritme atau tempo) dalam pembelajaran tari, mengenal pula adanya tempo, yakni ketika menari tubuh penari wajib menguasai ritme atau tempo. Kesesuaian gerak dengan ritme dan ketepatan gerak dengan hitungan yang dinilai. Selanjutnya wirasa (perasaan yang diekspresikan lewat mimik wajah), yang dinilai mengenai penghayatan dalam menari dan keserasian antara gerak dengan ekspresi. Hasil penilaian bahwa, peserta didik sudah mampu memahami dan melakukan tari Kreasi tersebut. Peserta didik bertambah wawasannya mengenai tari Prawireng Putri tentang keperwiraan prajurit Wanita. Kontribusi pembelajaran Asistensi Mengajar ini memberikan kesempatan mahasiswa dapat memberikan kontribusi baik bagi peserta didik dan bagi sekolah memiliki kader seni siswa yang mampu dibanggakan dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya.
PEMBELAJARAN MUSIK REKORDER DENGAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 DENPASAR Suwari, Ni Wayan Gayatri Wedha; Yulinis, Yulinis; Widyarto, Rinto
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i1.3161

Abstract

Program kegiatan Asistensi Mengajar merupakan salah satu bagian dari aktivitas pembelajaran. Pelaksanaan Asistensi Mengajar mempunyai beberapa tahapan sebelum terjun langsung ke lapangan yang dipilih. Penerapan Asistensi Mengajar dengan praktik pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya bidang Musik ansambel di SMP Negeri 8 Denpasar. Sekolah ini dijadikan mitra karena telah menjadi salah satu sekolah favorit di Denpasar yang sudah terakreditasi A. Pembelajaran musik rekorder selama ini hasilnya belum maksimal, masih sekedar teori, praktik kurang menjadi perhatian. Pembelajaran musik rekorder bertujuan menerapkan ilmu ke peserta didik agar peserta didik mengetahui dan menambah informasi yang akurat tentang musik untuk dapat mempresentasikan hasil belajar. Pembelajaran musik rekorder menggunakan metode drill dengan peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi. Proses tahapan pembelajaran musik rekorder di SMP Negeri 8 Denpasar menggunakan 4 tahapan yaitu: tahap persiapan, penyampaian, pelatihan, dan tahap penampilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran musik yang diberikan. Rumusan masalahnya adalah mengenai konsep pembelajaran musik rekorder dan tahapan pembelajaran, serta capaian hasil pembelajaran musik rekorder. Selain itu kontribusi pembelajaran musik rekorder terhadap siswa, guru, dan sekolah. Hasil pembelajaran rata-rata peserta didik sudah memahami materi bermain musik ansambel khususnya rekorder. Peserta didik sudah mengetahui cara memainkan rekorder dengan baik. Kontribusi siswa, guru, dan sekolah yaitu: berkontribusi dalam pembelajaran seni budaya di kelas VIII, membantu guru pamong membuat soal ulangan harian, memeriksa hasil ujian siswa, serta pembelajaran Seni Budaya dapat dikontribusikan pada kegiatan sekolah, seperti bermain musik di acara HUT sekolah, pesta kesenian sekolah, dan mengikuti perlombaan.
Pembelajaran Legong Kuntir Berbasis E-Book Ni Wayan Mudiasih; Rinto Widyarto
PANGGUNG Vol 31 No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v31i4.1910

Abstract

Pulau Bali yang kuat dengan adat, tradisi, budaya dan spritualitas leluhur, menjunjung tinggi nilai agama Hindu. Masyarakatnya penuh berkesenian dengan perbendaharaan seni yang tinggi, terbukti berbagai macam jenis tarian ada di Bali, seperti ragam tari Legong (Lasem, Jobog, Nandir, Legod Bawa dan Kuntir). Dalam pembelajaran tari diperlukan berbagai pendekatan, metode, dan media agar peserta didik mudah memahami materi dengan baik. Setelah pembelajaran peserta didik terstimulus menjadi lebih tertarik, aktif dan kreatif serta menyenangkan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Reseacrh and Development (R&D) dengan model pengembangan prosedural. Tari Legong Kuntir Berbasis E-Book dapat dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran dan dimanfaatkan sebagai bahan belajar oleh peserta didik di SMK Negeri 3 Sukawati khususnya pada pmebelajaran tari Legong Kuntir.Kata kunci: E-Book, Metode, Tari Legong Kuntir
PENGARUH AUDIO INSTRUMENTALIA MUSIK KLASIK TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI SMPK 1 HARAPAN DENPASAR Junedi, Rindi; Sustiawati, Ni Luh; Widyarto, Rinto
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i2.4515

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh audio instrumentalia musik klasik terhadap hasil pembelajaran pendidikan Pancasila di SMPK 1 Harapan Denpasar yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan audio instrumentalia musik klasik dalam pembelajaran pendidikan Pancasila. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPK 1 Harapan Denpasar Tahun ajaran 2023/2024 dengan sampel berjumlah 36 peserta didik di kelas berapa VIII D. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian weak eksperimental designs (Pre-experimental), dengan bentuk The One-Group Pretest-Posttest Design. “Pre-experimental designs (Nondesigns) merupakan jenis eksperimen yang masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar kognitif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis non statistik (deskriptif) dan analisis statistik. Hasil analisis data hasil pembelajaran peserta didik dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan audio instrumentalia musik klasik terhadap pembelajaran pendidikan Pancasila. Hal ini ditunjukkan dengan H1 ditolak dan hipotesis H0 diterima, dengan hasil nilai p-value = 0,415 > 0,05, artinya harga p-value lebih besar dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara audio instrumentalia musik klasik dengan hasil pembelajaran pendidikan Pancasila. Implikasi penelitian adalah karena dalam penelitian ini pemilihan jenis musik ditentukan oleh peneliti, maka untuk selanjutnya pemilihan jenis musik yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran yang signifikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan peserta didik, dengan melakukan wawancara kepada peserta didik saat melakukan observasi di awal penelitian.
ALAM SEBAGAI DAYA CIPTA SENI Widnyana, I Kadek; Shahab, Fauziah; Dwiyani, Ni Kadek; Widyarto, Rinto; Putra, Ida Bagus Hari Kayana
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini bertujuan mengeksplorasi hubungan antara alam dan seni, dengan fokus pada bagaimana elemen-elemen alam menginspirasi berbagai bentuk ekspresi artistik, serta dampaknya terhadap kesadaran lingkungan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis tematik melalui studi literatur, wawancara dengan seniman, dan survei untuk menggali perspektif seniman dan masyarakat mengenai pengaruh alam dalam seni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alam tidak hanya berfungsi sebagai subjek estetis, tetapi juga sebagai medium untuk menyampaikan pesan tentang perubahan ekologis, keindahan yang rapuh dan keberlanjutannya. Seniman dari berbagai disiplin, termasuk seni lukis, fotografi, seni instalasi, dan seni pertunjukan (khususnya seni sastra dan seni pedalangan) yang menggambarkan alam sebagai refleksi dari hubungan manusia dengan lingkungannya. Pembahasan lebih lanjut, bahwa alam sangat menginspirasi para sastrawan/kawi sastra dengan berbagai ilustrasi dan imajinasi “lango”-nya tersurat ke dalam bait-bait syair yang estetik. Karya sastra inilah menjadi sumber inspirasi para seniman (dalang) dalam memberikan tuntunan di setiap lakonnya berkaitan dengan alam. Dampak sosial dan kultural dari seni yang mengangkat tema alam diharapkan dapat memperkuat hubungan manusia dengan lingkungan serta mendorong perubahan sosial menuju keberlanjutan.
INNOVATION OF WAYANG PERFORMANCE THROUGH CINEMA AND THEATER TECHNIQUES AS NEW MEDIA Widnyana, I Kadek; Marhaeni, Ni Komang Sekar; Sudarta, I Gusti Ngurah; Dwiyani, Ni Kadek; Widyarto, Rinto
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v7i1.2539

Abstract

Fungsi wayang kulit sangatlah komplek dan selalu eksis dalam situasi dan pada zaman apapun. Setidaknya ada 7 fungsi pertunjukan wayang kulit: 1. Sebagai penggugah rasa indah dan kesenangan, 2. Sebagai pemberi hiburan sehat, 3. Sebagai media komonikasi, 4. Sebagai persembahan simbolis. 5. Sebagai penyelenggaraan keserasian norma-norma masyarakat, 6. Sebagai pengukuhan institusi sosial dan upacara keagamaan, 7. Sebagai kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas kebudayaan. Sebagai sebuah keniscayaan, bahwa pertunjukan wayang dalam bentuk, jenis dan model apapun, tetap harus kontektual dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. akselerasi teknologi yang sedemikian berkembang pesat memberikan peluang positif terhadap eksistensi kesenian wayang itu sendiri jika kita mampu memberdayakan teknologi dan budaya modern sesuai porsinya. Namun demikian marwah seni pewayangan hendaknya tetap bisa dipertahankan agar nilai tuntunan, tontonan, tatanan tetap bisa dipertahankan. Terlebih lagi dalam karya inovasi ini penggarap diharapkan mampu juga menjawab nilai tantangan, tuntutan dan tanggung jawab terhadap karya yang dibuat. Aktivitas penciptaan diterapkan melalui proses, dengan meminjam pendapatnya Dr. I Kt Suteja, yang menggunakan lima tahapan atau metode yaitu: ngerencana, noasen, makalin, nelesin, ngebah. Metode suteja akan dipadukan dengan metode penciptaan Alma M. Hawkins yang menggunakan tiga tahapan yaitu: eksplorasi, improvisasi, dan formin. Luaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya sebuah karya seni inovasi baru yang bertajuk Wayang Cinema, yaitu sebuah karya yang menggabungkan seni Pewayangan dan teknik Cinema dan teater ke dalam sebuah pola pertunjukan baru. Kata kunci: Wayang Cinema, Inovatif, Kresna, Duta Perdamaian.