Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni

Corak Ikan Koi Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Karya Seni Lukis Agus Deddy Krisna Adi Saputra, I Putu; Supriyatini, Sri; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1529

Abstract

The general purpose of this research and creation is to revive the author's love for fauna, especially koi fish. The variety of life in God's creation is very interesting to be used as an idea for creating art, one of which is the koi fish. The attraction of koi fish lies in the variety of patterns, colors, and movements that are captivating. Judging from its existence, koi fish have long been a part of human life, from the imperial era in China and Japan several centuries ago to the present. The beauty of koi fish is an attraction for humans to own, maintain, even as part of a lifestyle that can improve economic status and social status. For the writer's life, koi fish is one part of a hobby that since childhood, can bring fun and entertainment, calm the soul, as well as a source of inspiration in creating painting. These works of art can add to the richness of the repertoire of visual arts in Indonesia, in terms of the concepts, media, and techniques that are revealed. The method used in this research is the first observation or direct observation of the object under study, data collection through interviews, the internet, books, and data analysis. While the method of creation used is exploration, experimentation and creation of works. From these methods, six works were realized, including: 1. Tanco and the Japanese Flag, 2. Samurai Shiro, 3. Gosanke Worldwide, 4. Peace and Calm, 5. Victory, 6. The King of Ornamental Fish. In realizing a work, it is viewed from two aspects, namely ideoplastic aspects and physioplastic aspects. The benefit of this creation is that the public can appreciate this painting, both in terms of aesthetics and ethics.
Barong Kedingkling Sebagai Sumber Penciptaan Karya Seni Lukis Nanda Darmayanta, Kadek; Wirakesuma, I Nengah; Tirta Ray, D.A
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1536

Abstract

Barong Kedingkling juga sering disebut dengan Barong Blas-blasan, yang berarti mablat-blatan (terpisah-pisah), merupakan cabang seni suatu pertunjukkan pewayangan kuno klasik yang ditarikan oleh manusia. Di Bali terdapat beberapa kesenian tari Barong Kedingkling yang sangat di sakralkan dalam setiap pagelarannya, salah satunya di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan Baturiti, Tabanan Bali. Penulis tertarik memvisualisasikan masing-masing tokoh Barong Kedingkling tersebut ke dalam karya seni lukis dengan menampilkan bentuk topeng, karakter, kostum beserta atribut yang digunakan dari masing-masing tokoh serta menyampaikan makna yang terkandung didalam karya seni lukis. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, agar penulis dapat memahami realitas sosial dan makna budaya yang terkandung didalamnya. Analisis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan metode penciptaan seni didalam mewujudkan Barong Kedingling ke dalam karya seni lukis seperti melakukan proses eksplorasi dan eksperimen dengan memasukkan unsur-unsur seni rupa ke dalam karya yang diantaranya ada titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur dengan mempertimbagkan prinsip-prinsip seni rupa seperti keseimbangan, proporsi, komposisi, kesatuan, dan pusat perhatian. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis dapat menciptakan sebuah karya lukisan yang berjudul “Ida Bhatara Sakti Nawa Sangga”. Visualisasi Barong Kedingkling dituangkan ke dalam media kanvas menggunakan teknik plakat dengan gaya ekspresionisme dengan menampilkan objek-objek Barong Kedingkling di pura Luhur Natar Sari yang mengandung nilai-nilai dan makna filosofis sebagai cerminan keseimbangan alam antara baik dan buruk (Rwa Bhineda) serta wujud rasa bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta agar terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan (Tri Hitta Karana).
Representasi Cempaka Dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis Rekha Bayutha , Ida Bagus; Tirta Ray , D.A.; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 2 No 1 (2022): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v2i1.1538

Abstract

Berangkat dari penulusuran sejarahnya seni yang imitatif sudah ada sejak ribuan tahun. Kemudian berkembang dengan hadirnya beragam subjek matter salah satunya adalah bunga. Sejak ditemukannya teknologi fotografi kecenderungan representatif ini mulai ditinggalkan namun demikian seniman akan kembali melakukan proses ‘imitasi’. Keunikan dalam visual akan dicapai bila bentuk-bentuk representasional tersebut digabungkan dengan pemahaman simbolis mengenai nilai-nilai tradisi yang bisa digunakan dalam eksplorasi karya. Dengan mengambil tema cempaka diharapkan dapat mewakili ide-ide dalam penciptaan seni lukis. Ketertarikan penulis diawali ketika melihat lekukan kelopak bunga cempaka dan menyadari bahwa kehadirannya selalu mewarnai aspek kehidupan masyarakat Bali. Sehingga menyakini bahwa cempaka memuat nilai-nilai estetis yang dapat diterjemahkan ke dalam seni lukis dua dimensi. Melalui bimbingan oleh I Nyoman Erawan sebagi mitra MBKM karya-karya yang dihasilkan nanti merupakan sebuah hasil diskusi serta hasil penelusuran pustaka lewat jurnal, skripsi, maupun internet. Tahap visualisasi nanti akan menerapkan prinsip-prinsip seni rupa berupa Keseimbangan, Proporsi, Irama, Penekanan, dan Kesatuan. Selain itu juga menggunakan metode penciptaan berupa Eksplorasi, Improvisasi, dan Pembentukan, melalui tahapan tersebut tercipta 6 buah karya yang berjudul: 1)”Cempaka 1: Gratitude”, 2) “Cempaka 2: Balance”, 3) “Cempaka 3: Paradoks”, 4) “Cempaka 4: Tiga”, 5) “Cempaka 5: Homage to Mahadewa”, 6) “Cempaka 6: Value ?”. Pada akhirnya terwujudlah karya yang terkait dengan judul yang diangkat yaitu ‘Representasi Cempaka dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis“, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang makna cempaka dalam kehidupan sehari-hari.
Bayangan Sebagai Inspirasi pada Penciptaan Karya Seni Grafis Cetak Tinggi Aryani, Ni Nyoman Ayu Suti; Wirakesuma, I Nengah; Setem, I Wayan
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 5 No 1 (2025): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/ctkr.v5i1.4459

Abstract

Shadows can be used as an interesting element in the creation of high-print graphic art. In the concept carried out in this final report, shadows are not only a visual representation but also a source of inspiration for the author. In the process of creating this artwork, the high print technique is used as the main technique, and a combination of several other media. Humans usually copy the surrounding nature as their aesthetic, which they usually find as experiences and memories. This form of experience is referred to as aesthetic experience or can also be referred to as inspiration. According to Munro, aesthetic experience is the way a stimulus responds to something that exists from outside the self, not just through sensory perception, but also related to psychological processes such as imagination and emotion Based on this description, shadows can be an object of aesthetic experience for the subject as a spectator and creator in the creation of a work. The shape of the shadow, which changes every time, gives room for exploration and understanding of the shapes produced by shadows, especially shadows from plants. Shadows from plants become the main object because they can be found every day. They become a form of experience that is familiar, aesthetic, and interesting to be used as a source of inspiration for creating high-print graphic art.
DEATH AND REINCARNATION AS INSPIRATION OF CREATION FINE ARTWORK Kariana, I Nengah; Wirakesuma, I Nengah; Ruta, I Made
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 5 No 2 (2025): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/ctkr.v5i2.4499

Abstract

This report contains a description of the creation of works of art that take the theme "Death and Reincarnation as Ideas in the Creation of Works of Art" which was inspired when reading a book that made the author interested in raising the theme of death in this semester IV independent project, namely the book "History of Death" from Michael Kerrigan. It reminded the author of the confusion of finding a concept and finally it was recommended to use a concept that was close, so the author raised death because there is nothing closer to death. The goal to be achieved in the creation of this work is to find out how death and reincarnation are packaged in religious sciences, cultures that exist in Indonesia, especially Bali through creativity and imagination into the form of paintings using various techniques, media, considering the elements and principles of fine art. From the written work and paintings produced, the author hopes that this work will be useful as literacy and a source of inspiration for society in the future. From the above theme, there are 5 (five) works that can be realized from death and reincarnation that can provide an overview of culture and religious science about death and reincarnation, especially in Bali.
Corak Ikan Koi Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Karya Seni Lukis Agus Deddy Krisna Adi Saputra, I Putu; Supriyatini, Sri; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1529

Abstract

The general purpose of this research and creation is to revive the author's love for fauna, especially koi fish. The variety of life in God's creation is very interesting to be used as an idea for creating art, one of which is the koi fish. The attraction of koi fish lies in the variety of patterns, colors, and movements that are captivating. Judging from its existence, koi fish have long been a part of human life, from the imperial era in China and Japan several centuries ago to the present. The beauty of koi fish is an attraction for humans to own, maintain, even as part of a lifestyle that can improve economic status and social status. For the writer's life, koi fish is one part of a hobby that since childhood, can bring fun and entertainment, calm the soul, as well as a source of inspiration in creating painting. These works of art can add to the richness of the repertoire of visual arts in Indonesia, in terms of the concepts, media, and techniques that are revealed. The method used in this research is the first observation or direct observation of the object under study, data collection through interviews, the internet, books, and data analysis. While the method of creation used is exploration, experimentation and creation of works. From these methods, six works were realized, including: 1. Tanco and the Japanese Flag, 2. Samurai Shiro, 3. Gosanke Worldwide, 4. Peace and Calm, 5. Victory, 6. The King of Ornamental Fish. In realizing a work, it is viewed from two aspects, namely ideoplastic aspects and physioplastic aspects. The benefit of this creation is that the public can appreciate this painting, both in terms of aesthetics and ethics.
Barong Kedingkling Sebagai Sumber Penciptaan Karya Seni Lukis Nanda Darmayanta, Kadek; Wirakesuma, I Nengah; Tirta Ray, D.A
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1536

Abstract

Barong Kedingkling juga sering disebut dengan Barong Blas-blasan, yang berarti mablat-blatan (terpisah-pisah), merupakan cabang seni suatu pertunjukkan pewayangan kuno klasik yang ditarikan oleh manusia. Di Bali terdapat beberapa kesenian tari Barong Kedingkling yang sangat di sakralkan dalam setiap pagelarannya, salah satunya di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan Baturiti, Tabanan Bali. Penulis tertarik memvisualisasikan masing-masing tokoh Barong Kedingkling tersebut ke dalam karya seni lukis dengan menampilkan bentuk topeng, karakter, kostum beserta atribut yang digunakan dari masing-masing tokoh serta menyampaikan makna yang terkandung didalam karya seni lukis. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, agar penulis dapat memahami realitas sosial dan makna budaya yang terkandung didalamnya. Analisis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan metode penciptaan seni didalam mewujudkan Barong Kedingling ke dalam karya seni lukis seperti melakukan proses eksplorasi dan eksperimen dengan memasukkan unsur-unsur seni rupa ke dalam karya yang diantaranya ada titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur dengan mempertimbagkan prinsip-prinsip seni rupa seperti keseimbangan, proporsi, komposisi, kesatuan, dan pusat perhatian. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis dapat menciptakan sebuah karya lukisan yang berjudul “Ida Bhatara Sakti Nawa Sangga”. Visualisasi Barong Kedingkling dituangkan ke dalam media kanvas menggunakan teknik plakat dengan gaya ekspresionisme dengan menampilkan objek-objek Barong Kedingkling di pura Luhur Natar Sari yang mengandung nilai-nilai dan makna filosofis sebagai cerminan keseimbangan alam antara baik dan buruk (Rwa Bhineda) serta wujud rasa bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta agar terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan (Tri Hitta Karana).
Representasi Cempaka Dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis Rekha Bayutha , Ida Bagus; Tirta Ray , D.A.; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 2 No 1 (2022): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v2i1.1538

Abstract

Berangkat dari penulusuran sejarahnya seni yang imitatif sudah ada sejak ribuan tahun. Kemudian berkembang dengan hadirnya beragam subjek matter salah satunya adalah bunga. Sejak ditemukannya teknologi fotografi kecenderungan representatif ini mulai ditinggalkan namun demikian seniman akan kembali melakukan proses ‘imitasi’. Keunikan dalam visual akan dicapai bila bentuk-bentuk representasional tersebut digabungkan dengan pemahaman simbolis mengenai nilai-nilai tradisi yang bisa digunakan dalam eksplorasi karya. Dengan mengambil tema cempaka diharapkan dapat mewakili ide-ide dalam penciptaan seni lukis. Ketertarikan penulis diawali ketika melihat lekukan kelopak bunga cempaka dan menyadari bahwa kehadirannya selalu mewarnai aspek kehidupan masyarakat Bali. Sehingga menyakini bahwa cempaka memuat nilai-nilai estetis yang dapat diterjemahkan ke dalam seni lukis dua dimensi. Melalui bimbingan oleh I Nyoman Erawan sebagi mitra MBKM karya-karya yang dihasilkan nanti merupakan sebuah hasil diskusi serta hasil penelusuran pustaka lewat jurnal, skripsi, maupun internet. Tahap visualisasi nanti akan menerapkan prinsip-prinsip seni rupa berupa Keseimbangan, Proporsi, Irama, Penekanan, dan Kesatuan. Selain itu juga menggunakan metode penciptaan berupa Eksplorasi, Improvisasi, dan Pembentukan, melalui tahapan tersebut tercipta 6 buah karya yang berjudul: 1)”Cempaka 1: Gratitude”, 2) “Cempaka 2: Balance”, 3) “Cempaka 3: Paradoks”, 4) “Cempaka 4: Tiga”, 5) “Cempaka 5: Homage to Mahadewa”, 6) “Cempaka 6: Value ?”. Pada akhirnya terwujudlah karya yang terkait dengan judul yang diangkat yaitu ‘Representasi Cempaka dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis“, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang makna cempaka dalam kehidupan sehari-hari.