Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bimbingan Kelompok dalam Setting Kegiatan Learning and Camping untuk Membangun Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Adiansyah Adiansyah; Yurike Kinanthy Karamoy; Dwi Gusti Wulandari; Weny Ridayana
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Vol 9, No 1 (2023): June
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jbkr.v9i1.10135

Abstract

The first year of college is a difficult time for new students. In addition to orientation activities, other activities are also possible so that students are able to adjust to academic life in higher education through student organizations, one of which is learning and camping  activities organized by HMPS Study Program. The research was conducted on  learning and camping activities with qualitative methods with  the  aim  of exploring information related to how group guidance in setting learning and camping activities to build new student adjustment in the BKI IAIN Pontianak study program with the hope that it can be an additional reference in enriching references in the field of counseling guidance.  Data collection  maximizes in-depth interviews and participant observation and maximizes documentation for BKI students  from 2019/  2020 to 2022/2023. As a result, after participating  in learning and camping  activities, new students who initially felt inferior, anxious and even stressed little by little were able to adjust to learning patterns and life in the college environment so that they could show positive results in both academic and non-academic fields. _____________________________________________________________ Tahun pertama perkuliahan sebagai masa yang sulit bagi mahasiswa baru. Mahasiswa baru diberikan kegiatan orientasi sebagai upaya untuk memperkenalkan sistem pembelajaran diperguruan tinggi. Selain kegiatan orientasi, kegiatan lain juga dimungkinkan dapat dilakukan agar mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan akademik di perguruan tinggi melalui organisasi kemahasiswaan salah satunya kegiatan learning and camping yang diselenggarakan oleh HMPS Prodi. Penelitian dilakukan pada kegiatan learning and camping dengan metode kualitatif dengan tujuan menggali informasi terkait bagaimana bimbingan kelompok dalam setting kegiatan learning and camping untuk membangun penyesuaian diri mahasiswa baru pada prodi BKI IAIN Pontianak dengan harapan dapat menjadi tambahan rujukan dalam memperkaya referensi bidang bimbingan konseling. Pengumpulan data memaksimalkan wawancara mendalam atau in-depth interview dan participant observation serta memaksimalkan dokumentasi pada mahasiswa BKI angkatan 2019/2020 s/d 2022/2023. Alhasil setelah mengikuti kegiatan learning and camping mahasiswa baru yang awalnya merasa minder, cemas bahkan stres sedikit demi sedikit mampu menyesuaikan diri dengan pola pembelajaran dan kehidupan di lingkungan perguruan tinggi sehingga dapat menunjukkan hasil yang positif baik pada bidang akademik maupun non akademik. 
Dinamika Bimbingan Konseling Islam pada Ruang Lingkup Dakwah dan Tarbiyah Adiansyah Adiansyah
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 6, No 1 (2023): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v6i1.14755

Abstract

Sejalan dengan perkembangan yang cukup pesat, Bimbingan Konseling di Indonesia memunculkan keunikan dan kekhasan serta corak baru. Munculnya corak yang beragam menjadi alasan bagi penulis untuk mengurai dan mendeskripsikan dinamika Bimbingan Konseling Islam melalui telaah pada ruang lingkup Dakwah dan Tarbiyah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kepustakaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kata kunci dan mengumpulkan serta membaca berbagai referensi dilanjutkan dengan mencatat poin penting yang berhubungan dengan tema penelitian kemudian menyusun serta menyimpulkan hasil. Setelah informasi yang dibutuhkan terkumpul, informasi tersebut disusun dan diurutkan sesuai sub tema pembahasan. Informasi yang sudah tersusun kemudian dikemas dan dinarasikan kembali menjadi kesatuan yang utuh sehingga menghasilkan sebuah konsep yang komprehensif. Bimbingan Konseling Islam bertransformasi menjadi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Bimbingan Konseling Islam (BKI) serta Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI). Profil utama lulusan BKI dapat menjadi sebagai konselor dan Penyuluh Agama serta kompetensi tambahan sebagai motivator, trainer, peneliti, praktisi dan akademisi.
PENGUATAN LITERASI DIGITAL PADA APARATUR SIPIL NEGARA UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS DIGITAL Adibrata Iriansyah; M. Fadhil Yarda Gafallo; Pipit Widiatmaka; Adiansyah Adiansyah; Taufik Akbar
Jurnal Manajemen Kepegawaian Vol 17 No 1 (2023): Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS
Publisher : Badan Kepegawaian Negara | The National Civil Service Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61133/pns.v17i1.409

Abstract

Perkembangan teknologi digital berimplikasi pada pelayanan publik yang harus cepat dan berbasis digital sehingga Aparatur Sipil Negara dapat menguasai dan menggunakan teknologi ddigital. Namun fenomena yang terjadi di lapangan banyak Aparatur Sipil Negara yang tidak bisa menggunakan teknologi digital sehingga pelayanan publik menjadi terkendala. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penguatan beserta kendalanya dalam aparatur sipil negara untuk memberikan pelayanan publik yang berbasis digital. Studi kepustakaan digunakan sebagai metode pengumpulan data dan analisis dilakukan dengan metode interaktif. Penguatan literasi digital pada Aparatur Sipil Negara dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan (klasikal dan non klasikal), apabila melihat kebijakan yang sudah diatur di dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil sudah tergolong efektif. Penyelenggaraan pelatihan terlihat sebatas formalitas sehingga berjalan kurang maksimal. Peserta pelatihan penguatan literasi digital bagi Aparatur Sipil Negara mengukuti kegiatan karena tuntutan aturan dan dalam rangka mendapat angka kredit untuk kenaikan pangkat. Selain itu, banyak peserta pelatihan atau penguatan literasi digital (Aparatur Sipil Negara) dalam mengikuti kegiatan juga hanya sebatas formalitas saja, karena tuntutan aturan sebagai seorang Aparatur Sipil Negara dan hanya untuk mendapatkan angka kredit saja (untuk kenaikan pangkat), sehingga hal ini berimplikasi kompetensi yang dimiliki Aparatur Sipil Negara tidak maksimal dan sulit untuk mengoperasikan fasilitas pelayanan yang ada di e-Government dan pelayanan publik berbasis digital tidak maksimal.
Internalization of Multicultural-Based Religious Guidance in Building Religious Moderation in Lembang Adiansyah Adiansyah; M. Fadhil Yarda Gafallo Fadhil Yarda Gafallo; Abdul Aziz Azis; M. Sufyan Tsauri Sufyan Tsauri
Jurnal Al-Hikmah Vol. 21 No. 1 (2023): Ilmu Dakwah dan Pengembangan Masyarakat
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/alhikmah.v21i1.144

Abstract

The existence of Islam emerged amidst the multicultural population of the Arab nation. Similar to the diversity that the Arab nation possesses, Indonesia is classified as a multicultural society, which means that it has cultural, ethnic, linguistic, and religious diversity. Each island has different cultures, ethnicities, languages, and even religions, making it a non-material wealth owned by the Indonesian nation. On the other hand, diversity can also become a potential conflict, thus requiring preventive efforts to avoid conflicts that can occur at any time, such as what happened in Lembang Village, Sanggau Ledo District. Researchers noted that there were at least two ethnic conflicts that occurred in late 1996 and 1999, which resulted in many casualties. Regardless of the conflicts that have occurred, currently, the community in Lembang Village is living with social, cultural, and religious stability, and it has been 24 years since any conflict was recorded. Through qualitative research, the researchers sought to explore how the internalization of multicultural-based religious guidance can build religious moderation in Lembang Village. As a result, the researchers found two patterns of da'wah that were applied. Firstly, emphasizing normative-contextual communication between three major Islamic organizations, namely Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, and Jama'ah Tabligh. Secondly, providing religious guidance that contains the material of aqidah, akhlaq, worship, and muamalah through the Majelis Taklim and TPQ institutions so that the people of Lembang Village can live harmoniously and move further away from the terminology of "conflict"