Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pengawasan Iklan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Televisi Panuju, Redi
Jurnal Studi Komunikasi Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1728.701 KB) | DOI: 10.25139/jsk.v1i2.154

Abstract

Television is a mass communication media that is still in demand by the public to get information and entertainment. Although the era of cyber that grows social media is in sight, but television is the audiovisual media is the easiest convergence so that in the future any television remains connected to social media. Therefore, television will be a priority medium for the industry to market its products or services. Along with that television became the trust of the traditional health care industry to market its products and services. While some of the traditional health care industry is suspected of violating government regulations that prohibit its existence to publish and advertisement. The Indonesian Broadcasting Commission has the responsibility and authority to oversee the availability of such advertisements because the law authorises them. But apparently, the supervision is not effective, proven advertising of traditional health services increasingly rampant in television. This is because the KPI does not have the authority to impose sufficient sanctions to broadcasters so as to create a deterrent effect. Besides, it turns out that advertising from traditional health services is the primary income currently for television media, especially local television. The government is also facing a similar dilemma to impose severe sanctions because traditional health services still have a place in society. There needs to be a law-level regulation that can accommodate the problem
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK FAIR N PINK MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Rahman, Iik Arif; Panuju, Redi
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mudahnya mendapatkan informasi dalam akses internet yang didukung dengan adanya beberapa aplikasi chating media sosial telah merubah pola penjualan barang oleh para pengusaha. Strategi komunikasi pemasaran produk secara online melalui akun Instagram menjadi fokus penelitian pada penulisan jurnal ini. Akun @FairNPink Surabaya  menggunakan Instagram sebagai media komunikasi pemasaran secara online dalam menjalankan promosi bisnisnya. Penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran produk Fair N Pink melalui media sosial Instagram. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sementara teori yang digunakan adalah teori komunikasi pemasaran. Simpulannya strategi komunikasi pemasaran produk  Fair N Pink melalui media sosial instagram  Fair N Pink Surabaya memanfaatkan instagram dalam menjalankan strategi komunikasi pemasaran online dengan memanfaatkan fitur yang ada di dalam instagram.
Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung di Portal Berita Balipost.com Panuju, Redi
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.508 KB) | DOI: 10.24002/jik.v15i2.1455

Abstract

 This study discusses the news of Gunung Agung disaster in Balipost.com from the aspect of journalism ethics and disaster journalism. Disaster journalism is required to report disaster objectively, though media cannot be separated from business goals. Ethnographic content analysis is conducted as research method. The result shows that Balipost.com has applied the principle of journalism code of ethics and the principles of disaster journalism. The news tend not to use indepth reporting, which is less thorough, lack of direct observation results, but it averts the violation of ethics. 
Digital Media Hospital: Aplikasi Komunikasi Pemasaran Berbasiskan Daring Rony, Noor Firmansyah; Panuju, Redi
Jurnal Komunikasi Profesional Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.576 KB) | DOI: 10.25139/jkp.v2i2.1375

Abstract

The research aims to explain how digital media in RSPHC CARE application can be applied to marketing communication using 4P (Jerome Mc.Carthy) and 4C (Lauterborn) concept, and explain how marketing communication through digital media in RSPHC CARE application attracts people as consumers to use health services in PHC Surabaya hospital. The research used in-depth interviews, observations, and documentation focusing on data discovery. The subject of research is the manager of digital media in RSPHC CARE application and customers. The object of this research is marketing communication through digital media in RSPHC CARE application in information delivery and promoting hospital service of PHC Surabaya. The result is PHC Surabaya hospital, in addition to using digital media in RSPHC CARE application as online registration media to fulfill customer requirement, also utilize as marketing communication media on some features in it to inform things covering product (service) price, place, and promotion (4P). And can be maximized to use some of its features by committing to customers (4C). Some features in digital media in RSPHC CARE's application at PHC Surabaya hospital support marketing communication activities, based on 4C and 4P concepts in marketing communications. Keywords:Digital Media, Hospital, Marketing Communications, 4P - 4C Concepts in Marketing Communications.
PERJALANAN WACANA JOKOWI DALAM PENCALONANNYA SEBAGAI KANDIDAT PRESIDEN 2019-2024 Panuju, Redi
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 10, No. 2, September 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v10i2.6753

Abstract

 Artikel ini mengkaji penggunaan wacana komunisme  yang kerapkali dijadikan issu untuk merepresentasikan keberadaan individu, kelompok maupun institusi tertentu di Indonesia. Wacana digunakan oleh pihak pihak tertentu sebagai cara mengkomunikasi maksud untuk menarik perhatian, membentuk pencitraan, membelah opini  publik, dan pada akhirnya sebagai saluran membangun letimasi politik. Pada akhir bulan September 2017 wacana komunisme sebagai bahaya laten bagi Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merebak kembali melalui instruksi Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo kepada jajaran TNI untuk memutar kembali film ?G.30 S/PKI?. Instruksi Panglima TNI tersebut menimbulkan pro-kontra di masyarakat di luar internal TNI. Melalui analisis wacana model Althusser dan Faucoult akan dapat dikontruksi komunikasi politik yang terjadi di level individu maupun institusi berkaitan dengan ajang pemilu tahun 2019.Kajian ini dapat memberikan gambaran awal dan umum tentang issu issu yang  digunakan sebagai instrument politik dalam kontestasi politik tahun 2019. Issu bahaya laten komunisme akan merecovery kelompok masa lalu yang dilabeling pada masa Orde Baru dan sebaliknya mereposisi kelompok Orde Baru yang dituduh mengaburkan sejarah dan akan muncul kelompok baru sebagai pendulum issu terdebut.Kata Kunci : Komunisme, Legitimasi, produksi wacana, reproduksi wacana,  Pilpres 2019
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK TOKOH PURI UBUD DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI DAN TRADISI BALI Panuju, Redi
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume.11 No.1, Maret 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v10i3.6483

Abstract

Mempertahankan tradisi di era modern merupakan tantangan semua orang, tidak terlepas bagi masyarakat Ubud Kabupaten Gianyar Propinsi Bali. Desa ini dikenal sebagai destinasi wisata terbaik dunia, sehingga interaksi budaya antara pendatang dan wisatawan dengan masyarakat setempat berpotensi merubah tatanan tradisi. Kemajuan pariwisata yang didukung pesatnya perkembangan Ilmu dan Teknologi semakin menguatkan terjadinya perubahan.Namun, pada kenyataannya tradisi di Ubud tidak sepenuhnya berubah, bahkan beberapa pelaksanaan tradisi di Ubud semakin berkembang. Jauh sebelum pesatnya pariwisata, pelestarian dan penanaman tradisi sudah dilakukan masyarakat Ubud yang dipimpin Puri Ubud yang saat itu masih menjadi Raja Ubud. Tatanan pemerintahan dan kekuasaan melanggengkan tradisi, begitu pula sebaliknya. Wisatawan yang datang ke Ubud tujuan utamanya adalah menyaksikan tradisi dan budaya masyarakat Ubud, sehingga pada akhirnya antara tradisi dan pariwisata juga menjadi saling ketergantungan.Perubahan tata pemerintahan pasca kemerdekaan hingga orda baru membuat kewenangan Puri Ubud terbatas, sehingga tokoh Puri Ubud mulai berbenah agar tradisi tidak hancur. Kesempatan mengembalikan era kekuasaan zaman dahulu terbuka lebar pasca reformasi, tokoh Puri Ubud masuk dalam berbagai organisasi tradisional, organisasi sosial hingga organisasi politik. Kekuasaan sebelumnya mulai diambil melalui pengaruh yang lebih luas dalam bidang adat, agama, sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan. Francis Fukuyama menyebut hal tersebut sebagai modal sosial yang berupa jaringan sosial. Sosiolog Prancis Pierre Bourdieu (2010) menyebut symbolic capital, disamping economic capital. Lebih lanjut menurut Bourdieu ada empat modal yang bisa dipergunanakan dalam mendukung komunikasi politik, yakni modal kapital, modal modal kapital, modal budaya dan modal simbolik. Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif deskriptif, pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumen, dengan analisis data deskriptif-kualitatif. Ada dua teori yang digunakan yaitu, Teori Praktik dan Teori Komunikasi Massa. Penelitian ini mengungkap bentuk atau metode komunikasi politik Puri Ubud dalam mempertahankan tradisi, sehingga beberapa tokoh Ubud berhasil meraih menjadi Kepala daerah, anggota DPRD hingga pimpinan lainnya. Empat modal dan menduduki kekuasaan semakin menguatkan tradisi begitu juga kekuasaan.  Eksistensi tradisi di Ubud juga dipengaruhi oleh ideologi pasar, pencitraan, praktik kekuasaan, modal (sosial, ekonomi, budaya, simbolik). Faktor inilah yang saling berkaitan dan bertautan serta bersimbiosis dalam mempertahankan tradisi dan kekuasaan Puri Ubud di zaman modern. Kata kunci : tradisi, komunikasi, puri ubud.  
The Politicization of Religion, Ironi of Ideology and Clash of Discourse Approaching 2019 General Election Panuju, Redi
Jurnal Penelitian Volume 15 Nomor 1 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.496 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v15i1.1357

Abstract

 Artikel ini mengkaji penggunaan wacana komunisme  yang kerapkali dijadikan issu untuk merepresentasikan keberadaan individu, kelompok maupun institusi tertentu di Indonesia. Wacana digunakan oleh pihak pihak tertentu sebagai cara mengkomunikasi maksud untuk menarik perhatian, membentuk pencitraan, membelah opini  publik, dan pada akhirnya sebagai saluran membangun letimasi politik. Pada akhir bulan September 2017 wacana komunisme sebagai bahaya laten bagi Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merebak kembali melalui instruksi Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo kepada jajaran TNI untuk memutar kembali film ?G.30 S/PKI?. Instruksi Panglima TNI tersebut menimbulkan pro-kontra di masyarakat di luar internal TNI. Melalui analisis wacana model Althusser dan Faucoult akan dapat dikontruksi komunikasi politik yang terjadi di level individu maupun institusi berkaitan dengan ajang pemilu tahun 2019. Kajian ini dapat memberikan gambaran awal dan umum tentang issu issu yang  digunakan sebagai instrument politik dalam kontestasi politik tahun 2019. Issu bahaya laten komunisme akan merecovery kelompok masa lalu yang dilabeling pada masa Orde Baru dan sebaliknya mereposisi kelompok Orde Baru yang dituduh mengaburkan sejarah dan akan muncul kelompok baru sebagai pendulum issu terdebut. Kata Kunci : Komunisme, Legitimasi, produksi wacana, reproduksi wacana,  Pilpres 2019
Ajakan Rekonsiliasi yang Bertepuk Sebelah Tangan (Analisis Komentar Video “Jangan Panggil Aku Cina” di Youtube) Panuju, Redi
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 13 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.515 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v13i2.1898

Abstract

The issue of sentiment towards the Chinese ethnic in Indonesia often creates social conflict that threatens the integration of the nation. Some of the riots that put the Chinese ethnic into the target of mass violence show that this sentiment is not merely latent, but often a tragedy. The development of information and communication technology contributes to strengthen the conflict or otherwise reduce it. One of the media that often become a channel of inter-ethnic conflict is Youtube. Through this medium can be reviewed how the message is communicated so it could be known as hidden problems. This article examines a video “Jangan Panggil Aku Cina” on Youtube who gets a very wide YouTuber visit and gets comments from the pro and contra. This study uses the Intertextuality Analysis method in visual semiotics from Julio Kristiva. The results show that text permutations tend to be based on stereotypical views and prejudices that place Chinese ethnic as a bad ethnic. Among them are not struggling in independence, tend to be oriented to ancestral lands, tend to be exclusive, and have an agenda to control Indonesia as Chinese ethnic dominates Singapore and get rid of Malays ethnic. The permutation of the text framed by the prejudice results in a reductive text, as it ignores the facts of Chinese ethnic service in the economic, political, media and literary fields. Persoalan sentiment terhadap etnis Cina di Indonesia kerap menimbulkan konflik sosial yang mengancam integrasi bangsa. Beberapa kerusuhan yang menempatkan etnis Cina sebagai sasaran amuk massa menunjukkan bahwa sentiment ini tidak sekedar bersifat laten (tersembunyi), melainkan kerap menjadi tragedi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi turut memberi andil dalam menguatkan konflik atau sebaliknya meredamnya. Salah satu media yang kerap menjadi saluran konflik antar etnis ini adalah Youtube. Melalui media ini dapat ditelaah bagaimana pesan dikomunikasikan sehingga dapat diketahui masalah masalah yang tersembunyi. Artikel ini mengkaji sebuah video berjudul “Jangan Panggil Aku Cina” di Youtube yang mendapat kunjungan youtuber sangat luas dan mendapat komentar dari yang pro dan kontra. Kajian ini menggunakan metode analisis intertekstualitas dalam semiotika visual dari Julia Kristeva, yang menekankan pada model analisis permutasi teks. Hasil kajian menunjukkan bahwa permutasi teks cenderung dilandasi pandangan stereotip dan prasangka sehingga menempatkan etnis Cina sebagai etnis yang buruk. Di antaranya tidak ikut berjuang dalam kemerdekaan, cenderung berorientasi ke negeri leluhur, cenderung ekslusif, dan punya agenda akan menguasai Indonesia seperti etnis Cina menguasai Singapura dan menyingkirkan etnis Melayu. Permutasi teks yang dibingkai prasangka tersebut menghasilkan teks teks yang bersifat reduktif, karena mengabaikan fakta fakta jasa etnis Cina di bidang ekonomi, politik, media, dan sastra.
Digital Media Hospital: Aplikasi Komunikasi Pemasaran Berbasiskan Daring Rony, Noor Firmansyah; Panuju, Redi
Jurnal Komunikasi Profesional Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.576 KB) | DOI: 10.25139/jkp.v2i2.1375

Abstract

The research aims to explain how digital media in RSPHC CARE application can be applied to marketing communication using 4P (Jerome Mc.Carthy) and 4C (Lauterborn) concept, and explain how marketing communication through digital media in RSPHC CARE application attracts people as consumers to use health services in PHC Surabaya hospital. The research used in-depth interviews, observations, and documentation focusing on data discovery. The subject of research is the manager of digital media in RSPHC CARE application and customers. The object of this research is marketing communication through digital media in RSPHC CARE application in information delivery and promoting hospital service of PHC Surabaya. The result is PHC Surabaya hospital, in addition to using digital media in RSPHC CARE application as online registration media to fulfill customer requirement, also utilize as marketing communication media on some features in it to inform things covering product (service) price, place, and promotion (4P). And can be maximized to use some of its features by committing to customers (4C). Some features in digital media in RSPHC CARE's application at PHC Surabaya hospital support marketing communication activities, based on 4C and 4P concepts in marketing communications. Keywords:Digital Media, Hospital, Marketing Communications, 4P - 4C Concepts in Marketing Communications.
Pengawasan Iklan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Televisi Panuju, Redi
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v1i2.154

Abstract

Television is a mass communication media that is still in demand by the public to get information and entertainment. Although the era of cyber that grows social media is in sight, but television is the audiovisual media is the easiest convergence so that in the future any television remains connected to social media. Therefore, television will be a priority medium for the industry to market its products or services. Along with that television became the trust of the traditional health care industry to market its products and services. While some of the traditional health care industry is suspected of violating government regulations that prohibit its existence to publish and advertisement. The Indonesian Broadcasting Commission has the responsibility and authority to oversee the availability of such advertisements because the law authorises them. But apparently, the supervision is not effective, proven advertising of traditional health services increasingly rampant in television. This is because the KPI does not have the authority to impose sufficient sanctions to broadcasters so as to create a deterrent effect. Besides, it turns out that advertising from traditional health services is the primary income currently for television media, especially local television. The government is also facing a similar dilemma to impose severe sanctions because traditional health services still have a place in society. There needs to be a law-level regulation that can accommodate the problem