Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The differences in the objective grading system index before and after dentoskeletal class I ortodontic treatment using the standard Edgewise appliances Damaryanti, Endah; Thahar, Bergman; Salim, Jono; Mardiati, Endah
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 26, No 3 (2014): November
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.107 KB) | DOI: 10.24198/pjd.vol26no3.14002

Abstract

Orthodontic treatment has a main purpose to reach balanced functional occlusion and create a harmonic esthetic face. But several studies indicates that orthodontic treatment influence smile esthetics, especially smile arc and buccal corridor. One-third of the treated patients showed a flat smile arc and orthodontic treatment with extraction resulted in excessive buccal corridors. The purpose of this research is to evaluate the difference of the Objective Grading System index, developed by the American Board of Orthodontics (ABO) and smile aesthetics in patients with Class I dentoskeletal malocclusion before and after orthodontic treatment. Twenty dental casts, panoramic radiographs and grouped pre and post-treatment. Dental casts and panoramic radiographs are scored according to the guidelines of the Objective Grading System. Extra-oral photographs were assessed by researcher using modified Goldstein dentofacial analysis. Result of measurements were evaluated with statistical t-test. Results of the research indicates Objective Grading System index and also score of smile esthetics before and after orthodontic treatment shows difference statistically (for Objective Grading System index P = -1121 > 2.09 and for smile esthetics P = 5.15 > 2.09). But extremely weak relationship was found between Objective Grading System index and Aesthetics smiles (231).
GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI PADA PASIEN ORTHODONTI ANTARA TAHUN 2012-2015 DAN 2015-2018 DI RS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN INDEKS ICON Damaryanti, Endah; Indrawati, Ernani; Firdausi, Adnexa
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang: Perawatan ortodonti bertujuan untuk mengkoreksi oklusi abnormal atau maloklusi.Indeks maloklusi merupakan alat bantu dalam menilai beberapa hal menyangkut keparahan maloklusi.Rumah Sakit Universitas Brawijaya merupakan Rumah Sakit pendidikan tempat dokter gig muda menempuhpendidikan profesi dan mereka dituntut untuk mengerjakan minimal satu kasus maloklusi yang bias dirawatdengan menggunakan peranti ortodonti lepasan. Pasien yang akan dirawat, diseleksi berdasarkan usia dankeparahan kasus. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat keparahan maloklusi pasien yang dirawatdi RS Universitas Brawijaya antara tahun 2012-2015 dengan tahun 2015-2018 menggunakan indeks ICON.Metode: Sampel penelitian ini menggunakan 35 model studi sebelum perawatan pada pasien ortodontiyang dirawat antara tahun 2012 sampai awal tahun 2015 dan 35 model studi sebelum perawatan padapasien ortodonti yang dirawat antara akhir tahun 2015-2018 dengan rentang usia 8-13 tahun. Hasil: Hasilpenelitian menunjukkan, dari 35 pasien yang dirawat antara tahun 2012-2015 didapatkan tingkat keparahanmaloklusi: 13 pasien (37.14%) termasuk kategorimudah, 16 pasien (45.71%) termasuk kategori ringan, 3pasien (8.57%) kategori sedang, 1 pasien (2.86%) kategor isulit, dan 2 pasien (5.71%) termasuk dalamkategori sangat sulit. Sedangkan dari 35 pasien yang dirawat antara tahun 2015-2018 didapatkan tingkatkeparahan maloklusi: 10 pasien (28.57%) termasuk kategori mudah, 20 pasien (57.14%) termasuk kategoriringan, 4 pasien (11.43%) termasuk kategori sedang, 1 pasien (2.86%) termasuk kategori sulit dan 0 pasien(0%) termasuk dalam kategori sangat sulit. Kesimpulan: Dalam seleksi kasus, terjadi perubahan tingkatkesulitan maloklusi antara pasien yang dirawat antara tahun 2012-2015 dengan pasien yang dirawat tahun2015-2018. Kasus yang dipilih adalah kasus ringan-sedang dan mengurangi kasus maloklusi kategori mudah,sulit dan sangat sulit untuk dirawat menggunakan peranti ortodonti lepasan.
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI INHIBITOR LAJU KOROSI KAWAT STAINLESS STEEL PERANTI ORTODONTI LEPASAN Damaryanti, Endah; Erstyawati, Azzahra Diba
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.01.4

Abstract

Latar Belakang: Peranti ortodonti lepasan ditujukan untuk memperbaiki maloklusi ringan. Kawat stainless steel merupakan komponen yang berpotensi mengalami korosi dan berefek negatif bagi kawat serta tubuh manusia. Kulit buah kakao mengandung senyawa antioksidan tanin dan menjadi limbah perkebunan sehingga dimanfaatkan menjadi bahan inhibitor organik korosi pada kawat ortodonti stainless steel. Tujuan: Membuktikan efektivitas ekstrak kulit buah kakao sebagai inhibitor laju korosi kawat ortodonti stainless steel. Metode: Penelitian ini menggunakan kawat ortodonti stainless steel merk Dentaurum remanium jenis round, spring hard, 0,7 mm/28 dipreparasi panjangnya 6 cm, ditimbang massa awal dan akhir menggunakan neraca analitik. Terdapat 4 kelompok kawat yang direndam 30 menit: K (saliva buatan), dan P dalam saliva buatan dengan ekstrak konsentrasi 600 ppm (P1), 800 ppm (P2) dan 1000 ppm (P3). Proses korosi menggunakan reaksi redoks dan penghitungan laju korosi menggunakan rumus metode weight loss. Hasil: Uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara laju korosi pada keempat kelompok (p<0,05). Uji Post Hoc Tukey HSD menunjukkan besar nilai perbedaan mean yang signifikan dalam mengurangi laju korosi antara kelompok kontrol dengan P1, P2 dan P3 serta antara PI dengan P2 dan P3 (p<0,05), dan didapatkan perbedaan mean terbesar pada P3. Kesimpulan: Ekstrak kulit buah kakao efektif sebagai inhibitor laju korosi kawat stainless steel pada peranti ortodonti lepasan. Semakin besar konsentrasi inhibitor yang digunakan maka laju korosi akan semakin berkurang dan efektivitas inhibitor semakin meningkat.
Dampak Mengunyah Satu Sisi Terhadap Asimetri Wajah: Tinjauan Literatur Rahmadanti, Besti; Rachmawati, Yuanita Lely; Damaryanti, Endah; Kurniawati, Sari
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 3 No. 02 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.963 KB) | DOI: 10.33096/smj.v3i02.63

Abstract

Pendahuluan: Kebiasaan mengunyah satu sisi dapat mengakibatkan sejumlah masalah, salah satunya yaitu asimetri wajah. Penting untuk mempelajari hubungan ini karena dalam menentukan diagnosis asimetri wajah tanpa mengetahui etiologi, maka penatalaksanaan asimetri menjadi lebih lama, atau bahkan bisa terjadi kegagalan perawatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui dampak mengunyah satu sisi terhadap asimetri wajah. Bahan dan Metode: Survei literatur mencakup periode dari Januari 2009 hingga Januari 2021.Pencarian literatur bersumber dari PubMed, Scientdirect, dan Google Schoolar mengikuti diagram PRISMA Flow Chart. Hasil: Strategi pencarian menghasilkan 3055 sitasi, dan didapatkan 14 artikel memenuhi kriteria inklusi. Dalam beberapa studi dilaporkan mengunyah satu sisi ada kaitannya dengan asimetri kekuatan gigitan, asimetri muskular, deviasi mandibula, dan asimetri skeletal. Kesimpulan Terdapat hubungan mengunyah satu sisi terhadap asimetri wajah. Pada subjek mengunyah satu sisi didapati asimetri kekuatan gigitan, aktivitas electromyographic (EMG) dan volume otot lebih besar pada sisi kunyah, terdapat kecenderungan deviasi mandibula lebih besar, dan sebagian penelitian melaporkan adanya korelasi asimetris skeletal.
Hubungan Direct Breastfeeding Kurang Dari Dua Tahun dengan Risiko Maloklusi Pada Gigi Desidui Kurniawati, Sari; Widodorini, Trining; Silviana, Nur Masita; Damaryanti, Endah; Al Magfiroh, Miftahur Rohmah
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 8 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2024.008.01.6

Abstract

Latar Belakang: Maloklusi gigi desidui dapat disebabkan aktivitas oral. Direct breastfeeding kurangdari dua tahun dapat mengganggu perkembangan rahang dan meningkatkan non-nutritive sucking habityang merupakan predisposisi maloklusi gigi desidui. Tujuan: Mengetahui apakah terdapat hubungandirect breastfeeding kurang dari dua tahun dengan risiko maloklusi pada gigi desidui. Metode: Metodetinjauan literatur yang digunakan oleh peneliti adalah penelusuran yang bersumber pada databaseelektronik menggunakan PRISMA-P (Preferred Reporting Items for Systematic review and Meta-AnalysisProtocols). Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan 20 penelitian yang dianalisis, memberikan hasilbahwa direct breastfeeding kurang dari dua tahun secara signifikan memiliki hubungan dengan oklusigigi desidui dan meningkatkan risiko maloklusi gigi desidui. Kesimpulan: Direct breastfeeding kurangdari dua tahun memiliki hubungan positif dan signifikan dengan risiko maloklusi pada gigi desidui,semakin tinggi direct breastfeeding kurang dari dua tahun, maka semakin tinggi risiko maloklusi gigidesidui, dan juga sebaliknya.
Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap perawatan ortodonti melalui edukasi dan pemeriksaan maloklusi gigi Silviana, Nur Masita; Roeswahjuni, Neny; Damaryanti, Endah; Komaruzzaman, Abdur Razaq
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 7 No 3 (2024)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v7i3.21186

Abstract

Maloklusi merupakan hubungan antara lengkung rahang atas dan bawah serta susunan gigi yang tidak normal. Gigi berjejal merupakan gambaran maloklusi yang prevalensinya terbanyak. Area gigi berjejal memudahkan terjadinya retensi plak yang dapat memicu terjadinya masalah periodontal seperti gingivitis dan karies gigi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada siswa sekolah tentang maloklusi dan perawatan ortodonti serta mendapatkan gambaran kasus maloklusi yang dihubungkan dengan kebersihan gigi siswa SDN Jatimulyo 2 Kota Malang. Penyuluhan dilakukan pada siswa kelas 5 dan 6 dilanjutkan pemeriksaan kasus maloklusi menggunakan Indeks ICON (Index of Complexity, Outcome, and Need), tingkat kebersihan mulut menggunakan OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified), dan diakhiri dengan sikat gigi bersama Evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa setelah dilaksanakannya kegiatan ini. Hasil pemeriksaan rongga mulut menunjukkan sebagian besar siswa mengalami kasus maloklusi dengan kategori sedang sebanyak 52,4% dan status kebersihan giginya rata-rata juga berada pada kategori sedang. Diperlukan edukasi yang berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan gigi terutama maloklusi.
The use of indexs objective grading system and smile line for evaluating the balance functional occlusion in orthodontic treatment Damaryanti, Endah; Thahar, Bergman; Salim, Jono; Mardiati, Endah
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 26, No 3 (2014): November 2014
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.107 KB) | DOI: 10.24198/pjd.vol26no3.14002

Abstract

Introduction: Orthodontic treatment has a main purpose to reach balanced functional occlusion and create a harmonic esthetic face. But several studies indicates that orthodontic treatment influence smile esthetics, especially smile arc and buccal corridor. One-third of the treated patients showed a flat smile arc and orthodontic treatment with extraction resulted in excessive buccal corridors. The purpose of this research is to evaluate the difference of the Objective Grading System index, developed by the American Board of Orthodontics (ABO) and smile aesthetics in patients with Class I dentoskeletal malocclusion before and after orthodontic treatment. Methods: Twenty dental casts, panoramic radiographs and grouped pre and post-treatment. Dental casts and panoramic radiographs are scored according to the guidelines of the Objective Grading System. Extra-oral photographs were assessed by researcher using modified Goldstein dentofacial analysis. Result of measurements were evaluated with statistical t-test. Results: Results of the research indicates Objective Grading System index and also score of smile esthetics before and after orthodontic treatment shows difference statistically (for Objective Grading System index P = -1121 > 2.09 and for smile esthetics P = 5.15 > 2.09). Conclusions: Extremely weak relationship was found between Objective Grading System index and Aesthetics smiles.