Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Faktor Kejadian Unmet Need KB Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Kanta Hamat, Viviana; Janggu, Jayanthi Petronela; Manggul, Makrina Sedista; Adar, Olivera Agnes; Kurniati, Kornelia
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i12.15643

Abstract

ABSTRACT Indonesia is still one of the countries with the largest population in the world. One of the programs carried out by the government is the Family Planning Program to control the population and improve the health welfare of mothers and children. However, the high unmet need is a problem for the government not only regarding the population explosion in 2030 but will also increase the maternal mortality rate (MMR) in Indonesia. To analyze the factors that influence the decision to unmet need for family planning among female couples of childbearing age in the Wae Kanta Community Health Center working area. This study is quantitative with a cross sectional design. Data collection uses a structured questionnaire that has been tested and declared valid. The research was conducted in the target village, namely Wae Kanta Village, 4-5 December 2023. The sampling technique was total sampling with a population of 37 fertile female couples. The analysis starts with univariate and then bivariate with the chi square test. There is a relationship between age and the incidence of unmet need for family planning with a p value of 0.006 (p < 0.05). There is a relationship between education and the incidence of unmet need for family planning with a p value of 0.000 (p < 0.05). There is a relationship between husband's support and the incidence of unmet need for family planning with a p value of 0.000 (p < 0.05). There is a relationship between knowledge and the incidence of unmet need for family planning with a p value of 0.002 (p < 0.05). Several factors have been proven to have an influence on the incidence of unmet need for family planning among WUS in Wae Kanta village, including mother's age, education, knowledge and husband's support. Employment, income and parity factors have no relationship with the incidence of unmet need for family planning. Keywords: Unmet Need for Family Planning Factors, Unmet Need for Family Planning, Women of Childbearing Age  ABSTRAK Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki populasi terbanyak didunia. Salah satu program yang dilakukan pemerintah adalah Program Keluarga Berencana untuk mengedalikan populasi dan meningkatkan kesejahteraan kesehatan ibu dan anak. Namun Tingginya unmet need menjadi permasalahan bagi pemerintah bukan hanya perihal ledakan populasi penduduk di tahun 2030 tetapi juga akan meningkatkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Menganalisis faktor yang mempengaruhi keputusan unmet need KB pada Wanita pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Wae Kanta. Studi ini kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji dan dinyatakan valid. Penelitian dilakukan di desa binaan yaitu Desa Wae Kanta tanggal 4-5 Desember 2023. Teknik sampel adalah total sampling dengan jumlah populasi Wanita pasangan subur berjumlah 37 orang. Analisis dimulai dengan univariat selanjutnya bivariat dnegan uji chi square. Ada hubungan antara umur dengan kejadian unmet need KB dengan nilai p value sebesar 0,006 (p < 0,05). Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian unmet need KB dengan nilai p value sebesar 0,000 (p < 0,05). Ada hubungan antara dukungan suami dengan kejadian unmet need KB dengan nilai p value sebesar 0,000 (p < 0,05). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian unmet need KB dengan nilai p value sebesar 0,002 (p < 0,05). Beberpa faktor yang terbukti memiliki pengaruh terhadap kejadian unmeed need KB pada WUS di Desa Wae Kanta diantaranya umur ibu, Pendidikan, pengetahuan dan dukungan suami. Faktor pekerjaan, penghasilan dan paritas tidak memiliki hubungan dengan kejadian unmet need KB Kata Kunci: Faktor Unmet Need KB, Unmet Need KB, Wanita Usia Subur
Edukasi Penerapan Manajemen Kebersihan Menstruasi dalam Menghadapi Masa Menarche Pada Remaja Putri di Desa Wae Kanta Hamat, Viviana; Janggu, Jayanthi Petronela; Trisnawati, Reineldis Elsidianastika; Raden, Natalia Damayanti Putri; Centis, Maria Conchita Leyla
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.14874

Abstract

ABSTRAK Masa remaja menjadi perhatian penting terlebih pada usia remaja awal yang akan memasuki usia menarche. Kebersihan pada saat menghadapi menstruasi sangat perlu untuk diketahui karena bisa menajaga Kesehatan reproduksi remaja sampai seterusnya. Hal ini dapat dicegah dengan menerapkan manajemen kebersihan menstruasi yang baik. Manajemen Kebersihan Menstruasi yang salah dapat menimbulkan berbagai masalah baik itu jangka pendek ataupun jangka Panjang. Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada Remaja putri terlebih khusus yang akan memasuki usia menarche sebagai pengetahuan dasar dalam Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan. Edukasi  ini berupa penyuluhan yang dilakukan secara offline pada remaja yang berjumlah 18 orang di Desa Wae Kanta. Media yang mendukung kegiatan  adalah materi power point dan video , leaflet, LCD. Pelaksanaan dilakukan dengan membagikan kuisoner sebelum dan sesudah penyuluhan. Pada saat pre test sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang manajemen kebersihan menstruasi yaitu 89% dan setelah dilakukan penyuluhan Sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan baik yaitu 72% dengan jumlah 13 orang. Terdapat peningkatan pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Kata Kunci: Manajemen Kebersihan Menstruasi, Remaja Putri, Usia Menarche  ABSTRACT Adolescence is an important concern, especially in early teens who are about to enter menarche. It is very important to know about hygiene when facing menstruation because it can maintain the reproductive health of adolescents and beyond. This can be prevented by implementing good menstrual hygiene management. Improper Menstrual Hygiene Management can cause various problems, both short and long term. Menstrual Hygiene Management (MKM) is the management of hygiene and health when women experience menstruation. To increase health knowledge about Menstrual Hygiene Management (MKM) in young women, especially those who are about to enter menarche, as basic knowledge in implementing behavior to maintain personal and environmental hygiene. This education takes the form of counseling conducted offline for 18 teenagers in Wae Kanta Village. Media that support activities are power point and video materials, leaflets, LCD. Implementation was carried out by distributing questionnaires before and after the counseling. During the pre-test, most of the respondents had poor knowledge about menstrual hygiene management, namely 89% and after counseling, most of the young women had good knowledge, namely 72% with a total of 13 people. There was an increase in the knowledge of young women before and after the counseling was carried out. Keywords: Menstrual Hygiene Management, Teenage Girl, Menarche Age
Pemberdayaan Serta Pendampingan Ibu tentang Metode Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Balita 2-3 tahun di Pustu Waso Hamat, Viviana; Trisnawati, Reineldis Elsidianastika; Padeng, Eufrasia P.; Janggu, Jayanthi Petronela; Bandur, Paskalinda M. Y; Dewi, Imelda R.
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.15532

Abstract

ABSTRAK Pada tahun 2020 UNICEF mengungkapkan data masih tentang tingginya kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita terkait perkembangan motorik didapatkan (27,5%) dan kasus ini Indonesia bervariasi anatara 12.8% s/d 16%. Factor luar dan dalam sangat berpengaruh pada perkembangan kemampuan motorik halus anak usia dini diantaranya adalah stimulasi yang tepat dan pola asuh orang tua khususnya ibu. Tujuan pengabdian ini untuk memperdayakan ibu serta ikut mendampingi ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan motorik halus balita 2-3 tahun.  Pelaksanaan dilakukan dimulai dari membuat surat perizinan kegiatan, melakukan inform consent atau Kerjasama dengan mitra yaitu ibu balita 2-3 tahun. proses kegiatan yaitu inti dari pelaksanaan pengabdian yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan, demonstrasi serta pendampinngan tentang stimulasi perkembangan motorik halus balita 2-3 tahun. Tahap evaluasi penyuluh melakukan penilaian atau peninjauan keberhasilan kegiatan pengabdian pada sasaran.  Pada saat pre test sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang perkembangan motoric halus yaitu 55% dan setelah dilakukan penyuluhan Sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 73% dengan jumlah 8 dari 11 orang. Terdapat peningkatan pengetahuan termasuk pengetahuan tentang praktik stimulasi perkembangan motoric halus balita 2-3 tahun di Puatu Waso. Kata kunci: Pemberdayaan, Stimulasi, Perkembangan motorik halus.  ABSTRACT In 2020, UNICEF revealed that data on the high incidence of growth and development disorders in children under five years old related to motor development was found (27.5%) and this case in Indonesia varied between 12.8% to 16%. External and internal factors greatly influence the development of fine motor skills in early childhood, including appropriate stimulation and parenting patterns of parents, especially mothers. Objective to empower mothers and accompany mothers to stimulate the fine motor development of toddlers 2-3 years old. Implementation starts from making an activity permit letter, providing informed consent or collaborating with partners, namely mothers of toddlers 2-3 years old. The activity process, namely the core of the implementation of the service carried out, is providing counseling, demonstrations and assistance regarding stimulating the fine motor development of toddlers 2-3 years old. In the evaluation stage, the instructor assesses or reviews the success of service activities towards the target. During the pre-test, most of the respondents had poor knowledge about fine motor development, namely 55%, and after counseling, the majority had good knowledge, namely 73%, with 8 out of 11 people. There is an increase in knowledge, including knowledge about the practice of stimulating fine motor development of toddlers 2-3 years old in Puatu Waso. Keywords: Empowerment, Stimulation, Fine Motor Development