Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

FACTORS WHICH CAUSE OF ANXIETY AND DEPRESSION IN PREGNANT WOMEN THROUGHOUT COVID-19 Viviana Hamat
Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research Vol. 4 No. 1 (2023): Fight Against Depression and Embrace Equity in Mental Health
Publisher : Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.607 KB) | DOI: 10.21776/ub.jppbr.2023.004.01.10

Abstract

Background: COVID-19 has become a critical general medical condition and is causing unfavorable health outcomes for both mother and child.Objective: To determine the causes of fear and mental stress in pregnant women during the COVID-19.Method: By searching for sources used from PubMed and google scholar. The articles sourced are national and international articles published from 2016 to 2021.Results: During the Covid-19 pandemic, most pregnant women experienced increased fear and mental stress. One research article in Turkey showed that the mean IDAS II score of pregnant women increased from 184.78 ± 49.67 before the pandemic to 202.57 ± 52.90, during the COVID-19 pandemic. Mothers with symptoms of mental distress and anxiety are at risk of abortion and early labor (<39 weeks), as well as postpartum depression.Conclusion: Multiple factors involving of maternal age, low education, work, work, social support, lack of physical activity, economy, fear of COVID-19, gestational age were the cause of anxiety and mental stress in pregnant women during the COVID-19. Keywords: anxiety, depression, pregnant.
PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI SENAM LANSIA UNTUK PENCEGAHAN HIPERTENSI DI DUSUN KALO KECAMATAN LELAK Viviana Hamat; Olivera Agnes Adar; Jayanthi Petronela Janggu; Maria Afrinita; Yunikartika Miniarti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14894

Abstract

ABSTRAKHipertensi menjadi salah satu penyakit yang menyerang lansia karena mulai berkurangnya sistem kerja tubuh. Lansia merupakan salah satu kelompok yang   rentan   dan   beresiko   terhadap   penyakit. Proses penuaan merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan meliputi perubahan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.  Hipertensi yang tidak dapat diobati bahkan dicegah secara dini dapat menyebabkan resiko yang paling besar yaitu kematian. Latihan fisik seperti senam yang teratur juga membantu mencegah keadaan-keadaan atau penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi). Lokasi kegiatan ini di dusun Kalo, Desa Lentang dan dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 12 orang peserta dan dilaksanakan melalui 5 tahap yang dimulai dari persiapan sampai dengan tahap evaluasi. Sasaran dalam kegiatan adalah lansia usia 45-65 tahun yang berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami hipertensi. Hasil dari kegiatan ini adalah semua perserta antusias terlibat dalam senam yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Setelah dilakukan evaluasi pengukuran tekanan darah terbukti menurun setelah aktif mengikuti senam sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Kata Kunci: lansia; hipertensi; senam lansia ABSTRACTHypertension is one of the diseases that attack the elderly because the body's work system begins to decrease. Elderly is a group that is vulnerable and at risk of disease. The aging process is a process that results in changes including physical, psychological, social and spiritual changes. Hypertension that cannot be treated and even prevented early can cause the greatest risk, namely death. Physical exercise such as regular exercise also helps prevent chronic conditions or diseases, such as high blood pressure (hypertension). The location of this activity is in the Kalo hamlet, Lentang Village and will be held on December 12, 2022. The community service activities are carried out through 5 stages starting from the preparation to the evaluation stage. The target in the activity is the elderly aged 45-65 years who, based on the results of the examination, have hypertension. The result of this activity was that all participants were enthusiastically involved in the exercise which was carried out for 3 consecutive days. After evaluating blood pressure measurements it was proven to decrease after actively participating in gymnastics according to a predetermined schedule. Keywords: elderly; hypertension; elderly gymnastics
Kampanye Anemia Remaja Centis, Maria Conchita Leyla; Senudin, Putriatri Krimasusini; Hamat, Viviana; Petrika, Yosefina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i4.14014

Abstract

ABSTRAK Anemia merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi secara global. Anemia pada remaja putri berdampak pada konsentrasi belajar remaja, yanhg kemudian akn berdampak pada kualitas hidup remaj putri. Tujuan dilakukan kampanye edukasi anemia adalah untuk memberikan pengetahuan kepada remaja tentang anemia. Metode yang digunakan adalah penyuluhan. Sebelum diberikan penyuluhan rata-rata pengetahuan remaja putri tentang anemia   yaitu 57,51 dan setelah diberikan penyuluhan terjadi perubahan rata-rata pengetahuan yaitu 89,39. Penyuluhan edukasi anemia memberikan perubahan yang baik terhadap pengetahuan. Diharapkan siswi mampu untuk melakukan pencegahan terjadinya anemia Kata Kunci: Anemia, Penyuluhan, Remaja Putri  ABSTRACT Anemia is one of the problems being faced globally. Anemia in adolescent girls has an impact on adolescent learning concentration, which in turn will have an impact on the quality of life of adolescent girls. The anemia education campaign was conducted to provide knowledge to adolescents about anemia. The method used was counseling. Before being given counseling, the average knowledge of adolescent girls about anemia was 57.51 and after being given counseling there was a change in the average knowledge of 89.39. Anemia education counseling provides a good change in knowledge. It is hoped that female students will be able to prevent anemia.  Keywords: Anemia, Counseling, Adolescent Girls
Pelatihan Pembuatan Biskuit Tepung Daun Kelor untuk Mengatasi Masalah Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Ponggeok Manggul, Makrina Sedista; Trisnawati, Reineldis E.; Janggu, Jayanthi P.; Hamat, Viviana; Kurniati, Kornelia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.15568

Abstract

ABSTRAK Kehamilan merupakan kodrat yang melekat pada wanita yang sah secara hukum sesuai ajaran agama dan adat istiadat masing – masing. Saat masa kehamilan   terjadi peningkatan metabolisme energi, sehingga kebutuhan energi dan zat gizi terus  meningkat dan harus dipenuhi baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan  janin dan kesehatan Ibu. Anemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia yang sering terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil dikatakan  menderita anemia jika kadar Hb < 11g / dl  dan  paling banyak terjadi pada trimester I dan III. Solusi yang disarankan oleh tim untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil adalah dengan melakukan fortifikasi pada makanan yang mengandung zat besi. Makanan yang mengandung sumber zat besi dan protein adalah daun kelor (Moringa oleifera L). Daun kelor  memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, zat besi dan protein dalam jumlah yang besar. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah anemia dengan memanfaatkan tepung daun kelor. Dalam kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pelatihan pembuatan cookies (biskuit)  dengan bahan dasar tepung daun kelor. Sebelum penyuluhan, dilakukan pre test yang menunjukkan hasil 15 orang (60%) berpengetahuan kurang, 7 orang (28%) memiliki pengetahuan cukup, dan 3 orang (12%) memiliki pengetahuan baik. Setelah penyuluhan diperoleh hasil post test menunjukkan bahwa 22 orang (88%) memiliki pengetahuan baik, 2 orang (8%) memiliki pengetahuan cukup, dan 1 orang (4%) memiliki pengetahuan kurang. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan pelatihan. Kata kunci : Biskuit, Tepung Daun Kelor, Anemia, Ibu Hamil  ABSTRACT Pregnancy is a nature inherent in women which is legally valid according to the teachings of their respective religions and customs. During pregnancy there is an increase in energy metabolism, so that the need for energy and nutrients continues to increase and must be met for both the growth and development of the fetus and the mother's health. Iron deficiency anemia is one of the four main nutritional problems in Indonesia which often occurs in pregnant women. Pregnant women are said to be suffering from anemia if the Hb level is <11g/dl and this mostly occurs in the first and third trimesters. The solution suggested by the team to overcome anemia in pregnant women is to fortify foods that contain iron. Food that contains a source of iron and protein is Moringa leaves (Moringa oleifera L). Moringa leaves contain large amounts of vitamin A, vitamin C, vitamin B, calcium, potassium, iron and protein. Objective to increase the knowledge of pregnant women in preventing anemia by using Moringa leaf flour. In this service activity is training in making cookies (biscuits) using Moringa leaf flour as the basic ingredient. Before counseling, a pre-test was carried out which showed that 15 people (60%) had poor knowledge, 7 people (28%) had sufficient knowledge, and 3 people (12%) had good knowledge. After counseling, the results of the post test showed that 22 people (88%) had good knowledge, 2 people (8%) had sufficient knowledge, and 1 person (4%) had poor knowledge. There was an increase in knowledge of pregnant women after being given training. Keywords: Biscuits, Moringa Leaf Flour, Anemia, Pregnant Women
Intervensi gizi terhadap kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan Janggu, Jayanthi Petronela; Hamat, Viviana
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 4 (2024): Volume 18 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i4.263

Abstract

Background: Stunting is still a national and global problem because of its impact on the quality of future generations. There are many factors that cause stunting, so it is necessary to analyze which factors are strong candidates for stunting in the village locus. Purpose: To analyze the effect of nutritional interventions on the incidence of stunting in children under five. Method: Quantitative research with cross-sectional design. Data collection was carried out using a structured questionnaire that had been tested and carried out anthropometric measurements. The research was conducted at the stunting village locus selected by purposive sampling, namely in Lentang Village, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province. Conducted in December 2022-April 2023. The total sample was 87 toddlers obtained based on the locus data list. Results: Multivariate analysis showed that the age of the baby was related to the incidence of stunting (p=0.02) with an OR value of 3.366. Furthermore, the income variable is related to the incidence of stunting (p=0.03) with an OR value of 3.456. The variable early initiation of breastfeeding has a relationship with the incidence of stunting (p=0.015) with an OR value of 3.576. Apart from that, the variable providing additional food has a relationship with the incidence of stunting (p=0.04) with an OR value of 3.25. Conclusion: Nutritional interventions that are related and have strong candidates for influencing the incidence of stunting are the provision of additional food and the age of children under five. Apart from that, nutritional intervention. Early initiation of breastfeeding is the factor that has the most influence on the incidence of stunting. Suggestion: The government, health services and the community must work together to improve stunting reduction programs, especially for children under 2 years of age and mothers.   Keywords: Nutrition Interventions; Stunting; Toddlers.   Pendahuluan: Stunting masih menjadi masalah nasional dan global karena dampaknya terhadap kualitas generasi mendatang. Multi faktor penyebab terjadinya stunting, sehingga perlu dianalisis faktor apa saja yang menjadi kandidat kuat terjadinya stunting di desa lokus. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh intervensi gizi terhadap kejadian stunting pada balita. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji dan dilakukan pengukuran antropometri. Penelitian dilakukan di desa lokus stunting yang dipilih secara purposive sampling yaitu di Desa lentang Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dilaksanakan pada bulan Desember 2022- April 2023. Jumlah sampel sebanyak 87 balita diperoleh berdasarkan daftar data lokus. Hasil : Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor usia bayi memiliki keterkaitan dengan kejadian stunting (p=0.02) dan OR sebesar 3.366. Selanjutnya variabel pendapatan memiliki keterkaitan (p=0.03) dan OR sebesar 3.456. Variabel IMD memiliki hubungan dengan kejadian stunting (p=0.015) dan OR sebesar 3.576. Selain itu, variabel PMT memiliki hubungan dengan kejadian stunting (p=0.04) dan OR sebesar 3.25. Simpulan: Intervensi gizi yang terkait dan memiliki kandidat kuat dalam memengaruhi kejadian stunting adalah pemberian makanan tambahan (PMT) dan usia balita. Selain itu, intervensi gizi inisiasi menyusui dini (IMD) menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting. Saran: Pemerintah, pelayanan kesehatan, dan masyarakat harus bekerjasama dalam meningkatkan program penurunan stunting terutama berfokus pada anak di bawah usia 2 tahun dan ibu.   Kata Kunci: Balita; Intervensi Gizi; Stunting.
Hasil Perbandingan Kerapatan Dosis Bakteri Streptoccocus agalactiae Terhadap Keberhasilan Pembuatan Tikus Model Aerobic Vaginitis Adar, Olivera Agnes; Hamat, Viviana; Dewi, Imelda Rosniyati
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 3 (2025): Volume 12 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i3.19934

Abstract

Aerobic vaginitis merupakan kondisi infeksi pada vagina, yang merangsang respon inflamasi yang tinggi, dan sulit diobati akibat meningkatnya masalah resistensi antibiotika. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dosis bakteri Streptococcus agalactiae yang tepat agar dapat membuat tikus kondisi aerobic vaginitis. Desain penelitian yang digunakan adalah experimental dengan repeated measures design. Tikus Rattus terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama, terdiri dari 4 ekor tikus (1a, 2a, 3a, 4a) yang diberikan treatment  dexamethasone 5 mg/kg sebanyak 0,1 mg/kg selama 3 hari dengan dosis GBS adalah 1x108 CFU/ml dan di diagnosa pada hari kedua (48 jam) dengan dosis yang berbeda-beda. Kelompok kedua terdiri dari 4 ekor tikus ((5a, 6a, 7a, 8a) dengan perlakuan yang sama tetapi diagnosa AV dilakukan pada hari ke 4. Hasil penelitian Dosis GBS yang dapat membentuk Aerobic Vaginitis pada tikus Rattus norvegicus adalah dosis 1x108 CFU/ml yang didiagnosa pada hari ke empat dibandingkan hari ke dua.
Complementary Feeding Practice: A Phenomenological Approach Janggu, Jayanthi Petronela; Hamat, Viviana
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 2 (2025): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v13i2.765

Abstract

Inappropriate complementary feeding practices remain a prevalent issue in developing countries. Mothers need to possess both adequate knowledge and proper implementation of complementary feeding (MP-ASI) to support optimal child growth and development and to prevent disease and nutrient absorption disorders caused by inadequate complementary feeding. This study aims to explore mothers’ experiences in practicing complementary feeding. A qualitative research design using a descriptive phenomenological approach was employed to investigate the lived experiences of mothers regarding complementary feeding practices. The study identified three major themes: (1) maternal knowledge about complementary feeding, (2) emotional experiences during the practice of complementary feeding, and (3) mothers’ perceptions of the causes influencing complementary feeding practices. The findings suggest that maternal knowledge regarding complementary feeding remains relatively limited. Furthermore, mothers often experience feelings of worry, confusion, and stress while feeding their children, particularly when children refuse certain foods. These emotional responses are considered normal under such circumstances and are influenced by both direct and indirect factors affecting complementary feeding.
Analisis Faktor-faktor Resiko terhadap kejadian Stunting pada Balita (0-59 bulan) di Puskesmas Wae Mbeleng Afrinita, Maria; Banul, Maria Sriana; Purba, Nurhaida; Hamat, Viviana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 10 (2025): Volume 5 Nomor 10 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i10.21988

Abstract

ABSTRACT Stunting is a chronic nutritional problem that impairs the growth and development of children and remains a major challenge in developing countries, including Indonesia. East Nusa Tenggara (NTT) Province, particularly Manggarai District, records a very high prevalence of stunting. The causes of stunting are multifactorial, involving both direct and indirect factors such as inadequate parenting, poor nutritional status, and low socioeconomic conditions. This study aims to analyze the risk factors associated with the incidence of stunting among children aged 0–59 months in the working area of Wae Mbeleng Public Health Center, Manggarai District. This is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected through observation, interviews, and document review. Univariate and bivariate analyses were conducted to assess the relationships between parenting patterns, nutritional status, and economic status with stunting incidence. The majority of respondents (63.3%) practiced poor parenting, and all children raised under these conditions were stunted (p = 0.000). Additionally, 40% of children had poor nutritional status, and all of them were stunted (p = 0.000). Economically, 76.7% of families were in the low-income category, and all children from these families were also stunted (p = 0.000). All three factors showed a very significant association with stunting. Stunting among children at Wae Mbeleng Health Center is significantly influenced by inadequate parenting, poor nutritional status, and low family economic conditions. Effective stunting prevention requires integrated and multisectoral interventions focused on parenting education, nutritional improvement, and family economic empowerment. Keywords: Stunting, Parenting, Nutritional Status, Economic Status, Children Under Five, Manggarai.  ABSTRAK Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, dan menjadi tantangan besar di negara berkembang, termasuk Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Kabupaten Manggarai, mencatat prevalensi stunting yang sangat tinggi. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor langsung maupun tidak langsung, antara lain pola asuh yang tidak tepat, status gizi yang buruk, dan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 0–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Wae Mbeleng, Kabupaten Manggarai.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat untuk melihat hubungan antara variabel pola asuh, status gizi, dan status ekonomi dengan kejadian stunting. Sebagian besar responden (63,3%) menerapkan pola asuh yang tidak baik dan seluruh anak yang diasuh dengan pola ini mengalami stunting (p = 0,000). Selain itu, 40% balita memiliki status gizi kurang, dan seluruhnya mengalami stunting (p = 0,000). Dari sisi ekonomi, 76,7% keluarga berada pada kategori ekonomi rendah, dan anak-anak dari kelompok ini seluruhnya mengalami stunting (p = 0,000). Ketiga faktor tersebut menunjukkan hubungan yang sangat signifikan terhadap kejadian stunting. Kejadian stunting di Puskesmas Wae Mbeleng dipengaruhi secara signifikan oleh pola asuh yang tidak memadai, status gizi yang buruk, dan kondisi ekonomi keluarga yang rendah. Pencegahan stunting memerlukan intervensi terpadu dan multisektoral, dengan fokus pada edukasi pengasuhan anak, peningkatan status gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Kata Kunci: Stunting, Pola Asuh, Status Gizi, Status Ekonomi, Balita, Manggarai
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA SECTIO CAESAREA: DETERMINANTS ASSOCIATED WITH THE INCIDENT OF CAESAREA SECTIO WOUND INFECTION Trisnawati, Reineldis Elsidianastika; Manggul, Makrina Sedista; Hamat, Viviana
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2023): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/qjk.v17i2.1249

Abstract

Infeksi luka operasi merupakan bagian dari masalah utama dalam praktik kebidanan yang dapat menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas ibu. Sekitar 7,3% kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi post sectio caesarea (SC). Terdapat beberapa factor yang berpengaruh terhadap infeksi luka operasi SC yakni status gizi ibu, mobilisasi dini dan perawatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor determinan yang berhubungan dengan kejadian infeksi luka SC pada ibu postpartum di RSUD Ruteng. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 60 responden, pengambilan sampel secara total sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan untuk mengukur variabel bebas dan terikat. Variabel bebas memuat pertanyaan tentang status gizi ibu, mobilisasi dini dan perawatan luka sedangkan Variabel terikat memuat pertanyaan tentang infeksi luka SC. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 34 responden (56,7%) yang mengalami masalah infeksi luka operasi SC dari 60 respoden yang diteliti. Beberapa factor yang mempengaruhi terhadap infeksi luka operasi SC tersebut diantaranya factor status gizi (p=0.013), mobilisasi dini (p=0.004) dan perawatan luka (p=0.002). dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu, mobilisasi dini dan perawatan luka dengan infeksi luka sectio caesarea (SC). Pentingnya mengedukasikan tentang perawatan luka pasca operasi SC pada pasien, agar mereka dapat mengetahuai cara merawat luka SC yang baik sehingga mencegah terjadinya infeksi. Pasien juga diajarkan cara mobilisasi dini dan menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik pasca operasi dengan tujuan membantu mempercepat proses pemulihan ibu. Tenaga kesehatan diharapkan lebih proaktif memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pencegahan infesksi luka bedah SC, hal ini dilakukan untuk meningkatkat derajat kesehatan ibu dan mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu.
Analisis Hubungan Kepatuhan Antenatal Care dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida TM III Dalam Mengahadapi Proses Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Manggarai Hamat, Viviana; Jayanthi Petronela Janggu; Makrina Sedista Manggul; Reineldis E. Trisnawati
Jurnal Bidan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 4 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kematian bunda (AKI) di Indonesia pada tahun 2019- 2020 mengalami kenaikan dengan pemicu paling banyak perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, kendala sistem peredaran darah serta peradangan. Angka kematian tersebut bisa diturunkan dengan melaksanakan kunjungan antenatal yang tertib dimana pelayanan yang diperoleh ibu hamil meliputi promosi kesehatan, skrining serta penaksiran, dan pencegahan penyakit. Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tahun 2019 cakupan K4 ibu hamil sebesar 54,36% masih berada dibawah target cakupan indikator K4 Renstra Kementerian Kesehatan Indonesia 2019 yaitu sebesar yaitu 80%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan antenatal care dengan tingkat pengetahuan ibu primigravida TM III dalam menghadapi persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Manggarai. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Sampel responden sebanyak 70 orang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari buku KIA ibu hamil dan membagikan kuisoner pengetahuan. Dianalisis dengan menggunakan uji chi-squere Hasil: Hasil penelitian dari 70 ibu primigravida, Sebagian besar 56 orang yang tergolong patuh melakukan kunjungan antenatal care dan 35 orang memiliki pengetahuan baik. Hasil uji statistik diketahui p value sebesar 0,001 yang artinya bahwa p value < α 0,05, maka secara statistik ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan antenatal care dengan tingkat pengetahuan ibu primigravida TM III dalam menghadapi persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Manggarai.