Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Estetika Motif Batik Selotigo "Bunga Rejasa" sebagai Identitas Salatiga Nonik Anita Sari; Eko Haryanto
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.5256

Abstract

Abstrak Batik adalah salah satu aset seni Indonesia yang mengandung beragam makna disetiap sentuhan dalam motif yang dilahirkan. Karena alasan ini batik Indonesia mewakili keanekaragaman, keunikan serta warisan budaya. Salah satu rumah produksi batik di Salatiga terletak di Waturumpuk, Pabelan Kauman Kidul, Sidorejo kabupaten Semarang ini memproduksi batik dengan motif unggulan berupa motif-motif ikonik Salatiga, salah satunya adalah motif bunga Rejasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini dipilih kerena berhubungan dengan isu yang diteliti yang didasarkan pada keadaan sosial. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplor dengan memahami makna yang diperoleh pada sejumlah individu atau kelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Motif bunga rejasa diambil dari tanaman khas Salatiga yang sekarang keberadaannya sudahhampir punah. Dengan dijadikannya sebagai motif batik diharapkan masyarakat bisa lebih mengenal bunga rejasa. Dengan menggunakan estetika dari Djelantik dapat terdapat 3 aspek yang akan dianalisis meliputi kesatuan, dominasi, dan keseimbangan. Motif batik ini menjadi pembeda antara batik Selotigo dengan batik lainnya. Dalam konteks studi estetika, penelitian mengenai motif pada batik selotigo ini masih sangat relatif terbatas. Kata Kunci: Batik, Motif bunga rejasa, Salatiga, Motif
Finding Out the Visual Literacy Ability of College Level through the Analysis of Poster Design and Idea Creativity Nadia Sigi Prameswari; Agus Cahyono; Slamet Subiyantoro; Eko Haryanto
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The challenge of education in the 21st Century is to create an education that can produce thoughtful human resources who can build social order and economy and are aware of knowledge as an individual in the 21st Century. It is crucial for learning in the present era to prioritize visual literacy skills. Visual literacy skills help the students to be capable of communicating by utilizing visual language structure until they contribute to the more global dialogue organization such as metaverse era. The purpose of this research was to review the poster design, which covers visual literacy standards and visual literacy aspects, to determine the level of students’ visual literacy skills in college. This study uses purposive sampling on visual art students from four universities. The data in this study were analyzed using interpretivism. Based on the analysis result of students’ work presentation reviewed from the visual skill. Differences in the ability to convey information, effectiveness and efficiency of images, presentation of cultural, social, and historical photos, problem-solving, and creativity. Differences in the quality of work between one individual and another related to standards in visual literacy are influenced by several aspects, namely learning experience, source of visual literacy, and sense experience.
INOVASI TEKSTIL GESEK GODHONG PADA KING BATIK SEMARANG Nur Lela; Eko Haryanto
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 12 No 2 (2023): Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini, keberadaan tekstil semakin beragam jika dilihat dari segi motif maupun aplikatif. Semakin menggeliatnya tekstil yang ditawarkan pada konsumen, semakin banyak perkembangan dengan bermacam-macam inovasi. Selera masyarakat terhadap perkembangan produk tekstil menyebabkan adanya peningkatan persaingan industri tekstil. Perlu adanya inovasi produk tekstil baik secara motif maupun aplikatif. Tekstil gesek godhong ialah seni tekstil dengan inovasi menggunakan media serta teknik baru dalam proses pembuatannya. Masalah penelitian ini yaitu bagaimana inovasi tekstil gesek godhong pada King Batik Semarang. Metode pengumpulan data adalah analisis deskriptif data wawancara terstruktur yang dilengkapi instrumen dan hasil dokumentasi di lapangan. Penelitian ini mendeskripsikan hasil dari proses aplikasi daun sebagai bahan utama pembentuk motif pada tekstil gesek godhong dalam implementasi ide penciptaan dan inovasinya. Hasil penelitian ini adalah: (1) tekstil gesek godhong dibuat dengan inovasi baik secara teknik maupun media sehingga menghasilkan produk yang berbeda dari produk tekstil yang telah ada. (2) Bahan daun dan teknik gesek yang digunakan menjadikan motif tekstil gesek godhong memiliki karakter unik dan terkesan modern sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami perubahan selera serta mampu bersaing di kancah industri tekstil secara luas.
Peranan Perempuan dalam Pewarisan Tenun Songket Subahnale di Desa Sukarara Wahyu Amalia Putri; Muh. Ibnan Syarif; Eko Haryanto
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Songket Subahnale merupakan salah satu kain songket khas suku Sasak di Pulau Lombok. Eksisnya kain songket Subahnale di Desa Sukarara hingga saat ini tidak lepas dari proses pewarisan yang tak henti-hentinya dilakukan oleh kaum perempuan Desa Sukarara kepada generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perempuan dalam proses pewarisan songket Subahnale. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang akan mendeskripsikan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan antropologi untuk mengkaji tentang bagaimana peran perempuan di Desa Sukarara dalam proses pewarisan songket Subahnale. Perempuan di Desa Sukarara dalam mewariskan budaya menenun pada generasi muda dengan mengajarkan mereka dimulai dari mengenalkan hingga membimbing anak perempuan mereka dalam mempelajari bagaimana cara menenun. Perempuan Desa Sukarara melalui berbagai macam tahapan dalam mengajarkan generasi muda yang dalam hal ini kebanyakan adalah anggota keluarga mereka seperti anak, ponakan, atau cucu perempuan mereka. Tahapan dalam proses pewarisan yang dilakukan secara umum dimulai dari (1) mencontohkan, (2) melibatkan anak-anak, (3) menunjukkan sikap tegas, dan (4) memberikan kebebasan dan menunjukkan kepercayaan dalam belajar.