Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KAJIAN KESEHATAN REPRODUKSI BENCANA DAN IDENTIFIKASI ANCAMAN, KAPASITAS, SERTA KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI DESA POTORONO, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL, DIY Utami, Fitriana Putri; Wijaya, Oktomi Putri
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.852 KB) | DOI: 10.12928/jp.v1i2.334

Abstract

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kerentanan terhadap ancaman bencana alam. Ancaman terbesar adalah gempa bumi dan letusan gunung berapi. Semua orang yang hidup dalam situasi darurat bencana berhak atas kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Pencegahan terjadinya risiko kerugian yang tinggi akibat bencana baik dalam sektor kesehatan maupun sektor lainnya dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko bencana. Identifikasi risiko bencana ini terdiri dari identifikasi ancaman bencana, kerentanan bencana, dan kapasitas bencana di tingkat desa. Kajian kesehatan reproduksi bencana disampaikan dengan metode penyuluhan disertai diskusi interaktif. Identifikasi ancaman, kapasitas, dan kerentanan bencana menggunakan metode partisipatory. Peserta dipilih secara purposive. Data dianalisis secara deskriptif.  Peserta menyebutkan bahwa permasalahan kesehatan reproduksi yang dapat terjadi meliputi perasalahan kesehatan ibu dan anak, pelecehan seksual, dan penularan penyakit seksual yang diakibatkan oleh keadaan sarana prasarana pengungsian yang minim. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa ancaman bencana gempa dapat menimbulkan kerentanan pada manusia khususnya bayi, anak-anak, lansia, dan penyandang cacat berupa luka sedang hingga kematian. Kerentanan pada infrastruktur berupa robohnya bangunan akibat struktur yang tidak kuat. Kapasitas bencana yang dimiliki desa berupa adanya forum kebencanaan dan pelatihan serta simulasi bencana yang mendukung adanya infrastruktur siaga bencana. Ancaman gempa bumi dapat menimbulkan kerugian pada asset berisiko desa yang berupa manusia dan infrastruktur, namun pihak desa telah memiliki kapasitas / kekuatan pada seluruh aspek berisiko tersebut untuk meminimalisir kerugian yang muncul. Diharapkan aparat desa dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melakukan pemetaan risiko bencana desa secara berkesinabungan.
PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA EVAKUASI BENCANA DI SD MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN, BANTUL, DIY Wijaya, Oktomi; Isni, Khoiriyah
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.878 KB) | DOI: 10.12928/jp.v1i2.344

Abstract

Tingginya risiko bencana yang ada di Provinsi Yogyakarta khususnya Kabupaten Bantul, maka mutlak diperlukan suatu upaya pengurangan risiko bencana, terutama di sekolah yang  merupakan komunitas anak-anak sebagai kelompok rentan. Sekolah dasar tentu harus mendapatkan perhatian yang lebih dikarenakan anak-anak SD memiliki kerentanan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perhatian khusus kepada siswa sekolah dasar terkait dengan kemampuan menghadapi bencana. Upaya kesiapsiagaan sekolah dapat dimulai dengan analisis risiko bencana di sekolah, pembuatan prosedur kedaruratan bencana dan berlatih menyelamatkan diri saat terjadi bencana.  Metode yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain: (1) pendidikan masyarakat atau penyuluhan, (2) pelatihan atau praktik, (3) simulasi. Tujuannya adalah peserta mendapatkan keterampilan tidak hanya berdasarkan pelatihan atau praktik, namun juga secara teori atau pengetahuan. Output kegiatan pelatihan ini antara lain: (1) peningkatan pengetahuan siswa dan guru sekolah dasar terkait perencanaan evakuasi bencana, (2) peningkatan keterampilan siswa dan guru sekolah dasar dalam mengevakuasi ketika terjadi bencana, (3) diseminasi hasil kegiatan berupa produk publikasi dan modul pelatihan. Outcome yang diperoleh dari kegiatan ini adalah pembuatan peta dan jalur evakuasi yang dicetak ukuran besar dan ditempel di dinding sekolah, sehingga dapat diketahui dan dipahami setiap warga sekolah. Secara umum, kegiatan pelatihan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dan guru sekolah dasar mengenai perencanaan evakuasi bencana di sekolah. Disamping itu, tersusunnya peta, jalur, dan rambu evakuasi bencana sesuai situasi dan kondisi sekolah masingmasing
ANALISIS KESIAPSIAGAAN RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG UNTUK MENGANTISIPASI ANCAMAN GEMPA BUMI DAN TSUNAMI Wijaya, Oktomi; Trisnantoro, Laksono; Mardiatno, Djati
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v4i3.4324

Abstract

KAJIAN KESEHATAN REPRODUKSI BENCANA DAN IDENTIFIKASI ANCAMAN, KAPASITAS, SERTA KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI DESA POTORONO, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL, DIY Fitriana Putri Utami; Oktomi Putri Wijaya
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v1i2.334

Abstract

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kerentanan terhadap ancaman bencana alam. Ancaman terbesar adalah gempa bumi dan letusan gunung berapi. Semua orang yang hidup dalam situasi darurat bencana berhak atas kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Pencegahan terjadinya risiko kerugian yang tinggi akibat bencana baik dalam sektor kesehatan maupun sektor lainnya dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko bencana. Identifikasi risiko bencana ini terdiri dari identifikasi ancaman bencana, kerentanan bencana, dan kapasitas bencana di tingkat desa. Kajian kesehatan reproduksi bencana disampaikan dengan metode penyuluhan disertai diskusi interaktif. Identifikasi ancaman, kapasitas, dan kerentanan bencana menggunakan metode partisipatory. Peserta dipilih secara purposive. Data dianalisis secara deskriptif.  Peserta menyebutkan bahwa permasalahan kesehatan reproduksi yang dapat terjadi meliputi perasalahan kesehatan ibu dan anak, pelecehan seksual, dan penularan penyakit seksual yang diakibatkan oleh keadaan sarana prasarana pengungsian yang minim. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa ancaman bencana gempa dapat menimbulkan kerentanan pada manusia khususnya bayi, anak-anak, lansia, dan penyandang cacat berupa luka sedang hingga kematian. Kerentanan pada infrastruktur berupa robohnya bangunan akibat struktur yang tidak kuat. Kapasitas bencana yang dimiliki desa berupa adanya forum kebencanaan dan pelatihan serta simulasi bencana yang mendukung adanya infrastruktur siaga bencana. Ancaman gempa bumi dapat menimbulkan kerugian pada asset berisiko desa yang berupa manusia dan infrastruktur, namun pihak desa telah memiliki kapasitas / kekuatan pada seluruh aspek berisiko tersebut untuk meminimalisir kerugian yang muncul. Diharapkan aparat desa dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melakukan pemetaan risiko bencana desa secara berkesinabungan.
PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA EVAKUASI BENCANA DI SD MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN, BANTUL, DIY Oktomi Wijaya; Khoiriyah Isni
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v1i2.344

Abstract

Tingginya risiko bencana yang ada di Provinsi Yogyakarta khususnya Kabupaten Bantul, maka mutlak diperlukan suatu upaya pengurangan risiko bencana, terutama di sekolah yang  merupakan komunitas anak-anak sebagai kelompok rentan. Sekolah dasar tentu harus mendapatkan perhatian yang lebih dikarenakan anak-anak SD memiliki kerentanan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perhatian khusus kepada siswa sekolah dasar terkait dengan kemampuan menghadapi bencana. Upaya kesiapsiagaan sekolah dapat dimulai dengan analisis risiko bencana di sekolah, pembuatan prosedur kedaruratan bencana dan berlatih menyelamatkan diri saat terjadi bencana.  Metode yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain: (1) pendidikan masyarakat atau penyuluhan, (2) pelatihan atau praktik, (3) simulasi. Tujuannya adalah peserta mendapatkan keterampilan tidak hanya berdasarkan pelatihan atau praktik, namun juga secara teori atau pengetahuan. Output kegiatan pelatihan ini antara lain: (1) peningkatan pengetahuan siswa dan guru sekolah dasar terkait perencanaan evakuasi bencana, (2) peningkatan keterampilan siswa dan guru sekolah dasar dalam mengevakuasi ketika terjadi bencana, (3) diseminasi hasil kegiatan berupa produk publikasi dan modul pelatihan. Outcome yang diperoleh dari kegiatan ini adalah pembuatan peta dan jalur evakuasi yang dicetak ukuran besar dan ditempel di dinding sekolah, sehingga dapat diketahui dan dipahami setiap warga sekolah. Secara umum, kegiatan pelatihan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dan guru sekolah dasar mengenai perencanaan evakuasi bencana di sekolah. Disamping itu, tersusunnya peta, jalur, dan rambu evakuasi bencana sesuai situasi dan kondisi sekolah masingmasing
The Effect of Education using Comics on the Knowledge of Earthquake Mitigation of 4th Grade Students at Al-Azhar 16 Islamic Elementary School Cilacap Reza, Anggit; Wijaya, Oktomi; Qomariyah, Nurul; Hutomo, Muhammad Agita; Khoiru Nisa, Afifah; Ulfa, MH Muflihatul; Perdana Putri, Rachma Greta
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 5 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is an archipelagic country situated on the Ring of Fire, which frequently experiences earthquakes. Cilacap Regency is ranked 456th nationally with a medium-risk classification in the Earthquake Disaster Risk Index for the year 2021. The impact of earthquakes depends on their type and magnitude, including on schools, with 52,902 schools located in earthquake-prone areas. During the 2018 NTB Earthquake, 1,235 schools experienced damage. Earthquakes can also occur while children are studying at school. Elementary schools are one of the foundations of the children's community. The group of elementary school children is a vulnerable group that needs protection and, at the same time, needs to enhance their knowledge of earthquake disaster mitigation. One enjoyable medium to educate elementary school children about earthquake disaster mitigation is through comics.To determine the influence of Education with Comic Media on the Knowledge of Earthquake Disaster Mitigation for 4th-grade students at SD Islam Al-Azhar 16 Cilacap, a research was conducted using a qualitative research method with a Pre Experimental design using the One Group Pretest-Posttest design. The sampling technique used in this study was total sampling, so all 78 members of the population were included as samples.Statistical analysis using the Wilcoxon signed-rank test showed a Z-value of -6.941 and a significance value (p-value) of 0.000, at α = 0.05. This means that there is a significant difference in the average knowledge between before and after providing Education with Comic Media for Earthquake Disaster Mitigation.
Disaster preparedness for tourist village organizers in disaster prone area of Merapi Yogyakarta Wijaya, Oktomi
Periodicals of Occupational Safety and Health Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/posh.v2i2.9569

Abstract

Background: A number of tourist villages in Sleman Regency are located in Disaster Prone Area (DPA). To minimize the risks of disasters, preparedness efforts are required. Some of the components of preparedness are: knowledge of disaster risks, polices and guidelines in relation to the preparedness to anticipate the occurrence of natural disaster, emergency plan for natural disasters, disaster alert system, and resources mobilization. Tourist Villages of Pentingsari, Nganggring, and Tunggularum are located in Merapi Disaster Prone Area (DPA). These three tourist villages were selected due to their high vulnerability and risk potential of Merapi eruption due to their locations in DPA III and DPA II. Methods: This is a qualitative study with case study design. The subjects of the study were tourist village organizers who had knowledge and understanding of tourist villages with the criteria of their positions in the tourist village organization. The sample taking technique applied to the subjects was the purposive sampling technique. Results: The level disaster preparedness in terms of knowledge parameter among some tourist village organizers was limited since only few things were understood. In terms of policy and guidelines parameter, these components were not available for the tourist village organizers. With regard to the parameter of emergency plan for the organizers, this component was limited since there were some lack of preparation in a number of components. In relation to the parameter of disaster alert system for the tourist village organizers, this aspect was found to be good. With regard to the parameter of resource mobilization for the tourist village organizers, it was found that this aspect was unavailable since there were not enough decent facilities. Conclusions: the level of disaster preparedness in the disaster prone area of Merapi Yogyakarta was still limited in dealing with the threats of Mount Merapi eruption disaster.
Analysis of Functional Disaster Preparedness at Community Health Centers in Mount Merapi Disaster Prone Areas, Sleman Yogyakarta Fadly M. Bima P; Arliono, Tri Yunanto; Wijaya, Oktomi; Ihsana, Nuni; Indarto, Bayu Praditya; Hutomo, Muhammad Agita; Putri, Rachma Greta Perdana; Heriyanto, Mochammad Junaidy; Alim, Ahmad Muttaqin
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 5 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admj.v5i2.10946

Abstract

Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world, as evidenced by several major eruptions in 1768, 1822, 1849, 1872, and the most recent one in 2010. These events have significantly impacted structures and infrastructure, including health centers. Health centers serve as primary healthcare facilities and are located in areas adjacent to Mount Merapi. Based on their location, there are three health centers situated at the foot of Mount Merapi in the Sleman region of Yogyakarta. These health centers, namely Pakem, Turi, and Cangkringan, are at high risk of potential disasters, ranging from eruptions, cold lava flows, to landslides. In light of these circumstances, to maintain service quality and effective disaster response, a study on functional preparedness was conducted to assess the readiness level of these health centers. This study aimed to provide evaluation material for optimizing service quality. The research employed a quantitative analysis method, collecting numerical data to outline the preparedness level of the three health centers. The analysis results, achieved through manual calculations, indicated that Puskesmas Pakem exhibited the highest functional preparedness with a score of 0.45, categorized as "moderate." Puskesmas Turi scored 0.40, also categorized as "moderate." On the other hand, Puskesmas Cangkringan scored 0.24, falling into the "low" category. In conclusion, two health centers fell into the "moderate" category, indicating that their safety levels were operational during disasters. However, risks to the safety of staff and patients still persisted, necessitating future interventions. Meanwhile, one health center fell into the "low" category, signifying its inability to function optimally during disasters and therefore requiring immediate interventions.
Edukasi Mitigasi Bencana Melalui Media Gameboard Nalaria Bagi Siswa Sekolah Dasar Wijaya, Oktomi; Aida Calista Uparengga; Nanda Puspita Sari; Baiq Najwa Raissa Fitri; Qorni Syihab Al Faritzi
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v5i2.5561

Abstract

Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana. Dampak bencana dapat dikurangi melalui upaya mitigasi non-struktural melalui pendidikan pengurangan risiko bencana sejak dini. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Metode yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis permainan (game based learning). Game based learning merupakan metode pembelajaran inovasi yang menggabungkan antara konten pembelajaran dengan permainan sebagai alat untuk mendukung proses edukasi yang signifikan dan menambah semangat peserta didik. Kegiatan ini diawali dengan pre-test pada tahap sosialisasi materi siaga bencana dan diakhiri dengan post-test pada tahap implementasi skal aluas. Untuk mendukung upaya keberlanjutan ini yaitu dengan penyerahan produk gameboard kepada pihak sekolah agar dampak positif dari produk gameboard NALARIA dapat dirasakan secara terus menerus dan berkesinambungan. Didapatkan hasil persentase peningkatan pengetahuan peserta didik antara sebelum dan setelah dilakukan pemberian edukasi materi kebencanaan dengan menggunakan gameboard NALARIA. Kegiatan ini efektif dalam meningkatkan semangat, kemampuan berfikir kritis, dan meningkatkan literasi peserta didik. Dengan memberikan produk gameboard NALARIA, diharapkan pihak sekolah dapat bekerjasama untuk mengimplementasikan metode belajar ini pada seluruh peserta didik yang ada di SD Unggulan Aisyiyah Bantul.
Osh risk management of tank sinking procedure using bow tie analysis on the construction of a shell gasoline station in Surabaya Wijaya, Oktomi; Sugiyana, Laely Ufiz Tsani
Periodicals of Occupational Safety and Health Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/posh.v1i2.6454

Abstract

Introduction: The rate of work accidents in the construction sector is still high. Such a situation has led to the need for risk management in the area of Occupational Safety and Health (OSH). This study is aimed at finding the OSH risk management of the tank sinking procedure using Bow Tie Analysis method in the construction of a Shell Gasoline Station in Surabaya. Methods: This is a qualitative descriptive study with case study design. The subjects of the study were the employees of PT Usaha Jaya Engineering who worked on the Tank Sinking procedure in the construction of a Shell Gasoline Station in Surabaya with the minimum service period of 2 years and with a total number of 7 people.  Data collection was executed using primary data derived from interviews and field observation as well as secondary data in the forms of supporting documents from the company. Results: As many as 9 hazards were found in the tank sinking procedure in the construction of a Shell Gasoline Station in Surabaya. These hazards were caused by 5 factors, i.e., human, machine/equipment, method, material, and environment. The possible consequence of such hazards is that the employees may experience light to serious injuries and even fatality. Prevention and mitigation measures might be implemented in 4 hierarchical steps of risk management, i.e., substitution, technical management, administrative management, and personal protective equipment (PPE). This study found 6 escalation factors and the barrier of escalation factor in the tank sinking process. Conclusion: The tank sinking procedure in the construction of a Shell Gas Station in Surabaya was a job with risks of work accident. Prevention and mitigation measures derived from the Bow Tie analysis might be implemented to prevent work accidents from occurring.