Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENDEKATAN TEORI PESTALOZZI DALAM TERHADAP PENGEMBANGAN POTENSI ALAMI ANAK Sofyan Susanto; Rukiyati; Mulyo Prabowo
Jurnal Pendidikan Modern Vol. 8 No. 2 (2023): Edisi Januari
Publisher : STKIP Modern Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37471/jpm.v8i2.657

Abstract

Artikel merupakan hasil kajian literatur yang difokuskan penulis untuk melihat faktor apa yang menentukan keberhasilan pendidikan, Pestalozzi memandang bahwa segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa harus disesuaikan dengan perkembangan anak menurut kodratnya. Hal ini disebabkan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri di kemudian hari. pandangan Pestalozzi terhadap pengembangan potensi anak diantaranya adalah 1) Potensi anak akan berkembang apabila dalam proses perkembangannya melibatkan seluh panca indra anak secara langsung. 2) potensi anak berkembang setahap demi setahap sesuai dengan usia perkembangannya, sehingga dalam mengebangkan potensi harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. 3) Tujuan Pendidikan Pestalozzi didasarkan pada konsep human being, yaitu Anak merupakan manusia yang mampu berfikir dan memiliki perasaan, bukan benda mati yang secara bebas dapat kita bentuk sesuai dengan apa yang kita inginkan. 4) Pendidikan menurut Pestalozi memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman bahwa belajar adalah usaha dalam mempersiapkan diri menghadapi tahapan perkembangan selanjutnya sesuai dengan usia perkembangannya. Tujuan pendidikan bukan untuk menghadapi tantangan saat anak dewasa atau era baru yang akan mereka hadapi, tetapi mempersiapkan anak sesuai tahapan usia perkembangannya. 5) Pendidikan bisa dimulai saat anak masih usia dini. Kemampuan anak usia dini masih terbtas sehingga hal ini mampu mendukung keberhasilan dalam menerima apa yang diajarkan dengan maksimal.
High-Tech Counselor in the Digital Era: Integrating Information Technology into Modern Guidance and Counseling Practices Halqim, Afanin; Rukiyati
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 8 No. 2 (2024): Volume 8, Nomor 2, Desember 2024
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v8i2.39231

Abstract

In digital era, integrating information technology with guide and counselling services is crucial. This article looks at how information technology might improve the quality of counselling services, including accessibility and intervention efficacy. It takes a qualitative approach, based on a literature review, to investigate the possibilities, challenges, and best practices for using information technology into counselling. The findings demonstrated that information technology employed in guidance and counseling has the potential to increase the breadth of counselling services while also raising ethical, privacy, and counselor readiness concerns. The proposals include counselor training, the development of user-friendly technology, and legislation that promotes data privacy.
The Role of Teachers in Developing Social Care Attitudes in Early Childhood Fikri, Mu'tasim; Rukiyati
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha Vol. 10 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/paud.v10i3.57205

Abstract

Fakta menunjukkan masih banyak orang tua kurang memberikan didikan serta perhatian terkait sikap peduli sosial pada anak-anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran guru dalam mengembangkan sikap peduli sosial pada anak usia dini. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data penelitian kepala sekolah, 2 orang guru dan 16 anak didik. Peneliti sebagai instrumen inti dalam penelitian dan menggunakan instrumen pendukung berupa pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Teknik analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dari Miles & Huberman dengan menggunakan interactive model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru terhadap sikap peduli sosial anak yaitu guru sebagai pendidik dengan pemberian contoh keteladanan dan pembiasaan sehari-hari. Guru sebagai pembimbing mengajarkan anak untuk tidak saling mengejek, pentingnya berbagi sesama teman, tidak saling mengganggu teman. Guru sebagai demonstrator dengan memberikan contoh hal kebaikan kepada anak, dan guru sebagai evaluator. Faktor pemicu terhambatnya sikap peduli sosial anak yaitu faktor eksternal berupa orang tua dan lingkungan masyarakat kurang mendukung. Faktor pendukung ialah orang tua anak menyatakan siap bekerja sama dalam mengembangkan sikap peduli sosial anaknya.
From Stage to Civic Life Reyog Ponorogo Influence on Social Norms Legal Consciousness and Education in Indonesia Utami, Prihma Sinta; Marzuki; Rukiyati
International Journal of Law and Society Vol 3 No 2 (2024): International Journal of Law and Society (IJLS)
Publisher : NAJAHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59683/ijls.v3i2.100

Abstract

This article explores the potential of Reyog Ponorogo, a local Indonesian cultural narrative, to nurture positive citizenship qualities. The concept of citizenship and its associated character traits are crucial for a functioning democracy. Educational efforts aim to cultivate these qualities in citizens. Local cultural narratives offer potential resources for such endeavors. This qualitative research employs a hermeneutic approach to analyze the Bantarangin version of the Reyog Ponorogo story and its characters, particularly Prabu Klana Sewandana and Bujangganong. Dante's hermeneutic analysis methodology guides the data analysis, focusing on identifying the characters' embodied civic values and their alignment with established national character education principles. The study reveals that Reyog Ponorogo characters exemplify various citizenship values, including religious devotion, honesty, self-reliance, creativity, and patriotism. These values are demonstrably connected to the 18 national character values emphasized in Indonesian education. The article argues that the Reyog Ponorogo narrative offers valuable lessons for contemporary civic education. Integrating these themes into educational programs can cultivate a more responsible and engaged citizenry. Future research is recommended to explore the effectiveness of incorporating Reyog Ponorogo performances or workshops into curriculums. Investigating other local cultural narratives across Indonesia can further enrich civic education and foster appreciation for the nation's cultural diversity. Combining traditional cultural elements with modern educational practices can cultivate well-rounded citizens equipped to contribute meaningfully to society. This study contributes to the literature by integrating the local story into academic programs, cultivating a more responsible and engaged one.
INTERNALISASI FILSAFAT PANCASILA MELALUI PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA Utami, Asih; Rukiyati; Prabowo, Mulyo
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 2 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i2.8310

Abstract

Pancasila sebagai falsafah Indonesia harus terus dijiwai oleh seluruh warga Indonesia. Tindakan yang akan merongrong nilai pancasila harus dicegah. Pelajar Indonesia merupakan sasaran yang utama untuk menumbuhkan dan melestarikan jiwa pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan internalisasi filsafat pancasila melalui profil pelajar pancasila. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan dengan sumber referensi yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pelajar pancasila fokus pada pengembangan karakter dan kompetensi siswa untuk menghadapi tantangan global agar bisa berdaya saing tinggi. Profil pelajar pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu : 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Keenam dimensi pada profil pelajar pancasila merupakan panjang tangan dari sila-sila pancasila.
LIBRARY RESEARCH: A HISTORICAL-REFLECTIVE ANALYSIS OF THE CHANGES IN THE PARADIGM OF INDONESIAN EDUCATION FROM THE BEGINNING OF INDEPENDENCE TO THE DIGITAL ERA Puput Tri Anggara; Rukiyati
International Journal of Social Science, Educational, Economics, Agriculture Research and Technology (IJSET) Vol. 5 No. 1 (2025): DECEMBER - ON PROGRESS
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijset.v5i1.1377

Abstract

This study examines the paradigm shift in Indonesian education from independence to the digital era through a literature review employing a historical-reflective approach. This study aims to trace the dynamics of national education development and understand how the humanistic values ​​that have been the foundation of education since independence have transformed to face the demands of modernization and technology. Library research methods involve examining scientific articles, historical documents, and related publications to identify patterns of policy change, curriculum focus, and educational orientation. The results show that each historical phase has its own emphasis: the early independence period focused on the formation of national character, the New Order emphasized curriculum stability and centralization, the Reformation era introduced decentralization and flexibility in education, while the digital era demands technological literacy, 21st-century competencies, and the strengthening of digital ethics. Although digitalization opens up opportunities for more flexible and collaborative learning, gaps in infrastructure and educator capacity remain challenges that can widen disparities in education quality between regions. This study emphasizes the importance of integrating historical, humanistic, and technological innovation values ​​to realize an education that is adaptive, inclusive, and relevant to future needs.