Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELAKSANAAN SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DAN PMT DI POSYANDU DESA SUNGAI TARAP KABUPATEN KAMPAR Yanuar Al Fiqri; Mawar Risa Dwi Santika; Nabila Fitriska; Annisa Dwi Afika; Tri Cahyo Prayogo; Salma Irba Arwani; Assilah Putri Aritonang; Dwi Ulfha Bakri; Naura Quratuain; Roni Ferianto; Zhoga Putra Pratama
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP) Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM-IKP)
Publisher : FKIP Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jmp-ikp.v6i2.1747

Abstract

Stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan anak tidak mencapai indeks tinggi atau panjang badan menurut umur. Upaya dalam mencegah stunting sudah sering dilakukan oleh beberapa pihak. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada anak-anak ataupun balita di Indonesia yang dikategorikan stunting ataupun yang berisiko stunting. Di Sungai Tarap, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, ditemukan terdapat dua anak yang dikategorikan stunting dan dua anak yang berisiko stunting. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi  adalah dengan melakukan sosialisasi pencegahan stunting pada ibu-ibu yang memiliki anak balita serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak. Metode yang dilakukan untuk dapat memecahkan masalah ini adalah observasi, yang kemudian pengumpulan data didukung dengan melakukan wawancara pada beberapa sumber, dan pelaksanaan sosialisasi pencegahan stunting yang dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan (PMT). Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mengurangi tingkat anak yang berisiko stunting dan anak yang dikategorikan stunting di Desa Sungai Tarap, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMEN DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 15 PEKANBARU Lailatul Khairani; Bedriati Ibrahim; Yanuar Al Fiqri
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keaktifan belajar siswa merupakan salah satu unsur dasar yang paling penting bagi keberhasilan proses pembelajaran, didalamnya berisi aktivitas peserta didik melalui interaksi dan pengalaman belajar di kelas, Guru di tuntut untuk agar memiliki kemampuan dalam mengelola pola pengajaran dengan menggunakan atau menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui kondisi pembelajaran sejarah di X MIPA 4 SMA 15 Pekanbaru ditinjau dari keaktifan siswanya (2) Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada pembelajaran sejarah di kelas X MIPA 4 SMA Negeri 15 Pekanbaru (3) Untuk mengetahui apakah dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X MIPA 4 SMA Negeri 15 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X MIPA 4 SMA Negeri 15 Pekanbaru. Teknik analisis data menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan lembar observasi keaktifan belajar siswa. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa setelah diterapakannya model pembelajaran STAD (Student Teams Achievemen Division), dengan presentase aktivitas belajar siswa pada siklus 1 mencapai 47,77% dan pada siklus 2 aktivitas belajar siswa mencapai 66,25% aktivitas guru siklus 1 64,58% aktivitas guru siklus 2 mencapai 85,41%. Sedangkan keaktifan belajar siswa pada siklus 1 mencapai 35,06% dan siklus 2 mencapai 79, 01% dan sudah memenuhi kategori tinggi dengan indikator keberhasilan 75% . Diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran STAD (Student Teams Achievemen Division) dalam penelitian ini dapat di nyatakan efektif yang ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas guru, aktivitas belajar siswa, dan keaktifan belajar siswa.
Sosialisasi Budidaya Hidroponik : Tanam Tanpa Tanah dan Menggunakan Barang Bekas untuk Masyarakat Desa Rumbio Kecamatan Kampar Yanuar Al Fiqri; Fanni Rozana; Yulia Vioni Pasaribu; Mutiara Mutiara; Mauren Azzahra; Tiara Putri Afriani; Ayu Nabila Wardhani Siregar; Ahmad Ridho Ismail; Renaldi Renaldi; Rayhan Thoriq Ramadhan; Tengku Mahardika Bima Kurniawan
Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 4 No. 2 (2025): Mei: Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/cakrawala.v4i2.4041

Abstract

Kukerta are activities in the form of community service which aim to foster a sense of mutual care for the community. Rumbio Village is a village located in Kampar District, Kampar Regency, Riau Province. One of the potentials found in this village is in the agricultural and food sectors. Therefore, based on the potential of this village, the Riau University Kukerta activity aims to provide education regarding land use for food security using hydroponic techniques. The existence of hydroponic and verticulture planting systems can increase income and can also be consumed daily with minimal expenditure. Apart from that, this activity aims to provide knowledge and skills to the people of Rumbio Village regarding the correct procedures for carrying out hydroponic techniques. The methods used in this activity are socialization of hydroponics using used goods, hydroponic demonstrations, discussions and questions and answers, as well as monitoring and evaluation. The results of the activity show that the socialization activities in Rumbio Village were carried out well and smoothly, which can be seen from the enthusiasm of the community in participating in hydroponic socialization activities from start to finish, as well as the growing motivation within the community to apply hydroponic techniques using used goods.
Efforts to embedding character education in class X history learning in the independent curriculum at SMA Negeri 4 Pekanbaru: Upaya Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah Kelas X Pada Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 4 Pekanbaru Riski Anggola; Isjoni; Yanuar Al Fiqri
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 8 No 1 (2024): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v8i1.3560

Abstract

The purpose of this research was to identify and obtain information about the school's efforts to embedding character education in the independent curriculum, especially in history learning. The method used in this research is a descriptive qualitative method, which describing the situation and data obtained during the author's observations and interviews by asking questions so that it becomes information that is useful and easy for the reader to understand. This research explains and provides an overview of the efforts made by the school in embedding character education in class X history learning in the independent curriculum at SMA Negeri 4 Pekanbaru. The research results indicate that efforts to embedding character education in class X history learning in the independent curriculum at SMA Negeri 4 Pekanbaru are ongoing and implemented optimally in accordance with the school's policies and capabilities. In implementing character education in schools, it does not only rely on the learning process in the classroom, but is also carried out by providing positive activity habits for students and P5, although in its implementation there are still many shortcomings and obstacles.
Utilization of the Cultural Heritage Site of the Raja Pauh Ranap Mosque as a Learning Medium to Grow Historical Awareness of MA Hismar Students, Indragiri Hulu Regency: Pemanfaatan Situs Cagar Budaya Masjid Raja Pauh Ranap Sebagai Media Pembelajaran Untuk Menumbuhkan Kesadaran Sejarah Siswa MA Hismar Kabupaten Indragiri Hulu Dwi Retno Utami; Ahmal; Yanuar Al Fiqri
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 9 No 5 (2025): SANTHET: (JURNAL SEJARAH, PENDIDIKAN DAN HUMANIORA) 
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v9i5.5528

Abstract

This study explores the use of the Raja Pauh Ranap Mosque cultural heritage site as an educational medium to foster historical awareness among students at Madrasah Aliyah (MA) Hismar in Indragiri Hulu Regency, Indonesia. The background of the research stems from the limited integration of local historical resources into the history curriculum, which often relies heavily on textbook-based and lecture-centered approaches. The aim of this research is to describe the implementation of site-based learning using the mosque, analyze students’ historical awareness, and identify the challenges faced by teachers in this process. Employing a qualitative descriptive approach, data were collected through interviews, observations, and documentation involving teachers, students, school administrators, and community figures. The findings indicate that utilizing the heritage site as a learning medium significantly increased students’ motivation and engagement in history learning. Students demonstrated stronger historical consciousness, not only in understanding local history but also in developing appreciation and responsibility for cultural preservation. Moreover, the study found that the spiritual atmosphere of the mosque, combined with experiential learning activities, enriched the affective and reflective dimensions of historical learning. This research contributes a practical model of heritage-based learning that can be replicated in other educational settings, especially in regions with valuable cultural assets.