Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Study of Concrete Bearing Behavior for 1067 mm Track Width with Variation in Track Quality Index (TQI) Values Fistcar, Wawarisa Alnu
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v5i1.152

Abstract

There are many factors that affect the decline in the quality of the railways including the stability of the geometry, the resistance of the upper structure and the lowwer structure of the railways. This research was conducted to determine the effect of geometry instability on the resistance railways structure that is focused on the structure of the railways. In assessing the geometry deviation value of the path using the calculation of the standard deviation each measurement parameter which is then processed into a track quality indexs (TQI). Measurement parameter data is obtained from Galunggung measuring train for 2018 and EM-120 measuring train for 2019. Differences in the calculation of the value of railways quality (TQI) with different years are used as a benchmark for determining the location of a manual survey using a measurement tool and meter listring. The results of field geometry measurements are modeled with a program to help calculate structural strength. Model simulation by analyzing using Finite Element Method (FEM) for several conditions according to the geometry deviation category (TQI). The results of this study found that, concrete sleeper material properties, with concrete compressive (Fc ') 54 MPa and 1400 MPa prestressed wire strength (Fy), rail type is R.54 and ballast property according to PM.60 of 2012. The axial load is working at 16,241 kg, From the analysis of the geometric deviation value of category 3 (25 <TQI <40), it was found that concrete sleeper specimen (B4) experienced compressive stress of 15,566 MPa and tensile stress of 5,178 MPa. Analysis of these conditions, concrete bearings can not rely on the required tensile force that is, 4,632 MPa (0.32 Fc0.67).
PEMANFAATAN LIMBAH KERANG DARAH SEBAGAI MATERIAL BUATAN AGREGAT KASAR BERDASARKAN NILAI KUAT TEKAN Fistcar, Wawarisa Alnu; Utami, Sri Rejeki Laku; Fitriyanti, Aghni
Prokons: Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/prokons.v15i2.319

Abstract

Abstract Construction of buildings using concrete is more popular than the use other materials. As an alternative to utilizing waste around the environment, it is necessary to innovate concrete mixtures with other materials.In this study, waste anadara granosa shell were used basic material for coarse aggregate in a concrete mixture, with variation andora granosa material 20%, 50% and 80%. Manufacture of cylindrical specimens measuring 15 x 30 cm to be tested for compressive strength at the age of 7, 14 and 28 days. This experiment uses normal concrete quality Fc = 25 MPa as a comparison control. The sample used in this study was 3 pieces in each variation, as well as using the compressive strength frequency analysis. The results of the concrete research without the addition waste anadara granosa shell a compressive strength is 34.54 MPa. Concrete with the addition of a mixture 20% anadara granosa shell a compressive strength 26,04 MPa, concrete with addition of a mixture 50% anadara granosa shelll a compressive strength 17,55 MPa, and concrete with addition of mixture 80% anadara granosa shell a compressive strength 9,62 MPa. So that the greater the percentage of adding blood clamshells will reduce the compressive strength, but the addition of 20% shells still meets the design quality concrete. Keywords : Anadara granosa shell, Concrete, Compressive streng
Pengaruh Parameter Track Quality Indeks (Tqi) Terhadap Perilaku Bantalan Beton Wawarisa Alnu Fistcar; Hera Widyastuti; Data Iranata; Catur Arif Prastyanto
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5637.5 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i1.6274

Abstract

Perhitungan kualitas geometri jalan rel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus standar perkeretaapian Indonesia. Hasil perhitungan untuk KA.Galunggung tahun 2018 memperoleh nilai maksimum sebesar 37,44. Sedangkan untuk KA.EM-120 pada tahun 2019 memperoleh nilai maksimum sebesar 40,75. Dari hasil perhitungan kedua kualitas geometri tersebut memiliki perbedaan nilai yang selanjutnya dijadikan tolak ukur untuk pengukuran yang dilakukan secara manual. Nilai geometri aktual selanjutnya di modelkan dengan progam bantu ABAQUS. Dimensi serta propeti material sesuai dengan keadaan yang ada di lokasi penelitian, dimensi bantalan beton tipe N-67 = 2000 x 250 x 215 mm, properti material (Fc’) = 54 Mpa dengan kuat tarik wire prestressed = 1400 Mpa, tipe rel 54 dan material balas yang digunakan sesuai dengan PM.60 tahun 2012. Beban aksial dengan kombinasi  7% Pd, 23% Pd, 40%, serta lateral displacement 0,1 Pd dan 0,2 Pd. Hasil dari analisa adalah tegangan tarik, tegangan tekan serta perpindahan pada struktur atas jalan rel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh letak geometri jalan rel terhadap perilaku struktural bantalan beton. Hasil korelasi FEA pada kondisi normal dan perhitungan manual mempunyai perbedaan 4,055 % maka korelasi input material sudah baik. Hasil dari variasi letak geometri menunjukan perbedaan perilaku struktural pada bantalan beton, wire prestressed serta Rel. Pada nilai penyimpangan geometri terbesar (TQI > 40). Hasil tegangan tarik beton 2,878 Mpa, tengangan tekan beton 8,192 Mpa serta perpindahan terbesar 0.00124 mm, sedangkan tegangan tarik rel type 54 adalah 366,814 Mpa. Dari hasil tersebut maka sampai batas penyimpangan geometri yang dipakai di Indonesia, struktur atas jalan rel masih dapat menumpu beban yang bekerja secara optimal.
Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Pada Pemilihan Perkerasan Kaku dan Lentur Kontruksi Jalan Tol Balikpapan - Samarinda Wawarisa Alnu Fistcar
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.07 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i2.6005

Abstract

AbstrakPertumbuhan sektor konstruksi adalah salah satu pemicu permasalahan emisi , sektor konstruksi turut berkontribusi dalam konsumsi energi serta menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Di Indonesia penelitian yang berhubungan dengan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca (GRK) masih sangat minim, khususnya dalam bidang konstruksi perkerasan jalan raya. Dalam hal ini dilaksanakan suatu analisis konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca pada pekerjaan konstruksi jalan tol Balikpapan - Samarinda  yaitu pada STA 23+200 – STA 24+200 (perkerasan lentur) dan STA 20+825 – 21+825 (perkerasan kaku). Penelitian ini menggunakan dua metode untuk mengestimasi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca (CO2), yaitu metode Tabel Energy Use and GHG Emissions for Pavement Construction dan metode konversi bahan bakar. Hasil estimasi dari dua metode tersebut kemudian akan dibandingkan secara matematis, yaitu dengan mencari selisih dan perbandingannya. Tahap yang diamati pada penelitian ini adalah pada tahap  produksi  pada AMP/BCP, tahap transportasi  dan tahap  kontruksi dengan menggunakan pendekatan life cycle assessment. Dari hasil analisis jalan aspal dengan  metode Tabel Energy Use and GHG Emissions for Pavement Construction  menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 208.138,14 KgCO2 dengan prosentase tahap produksi  80.49%, tahap transportasi 17.42%, tahap kontruksi 2.09% sedangkang analisis jalan beton dengan  metode konversi bahan bakar menghasilkan  emisi gas rumah kaca sebesar 1.224.876,384 KgCO2  dengan prosentase tahap produksi 85.38%, tahap transportasi 14.41 % dan kontruksi  0.21%.
PENDAMPINGAN PEKERJAAN DRAINASE PEMUKIMAN RAWAN BANJIR DI WILAYAH DESA GONDANG KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL Wawarisa Alnu Fistcar; Dyah Ayu Rahmawati Cupasindy; Distira Andy Liawan; Dewi Bussaina Ghassani; Yunita Lisnaningtyas Utami
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 3, No 4 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran drainase dan resapan di Desa Gondang Kecamatan Cepiring semakin berkurang karena adanya perubahan manfaat lahan terbuka hijau dan area persawahan menjadi bangunan permanen, hal tersebut sangat mengganggu sistem drainase kawasan tersebut. Fungsi dari sistem drainase untuk mengalirkan air hujan serta sisa air pembuangan agar tidak terjadi genangan menuju ke pembuangan akhir. Drainase merupakan atau diartikan sebagai mengalirkan, menguras, membuang air ke tempat lain. Permasalahan banjir atau genangan di suatu wilayah perkotaan ataupun wilayah padat penduduk diakibatkan karena tidak tertatanya jaringan drainase. Faktor lain yang mengakibatkan adalah berkurangnya lahan terbuka hijau serta lahan untuk dijadikan drainase dan resapan. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa dampak adanya urbanisasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya peningkatan rata-rata limpasan permukaan tahunan, peningkatan nilai debit banjir, peningkatan frekuensi kejadian banjir serta peningkatan volume banjir. Dari hal tersebut maka perlu dilakukan adanya sosialisasi dan desain tentang drainase yang mengacu pada peneliti terdahulu yang pernah dilakukan. Kondisi pandemic covid – 19 mengakibatkan alokasi dana untuk pembangunan khususnya penataan sistem jaringan drainase berkurang, maka dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) Universitas Selamat Sri dengan mitra pemerintah Desa Gondang Kecamatan Cepiring hanya melakukan pendampingan pada saluran jaringan drainase primer yang bertempat di RT 03 - RT 04 RW 04 desa tersebut. Dengan Panjang dimensi saluran, Panjang 113 meter, lebar 80 meter dan tinggi 60 meter. Biaya konstruksi diambil dari dana desa. Selain melakukan pengawasan tim PKM Universitas Selamat Sri juga memberikan sosialisasi dan desain pekerjaan drainase lengkap dengan bak kontrol, manhole serta U-ditch.
Peningkatan Keterampilan Penggunaan Program Bantu Gambar Teknik Autocad Bagi Siswa Smk Muhammadiyah 3 Pucang Gading Demak Wawarisa Alnu Fistcar; Abdul Rohman; Su&#039;udi Al Mukarom; Muhammad Asin Zubet; Melinda Dewi Astuti
Jurnal Pasopati Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v%vi%i.18853

Abstract

Kurikulum sekolah harus dapat menjawab kebutuhan dunia usaha Begitu juga SMK Muhammadiyah 3 Pucang Gading Demak juga harus memiliki output luaran kurikulum siswa SMK yang siap diterima didunia kerja. Namun pada kenyataanya banyak yang mengalami kendala seperti kurangnya kemampuan para pendidik sehingga dibutuhkan sharing ilmu dari berbagai pihak untuk menciptakan siswa yang mempunyai hardskill atau ketrampilan yang menjadi kompetensi serta softskill berupa karakter yang baik. Peserta didik harus menguasai banyaknya teori dan mengaplikasikan dalam praktikum akan menimbulkan kebosanan dan menjadi beban pada peserta didik. Pendidik adalah elemen inti dalam kesatuan sistem Pendidikan. Peran dan posisi pendidik dalam peningkatan kualitas harus diperhitungkan. Tidak hanya mempunyai sikap tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diajarkanya tetapi harus selalu belajar untuk menjawab ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mengakibatkan kemajuan pada banyak aspek terutama pada ketersediaan program bantu gambar teknik yang mendukung kegiatan kontruksi yang juga mengalami kemajuan dalam penggunaanya. Salah satu program bantu gambar teknik adalah CAD (Computer Aided Design) atau yang sering dipakai dalam dunia kontruksi adalah AutoCAD. Program bantu tersebut mempunyai fungsi untuk menggambar dan merancang dengan bantuan computer dalam pembentukan model serta ukuran dua, tiga dimensi atau lebih. Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah membantu tenaga pendidik untuk memperkenalkan progam bantu gambar teknik yang dapat membantu menjawab kebutuhan dunia kerja kepada siswa SMK Muhammadiyah 3 Pucang Gading Demak, agar keterampilan penggunaan program bantu gambar teknik meningkat dan dapat lebih efisien. Dengan kondisi tersebut tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Semarang membantu tenaga pendidik untuk memperkenalkan progam bantu gambar teknik yang dapat membantu menjawab kebutuhan dunia kerja kepada siswa SMK Muhammadiyah 3 Pucang Gading Demak, agar dapat meningkatkan keterampilan penggunaan program bantu gambar teknik, serta dapat berpraktik langsung menggunakan program bantu tersebut. Hasil akhir dari kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat membuat sketsa gambar dengan program bantu gambar teknik Kata kunci : Kurikulum, Program Bantu Gambar Teknik, Pengabdian Kepada Masyarakat
Studi Perbandingan Perencanaan Ketebalan Lapisan Perkerasan Bandara Antara Metode Grafis Korps Angkatan Darat AS dan Metode PCN-ACN Federal Aviation Administration (FAA) Fistcar, Wawarisa Alnu; Sudarsono, Bambang; Widayat, Widayat; Herlambang, Andy Rahmadi
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 30, Nomor 1, JULI 2024
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkts.v30i1.56835

Abstract

Airport pavement is designed following the US Corporation of Engineers method or better known as the California Bearing Ratio (CBR) method and the FAA (Federal Aviation Administration) method which issues regulations for calculating airport pavement structures, namely AC (Advisory Circular) 150_5320_6D which same as the method CBR. In 2021, the FAA issued a standard for calculating airport pavement structures, namely AC (Advisory Circular) 150_5320_6G which uses the FAARFIELD assistance program. The difference in pavement thickness is at most 7.6 cm, on the flexible pavement type base course. In the FAARFIELD Auxiliary Program, all aircraft loads are taken into account as a contributor to pavement damage indicated by the CDF value that can accommodate aircraft loads, in contrast to the graphical method where aircraft are converted to design aircraft. The thickness of the base course using the graphical method is greater than that of the FAARFIELD Assistance Program, this is because when performing calculations, the initial base course value is the minimum value based on the minimum base course table for the use of top foundation layer material (AC No.150_5320_6G). The thickness of the surface course pavement is the same according to FAA provisions for the critical thickness of the surface course which is 4 in or 102 mm.
Traffic Safety Socialization for Prospective Motor Vehicle Drivers, at Sanggar Bimbingan At-Tanzil, Kuala Lumpur, Malaysia Mukarom, Su’udi Al; Fistcar, Wawarisa Alnu; Zubet, Muhammad Asin; Hairudin, Aldi Mashar; Agustina, Juwita
Jurnal Pasopati Vol 6, No 2 (2024): Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaysia is the main destination country for placing Indonesian Migrant Workers (TKI) to get a better life. According to the Indonesian Migrant Workers Protection Agency (BP2MI), Malaysia is the third-highest country for the placement of Indonesian migrant workers, namely 34,403 people in the period January–July 2024. During the years of working in Malaysia, many Indonesian Migrant Workers (PMI) have built families in Malaysia and even had children who grew up in Malaysia. Many children born and raised from marriages between Indonesian immigrant workers do not have sufficient documents to attend state or private schools. Many of these children are 15 years old, or the age at which they will soon have the right to have a driving license. Young drivers continue to be overrepresented in the failure of the transportation system as evidenced by the loss of life and injury resulting from road accidents. Transportation system failure is the leading cause of death among young people worldwide. Moreover, most of the congested roads, loss of life, and injury among young drivers aged 15-29 years occur in low- and middle-income countries. Traffic safety issues among children and adolescents occur at a global level, including in Southeast Asian countries. In Southeast Asian countries, many teenagers in junior high school tend to be more independent and travel alone more than elementary school children, so they need understanding and skills to behave safely when carrying out traffic activities on the road. One method to increase awareness and culture of road safety is through education and promotion of the importance of traffic safety. This study is intended to obtain an overview of the level of traffic safety and awareness of traffic behavior in the community, especially among junior high school students so that the level of safety and the need for safety education can be identified and analyzed to determine the form of program that can be implemented both between schools and students and the government with students.