Yudhi Putryanda
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Strategi Pengembangan Wisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kalimantan Selatan M. Arief Anwar; Gusti Syahrani Noor; Ahmad Zaky Maulana; Yudhi Putryanda; Wajidi
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 2 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on the Regulation Number 10 of 2009 concerning Tourism, tourism development is needed to encourage equal opportunityfor business, earn the benefit and be able toface the challenges of the dynamic changing of the system. One of the objectives of tourism development is to increase economic growth; improve community welfare; eradicatingpoverty; overcome unemployment;preserve nature, environment and resources; andpreserving and advancing culture. The development of natural attractions willprovide benefits in boostingpeople's welfare through the development of tourismpotential by elevating the local wisdom of the community. This is in line with one of South Kalimantan's developmentpriorities, which is to realize South Kalimantan as one of the national tourist destinations. To realize this, it is deemed necessary to conduct a study related to the development of tourism based on local wisdom. Thepurpose of this study is to analyze the distribution of natural tourism objects based on local wisdom that can be developed as a leading tourist attraction in South Kalimantan, as well as an overview of existing local community and marketing access,facilities, environment, social culture and local wisdom. In addition, this study also analyzed the problems and constraints of developing local wisdom-based tourism in South Kalimantan. The analytical method used is a descriptive qualitative approach by describing and interpreting all data and information obtained in thefield in accordance with theproblem and research objectives. In general, the results of the study show that local wisdom-based natural tourism can be developed in South Kalimantan, namely Banjarmasin and Batola river cruise, Rutas river cruise, Lok Baintan Floating Market, Gedambaan Beach, Rindu Alam Beach, Takisung Beach, Timan's Hot Water Tourism,, Swamp Buffalo Nature Tourism,Lake Abstrak Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Salah satu tujuan dari pembangunan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi; meningkatkan kesejahteraan masyarakat; menghapus kemiskinan; mengatasi pengangguran; melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya; serta melestarikan dan memajukan kebudayaan. Pengembangan objek wisata alam akan memberikan keuntungan dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi wisata dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat. Hal ini sejalan dengan salah satu prioritas pembangunan Kalimantan Selatan adalah mewujudkan Kalsel sebagai salah satu destinasi wisata nasional. Untuk mewujudkan hal itu dipandang perlu melakukan suatu kajian terkait pengembangan wisata berbasis kearifan lokal. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis sebaran objek wisata alam berbasis kearifan lokal yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata unggulan di Kalimantan Selatan, serta gambaran akses, sarana prasarana, lingkungan, sosial budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat dan pemasaran yang telah ada. Selain itu kajian inijuga menganalisis permasalahan dan kendala pengembangan wisata berbasis kearifan lokal di Kalsel. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan memaparkan dan menginterpretasikan semua data dan informasi yang diperoleh di lapangan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.Secara umum hasil penelitian menunjukan wisata alam berbasis kearifan lokal yang dapat dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu Susur Sungai Banjarmasin dan Batola, Susur sungai Rutas ,Pasar Terapung Lok Baintan, Pantai Gedambaan, Pantai Rindu Alam, Pantai Takisung, Wisata Air Panas Desa Timan Kec. Hantakan, Wisata Alam Kerbau Rawa, Destinasi Wisata Danau Baruh Bahinu, Air Terjun Lano, dan Pendulangan Intan Pumpung. Permasalahan utama dalam pengembangan Wisata Alam Berbasis Kerifan local di Kalsel antara lain dari sisi lunturnya nilai kearifan lokal masyarakat setempat akibat tergerus arus modernisasi ,masalahpengelolaan, SDM, maupun kesadaran masyarakat terkait sapta pesona.
Melestarikan Bekantan: Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Desa Sungai Rutas, Kabupaten Tapin Yudhi Putryanda
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 2 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rutas River village,Tapin Regency of South Kalimantan have attractive conditions, namely the existence of a tomb of Datu Muning used as objects of religious tourism and proboscis monkey.The proboscis monkey is the mascot of the island Borneo can be found in the wild in a pilgrimage to the religious attractions.It became one of the characteristic local wisdom is in this village. This research aims to provide an overview of the existing conditions of local wisdom based on the tourism in the River Rutas Village in associated with efforts to preserve the Bekantan and make the plan innovation programme visit religious tourism and nature. This research was conducted in the year 2017 in the village River Rutas, Tapin Regency using primary data and secondary data.This research using qualitative method with descriptive analysis that is to interpret and describe the various sources of information and data obtained in the field and describes in general the local wisdombased nature tourism in the village River Tapin Regency Rutas relates to the existence of the Borneo mascot. This research indicates ( Still lack the infrastructure to become a major obstacle in the development of tourism in the village River Rutas, Tapin Regency, ( has not been an influx of tourism sector as the dominant sector in the regional development of tourism padahak supporting the sector was able to increase the self sufficiency of the area more quickly. The Government of Tapin Regency should focus on developing this tourism as a goal in regional development. So the program activities carried out by each SKPD can support this tourism activity. Abstrak Desa Sungai Rutas Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan memiliki kondisi menarik yaitu adanya makam Datu Muning yang dijadikan sebagai objek wisata religi dan Bekantan. Bekantan yang merupakan maskot pulau Kalimantan dapat dijumpai di alam bebas dalam perjalanan ziarah ke objek wisata religi tersebut. Hal ini menjadi salah satu ciri khas kearifan lokal yang ada pada desa ini. Tujuan penelitian adalah memberikan gambaran tentang kondisi eksisting wisata berbasis kearifan lokal di Desa Sungai Rutas dikaitkan dengan upaya melestarikan Bekantan sekaligus mensukseskan rencana inovasi program kunjungan wisata religi dengan wisata alam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 di Desa Sungai Rutas, Kabupaten Tapin dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif yaitu dengan menginterpretasikan dan mendeskripsikan berbagai informasi dan sumber data yang diperoleh di lapangan dan menggambarkan secara umum wisata alam berbasis kearifan lokal di Desa Sungai Rutas Kabupaten Tapin berkaitan dengan adanya Bekantan yang menjadi maskot Kalimantan. Hasil penelitian menunjukan ( Masih minimnya infrastruktur menjadi kendala utama dalam pengembangan wisata di Desa Sungai Rutas, Kabupaten Tapin, ( Belum masuknya sektor pariwisata sebagai sektor utama dalam pembangunan daerah padahal pariwisata merupakan sektor penunjang yang mampu meningkatkan kemandirian daerah lebih cepat. Pemerintah Kabupaten Tapin hendaknya memfokuskan pengembangan wisata ini sebagai salah satu goal dalam pembangunan daerah. Sehingga program kegiatan yang dilakukan oleh tiap SKPD dapat mendukung kegiatan wisata ini.
Program Pengembangan Peternakan Itik Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Ahmad Zaky Maulana; Yudhi Putryanda
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 1 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The poultry sector in Hulu Sungai Utara district depends on the type of livestock development, including swamp buffalo farms, chicken farms and alabio duck farms which are also the superior products of North Hulu Sungai Regency. Duck farming can be an opportunity in accelerating development and regional economic growth. Therefore the management and utilization policy of this sector must be strengthened through policies, implementation of policies and innovative application techniques. This paper aims to describe the climate of innovation that must be achieved in the effort to develop duck farms in the Hulu Sungai Utara district. This paper uses a qualitative approach in describing various problems that are the problem of sector development innovation. The popularity of duck from upstream to culinary products can be a basic opportunity for duck development with a touch of innovation that can be applied to local government programs and policies. Development innovation is new programs that have never been implemented or modification of existing programs by incorporating elements of research in them to be able to meet the criteria of innovation policies in shaping an innovative business climate. In carrying out the effort to develop duck farming in Hulu Sungai Utara district, several things must be made to offer the local government programs, among others : 1) Strengthening duck database, 2) capacity building program, 3) ppl performance improvement program and strengthening animal husbandry institutions, 4) Procurement / system and institutional renewal, 5) Strengthening farm land status, 6) Livestock Infrastructure Development and Development, 7) Aid for duck processing technology with zero waste production method, 8) Expansion of cooperation between regional development agencies, 9) Removing various policies that hamper sustainability, 10) Strengthening Business Partnerships, 11) Strengthening MSMEs, 12) Mapping and collecting local innovators and involving them in diffusion of innovation, 13) Development of duck-based entrepreneurial institutions , 14) Construction of packaging houses with educated and trained personnel, 15) Training of standard certification SOPs and halal labels for duck-based entrepreneurs. Abstrak Sektor peternakan di Kabupaten Hulu Sungai Utara bergantu ng pada jenis pengembangan ternak antara lain peternakan kerbau rawa, peternakan ayam dan peternakan itik alabio yang juga merupakan produk unggulan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sektor peternakan itik dapat menjadi peluang dalam percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.Oleh karena itu kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan sektor ini harus dikuatkan melalui kebijakan, implementasi kebijakan dan teknik penerapan yang inovatif. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan iklim inovasi y ang harus dicapai dalam upaya pengembangan peternakan itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam mendeskripsikan berbagai persoalan yang menjadi permasalahan inovasi pengembangan sektor. Popularitas ternak itik mulai dari hulu hingga produk kuliner dapat menjadi peluang dasar pengembangan itik dengan adanya sentuhan inovasi yang dapat diterapkan pada program dan kebijakan pemerintah daerah. Inovasi pengembanganmerupakan program program baru yang bel um pernah dilaksanakan mapun modifikasi program yang sudah ada dengan memasukkan unsur riset di dalamnya agar mampu memenuhi kriteria kebijakan inovasi dalam membentuk iklim usaha yang inovatif. Dalam melaksanakan upaya pengembangan usaha peternakan itik di kabupaten Hulu Sungai Utara maka beberapa hal yang harus menjadikan program pemerintah daerah yang ditawarkan antara lain : Penguatan basis data peternakan itik, 2) Program peningkatan kapasistas sdm, 3) Program peningkata n kinerja ppl dan penguatan kelembagaan peternakan, 4) Pengadaan/pembaharuan Sistem dan Kelembagaan, 5) Penguatan Status Lahan peternakan, 6) Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Peternakan, 7) Bantuan teknologi pengolahan itik dengan metode zero waste production 8) Perluasan kerjasama antar lembaga kelitbangan daerah, 9) Menghapus berbagai kebijakan yang menghambat keberlangsungan kelitbangan, 10) Penguatan Kemitraan Bisnis, 11) Penguatan UMKM, 12) Pemetaan dan pendataan innovator lo kal dan melibatkannya dalam difusi inovasi, 13) Pengembangan kelembagaan wirausaha berbasis itik, 14) Pembangunan rumah kemasan dengan personil yangterdidik dan terlatih, 15) Pelatihan SOP sertifikasi standar dan label halal bagi para wirausaha berbasis itik.
Kajian Pegunungan Meratus Sebagai Geopark Nasional M. Arief Anwar; Gusti Syahrani Noor; Wajidi; Ahmad Zaky Maulana; Yudhi Putryanda; Dewi Siska
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 1 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of South Kalimantan's development priorities is South Kalimantan to one of the national tourism destinations, and in an effort to glorify the earth's heritage for the welfare of the people, the Provincial Government of South Kalimantan plans to make the meratus mountains become national geopark. Therefore it is deemed necessary to conduct a study related to the Geopark development plan. As a first step to realize this, an initial study of the development of mountains meratus as a national geopark was carried out. The objectives of this study are (1) Identifying the mountainous area (Geosite) which has the potential to be developed by national geopark, (2) Analyzing the location conditions of the area (Geosite) referred to in relation to be developed as a national geopark and (3) Establishing policy recommendations / strategies what needs to be taken in the development of the national geo park of the Meratus mountain region.The analytical method used is (1) descriptive qualitative analysis to describe the mountainous Meratus area that will be used as a geopark (2) a spatial analysis to map which meratus mountain area will be used as a geopark area. The results show that in general there are 57 geosite points that have the potential to be developed as part of the Meratus mountain geopark. The theme that can be raised in this geopark meratus is the meratus geopark as the ofiolite Mountains, considering that in the Meratus mountain range it is composed of the oldest rocks which form the depositional base of all rocks in the South Kalimantan region and also one of the oldest rocks exposed in Indonesia. Abstrak Salah satu prioritas pembangunan Kalimantan Selatan adalah mewujudkan Kalsel sebagai salah satu destinasi wisata nasional, dan dalam upaya memuliakan warisan bumi untuk kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berencana menjadikan pegunungan meratus sebagai Geopark Nasional. Oleh karena itu dipandang perlu melakukan suatu kajian terkait rencana pengembangan Geopark tersebut. Sebagai langkah awal untuk merealisasikan hal tersebut maka penting dilakukan studi awal pengembanganpegunungan meratus sebagai geopark nasional. Tujuan dari kajian ini adalah (Mengidentifikasi kawasan Geosite pegunungan meratus yang memiliki potensi untuk dikembangkan geopark nasional, ( Menganalisis kondisi lokasi kawasan Geosite dimaksud dalam kaitannya untukdikembangkan sebagai geopark nasional dan ( Menetapkan rekomendasi/strategi kebijakan yang perlu diambil dalam pengembangan geopark nasional kawasan Pegunungan Meratus. Metode analisis yang digunakan adalah ( analisis kualitatif deskriptif untuk menggambarkan kawasan pegunungan meratus yang akan dijadikan geopark ( analisis spasial untuk menentukan titik titik lokasi kawasan pegununganmeratus yang akan dijadikan kawasan geopark Hasil kajian menunjukan secara umum terdapat 57 titik geosite yang berpotensi dikembangkan sebagai bagian dari geopark pegunungan meratus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep tematik yang diangkat adalah geopark Meratus sebagai Pegunungan ofiolit mengingat pada pegunungan Meratus tersusun oleh batuan tertua yang menjadi dasar pengendapan dari semua batuan yang ada di wilayah Kalimantan Selatan dan juga menjadi salah sat u batuan tertua yang ada di Indonesia.
Potensi Pengembangan Padi Sebagai Kebijakan Pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Ahmad Zaky Maulana; Yudhi Putryanda
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The agricultural sector is one of the main economic source in Kabupaten Hulu Sungai Tengah, especially rice farming, moreover in the lately 5 years, the people in Hulu Sungai Tengah are very depend on the agricultural sector for sustaining life. However, within the period 2011-2015, GNDP on the strength of the enterprise on agriculture, forestry and fishery had fluctuated and ended by declined in 2015 to 25.41 on GNDP structure of Kabupaten Hulu Sungai Tengah . It should be a warning for the Kabupaten Hulu Sungai Tengah government. Therefore, the authors conduct a study in order to provide an overview of the rice plants potential development, so that it can be used as a reference for the implementation of innovation system in Kabupaten Hulu Sungai Tengah. This paper aims to describe the condition of rice plants development in Kabupaten Hulu Sungai Tengah and formulate a strategy and policy of rice plant development in Kabupaten Hulu Sungai Tengah. This paper uses a calibration approach with descriptive analysis. The conclusion of this study is explains that Kabupaten Hulu Sungai Tengah has a potential of rice productivity about 119.55% at the end of 2016. With this potential, it can be developed the innovation of rice plant development based on integrated crop management and market. To support the implementation of the local innovation system, then the policy in strategy formulation to appropriate target is needed with focus on the strategy to developing a characteristic and innovative agriculture that is able to reach the sub sector aspect from upstream to downstream, thereby eventually increasing the downstream product with the policy perpose on the development of agricultural entrepreneurship and strengthening of marketing institutions. Abstrak Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak ekonomi utama kabupaten Hulu Sungai Tengah terutamapertanian padi, selain itu juga dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masyarakat di Kabupaten Hulu SungaiTengah sangat bergantung pada sektor pertanian dalam menopang kehidupan. Namun demikian, dalamkurun waktu 2011-2015 PDRB atas dasar lapangan usaha sektor pertanian, kehutanan dan perikananmengalami fluktuasi dan berakhir pada penurunan di tahun 2015 menjadi 25,41 dalam struktur PDRBkabupaten Hulu Sungai Tengah. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah kabupaten HuluSungai Tengah. Melihat fenomena yang ada penulis melakukan kajian dalam rangka memberikan gambaranmengenai potensi pengembangan padi sehingga dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan sistem inovasidaerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kondisipengembangan padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah serta merumuskan strategi dan arah kebijakanpengembangan padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualiatifdengan analisis deskriftif. Simpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa Kabupaten Hulu Sungai Tengahmemiliki potensi produktivitas padi sebesar 119,55% pada akhir tahun 2016. Dengan potensi tersebut dapatdikembangkan inovasi pengembangan padi berbasis pengelolaan tanaman terpadu dan pasar. Untukmendukung pelaksanaan sistem inovasi daerah, maka kebijakan dalam perumusan strategi tepat sasaransangat diperlukan dengan fokus pada strategi membangun pertanian yang berkarakter dan inovatif yangmampu menyentuh aspek sub sektor hulu ke hilir, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hilirisasiProduk dengan arah kebijakan pada pengembangan kewirausahaan pertanian dan penguatan lembagapemasaran.
Pemetaan Fasilitas Kesehatan Pada Puskesmas di Kalimantan Selatan Latifa Suhada Nisa; Dewi Siska; Maliani; Gusti Syahrani Noor; Yudhi Putryanda; Wajidi
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puskesmas is one type of health care facilities set by the government to conduct public health efforts so as to achieve the highest level of health. The minimum standard of facilities and infrastructure of Puskesmas are arranged in Permenkes RI No. 75 year 2014 about Community Health Centers. Medical devices is one of aspect that supports the implementation of prevention of disease (preventive) and disease cure (curative). Data about the availability and condition of existing health equipment in each Puskesmas are still not available. The availability of data is needed as the basis for planning and development of Health Center by the Government of South Kalimantan Province. This study aims to: (1) analyzing the suitability of geographic location of Puskesmas, accessibility and availability of public utilities also environmental health management, and (2) mapping the availability of rooms and health equipment at Puskesmas. The analytical methods used are (1) qualitative descriptive analysis to describe suitability of location of Puskesmas and availability of room and health equipment; and (2) spatial analysis for mapping the availability of space and health equipment regionally. Percentage of availability of health equipment in ccordance with the Minister of Health Decree No. 75 of 2014 are still below 50%. Based on their compliance with site requirements, Puskesmas in South Kalimantan are known to be mostly in safe zone, accessible to the public, have adequate public utilities, but do not yet have adequate environmental management facilities. The percentage of the availability of administrative room, service, and supporting puskesmas above 50%.The recommendation of this study is to fulfill the equipment and the room gradually, continuously and based on priority scale. Abstrak Puskesmas merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untukmelakukan upaya kesehatan masyarakat sehingga terwujud peningkatan derajat kesehatan yang setinggitingginya.Standar sarana dan prasarana minimal Puskemas diatur dalam Permenkes RI No. 75 tahun 2014tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Alat kesehatan merupakan salah satu aspek yang mendukungterselenggaranya upaya pencegahan penyakit (preventif) dan penyembuhan penyakit (kuratif). Data tentangketersediaan dan kondisi alat kesehatan yang ada di masing-masing Puskesmas hingga saat ini masih belumtersedia. Ketersediaan data sangat dibutuhkan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan Puskesmasoleh Pemerintah Provinsi Kalsel. Kajian ini bertujuan untuk: (1) menganalisa kesesuaian persyaratan lokasiPuskesmas secara geografis, aksesibilitas dan ketersediaan utilitas pubik serta pengelolaan kesehatanlingkungan, dan (2) memetakan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan pada Puskesmas. Metodeanalisis yang digunakan adalah (1) analisis kualitatif deskriptif untuk menggambarkan kesesuaianpersyaratan lokasi Puskesmas dan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan, dan (2) analisis spasialuntuk memetakan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan secara kewilayahan. Persentase ketersedianperalatan kesehatan yang sesuai dengan standar Permenkes No. 75 tahun 2014 sebagian besar masih dibawah50%. Berdasarkan kesesuaiannya dengan persyaratan lokasi, Puskesmas di Kalsel diketahui sebagian besarberada pada zona aman, mudah diakses masyarakat, memiliki utilitas publik yang memadai, tetapi belummemiliki fasilitas pengelolaan lingkungan yang memadai. Rekomendasi kajian ini adalah melakukanpemenuhan peralatan dan ruangan secara bertahap, berkesinambungan dan berdasarkan skala prioritas.