Maliani
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kebijakan Pengendalian Kanker Melalui Pelaksanaan Tes Iva (Inspeksi Visual Asam Asetat) Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Banjarbaru M. Zainur Rasyid; Maliani
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 2 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the world, changes in patterns of disease from infectious diseases to non-infectious, including Indonesia. One non-infectious disease is cancer. WHO issued a resolution on the war on cancer. Because of the resulting high morbidity and mortality rates, it is indicated in all countries in the world to carry out cancer control programs nationally. The cancer control policy in Indonesia is strengthened by the issuance of Kepemenkes RI No.1163/Menkes/SK/X/2007regarding the working group for controlling cervical and breast cancer. Ca. Cancer ranks second in cancer to women after breast cancer. According to WHO 490,000 women in the world each year are diagnosed with Ca. cancer and 80% are in developing countries including Indonesia. The key to a success of the Ca.Cancer control program is screening followed by adequate treatment. Early detection of Ca. Cancer can be done with a screening program through a method that is cheaper, easier and simpler but has a fairly high diagnostic accuracy, among others, by efforts to down staging that is an effort to get more early Ca. Cancer findings through visual inspection by applying acidic applications acetate (IVA). The IVA method can be applied as an alternative screening in Banjarbaru because it has proven effective in capturing precancerous lesions and is easy to apply in the field. The results of IVA's coverage in Banjarbaru City are still very low, in 2017 only 4,87%. To increase the coverage of IVA test in Banjarbaru, there needs to be a strong commitment from policy makers to support the implementation of IVA tests, increase the socialization of the importance of IVA tests as an effort to prevent and control Ca. Servic and improve access to IVA test services in community. Abstrak Di dunia telah terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, termasukjuga di Indonesia, yang salah satunya adalah kanker. WHO telah mengeluarkan resolusi perang terhadap kanker. Karena tingginya angka kesakitan dan kematian yang diakibatkannya maka diisyaratkan pada semua negara di dunia untuk melakukan program pengendalian penyakit kanker secara nasional. Kebijakan pengendalian penyakit kanker di Indonesia diperkuat dengan diterbitkannya Kepmenkes RI nomor 1163/Menkes/SK/ X/2007 tentang Kelompok Kerja Pengendalian penyakit Kanker Leher Rahim dan Payudara. Kanker Leher rahim menempati urutan kedua penyakit kanker yang diderita perempuan setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan di dunia setiap tahunnya didiagnosa terkena kanker leher rahim dan 80% berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Kunci keberhasilan program pengendalian kanker leher rahim adalah skrining yang diikuti dengan pengobatan yang kuat. Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan metode yang lebih murah, mudah dan sederhana tetapi memiliki akurasi diagnostik yang cukup tinggi antara lain dengan upaya down staging, yaitu upaya mendapatkan lebih banyak temuan kanker leher rahim stadium dini melalui inspeksi visual dengan melakukan aplikasi asam asetat (IVA). Metode IVA diterapkan sebagai skrining alternatif di kota Banjarbaru karena terbukti efektif dalam menjaring lesi prakanker serta mudah untuk diterapkan dilapangan. Hasil cakupan IVA di Kota Banjarbaru masih sangat rendah, pada tahun 2017 hanya sebesar 4,87%. Untuk meningkatkan cakupan tes IVAdi Kota Banjarbaru, perlu adanya komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan untuk mendukung pelaksanaan tes IVA, meningkatkan sosialisasi pentingnya tes IVA sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kanker leher rahim dan meningkatkan akses pelayanan tes IVAdi masyarakat.
Pemetaan Fasilitas Kesehatan Pada Puskesmas di Kalimantan Selatan Latifa Suhada Nisa; Dewi Siska; Maliani; Gusti Syahrani Noor; Yudhi Putryanda; Wajidi
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puskesmas is one type of health care facilities set by the government to conduct public health efforts so as to achieve the highest level of health. The minimum standard of facilities and infrastructure of Puskesmas are arranged in Permenkes RI No. 75 year 2014 about Community Health Centers. Medical devices is one of aspect that supports the implementation of prevention of disease (preventive) and disease cure (curative). Data about the availability and condition of existing health equipment in each Puskesmas are still not available. The availability of data is needed as the basis for planning and development of Health Center by the Government of South Kalimantan Province. This study aims to: (1) analyzing the suitability of geographic location of Puskesmas, accessibility and availability of public utilities also environmental health management, and (2) mapping the availability of rooms and health equipment at Puskesmas. The analytical methods used are (1) qualitative descriptive analysis to describe suitability of location of Puskesmas and availability of room and health equipment; and (2) spatial analysis for mapping the availability of space and health equipment regionally. Percentage of availability of health equipment in ccordance with the Minister of Health Decree No. 75 of 2014 are still below 50%. Based on their compliance with site requirements, Puskesmas in South Kalimantan are known to be mostly in safe zone, accessible to the public, have adequate public utilities, but do not yet have adequate environmental management facilities. The percentage of the availability of administrative room, service, and supporting puskesmas above 50%.The recommendation of this study is to fulfill the equipment and the room gradually, continuously and based on priority scale. Abstrak Puskesmas merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untukmelakukan upaya kesehatan masyarakat sehingga terwujud peningkatan derajat kesehatan yang setinggitingginya.Standar sarana dan prasarana minimal Puskemas diatur dalam Permenkes RI No. 75 tahun 2014tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Alat kesehatan merupakan salah satu aspek yang mendukungterselenggaranya upaya pencegahan penyakit (preventif) dan penyembuhan penyakit (kuratif). Data tentangketersediaan dan kondisi alat kesehatan yang ada di masing-masing Puskesmas hingga saat ini masih belumtersedia. Ketersediaan data sangat dibutuhkan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan Puskesmasoleh Pemerintah Provinsi Kalsel. Kajian ini bertujuan untuk: (1) menganalisa kesesuaian persyaratan lokasiPuskesmas secara geografis, aksesibilitas dan ketersediaan utilitas pubik serta pengelolaan kesehatanlingkungan, dan (2) memetakan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan pada Puskesmas. Metodeanalisis yang digunakan adalah (1) analisis kualitatif deskriptif untuk menggambarkan kesesuaianpersyaratan lokasi Puskesmas dan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan, dan (2) analisis spasialuntuk memetakan ketersediaan ruangan dan peralatan kesehatan secara kewilayahan. Persentase ketersedianperalatan kesehatan yang sesuai dengan standar Permenkes No. 75 tahun 2014 sebagian besar masih dibawah50%. Berdasarkan kesesuaiannya dengan persyaratan lokasi, Puskesmas di Kalsel diketahui sebagian besarberada pada zona aman, mudah diakses masyarakat, memiliki utilitas publik yang memadai, tetapi belummemiliki fasilitas pengelolaan lingkungan yang memadai. Rekomendasi kajian ini adalah melakukanpemenuhan peralatan dan ruangan secara bertahap, berkesinambungan dan berdasarkan skala prioritas.