Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN KETERPAPARAN SUMBER INFORMASI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN HIV/ AIDS PADA REMAJA SMA/ SMK DI KELURAHAN LIRBOYO Safirina Aulia Rahmi; Rokhayati; Tira Hamdillah Skripsa
Jurnal Ilmu Kesehatan Mulia Madani Yogyakarta Vol. 4 No. 1 (2023): JIK MMY : JURNAL ILMU KESEHATAN MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Kasus HIV di Kota Kediri secara kumulatif sampai tahun 2022 terdapat 1.672 kasus. Pada tahun 2022, kasus baru HIV di Kota Kediri sejumlah 145 kasus. Kasus HIV tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif sejumlah 50%. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui faktor keterpaparan sumber informasi mengenai HIV/AIDS terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja SMA dan SMK di Kelurahan LirboyoMetode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik, dengan desain penelitian cross sectional. Populasi berjumlah 683 siswa SMA/SMK di Kelurahan Lirboyo. Sampel berjumlah 88 responden yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah Chi-squareHasil : Hasil penelitian menununjukkan responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 17 tahun (55,7%) dan berjenis kelamin perempuan (62,5%). Perilaku Pencegahan HIV/AIDS sebagian besar berada pada kategori kurang baik (56,8%), dan keterpaparan sumber informasi tentang HIV/AIDS sebagian besar berada pada kategori tidak sering (59,1%). Hasil analisis Chi-squaremenunjukkan bahwa ada hubungan antara keterpaparan sumber informasi (p=0,009) dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja SMA/SMK di Kelurahan Lirboyo.Kesimpulan : Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki perilaku pencegahan HIV/AIDS yang kurang baik dan tidak sering terpapar informasi. Ada hubungan antara keterpapaparan sumber informasi dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Kata kunci : Remaja, HIV/AIDS, keterpaparan sumber informasi
Hubungan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) dengan Kejadian Anemia pada Balita di Kabupaten Bantul Rokhayati; Safirina Aulia Rahmi; Sri Widarti; Afifah
Jurnal Ilmu Kesehatan Mulia Madani Yogyakarta Vol. 4 No. 1 (2023): JIK MMY : JURNAL ILMU KESEHATAN MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan anak dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seorang yang berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang kurang tepat dapat membuat anak-anak rentan mengalami anemia. Subjek dan Metode: Studi cross sectional di 25 posyandu wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Sampel 200 balita berusia 24 – 60 bulan, dipilih dengan simple random sampling. Variabel dependen adalah anemia. Variabel independen adalah pemberian MP ASI. Data anemia di ukur dengan Hb meter, data variabel lainnya dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistic Chi Square.Hasil: Risiko anemia pada balita secara langsung menurun dengan pemberian MP-ASI tepat (b= -3.03; CI 95%= -4.40 hingga -1.67; p <0.001). Kesimpulan: Ada hubungan pemberian MP ASI dengan kejadian Anemia pada balita.Kata kunci: Anemia, Balita, MP ASI
EVALUASI POSBINDU DALAM MENCEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR Sarif Febriandi; Safirina Aulia Rahmi
Jurnal Ilmu Kesehatan Mulia Madani Yogyakarta Vol. 4 No. 2 (2023): JIK MMY : JURNAL ILMU KESEHATAN MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu tantangan kesehatan terbesar di abad ke-211 dan telah menjadi perhatian global baik di negara berkembang maupun negara maju. penyebab utama kematian pada tahun 2016. PTM bertanggung jawab atas 73% kematian di Indonesia dengan proporsi diantaranya penyakit kardiovaskular (35%), kanker (12%), penyakit pernapasan kronis (6%), diabetes (6%), dan risiko kematian dini lebih dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian PTM harus menjadi perhatian.Metode: Penelitian yang dilakukan adalah Narrative Literature Review (NLR). pencarian literatur menggunakan Google Scholar dengan artikel terbitan 2019-2023.Hasil: Penelitian dari 15 artikel menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan program posbindu belum terlaksana secara maksimal karena terdapat beberapa faktor penghambat seperti kunjungan kurangnya pelatihan kader, terbatasnya sumber daya, kurangnya sarana dan prasarana, kurang komunikasi, kurangnya pendanaan, dan ketidaksesuaian sasaran posbinduKesimpulan: Kegiatan program posbindu PTM meliputi 5 tahap yaitu wawancara, pengukuran fisik, pemeriksaan darah, kejiawaan, faktor resiko, dan konseling. Faktor yang mempengaruhi kunjungan program posbindu meliputi umur, sikap, pengetahuan, jarak tempuh, peran kader, pelatihan kader, koordinasi lintas sektor, sarana dan prasarana. Kunjungan masih di dominasi kaum lansia dan bapakbapak serta remaja kurang tertarik dikarenakan kurang tersedianya alat KesehatanKata Kunci: Program Posbindu, Penyakit Tidak Menular, EvaluasiABSTRACTBackground: Non-communicable diseases (NCDs) are one of the greatest health challenges of the 21st century and have become a global concern in both developing and developed countries as the leading cause of death in 2016. NCDs were responsible for 73% of deaths in Indonesia with proportions including cardiovascular disease (35%), cancer (12%), chronic respiratory disease (6%), diabetes (6%), and a risk of premature death of more than 20%. This suggests that the incidence of NCDs should be a concern.Methods: The research conducted was a Narrative Literature Review (NLR). literature search using Google Scholar with articles published in 2019-2023.Results: Research from 15 articles shows that the implementation of posbindu program activities has not been carried out optimally because there are several inhibiting factors such as lack of cadre training visits, limited resources, lack of facilities and infrastructure, lack of communication, lack of funding, and mismatch of posbindu targets.Conclusion: Posbindu PTM program activities include 5 stages, namely interviews, physical measurements, blood tests, psychiatric examinations, risk factors, and counseling. Factors affecting posbindu program visits include age, attitude, knowledge, distance, cadre role, cadre training, cross-sector coordination, facilities and infrastructure. Visits are still dominated by the elderly and men and adolescents are less interested due to the lack of availability of health equipment.Keywords: Posbindu Program, Non-Communicable Diseases, Evaluation
STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DUSUN BELIK, KALURAHAN DEMANGREJO, KAPANEWON SENTOLO, KULON PROGO Rokhayati; Mahardika Ratih Resti Andani; Este Latifahanun; Safirina Aulia Rahmi; Sarif Febriandi
Jurnal Ilmu Kesehatan Mulia Madani Yogyakarta Vol. 5 No. 1 (2024): JIK MMY : JURNAL ILMU KESEHATAN MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrack Background:. Nutrition plays an important role in the human life cycle. The period of infancy and toddlerhood is also called the window of opportunity, namely the golden period of growth and development. Nutrition is one of the factors that determines success in achieving optimal growth and development in infancy and toddlerhood. Toddlers in Indonesia experience double nutritional problems, on the one hand they are obese, but on the other hand they experience stunting, anemia, thinness, and even malnutrition. The results of the Indonesian Nutrition Status survey show that in Indonesia there are still 17% of underweight toddlers. Meanwhile in the Yogyakarta Special Region province there are 1.8% of toddlers with very underweight and 8.3% of toddlers with underweight in 2022. Efforts to improve the nutritional status of the community will make a real contribution to achieving national development goals, especially in terms of reducing the prevalence of malnutrition among children under five which will ultimately improve the quality of human resources. Posyandu is a Community Based Health Effort (UKBM) in basic health service activities, one of the activities of which is routine monthly weighing of toddlers to monitor the health condition of toddlers. Objective: To find out the description of the nutritional status of toddlers in the Posyandu for toddlers in Dusun Belik, Demangrejo Village, Sentolo District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta. Methods: Type of quantitative descriptive research. Samples were taken using a total sampling technique of 28 toddlers aged 6 - 60 months. The research instrument used a posyandu registration book which contained the results of anthropometric examinations of toddlers. Data analysis used univariate analysis with percentages.Results: Characteristics of toddlers based on gender of toddlers, namely 53.58% boys and 46.42% girls. The nutritional status of toddlers based on body weight/age has a good nutritional status of 82.14%, based on height/weight has a normal nutritional status of 75% and based on body weight/height has a normal nutritional status of 85.72%. Conclusion: The nutritional status of children under five was mostly good (82.14%). Keyword: Nutritional status, toddlers, posyandu
GAYA HIDUP DAN TEKANAN DARAH PADA USIA PRODUKTIF DI KALURAHAN DEMANGREJO Rahmi, Safirina Aulia
Jurnal Ilmu Kesehatan Mulia Madani Yogyakarta Vol. 5 No. 1 (2024): JIK MMY : JURNAL ILMU KESEHATAN MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Yogyakarta Special Region (DIY) is a province that has a prevalence of hypertension above the national value. There are 11 provinces whose scores are above the national score. DIY is the 4th highest province of all provinces in Indonesia for the prevalence of hypertension. The aim of this study was to analyze the relationship between lifestyle (salt consumption, sugar consumption and physical activity) with the incidence of hypertension in productive age.. Methods: This research is an analytical type of research, with a cross sectional research design. The population was 30 residents who carried out screening during Posyandu activities in Demangrejo Village. The sample consisted of 30 respondents taken using total sampling technique. The statistical analysis used to determine the relationship between the independent and dependent variables is Chi-square. Results: The results of the study showed that there was no relationship between salt consumption (p=0.660), sugar consumption (p=0.603), and physical activity (p=1.000) on blood pressure in productive age in Demangrejo District. Conclusion: Most of the respondents in this study consumed > 4 tablespoons of sugar per day and most did not do physical activity. The results of statistical analysis in this study show that there is no relationship between salt consumption, sugar consumption and physical activity on the blood pressure of productive age respondents in Demangrejo District.. Keywords: Blood pressure, sugar consumption, salt consumption, physical activity
Manfaat Aktivitas Fisik Terhadap Kesehatan Mental Berbasis Narrative Literature Review Febry Istyanto; Safirina Aulia Rahmi
Jurnal Kesehatan Madani Medika Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/jmm.v14i02.351

Abstract

Latar Belakang: Aktifitas fisik telah menjadi topik penelitian yang menarik dalam konteks kesehatan, terutama dalam hubungannya terhadap kesehatan mental yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun tinjauan pustaka tentang manfaat aktifitas fisik terhadap kesehatan mental. Metode: Penelitian pustaka yang dilakukan adalah Narrative Literature Review (NLR). Hasil: Didapatkan 10 artikel ilmiah terpilih dengan rentang tahun 2019 hingga 2022. Walaupun aktifitas fisik dapat memberikan manfaat positif terhadap kesehatan mental, sangat penting dikolaborasikan dengan, gaya hidup sehat secara teratur, lingkungan yang kondusif, pola makan yang seimbang dan tentunya melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang ahli dibidang kesehatan mental secara teratur. Kesimpulan: Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik yang teratur memiliki manfaat serta potensi positif terhadap kesehatan mental yang lebih baik. Kata Kunci: Aktifitas fisik, Kesehatan mental
Sosialisasi dan Edukasi Pemanfaatan Data Pencatatan Status Gizi Balita di Posyandu Rokhayati, Rokhayati; Hisyam, Anwaruddin; Rahmi, Safirina Aulia; Febriandi, Sarif; Latifahanun, Este; Andani, Mahardika Ratih Resti; Rahma, Afwa Aulia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 6 (2024): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i6.1143

Abstract

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak. Balita merupakan kelompok usia yang memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan terutama masalah gizi. Balita di Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda (double burden), disatu sisi mengalami obesitas, namun disisi lainnya mengalami stuntingm anemia, kurus, hingga gizi buruk. Nilai status gizi yang menetap dan terjadi dalam jagnka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua sangat berperan dalam kesehatan anak balita terutama dalam pemberian gizi yang cukup. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan orang tua bayi dan balita tentang pemanfaatan data pencatatan status gizi balita di posyandu balita dusun Belik, Kalurahan Demangrejo, kapanewon Sentolo Kabupaten Kulon Progo, DIY. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan data pencatatan status gizi balita di posyandu balita dusun Belik, Kalurahan Demangrejo, kapanewon Sentolo Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Overview of Participant and Utilization of National Health Insurance by Informal Workers in Sedayu Safirina Aulia Rahmi; Este Latifahanun; Mahardika Ratih Resti Andani; Rokhayat, Rokhayat; Sarif Febriandi
Jurnal EduHealth Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal EduHealt, Edition January - March, 2025
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The low participation of informal sector workers in the National Health Insurance (JKN) program remains a significant barrier to achieving universal health coverage in Indonesia. Despite government efforts to expand JKN participant, many informal workers remain uninsured or inactive due to various socio-economic and structural challenges. Limited awareness, financial constraints, administrative difficulties, and perceptions of health service quality contribute to low participation and service utilization. This issue is critical as informal workers make up a large proportion of Indonesia's workforce, and their exclusion from JKN coverage poses risks to individual and public health. Understanding the factors that influence JKN participation and utilization among informal workers is critical to developing targeted interventions to increase coverage and improve access to health services. This study aims to analyze the factors influencing JKN participation and service utilization among informal workers. Using a quantitative approach, data were collected from 30 respondents in Sedayu through structured questionnaires. The results indicate that only 33.3% of respondents were registered and active participants, while 53.4% were either unregistered or unaware of their enrollment status. The primary reasons for non-enrollment were the lack of JKN socialization (70%) and the perception that insurance was unnecessary due to good health (30%). Furthermore, only 40% of respondents had utilized JKN services, while 60% had never accessed them, primarily due to a lack of understanding of service procedures (45%), distant health facilities (30%), and perceived suboptimal service quality (25%). Socioeconomic factors, including income level, education, age, household size, and place of residence, significantly influenced JKN ownership, with higher-income, urban, and educated individuals being more likely to enroll. The study also highlights structural barriers such as registration complexity, service limitations, and premium affordability, which hinder participation and utilization. Addressing these issues requires enhanced socialization efforts, simplified administrative processes, improved access to healthcare facilities, and better service quality to increase JKN participation among informal workers
Relevansi Pembelajaran Praktik Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terhadap Praktik Lapangan Rokhayati; Este Latifahanun; Safirina Aulia Rahmi; Rizkie Abdillah
Jurnal Kesehatan Madani Medika Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/jmm.v16i1.436

Abstract

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu sistem informasi sistematis yang mengelola rangkaian prosedur rumah sakit, dari diagnosa hingga pengobatan pasien. Transformasi teknologi harus diimbangi dengan perkembangan Sumber Daya Manusia yang profesional, kompeten dan adaptif terhadap teknologi terbaru. Pendidikan program studi administrasi kesehatan dituntut untuk membentuk lulusan yang menguasai kemampuan teoritis dan kompetensi praktis yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja seperti pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pembelajaran berbasis praktik dalam pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan SIMRS masih terbatas. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui relevansi pembelajaran praktis SIMRS dalam pelayanan kesehatan terhadap praktik lapangan. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Seluruh mahasiswa program studi administrasi kesehatan yang telah mengikuti perkuliahan manajemen pelayanan kesehatan merupakan populasi penelitian ini sebanyak 35 responden, teknik total sampling menggunakan instrumen kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Analisi bivariat berupa uji statistik Chi Square menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Hasil penelitian memaparkan bahwa karakteristik responden sebagian besar memiliki jenis kelamin perempuan dengan persentase 88,6%, pemahaman responden mengenai fungsi aplikasi SIMRS sebagian besar memiliki pemahaman yang baik (77,1%), sebagian besar responden (88,6%) merespon baik jika pembelajaran sesuai dengan praktik lapangan dan nilai signifikan hasil uji Chi Square 0,008. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran praktis SIMRS dalam pelayanan kesehatan dengan praktik lapangan
PENINGKATAN KAPASITAS PENYUSUNAN RKO EFISIEN BERBASIS DATA HISTORIS DAN E-CATALOGUE DI PUSKESMAS MELALUI PELATIHAN DAN SIMULASI PENGADAAN OBAT Rahmi, Safirina Aulia
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Mulia Madani Yogyakarta Vol. 3 No. 2 (2025): DIMASLIA JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT MULIA MADANI YOGYAKARTA
Publisher : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Mulia Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim internal Puskesmas dalam menyusun Rencana Kebutuhan Obat (RKO) berbasis efisiensi harga dan data historis pemakaian. Sebanyak 17 peserta yang terdiri dari tenaga kefarmasian, pengelola program JKN, serta kepala tata usaha dan perencana mengikuti pelatihan yang menggabungkan metode simulasi efisiensi harga obat, analisis perbandingan e-Catalogue dan harga pasar, serta penyusunan template audit pengadaan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa 54% item obat lebih murah di e-Catalogue, sementara 46% lainnya justru lebih mahal, dengan potensi penghematan bersih sebesar Rp2.809.000. Evaluasi pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 24,6 poin pada kelompok tenaga kefarmasian. Refleksi peserta menunjukkan perubahan cara pandang terhadap penyusunan RKO yang selama ini dilakukan tanpa analisis mendalam. Kegiatan ini juga memunculkan inisiatif pembentukan tim mini audit pengadaan obat internal sebagai bentuk perbaikan tata kelola berkelanjutan. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan pelatihan berbasis data mampu meningkatkan efisiensi, kolaborasi lintas profesi, dan akuntabilitas pengadaan di FKTP.