Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT ENYENG DI DESA CIPANCAR Ece Sukmana
Jurnal Edukasi Sebelas April Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Edukasi STKIP Sebelas April
Publisher : STKIP Sebelas April Sumedang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin derasnya arus teknologi informasi yang membuat cerita rakyat menghadapi tantangan untuk tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kurang menariknya penyajian materi cerita rakyat di sekolah membuat cerita rakyat semakin terabaikan. Untuk mendongkrak hal tersebut maka perlu adanya analisis terhadap karya sastra, agar karya sastra tersebut dapat digunakan sebagai pemilihan bahan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek sosial dan budaya. Aspek sosial yang paling banyak muncul dalam cerita rakyat “Enyeng” adalah karakteristik masyarakat pedesaan yang mencerminkan jika diberi janji akan selalu diingat dengan frekuensi 3 buah. Hal ini membuktikan bahwa warga desa Cipancar sangat memegang teguh janji dan amanah dari leluhurnya. Sedangkan nilai budaya yang paling banyak muncul dalam cerita rakyat “Enyeng” adalah sistem religi dengan frekuensi 3 buah. Ini membuktikan bahwa mayarakat desa Cipancar masih memegang teguh ajaran tentang apa yang harus dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Tradisi lisan untuk mengganti nama hewan kucing/ucing dengan ènyèng/emèng/mèong merupakan hasil budaya dari generasi-kegenerasi, kemudian mereka memegang teguh pada keyakinannya yang dikukuhkan oleh legenda dan mitos dalam bentuk tradisi lisan. Walaupun mereka menerima budaya luar yang datang dan mereka mengikuti kemajuan/budaya modern, namun mereka tetap memegang teguh keyakinannya, dimanapun mereka berada atau sekalipun dalam perantauan.
Menulis Cerita Pendek dengan Metode Outdoor Learning Dedi Irawan; Ece Sukmana
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2019
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.076 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v3i1.12498

Abstract

Dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen, seorang guru harus pintar merancang suatu strategi belajar dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang guru adalah menciptakan suasana belajar yang lebih inovatif terhadap pembelajaran sastra, maka dipilihlah metode outdoor learning sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan pemahaman menulis cerpen. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas VII SMPN 1 Sumedang, sebanyak 32 siswa. Hasil analisis data tanggapan siswa dari 32 responden dapat dilihat bahwa, sebagian besar siswa menyatakan positif dan sebagian kecil menyatakan hal yang negatif terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan metode outdoor learning. Berdasarkan hasil pengolahan data dari populasi yang berdistribusi normal maka perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan uji z, diperoleh bahwa z hitung = 0,50 sedangkan z tabel untuk taraf signifikan 1% ialah 2,33. karena z hitung terletak di dalam interval – z 0,4900 s.d z 0,4900 atau (-2,33 < 0,50 < 2,33), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode outdoor learning pada siswa kelas VII SMPN 1 Sumedang.
REPRESENTASI KEARIFAN LOKAL DALAM KEPEMIMPINAN PADA CERITA RAKYAT SASAKALA GUNUNG TAMPOMAS Ece Sukmana
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 19, No 2 (2022): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20848

Abstract

Penelitian ini memaparkan nilai kearifan lokal dalam kepemimpinan dalam cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas. Cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas dalam penelitian ini ditelaah untuk memeriksa nilai kearifan lokal yang merepresentasikan kepemimpinan masyarakat Sumedang. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian ini menganalisis objek menggunakan teori analisis naratif Vladimir Propp untuk mengupas struktur cerita dan fungsi cerita. Semiotika Roland Barthes untuk mengupas nilai-nilai kearifan lokal berdasarkan tanda dan makna, kemudian menggunakan teori Representasi Stuart Hall untuk melihat representasi kepemimpinan. Hasil analisis dari penelitian ini, yaitu: 1) terdapat delapan fungsi cerita dan tindakan setiap karakter mengartikulasikan nilai-nilai kepemimpinan, 2) tanda-tanda dalam Sasakala Gunung Tampomas berkaitan dengan nilai kepemimpinan menurut kearifan lokal; dan 3) kebijakan yang dikeluarkan pemimpin Sumedang dalam sejarah kepemimpinan ditampilkan dalam cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas.
PENGGUNAAN MEDIA PEMEBELAJARAN AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMEBELAJARAN BAHASA INDONESIA: (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V UPTD SD Negeri Sukawening Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2020/2021) Yusup Nugraha; Ece Sukmana; Aulia Akbar
JESA-Jurnal Edukasi Sebelas April Vol 6 No 1 (2022): JESA - Jurnal Edukasi Sebelas April
Publisher : LPPM UNSAP & Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas belajar dan belajar siswa dalam kemampuan menggunakan media audio visual pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Sukawening Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Adapun tujuan penelitian yaitu mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikelas V SD Negeri Sukawening Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Sukawening Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang yang berjumlah 19 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik observasi dan tes hasil belajar.Berdasarkan pengelolaan data hasil observasi diperoleh simpulan bahwa menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V. Hal tersebutterlihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek melaksanakan tugas, menjaga lingkungan belajar, aspek menyelesaikan tugas tepat waktu, dari data awal memperoleh persentase skor 54% pada siklus 1 meningkat menjadi 60% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 73%. Berdasarkan pengelolaan pengolahan data hasil tes diperoleh simpulan bahwa penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan media audio visual. Hal tersebut terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa data awal memperoleh persentase skor 54% pada siklus 1 meningkat menjadi 60% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 73%.
Assessment strategy based on authentic assessment to identify high school students' ability in assessing drama texts and drama performances Sukmana, Ece; Saeprokhman, Asep; Irawan, Dedi
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 12, No 3 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1108500

Abstract

Drama learning plays an important role in training students to sharpen their expressive abilities in performing arts.  This study aims to develop and implement an authentic assessment-based assessment strategy to identify high school students' ability to assess drama texts and drama performances. The research method used is research and development (R&D) which involves several stages, namely needs analysis, instrument design, and assessment model development. The R&D model used in this research is the ADDIE model (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). The results showed that the developed authentic assessment model can improve students' ability to assess drama texts and performances. Teachers who use this model find it helpful in developing more effective and comprehensive assessment instruments. In addition, students showed improvement in critical thinking and evaluation skills, as well as the ability to identify and assess important elements in drama and performance texts. This study suggests that the implementation of authentic assessment strategies can make a positive contribution towards improving the quality of assessment in a secondary school setting.
Gamelan Koromong dalam Konteks Ritual 14 Mulud pada Masyarakat Cikubang Sumedang Jawa Barat Sutisna, Rony Hidayat; Wiresna, Asep Ganjar; Sukmana, Ece
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 24, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v24i2.7913

Abstract

This research is about the social transformation process in gamelan Koromong performance in Cikubang Village area, Sumedang Regency, West Java. The fundamental objective of this research is to analyze the structural changes resulting social changes in the ritual of gamelan Koromong in Cikubang. The villagers still carry out this ritual activity as an annual activity which has a predetermined time accorded to the local calendar (Sundanese calendar) exactly on 14th of Mulud. This ritual is carried out by Cikubang community as a manifestation of a form of devotion and gratitude expression to God for everything that has been received and perceived during life. This disclosure is carried out with full rules based on what has been passed down by the ancestors in this region as a guide or management of ritual customs which then develops and adapts as time changes. The results of the study reveal that there are various structures that undergo a process of transformation, both textually and contextually. In the old structure that is ritualistic as well as in the context of the performance, it is the local wisdom that has high philosophical values. These are highly attractive to analyze. However, the values of this local wisdom have been degraded resulting changes in values. This phenomena is an interesting cultural transformation process which becomes the background for this research. The research method applied was qualitative approach. The data collection techniques implemented by the author were observation, interview, and document studies. The results show that the initial context of Koromong art as a ritual slowly experiences transformation process over time becoming a performing art that is not only ritualistic, but also popular.Artikel ini mengenai proses perubahan sosial pada masyarakat pelaku ritual seni gamelan koromong yang berada di wilayah Kampung Cikubang Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dasar pemikiran penting artikel ini adalah menganalisis perubahan struktur yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial pada ritual seni gamelan koromong Cikubang. Masyarakat di kampung ini masih melaksanakan kegiatan ritual ini sebagai rutinitas tahunan yang sudah ditentukan waktu pelaksanaannya pada penanggalan kalender lokal (kalender Sunda) yaitu pada tanggal 14 Mulud. Kegiatan ritual ini dilaksanakan oleh masyarakat Cikubang sebagai manifestasi dari bentuk pengabdian dan pengungkapan rasa bersyukur terhadap Tuhan atas segala yang telah diterima dan dirasakan selama menjalani kehidupan. Pengungkapan ini dijalankan dengan penuh aturan berdasarkan apa yang pernah diwariskan oleh para leluhur di wilayah ini sebagai panduan atau tata kelola adat ritual yang kemudian berkembang dan menyesuaikan terhadap perkembangan jaman. Hasil penelitian mengungkapkan terdapatnya berbagai struktur yang mengalami proses transformasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Pada struktur yang bersifat ritual, dalam konteks pertunjukannya merupakan sebuah kearifan lokal yang mempunyai nilai filosofi tinggi yang menarik untuk dianalisis. Namun, nilai kearifan lokal ini mengalami degradasi yang mengakibatkan berubahnya nilai. Perubahan nilai tersebut merupakan sebuah proses perubahan sosial yang menarik untuk dikaji dan menjadi latar belakang pembahasan artikel ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks awal seni koromong dipakai oleh masyarakatnya sebagai seni ritual, perlahan-lahan mengalami proses perubahan seiring berubahnya waktu menjadi sebuah seni pertunjukan yang tidak hanya bersifat ritual saja namun bisa bersifat kekinian.
Aspek Sosial Budaya dalam Cerita Rakyat Enyeng di Desa Cipancar Ece Sukmana
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 1 (2018): DEIKSIS JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v5i1.838

Abstract

ABSTRAK Semakin derasnya arus teknologi informasi yang membuat cerita rakyat menghadapi tantangan untuk tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kurang menariknya penyajian materi cerita rakyat di sekolah membuat cerita rakyat semakin terabaikan. Untuk mendongkrak hal tersebut maka perlu adanya analisis terhadap karya sastra, agar karya sastra tersebut dapat digunakan sebagai pemilihan bahan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek sosial dan budaya. Aspek sosial yang paling banyak muncul dalam cerita rakyat “Enyeng” adalah karakteristik masyarakat pedesaan yang mencerminkan jika diberi janji akan selalu diingat dengan frekuensi 3 buah. Hal ini membuktikan bahwa warga desa Cipancar sangat memegang teguh janji dan amanah dari leluhurnya. Sedangkan nilai budaya yang paling banyak muncul dalam cerita rakyat “Enyeng” adalah sistem religi dengan frekuensi 3 buah. Ini membuktikan bahwa mayarakat desa Cipancar masih memegang teguh ajaran tentang apa yang harus dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Tradisi lisan untuk mengganti nama hewan kucing/ucing dengan ènyèng/emèng/mèong merupakan hasil budaya dari generasi-kegenerasi, kemudian mereka memegang teguh pada keyakinannya yang dikukuhkan oleh legenda dan mitos dalam bentuk tradisi lisan. Walaupun mereka menerima budaya luar yang datang dan mereka mengikuti kemajuan/budaya modern, namun mereka tetap memegang teguh keyakinannya, dimanapun mereka berada atau sekalipun dalam perantauan. Kata Kunci: aspek sosial budaya, cerita rakyat, enyeng Cipancar
Pengembangan Bahan Ajar Buku Cerita Bergambar Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Ecoliteracy Siswa Sekolah Dasar Yusup, Hendrik Widya; Kuswara, Kuswara; Sukmana, Ece
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/130962-019883

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi nilai-nilai dan makna budaya Pupuh Sunda sebagai landasan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Pupuh Sunda, bentuk puisi tradisional Sunda yang diatur oleh aturan-aturan struktural tertentu, kaya akan nilai-nilai budaya, moral, dan sosial. Namun, dengan munculnya modernisasi dan globalisasi, minat terhadap seni tradisional seperti Pupuh Sunda telah menurun di kalangan generasi muda. Penelitian ini menerapkan pendekatan semiotik, khususnya teori Roland Barthes, untuk menganalisis makna yang terkandung dalam Pupuh Sunda, dengan fokus pada karya-karya yang diterbitkan oleh Studio Karawitan STSI Bandung dan dikarang oleh  Godi Suwarna. Dengan menelaah tanda-tanda dan makna simbolik dalam pupuh, penelitian ini berupaya memahami relevansinya dalam membentuk karakter dan mempromosikan nilai-nilai lokal dalam masyarakat kontemporer. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan analisis struktural dan semiotik untuk mengungkap nilai-nilai yang disampaikan dalamKata Kunci: Bahan Ajar, Kearifan Lokal, Ekoliterasi
Assessment strategy based on authentic assessment to identify high school students' ability in assessing drama texts and drama performances Sukmana, Ece; Saeprokhman, Asep; Irawan, Dedi
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 12 No. 3 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1108500

Abstract

Drama learning plays an important role in training students to sharpen their expressive abilities in performing arts.  This study aims to develop and implement an authentic assessment-based assessment strategy to identify high school students' ability to assess drama texts and drama performances. The research method used is research and development (R&D) which involves several stages, namely needs analysis, instrument design, and assessment model development. The R&D model used in this research is the ADDIE model (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). The results showed that the developed authentic assessment model can improve students' ability to assess drama texts and performances. Teachers who use this model find it helpful in developing more effective and comprehensive assessment instruments. In addition, students showed improvement in critical thinking and evaluation skills, as well as the ability to identify and assess important elements in drama and performance texts. This study suggests that the implementation of authentic assessment strategies can make a positive contribution towards improving the quality of assessment in a secondary school setting.
CITRA PAHLAWAN DALAM TOKOH CERITA RAKYAT “CIUNG WANARA” DAN RELEVANSINYA SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Nurdiantini; Budiman, Arip; Sukmana, Ece
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.32948

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan citra pahlawan dalam cerita rakyat Ciung Wanara serta relevansinya terhadap penguatan pendidikan karakter di sekolah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis isi. Tahapan analisis meliputi pemilihan cerita Ciung Wanara, identifikasi struktur naratif dengan teori Propp, telaah perjalanan tokoh melalui kerangka The Hero’s Journey Campbell, interpretasi citra pahlawan dengan delapan klaster Goethals dan Allison, serta kategorisasi nilai karakter sesuai dimensi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ciung Wanara digambarkan sebagai sosok pahlawan yang berani, tangguh, bijaksana, adil, dan berbakti. Karakter tersebut sesuai dengan nilai karakter PPK, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotongroyong, dan integritas. Citra pahlawan dalam cerita tidak hanya merefleksikan idealisme moral masyarakat Sunda, tetapi juga dapat dijadikan teladan konkret bagi peserta didik. Dengan demikian, Ciung Wanara memiliki nilai strategis sebagai media pembelajaran. Integrasi cerita rakyat ini di sekolah mampu memperkuat pendidikan karakter, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan memperkokoh identitas budaya bangsa.