Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh penambahan fly ash PLTU Cirebon dan temperatur pengeringan terhadap kuat tekan material konstruksi beton high volume fly ash (HFVA) Anggara, Ferian; Sujoto, Vincent Sutresno Hadi; Tangkas, I Wayan Christ Widhi Herman; Astuti, Widi; Sumardi, Slamet; Putra, Ilham Satria Raditya; Putra, Agik Dwika; Petrus, Himawan Tri Bayu Murti
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17 No 2 (2023): Volume 17, Number 2, 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.77825

Abstract

Penggunaaan batubara sebagai sumber energi di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi pilihan utama. Hasil samping pembakaran batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berupa fly ash dan bottom ash (FABA) akan terus meningkat seriring konsumsi bataubara sebagai energi meningkat. Industri semen dapat mengahsilkan 2,9 miliar ton CO2 ke atmosfer hal ini akan berdampak langsung terhadap kenaikan temperatur bumi dan pemansan global. Subtitusi material semen dengan fly ash menjadi sebuah pilihan yang ramah lingkungan dalam meminimalisir gas CO2. Pembuatan beton dimulai dengan mencampurkan fly ash dan semen pada berbagai rasio (1:1; 1:3 ; 1:4) dengan air. Air dituang secara bertahap sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga membentuk pasta. Pasta beton yang telah terbentuk dicetak pada cetakan kubus ukuran 5x5x5 cm3. Cetakan pasta HVFA didiamkan selama 1 hari, kemudian dikeringkan (curing) pada temperatur yang divariasikan (30, 40 dan 60°C). Hasil Analisa oksida komponen kimia menunjukan bahwa fly ash dari PLTU Cirebon tergolong kategori fly ash kelas C dengan kadar CaO lebih dari 10% dan SiO2 kurang dari 46% dan Kekuatan beton (compressive strength) HVFA yang paling besar yang dapat dihasilkan beton HVFA adalah pada rasio komposisi semen dan fly ash 1:3 dengan temperatur pengeringan 40°C. material fly ash mampu menggantikan semen sebesar 75% dari kebutuhan beton HVFA dengan kekuatan beton mencapai 12,557 MPa pada kondisi pengeringan 40°C. Hasil optimasi menunjukan variable yang paling berpengaruh terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan adalah temperatur pengeringan.
Co-Authors Afrina Septantia Agung Harijoko Agung Rizki Perdana Agus Prasetya Andre Nouval Anggun Purnama Edra Arifudin Idrus Arsha Maulana Aulia Agus Patria Aya Shika Bangun Ayu Safira Mariska, Nanda Ayu Safira Mariska, Nanda Bangun, Aya Shika Beny Wiranata Beny Wiranata Brilian R. Sadewo Cikasimi, Mutiara Dagus Resmana Djuanda Dea Anisa Ayu Besari Deddy Tanggara Dinar Hananto Kurniawan Diyan Pamungkas Donatus Hendra Amijaya Fahrialam, Aldian Febry Yulindra Abdi Saputra Fenny Tamba Friederich, Mike C. Giwangkara, Atifa Maritza Guritno Safitri Muchitawati Gussyak, Selasian Handika M. Prabu Haryo Edi Wibowo Hendra A, Donatus Hidayat, Tantan Himawan T.B.M. Petrus Himawan T.B.M. Petrus Himawan Tri Bayu Murti Petrus Hotden Manurung Hotden Manurung I Made Bendiyasa Isnadiyati, Oyinta Fatma Isyqi Janna Azizah Wijayanti Jarot Setyowiyoto Jessica Trofimovs Jyalita, Jasmin Kezia Kartika Windya Kezia Kartika Windya Kyuro Sasaki Laksono Trisnantoro Lucas Donny Setijadji Mardhani Riasetiawan Mike C. Friederich Moore, Tim Allen Moore, Tim. A. Muchitawati, Guritno Safitri Nanda Ayu Safira Mariska Nugroho Imam Setiawan Oyinta Fatma Isnadiyati Pamungkas, Diyan Patria, Aulia Agus Perdana, Agung Rizki Petrus, Himawan Tri Bayu Prakoso, Wildan Guntur Purnama Edra, Anggun Putra, Agik Dwika Putra, Ilham Satria Raditya Sarju Winardi Sasaki, Kyuro Septantia, Afrina Shelia F. Hunarko Sinabang, Paul Vito Parluhutan Slamet Sumardi, Slamet Sugai, Yuichi Sujoto, Vincent Sutresno Hadi Supardin Nompo Susilawati, Rita Tamba, Fenny Tangkas, I Wayan Christ Widhi Herman Tim Allen Moore Tim. A. Moore Trofimovs, Jessica Vanisa Syahra Wahyu Wilopo Wibisono, Sigit Arso Widi Astuti Widi Astuti Widya Rosita Wildan Guntur Prakoso Winda Putri Anggraeni Wiranata, Beny Yuichi Sugai Yusup Iskandar