Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Teknologi Tepat Guna Mesin Penepung Limbah Opak untuk Peternak Bebek di Desa Telaga Sari Sunggal Mhd Daud Pinem; Dohar Sinabutar; Berman Panjaitan; Syariful Hikmah Sormin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JPMI - Februari 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.927

Abstract

Dimasa pandemi kebutuhan telur unggas, khususnya telur bebek cukup meningkat karena protein diperlukan untuk salah satunya meningkatkan imunitas tubuh. Telur bebek terbukti memiliki kandungan protein, kalori dan lemak lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam. Desa Telaga Sari kecamatan Sunggal adalah salah satu sentra peternakan bebek petelur, dimana banyak dijumpai peternak bebek petelur di daerah ini. Pak Agus Setiawan, salah satu peternak yang menjadi mitra pengabdian sudah mengusahakan peternakan bebek petelur sejak tahun 2019 dan menjalankan usahanya melalui pola kemitraan. Mitra inilah yang akan langsung membeli telur-telur dari peternak. Permasalahan yang terjadi di lapangan sebelum bebek bertelur adalah pengadaan pakan bebek sejak dari kecil sampai berumur 3 bulan, karena harga pakan pabrikan yang terus semakin mahal. Desa tersebut merupakan desa penghasil kerupuk opak yang terkadang memiliki limbah opak yang banyak dan dibuang begitu saja. Berdasarkan kondisi di atas, maka akan dibuat (dibangun) sebuah mesin penepung limbah opak untuk pakan bebek sehingga limbah opak yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik dan mengurangi biaya pakan ternak. Pada saat pelaksanaan, didapati sedikit kendala saat ukuran limbah opak yang masuk cukup besar. Akan tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan memperlebar ukuran corong masukan dan memperkecil ukuran bahan sebelum masuk corong dengan meremas limbah opak. Setelah pengabdian diadakan, didapati pengurangan kebutuhan pakan jadi sebesar 20 s.d 30 persen. dan biaya pakan dari sebelumnya Rp. 1.800.000,- per hari menjadi Rp. 1.260.000 sd 1.440.000.
Identifikasi Daging Segar terhadap Daging Busuk dengan Menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Jaring Saraf Tiruan (JST) Benrad Edwin Simanjuntak; Berman Pandapotan Panjaitan
Elkom : Jurnal Elektronika dan Komputer Vol 16 No 2 (2023): Desember : Jurnal Elektronika dan Komputer
Publisher : STEKOM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/elkom.v16i2.1706

Abstract

Fresh or rotten meat is a different matter. Damage to the meat will produce a distorted odor, mucus, discoloration in certain areas and an undesirable taste due to the formation of metabolism. The odor is described as fishy, ​​rotten, containing sulfur and like ammonia. In this research, the author discusses a system for identifying the condition of meat based on the odor that arises from meat in three states, namely odorless odor, fresh odor and rotten odor. Fresh odor is taken from meat odor that is within 1 (one) day after being cut and rotten odor is taken from meat odor that is on the 2nd day. In this study, the test sample meat was placed in a closed container at room temperature for 2 days. Data was taken for 2 days from meat odors of known type. The sensor array consists of eight sensors made of conducting polymer material. The polymer materials used are silicon DC-200, PEG-20M, 0V-101, 0V-17, DEGA, PEG-200, PEG-1540, and PEG-6000 mixed with Carbon black. A two-layer artificial neural net consisting of eight input nodes and three output neurons, was trained using the Kohonen algorithm with a training process that was completed in 4 iterations. From 20 tests, 10 times exposure to steam from fresh odor and 10 times exposure to steam from rotten odor, carried out alternately, it was found that the system failed twice. Thus, the system success percentage reached 95 percent.
Mesin Pencacah Pakan Serbaguna untuk Peternak Kambing di Desa Telaga Sari Kecamatan Sunggal Nelson Manurung; Hutabarat Hutabarat; Berman P Panjaitan; Anggiat Situngkir
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 6 (2023): JPMI - Desember 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1867

Abstract

Hijauan makanan ternak (forages) merupakan bahan makanan atau pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan. Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun baik kualitas maupun kuantitas yang cukup agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup, keutuhan alat tubuh ternak dan tujuan produksi dapat berkesinambungan. Desa Telaga Sari, yang memiliki luas wilayah 2,63 km2, sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dan peternakan, khususnya ternak kambing. Peternak termasuk mitra pengabdian umumnya masih menggunakan cara tradisional dalam penyiapan makanan ternaknya dengan peralatan pisau arit dalam mencari dan memberi rumput sebagai pakan kambing tanpa dicacah sehingga banyak pakan yang tersisa. Untuk mengatasi masalah tersebut tim pelaksana menyediakan mesin pencacah rumput dan sekaligus memberikan pelatihan untuk pengoperasian mesin tersebut. Hasil demonstrasi di lapangan menunjukkan mesin dapat mencacah 300 kg/jam  dan hasil cacahan yang awalnya kurang diminati kambing akhirnya semakin terbiasa dengan pakan hasil cacahan dan pakan yang terbuang dari celah kandang jauh berkurang jumlahnya.
Pelatihan Simulasi Matematika menggunakan Matlab Kalkulator Grafik di SMA Santo Thomas Binjai Sumatera Utara Siahaan, Kristianus; Sirait, Regina; Panjaitan, Berman; Sinabutar, Dohar; Tobing, Palghe
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dan Desa Volume 2, Nomor 2, Januari 2025
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/passa.v2i2.1918

Abstract

SMA Santo Thomas 4 Binjai merupakan salah satu sekolah swasta Katolik yang cukup dikenal oleh masyarakat kota Binjai. Berdasarkan observasi dan diskusi dengan pihak sekolah, terjadi penurunan prestasi akademik siswa. Selaras dengan jumlah alumni yang diterima di perguruan tinggi negeri juga menurun. Berbagai upaya sudah dilakukan pihak sekolah untuk mendongkrak kemampuan siswa, anatar lain lewat pelajaran tambahan dan penggunaan MS. Power Point untuk presentasi materi pe;ajaran. Secara khusus, penurunan prestasi akademik itu tampak pada mata pelajaran matematika. Guru matematika merasakan kesulitan siswa memahami topik pembelajaran terkhusus perhitungan yang panjang dan pemahaman grafik. Waktu pembelajaran banyak tersita ketika guru menjelaskan grafik fungsi di papan tulis. Eksplorasi materi matemattika secara manual lewat penggambaran di papan tulis kurang efektif. Pelatihan Mathlab Kalkulator Grafik (MKG) diadakan guna mengatasi kendala tersebut. Guru akan semakin dipermudah untuk penyajian grafik fungsi, eksplorasi terhadap grafik, mengoreksi jawaban suatu perhitungan dan juga dalam pembuatan soal. Bagi siswa, lewat pelatihan ini, mereka terbantukan dalam perhitungan yang sifatnya pengulangan, mengoreksi dan menganalisa jawaban mereka apakah sudah tepat atau keliru. Lewat pelatihan yang dilakukan kepada para siswa dan guru, terlihat ada peningkatan kmampuan baik dalam pengenalan, pemahaman dan penggunaan MKG untuk simulasi matematika sederhana. Dari hasil kuisioner yang disebarkan dapat dilihat bahwa para peserta mengalami peningkatan dalam katagori baik dalam  pengenalan software simulasi Matematika dari 0 % menjadi 65%, pemahaman lembar kerja Matlab Kalkulator Grafik untuk simulasi Matematika dari 0 % menjadi 60%, penggunaan Matlab Kalkulator Grafik untuk simulasi Matematika dari 0 % menjadi 55%. Hasil ini menunjukan kebaikan dari penggunaan aplikasi MKG sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika.
Mesin Mixer Pakan Ternak Domba Bagi Peternak Domba Di Dusun VI Desa Sei Glugur Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Sormin, Syariful Hikmah; Bangun, Positron; Pinem, Mhd Daud; Panjaitan, Berman; Lumbantoruan, Heddy; Manurung, Nelson
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v3i1.2017

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk merancang dan membuat mesin pencampur (mixer) pakan ternak domba yang akan difermentasi bagi peternak domba di Dusun VI, Desa Sei Glugur, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan diawali dengan melakukan observasi di Dusun VI, Desa Sei Glugur, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang dituju. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau kendala yang dihadapi oleh peternak. Dari hasil observasi kemudian dilakukan rekayasa perancangan mesin sesuai kebutuhan. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam usaha pembuatan pakan ternak fermentasi untuk domba khususnya untuk proses pencampuran bahan baku, maka direncanakan untuk rancang bangun mesin pencampur bahan-bahan baku pakan ternak kapasitas 300kg/jam. Dengan harapan dapat membantu usaha pembuatan pakan ternak untuk memberikan solusi dalam memaksimalkan pencampuran pakan ternak dengan kapasitas yang lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat.
PPTTG MESIN PENCETAK PELET IKAN UNTUK PETERNAK IKAN LELE DI DUSUN III RUMAH MBACANG NAMO BINTANG Lumbantoruan, Henry Hasian; Hutabarat, Udur 1 Januari; Hutajulu, Elferida; Panjaitan, Berman P
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dan Desa Volume 1, Nomor 1, Juli 2023
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan lele (clarias sp.) yang dalam bahasa inggrisnya dinamai dengan catfish banyak dibudidayakan di indonesia karena peminatnya cukup banyak. Sistem pembudidayaannya tidak selalu sama, bergantung pada kondisi iklim dan topografi suatu daerah, selain itu juga sangat bergantung pada ketersediaan pakan, karena umumnya ikan lelemempunyai tabiat rakus dimana ikan ini memakan secara terus menerus pakan yang diberikan. Junita Paulina Tarigan, mitra pengabdian yang sebelum masa pandemi mengelola 10 kolam ikan lele saat ini hanya menternakkan ikan dalam 4 kolam saja antara lain karena harga pakan tersebut. Meski permintaan ikan lele selalu ada, mangingat margin yang didapat kecil banyak peternak lele di desa Namo Bintang memilih untuk berhenti membudidayakan ikan lele. Karena tim pengusul melihat bahwa akar masalahnya ada di harga pakan, solusi yang ditawarkan berupa mesin pencetak pelet ikan lele untuk memberdayakan peternak lele di desa Namo Bintang. Kata Kunci : mesin; pencetak; pelet; Namo Bintang; ikan lele
Identifikasi Daging Segar terhadap Daging Busuk dengan Menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Jaring Saraf Tiruan (JST) Benrad Edwin Simanjuntak; Berman Pandapotan Panjaitan
Elkom: Jurnal Elektronika dan Komputer Vol. 16 No. 2 (2023): Desember : Jurnal Elektronika dan Komputer
Publisher : STEKOM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/elkom.v16i2.1706

Abstract

Fresh or rotten meat is a different matter. Damage to the meat will produce a distorted odor, mucus, discoloration in certain areas and an undesirable taste due to the formation of metabolism. The odor is described as fishy, ​​rotten, containing sulfur and like ammonia. In this research, the author discusses a system for identifying the condition of meat based on the odor that arises from meat in three states, namely odorless odor, fresh odor and rotten odor. Fresh odor is taken from meat odor that is within 1 (one) day after being cut and rotten odor is taken from meat odor that is on the 2nd day. In this study, the test sample meat was placed in a closed container at room temperature for 2 days. Data was taken for 2 days from meat odors of known type. The sensor array consists of eight sensors made of conducting polymer material. The polymer materials used are silicon DC-200, PEG-20M, 0V-101, 0V-17, DEGA, PEG-200, PEG-1540, and PEG-6000 mixed with Carbon black. A two-layer artificial neural net consisting of eight input nodes and three output neurons, was trained using the Kohonen algorithm with a training process that was completed in 4 iterations. From 20 tests, 10 times exposure to steam from fresh odor and 10 times exposure to steam from rotten odor, carried out alternately, it was found that the system failed twice. Thus, the system success percentage reached 95 percent.
Design and Performance Evaluation of a 200 Wp Off-Grid Solar Photovoltaic Module for Renewable Energy in Indonesia Sitorus, Nobert; Ginting, Berta Br.; Panjaitan, Berman P.; Simanjuntak, Benrad E.; Naibaho, Penteris R. P.; Matondang, Aprima A.; Simanjuntak, Andrean V. H.
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 10 No. 3 (2025): JGEET Vol 10 No 03 : September (2025)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2025.10.3.24981

Abstract

The rapid growth of global energy demand and the urgent need to reduce greenhouse gas emissions have accelerated the transition toward renewable energy technologies, with solar photovoltaic (PV) systems playing a central role. In Indonesia, high solar irradiation provides significant potential for PV adoption, yet challenges remain in human resource capacity and technical readiness, particularly in rural areas where off-grid systems are critical. This study presents the design, development, and testing of a 200 Wp off-grid PV training module aimed at bridging the gap between theoretical knowledge and practical skills in renewable energy education. The module integrates two 100 Wp PV panels, a 100 Ah lithium-ion battery, an MPPT charge controller, and a 500 W pure sine wave inverter, all mounted on a modular acrylic platform to enable repeated assembly and disassembly for training purposes. Experimental testing under tropical conditions demonstrated stable PV output (Voc 19.8–21.5 V, Isc 4.8–5.4 A), efficient battery charging within 8 hours to full capacity, and reliable discharging performance sustaining DC loads for 18 hours and AC loads for 12–14 hours. Inverter efficiency averaged 92%, with minimal waveform distortion under typical loads. These results confirm the module’s reliability and educational value, offering a robust platform for vocational training and community-based capacity building. The study contributes to Indonesia’s renewable energy transition and supports Sustainable Development Goal 7 by enhancing technical education and workforce readiness for solar PV deployment.