Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Toponim dalam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacaplam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Cece Sobarna; Gugun Gunardi; Asri Soraya Afsari
Makna: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, dan Budaya Vol 4 No 1 (2019): MAKNA : Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa dan Budaya
Publisher : Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/makna.v4i1.1678

Abstract

Bahasa Sunda tidak hanya digunakan oleh masyarakat Sunda di Provinsi Jawa Barat danBanten, tetapi juga digunakan oleh sebagian orang di sebagian wilayah barat ProvinsiJawa Tengah, lebih tepatnya Kecamatan Dayeuhluhur. Hal ini menarik karena wilayahbarat Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah dimana mayoritas masyarakatnyaberbahasa Jawa. Menilik fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan meneliti mengapaBahasa Sunda bisa bertahan di wilayah yang mayoritas penuturnya tidak hanyaberbicara Bahasa Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untukmendapatkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlangsungan BahasaSunda di Kecamatan Dayeuhluhur dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktoreksternal mencakup letak geografis, historis, sosial-budaya, keluarga, aktivitaskeagamaan, dan pendidikan formal. Faktor internal berkaitan dengan sebagianmasyarakat yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Sunda. Jati diri inidikuatkan oleh nama tempat (toponim) di Kecamatan Dayeuhluhur yang pada umumnyamenggunakan Bahasa Sunda.
FENOMENA UNGKAPAN TRADISIONAL BAHASA SUNDA DI KOTA BANDUNG: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK [The Phenomenon of Sundanese Language Traditional Expression in Bandung City: Sociolinguistics Analysis] Asri Soraya Afsari; Cece Sobarna; Yuyu Yohana Risagarniwa
TOTOBUANG Vol. 8 No. 1 (2020): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2020
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/ttbng.v8i1.217

Abstract

The purpose of this study is  describing the existence and utilization of Sundanese language traditional expressions in Bandung speech community today. The method  was  descriptive. Data collection techniques was done by direct interviews with informants in the field using Sundanese and in natural situation communication. The main informant was a culture-supporting community who  really known-well the traditional expressions. The informant was assumed,  at least, to understand it as a form of culture. Moreover, notes techniques was used too. The analytical method  used distributional. The results showed that: there are 206 data traditional expressions which is still known by the people in Bandung. The sub-district that is still familiar with traditional expressions is Ujungberung with a percentage of 100%. The sub-district that is unknow-well of traditional expressions is Sumur Bandung with a percentage of 15%. In terms of usage, Sundanese language traditional expressions are still used in the domain of: family, intimate, neighborliness, education, government, employment, and religion. The function of using expessions is to remind, to advise, to admonish, to calm, to affirm, to appeal, and to express  the feelings. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi dan penggunaan ungkapan tradisional bahasa Sunda yang ada di lingkungan masyarakat tutur Kota Bandung dewasa ini. Metode yang digunakan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada informan di lapangan dengan menggunakan bahasa Sunda dan dalam situasi yang asli (natural situation communication). Informan utama yang dipilih adalah masyarakat pendukung budaya yang memahami ungkapan tradisional. Informan tersebut diasumsikan paling tidak mengetahui ungkapan tradisional sebagai sebuah bentuk kebudayaan. Di samping itu, digunakan pula teknik catat. Metode analisis yang digunakan adalah distribusional. Hasil analisis menunjukkan bahwa: ungkapan tradisional yang masih dikenal oleh masyarakat tutur di Kota Bandung berjumlah 206 data. Kecamatan yang masih mengenal ungkapan tradisional dengan baik adalah Ujungberung dengan jumlah persentase 100%. Kecamatan yang sudah tidak lagi mengenal ungkapan tradisional dengan baik adalah Sumur Bandung dengan jumlah persentase 15%. Dari segi penggunaan, ungkapan tradisional bahasa Sunda masih digunakan dalam ranah: keluarga, kekariban, ketetanggan, pendidikan, pemerintahan, kerja, dan agama. Fungsi penggunaan ungkapan untuk mengingatkan, menasihati, menegur, menenangkan, mengiaskan, mengimbau, dan mengungkapkan perasaan.
Komparasi Unsur Budaya (Kepercayaan) pada Masyarakat Talaga, Majalengka dan Masyarakat Nagoya, Jepang Asri Soraya Afsari
Metahumaniora Vol 7, No 3 (2017): METAHUMANIORA, DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v7i3.18848

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengkaji perbandingan kepercayaan masyarakat Talagadi Majalengka dan masyarakat Nagoya di Jepang. Kepercayaan yang dimaksud dalampenelitian ini adalah kepercayaan yang berhubungan dengan tabu atau pamali dankepercayaan yang berhubungan dengan keberuntungan pada kedua masyarakat tersebut.Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskripstif kualitatif. Dalam memupudata digunakan metode lapangan karena peneliti terjun langsung ke masyarakat. Disamping itu, digunakan pula metode survey melalui penyebaran daftar kuesioner. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa bentuk kepercayaan yang berhubungan dengan tabu ataupamali pada masyarakat Talaga dan Nagoya meliputi kegiatan yang dilakukan oleh manusia.Adapun kepercayaan yang berhubungan dengan keberuntungan pada kedua masyarakattersebut berkaitan dengan binatang, benda, dan kegiatan manusia. Sampai saat ini baikmasyarakat Talaga maupun Nagoya masih memegang teguh kepercayaan tersebut.Kata kunci: kepercayaan, Talaga, Nagoya, deskriptif kualitatif, komparasi budaya.AbstractThe aim of this research is to review the comparison of belief between the society ofTalaga in Majalengka and the society of Nagoya in Japan. The intended belief on this study isthe one related with a taboo or pamali, and the belief correlated to luck on both societies. Inachieving the goal, this research uses a descriptive qualitative method. To get the data, thewriter uses a field method that he (/she) directly involves with the people. On the other hand,the writer also uses a survey method by distributing questioners. The result shows that the beliefcorrelated with the taboo or pamali of Talaga and Nagoya societies covers the activities doneby human. Also with the belief related to luck of both societies corresponds to animals, things,and human’s activities. Until now, either Talaga society or Nagoya’s still keeps those beliefs.Keyword: belief, Talaga, Nagoya, descriptive qualitative, cultural comparison.
EDUKASI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM RANGKA PELESTARIAN SENI LAIS BAGI SISWA SMPN 1 RAJAPOLAH KECAMATAN RAJAPOLAH KABUPATEN TASIKMALAYA Ayu Septiani; Asri Soraya Afsari
Midang Vol 1, No 3 (2023): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2023
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v1i3.50424

Abstract

Saat ini Indonesia memasuki peradaban 4.0 yang ditandai dengan bergantungnya masyarakat pada internet atau lebih dikenal sebagai era digital. Periode ini ditandai pula dengan generasi muda yang sangat lekat dengan media sosial. Kelekatan  tersebut dapat dimanfaatkan sebagai upaya pelestarian kesenian oleh generasi muda. Generasi muda yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPM ini adalah siswa SMPN 1 Rajapolah. Adapun kesenian yang dimaksud dalam kegiatan ini yaitu Seni Lais yaitu kesenian dalam bentuk akrobatik yang mengandalkan kemampuan fisik. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu agar para siswa mengetahui dan dapat melestarikan Seni Lais dengan mempelajari Seni Lais dan memanfaatkan media sosial yang saat ini sangat jarang peminatnya. Hasil dari kegiatan ini yaitu para siswa antusias menyimak penjelasan dari narasumber terutama ketika narasumber menampilkan gerakan-gerakan Seni Lais dan bersedia memanfaatkan media sosial sebagai media pelestariannya. Kegiatan ini menggunakan metode pendidikan masyarakat berupa penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat. Berkaitan dengan kegiatan ini pemahaman Siswa SMPN 1 Rajapolah tentang pelestarian Seni Lais melalui media sosial Instagram dan Twitter. Adapun artikel ini menggunakan metode kualitatif. Simpulan dari artikel ini yaitu perlu adanya pelatihan secara berkelanjutan bagi para siswa SMPN 1 Rajapolah khususnya Seni Lais.   
RAGAM POLA KONSTRUKSI PADA KALIMAT AKTIF BERPREDIKAT MANG-+-KEUN DALAM BAHASA SUNDA: RAGAM POLA KONSTRUKSI PADA KALIMAT AKTIF BERPREDIKAT MANG-+-KEUN DALAM BAHASA SUNDA Asri Soraya Afsari
KABUYUTAN Vol 2 No 2 (2023): Kabuyutan, Juli 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i2.168

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai pola kontruksi kalimat yang dapat dibangun oleh predikat aktif mang- + -keun dalam bahasa Sunda. Afiks mang- + -keun merupakan afiks yang masih cukup produktif digunakan dalam bahasa Sunda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dekskriptif. Data kalimat bahasa Sunda yang digunakan untuk analisis bersumber dari sumber tulis baik berupa sastra maupun nonsastra. Berdasarkan hasil analisis, pola konstruksi kalimat aktif berpredikat mang-+-keun berupa S + P + O, S + P + Ket, S + P + 0₁ + 0₂, S + P + 0 + Ket, S + P + Pel + Ket, Ket + S + P + O, S + P + O + P + O, dan S + P + Ket + P + O. Konstituen yang hadir setelah predikat mang- + -keun dapat berupa objek, pelengkap, dan keterangan. Objek yang ditemukan berkategori nomina konkret, frasa nomina konkret, nomina persona (insan), pronomina, pronominal(1), dan frasa nomina persona (insan). Pelengkap yang ditemukan berkategori pronomina(1). Keterangan yang ditemukan berupa keterangan waktu yang berkategori Frasa Preposisi. Objek, pelengkap, dan keterangan ini secara semantik menyandang peran objektif/benefaktif, agentif dan benefaktif.
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI LOKAL SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR PANGANDARAN Sobarna, Cece; Amien, Suseno; Afsari, Asri Soraya
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 3 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i3.45868

Abstract

The Dahon plant (Nypa Rruticans) is a multipurpose plant whose existence has begun to be threatened today along with the rapid development of tourist destinations in Pangandaran. The lack of development of dahon sugar craftsmen in Pangandaran considering that the process of making dahon sugar requires special skills and perseverance whereas community resources in Parapat Hamlet are quite potent. This community service program aims to provide skills to process dahon plants into sugar for prospective groups of dahon craftsmen regularly. Service activities are carried out through counseling techniques and direct practice. The counseling carried out was in the form of providing motivational materials and counseling on post-harvest cultivation and nipah processing, as well as the practice of making dahon sugar. After counseling and practice of making dahon sugar to the target partners of the Berkah Nipah Self-Help Group, it appears that there are positive and encouraging developments for the target partners, as follows: (1) the target partners get additional insight and knowledge about the functions and benefits of the nipah plant scientifically, ( 2) target partners get new experience in the practice of making dahon sugar, (3) target partners are optimistic and enthusiastic to continue making dahon sugar in Parapat Hamlet, Pangandaran, and (4) knowledge and abilities of Mr. Sarli as an instructor can finally be lowered to young people. Through the results of this service activity, it is hoped that new dahon craftsmen will emerge and the ongoing development of the younger generation an ongoing basis.ABSTRAK Tanaman Dahon (Nypa Rruticans) merupakan tanaman serba guna yang keberadaannya mulai terancam saat ini seiring dengan pesatnya perkembangan destinasi wisata di Pangandaran. Kurangnya pengembangan pengrajin gula dahon di Pangandaran mengingat proses pembuatan gula dahon memerlukan keterampilan dan ketekunan khusus padahal sumber daya masyarakat di Dusun Parapat cukup potensial. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan mengolah tanaman dahon menjadi gula bagi calon kelompok pengrajin dahon secara rutin. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui teknik penyuluhan dan praktek langsung. Penyuluhan yang dilakukan berupa pemberian materi motivasi dan penyuluhan budidaya pasca panen dan pengolahan nipah, serta praktik pembuatan gula dahon. Setelah dilakukan penyuluhan dan praktek pembuatan gula dahon kepada mitra binaan Kelompok Swadaya Berkah Nipah, terlihat adanya perkembangan yang positif dan menggembirakan bagi mitra binaan, sebagai berikut: (1) mitra binaan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang fungsi dan manfaat tanaman nipah secara ilmiah, (2) mitra binaan mendapatkan pengalaman baru dalam praktek pembuatan gula dahon, (3) mitra binaan optimis dan antusias untuk terus membuat gula dahon di Dusun Parapat, Pangandaran, dan (4) ilmu dan kemampuan Pak Sarli sebagai instruktur akhirnya bisa diturunkan ke generasi muda. Melalui hasil kegiatan pengabdian ini diharapkan akan muncul pengrajin-pengrajin dahon baru dan pembinaan generasi muda secara berkesinambungan.
INVENTARISASI TRADISI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN MASYARAKAT KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN KARAWANG Septiani, Ayu; Afsari, Asri Soraya
Midang Vol 2, No 3 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i3.58182

Abstract

Artikel ini berjudul Inventarisasi Tradisi dalam siklus kehidupan Masyarakat Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Jawa Barat. Tradisi yang dimaksud dalam tulisan ini meliputi kelahiran, pernikahan, khitanan, dan kematian, Adapun siklus kehidupan yang dimaksud meliputi lahir, masa kanak-kanak, dan dewasa. Tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui tradisi yang masih bertahan pada Masyarakat kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Jawa Barat karena Masyarakat tersebut sudah heterogen. Tradisi-tradisi apa yang masih bertahan dan hilang. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan obsevasi mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Masyarakat kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang mengalami hibridisasi karena tradisi saat remaja sudah tidak digunakan lagi. Hal tersebut diduga karena Masyarakat yang homogen. Selain itu, wilayah Kecamatan Lemahabang banyak pabrik yang menjadi faktor penarik pendatang datang berbagai daerah di Indonesia untuk bekerja. 
PERSIAPAN AWAL PENGEMBANGAN DESA RAMAH ANAK BERBASIS LITERASI DIGITAL DI DESA CITENGAH KABUPATEN SUMEDANG SELATAN Zulkifli Mahmud, Erlina; Sobarna, Cece; Soraya Afsari, Asri
Midang Vol 2, No 3 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i3.58527

Abstract

Artikel ini ditulis sebagai luaran kegiatan pelaksanaan program Pengabdian pada Masyarakat terkait Pengembangan Desa Ramah Anak Berbasis Literasi Digital pada tahap awal. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dilakukan di Desa Citengah, Sumedang Selatan di bawah payung tema besar “Unpad Bermanfaat”. Pada tahap ini dilakukan inventarisasi kebutuhan di lapangan sebagai persiapan pengembangan Desa Ramah Anak berbasis literasi digital bekerjasama dengan mahasiswa KKNM. Hasil observasi menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Sunda sudah langka di Desa Citengah. Melalui metode penyuluhan, lalu dilakukan pemberian beberapa materi antara lain materi bahasa Sunda untuk mempertahankan budaya lokal dan pemberian materi bahasa Inggris untuk persiapan literasi digital. Metode yang dilakukan ada beberapa tahap yaitu observasi lapangan untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar menuju pengembangan desa Ramah Anak berbasis literasi digital. Metode berikutnya terkait hasil observasi yaitu penyuluhan antara lain dalam bentuk pemberian materi bahasa Sunda dan bahasa Inggris. Metode terakhir yaitu pemberian materi pendidikan sehubungan dengan mitra PPM ini adalah guru-guru PAUD, guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK), guru-guru Sekolah Dasar, dan para orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Hasil kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat pada tahap awal ini berupa pembekalan bahasa dipersiapkan untuk melakukan Pengabdian pada tahap berikutnya yaitu Pengembangan Desa Ramah Anak Berbasis Literasi Digital.
Regenerasi Pemerolehan Seni Lais di Padepokan Lais Pancawarna Kampung Sayang Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Ayu Septiani; Asri Soraya Afsari
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol. 1 No. 1 (2018): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.617 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v1i1.229

Abstract

This paper aims to determine the existence and acquisition of Lais Art in Padepokan Lais Pancawarna. This paper uses ethnographic methods that refer to qualitative research. The data sources used are divided into two, namely primary data sources and secondary data sources. Primary data sources are data in the field through participant observation. Furthermore, for secondary data used library sources. The results of this study that Lais Art is a traditional art of Garut which is almost extinct in Garut. To preserve Lais Art, it uses three models of inheritance, namely upright inheritance, inherited from genetics, inherited inheritance, which is carried out with others through formal or normal education and horizontal inheritance, namely by training children or peers in the community. The conclusion is the need for cultural preservation, one of which is by inheriting culture to the younger generation as the nation's successors. Keywords: Model of Inheritance, Regeneration, Seni Lais
Kategori Fatis Pada Video Animasi Berbahasa Sunda di Akun Tiktok @Rifirdus Wahyudin, Muhamad Rusliana; Sobarna, Cece; Afsari, Asri Soraya
Salingka Vol 21, No 1 (2024): SALINGKA, Edisi Juli 2024
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v21i1.1071

Abstract

Nowadays, the use of phatic categories has spread to social media TikTok. Users flock to include phatic categories, both in Indonesian and regional languages, for example Sundanese, in their uploads. In line with this, this research focuses on the Sundanese language phatic category on TikTok social media. The research aims to examine the form, function, and distribution of phatic categories in Sundanese animated videos on the TikTok account @rifirdus. The theory used is the theory put forward by Kridalaksana (2007). The method used is descriptive qualitative. The results of the research show that based on its form, the phatic category in this study is divided into 7 particle forms and 2 word forms. Based on its function, it is divided into 11 types of functions, namely emphasizing comparisons, emphasizing proof, emphasizing annoyance, emphasizing reasons, emphasizing commands, emphasizing uncertainty, emphasizing rebuttal, emphasizing giving salt, emphasizing questions, asking for agreement, and simply emphasizing. Based on distribution, the phatic category can be at the beginning, in the middle, and at the end of a sentence. AbstrakDewasa ini, penggunaan kategori fatis telah merambah hingga media sosial TikTok. Para penggunanya beramai-ramai menyertakan kategori fatis, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, misalnya bahasa Sunda dalam unggahannya. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada kategori fatis bahasa Sunda di media sosial TikTok. Penelitian bertujuan untuk mengkaji bentuk, fungsi, dan distribusi kategori fatis pada video animasi berbahasa Sunda di akun TikTok @rifirdus. Teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan bentuknya, kategori fatis dalam penelitian ini dibagi menjadi bentuk partikel yang berjumlah 7 dan bentuk kata yang berjumlah 2. Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi 11 macam fungsi, yaitu menekankan perbandingan, menekankan pembuktian, menekankan kekesalan, menekankan alasan, menekankan perintah, menekankan ketidakpastian, menekankan bantahan, menekankan pemberian garam, menekankan pertanyaan, meminta persetujuan, dan sekadar penekanan. Berdasarkan distribusi, kategori fatis dapat berada di awal, di tengah, dan di akhir kalimat.