Suhartanto, Muhammad Rahmad
Department Of Agronomy And Horticulture, Faculty Of Agriculture, IPB University, Jalan Meranti Road, Bogor 16680, Indonesia

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengembangan Uji Cepat Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max (L.)) dengan Urine Sugar Analysis Paper (USAP) Annisa Nursoleha; Muhammad Rahmad Suhartanto; Eny Widajati
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46449

Abstract

Kedelai (Glycine max (L.)) merupakan salah satu komoditas utama selain beras dan jagung di Indonesia yang sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk olahan pangan. Kesenjangan kebutuhan dan ketersediaan kedelai terus meningkat sehingga diperlukan usaha untuk menunjang produksi kedelai, salah satunya benih kedelai harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup serta dengan mutu yang memadai. Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan benih kedelai bermutu adalah daya simpan benih kedelai yang pendek sehingga benih mengalami penurunan vigor dan viabilitas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode uji vigor benih menggunakan urine sugar analysis paper (USAP) pada berbagai tingkat vigor benih kedelai yang diperoleh dari metode pengusangan cepat (AAM). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah benih kedelai varietas Anjasmoro dan Gepak kuning. Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dengan empat ulangan yang terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama adalah lama pengusangan dengan metode pengusangan cepat (AAM) bersuhu 40 0C dan RH 95%. Percobaan kedua adalah mengembangkan metode urine sugar analysis paper terhadap lot benih yang diperoleh dari pengusangan cepat dengan menentukan lama perendaman benih yang efisien dengan taraf 1, 3, dan 5 jam. Percobaan dilakukan terhadap dua varietas secara terpisah yaitu varietas Anjasmoro dan Gepak kuning. Hasil penelitian menunjukkan pengusangan cepat dapat menurunkan vigor dan viabilitas benih kedelai. Pada varietas Anjasmoro, lama perendaman 5 jam merupakan metode efektif untuk pengujian kebocoran glukosa dan protein berdasarkan tolok ukur daya kerkecambah, kecepatan tumbuh, dan nilai daya hantar listrik. Pada varietas Gepak kuning, lama perendaman 1 jam merupakan metode efektif untuk pengujian kebocoran glukosa dan protein berdasarkan tolok ukur daya berkecambah dan nilai daya hantar listrik. Kata kunci: glukosa, korelasi, pengusangan cepat, pH, protein, vigor
Pengaruh Penundaan Waktu Pemupukan terhadap Produksi dan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas IPB 3S Tisngatul Aliyah; Muhammad Rahmad Suhartanto; Memen Surahman; Asep Setiawan
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46450

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu pemupukan yang efektif untuk meningkatkan produksi dan mutu benih padi (Oryza sativa L.) varietas IPB 3S. Penelitian dilaksanakan di Desa Purwasari, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus 2018 hingga Maret 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor, yaitu waktu pemupukan yang terdiri atas empat taraf dengan tiga kali ulangan. Taraf pertama (P1) atau kontrol adalah waktu pemupukan pada saat 7 HST, 21 HST dan 35 HST. Taraf kedua (P2) terdiri atas waktu pemupukan 7 HST, 28 HST, dan 35 HST. Taraf ketiga (P3) terdiri atas waktu pemupukan 7 HST, 21 HST, dan 42 HST. Taraf keempat (P4) terdiri atas waktu pemupukan pada 7 HST, 28 HST, dan 42 HST. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK, urea, dan silika sesuai dengan dosis IPB Prima (NPK 350 kg ha−1, urea 150 kg ha−1, dan silika 1 L ha−1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan waktu pemupukan berpengaruh nyata terhadap panjang malai, jumlah bulir hampa per malai, bobot 1,000 butir, indeks vigor, dan berat kering kecambah normal. Penundaan waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi (per rumpun) benih padi varietas IPB 3S, waktu pemupukan P4 atau penundaan waktu pemupukan kedua dan ketiga memberikan hasil bobot 1,000 butir terendah, waktu pemupukan P2 atau penundaan waktu pemupukan kedua mampu menghasilkan persentase indeks vigor tertinggi, waktu pemupukan P3 dan P4 menghasilkan bobot kering kecambah normal yang tinggi. Kata kunci: indeks vigor, nitrogen, NPK, pupuk, silika
Pengemasan Bibit Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) Hasil Kultur Jaringan untuk Mempertahankan Mutu Selama Transportasi Chandra Wijaya; Muhammad Rahmad Suhartanto; Sobir
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46618

Abstract

Kendala dari pendistribusian bibit nanas ke berbagai daerah di Indonesia adalah jarak yang cukup jauh dan banyak wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Transportasi bibit jarak jauh idealnya memerlukan teknik pengemasan yang dapat menjaga mutu bibit, praktis, ringan, dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan mempelajari teknologi pengemasan bibit nanas hasil kultur jaringan untuk mempertahankan mutu selama periode transportasi. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor, yaitu jenis media dan kemasan. Faktor pertama adalah jenis media dengan taraf perlakuan tanpa cocopeat, cocopeat 50 g + 100 ml air + fungisida Mankozeb 80%, cocopeat 100 g + 200 ml air + fungisida Mankozeb 80%, sedangkan faktor kedua adalah kemasan dengan taraf perlakuan strimin rangkap satu, strimin rangkap dua, dan strimin rangkap tiga. Periode transportasi dilakukan sebanyak dua kali (pulang-pergi) dengan rute Bogor-Solo-Bogor selama 252 jam 33 menit dengan 135 jam 20 menit dalam kendaraan menggunakan jasa ekspedisi (non stasioner) dan 117 jam 11 menit dalam ruangan (stasioner). Pengemasan bibit nanas menggunakan strimin, media cocopeat, maupun tanpa cocopeat mampu mempertahankan mutu bibit selama proses transportasi. Semua perlakuan mampu mempertahankan bobot bibit dengan baik dengan nilai persentase susut bobot bibit perkemasan yang rendah. Dalam aplikasinya, pengiriman tanpa cocopeat merupakan metode terbaik dalam segi efisiensi pengiriman karena memiliki total bobot perkemasan lebih rendah dibandingkan kemasan dengan cocopeat 50 g dan 100 g. Semua perlakuan tidak berpengaruh terhadap penurunan kandungan klorofil daun. Penggunaan kain strimin yang lebih tebal mampu meminimalisasi intensitas kerusakan bibit. Kombinasi cocopeat dan lapis strimin selama transportasi diduga mampu mempercepat proses pemulihan pertumbuhan kembali bibit nanas. Kata kunci: cocopeat, fungisida, klorofil, strimin, vigor
Pengembangan Metode Devigorasi dengan Pengusangan Cepat untuk Menduga Vigor Daya Simpan Benih Jagung (Zea mays L.) Imas Galuh Anjani; Muhammad Rahmad Suhartanto; Agus Purwito
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48432

Abstract

Penurunan mutu benih atau deteriorasi merupakan salah satu penghambat dalam produksi benih jagung dan umumnya terjadi selama penyimpanan benih yang ditandai dengan turunnya viabilitas dan vigor benih sehingga mengakibatkan jeleknya pertanaman serta menurunnya hasil. Pengusangan cepat secara kimia merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui percepatan penurunan kualitas benih dengan memanfaatkan kinerja uap etanol. Pengusangan ini dilakukan oleh APC IPB 77-1 MM yang berfungsi melakukan devigorasi benih baik secara fisik dengan uap panas maupun secara kimia dengan etanol. Hasil dari pengujian ini akan digunakan untuk menduga vigor daya simpan (VDS) benih jagung sehingga pemanfaatan dan pengolahan benih jagung dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Biofisika Benih, Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari bulan Maret 2019 hingga Agustus 2019. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama yaitu metode pengusangan dengan menyimpan benih pada kelembaban 98% dan suhu 40 oC selama 10 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu varietas jagung. Percobaan kedua yaitu pengusangan cepat benih jagung secara kimia dengan etanol 96% menggunakan APC IPB 77-1 MM. Rancangan yang digunakan adalah RKLT satu faktor varietas jagung. Hasil percobaan menunjukkan alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dapat digunakan untuk menduga penurunan vigor daya simpan pada benih jagung. Pengujian pengusangan cepat secara kimiawi lebih efektif dan efisien dalam menentukan nilai vigor daya simpan karena membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat. Hasil perbandingan secara deskriptif menunjukkan bahwa APC IPB 77-1 MM dapat menunjukkan urutan nilai vigor daya simpan benih kelima varietas jagung yang sama dengan percobaan pengusangan dengan metode penyimpanan pada suhu dan kelembaban tinggi. Kata kunci: Alat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM, etanol, kemunduran benih, penyimpanan terkonrol
Capsicum annum L. Storability Vigor and Estimation of Its Genetic Parameters Luluk Prihastuti Ekowahyuni; Surjono Hadi Sutjahyo; Mohammad Rahmad Suhartanto; Muhammad Syukur; Sriani Sujiprihati
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v7i1.1403

Abstract

One of the problems of horticultural seeds is the lack of quality of seeds. This experiment aims to evaluate the methods of rapidly pouring hybrid, non-hybrid, local, introduced cayenne pepper seeds and large quantities produced in 2014 and 2016. Non-hybrid seeds were 4 production genotypes in 2014 and 4 in 2016. The hybrid seeds used were 10 production genotypes in 2014 and 8 in 2016. The data analysis used is an analysis of the regression line's angle of inclination, which is the angle resulting from the comparison of the ordinate and abscissa. Based on the results of rapid pouring tests using 20% methanol for 0, 2-, 4-, 6- and 8-hour information, the storability of seeds produced in 2014 was better and higher than in 2016 Therefore, hybrid chili seeds and non-hybrid chili seeds have the same seed storability vigor, as well as between local vs introduced chili seed also large chili seed vs cayenne pepper.  
Uji Vigor Benih Cabai (Capsicum sp.) dengan Metode Radicle Emergence Menggunakan Analisis Citra Digital Hafidz Ade Wirianto; Candra Budiman; Rahmad Suhartanto
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.51533

Abstract

Penggunaan metode radicle emergence sebagai uji vigor benih cabai dilakukan untuk mendapatkan waktu pengujian mutu benih yang lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi pengolahan citra digital dengan software image-J bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif informasi benih berupa diameter/panjang benih, dan panjang radikula pada setiap interval pengamatan. Pengamatan kemunculan radikula dilakukan selama tiga jam sekali dimulai pada interval 72 jam hingga 126 jam. Uji vigor radicle emergence yang telah ditetapkan ISTA adalah mengamati perkecambahan benih yang memiliki panjang radikula sebesar 2 mm untuk menduga mutu benih yang diuji. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati jumlah benih yang memiliki empat kategori panjang radikula yaitu ≥ 1 mm, ≥ 2 mm, ≥ 50%panjang benih(PJB), dan ≥ panjang benih (PJB), dan melakukan analisis korelasi pada beberapa tolok ukur mutu benih di laboratorium (daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, dan kecepatan tumbuh) dan di persemaian (jumlah daun, tinggi tanaman, dan persentase daya tumbuh). Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan citra digital pada kategori panjang radikula ≥ 1mm (interval 84 jam) dan ≥ 2 mm (interval 93 jam) memiliki korelasi yang kuat dengan tolok ukur vigor benih, sedangkan pada kategori panjang radikula ≥ 50% PJB dan ≥ PJB hanya memiliki korelasi yang kuat dengan indeks vigor dan kecepatan tumbuh. Kata kunci: daya berkecambah, kecepatan tumbuh benih, korelasi, panjang radikula
Pemangkasan Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex. A. Froehner) di Malang, Jawa Timur Nurhati Atikah; Muhammad Rahmad Suhartanto; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 2 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i2.51583

Abstract

Pemangkasan merupakan kegiatan penting di perkebunan kopi untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemangkasan pemeliharaan terhadap produktivitas kopi Robusta di Malang, Jawa Timur. Penelitian berlangsung dari bulan Januari hingga Juni 2021. Pengamatan yang dilakukan adalah tinggi tanaman, cabang produktif, proporsi jumlah cabang produktif, tunas udara, jumlah cabang, tandan, dan buah. Tanaman diamati dari 3 blok berbeda yang mewakili setiap kelas kebun dengan tahun tanam yang sama yaitu 2013. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif diuji menggunakan metode uji t-student pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan jumlah cabang, tandan, dan buah kopi ditentukan oleh kegiatan pemangkasan. Pemeliharaan pemangkasan dengan cara penjarangan berpengaruh positif terhadap jumlah cabang produktif dan hasil buah yang maksimal. Pemangkasan pemeliharaan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 73%. Kata kunci: cabang produktif, produktivitas, tunas udara
Pengaruh Ukuran Rimpang dan Media Tanam terhadap Viabilitas dan Vigor Bibit Monstera (Monstera deliciosa) Ayomi Ida Ramadhanti; Muhammad Rahmad Suhartanto
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.51662

Abstract

Monstera (Monstera deliciosa) merupakan tanaman hias yang sedang populer di Indonesia selama beberapa tahun. Pembibitan monstera dapat ditingkatkan dengan pemilihan ukuran rimpang dan media tanam yang paling baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020 di Kebun Percobaan Cikabayan, Laboratorium Pengujian Mutu Benih, dan Laboratorium Fisiologi dan Kesehatan Benih. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah ukuran rimpang yang terdiri dari 3 taraf berdasarkan diameter, yaitu ukuran kecil (0.7 cm hingga <1.7 cm), sedang (≥1.7 cm hingga ≤2 cm), dan besar (>2 cm hingga 4 cm). Faktor kedua adalah media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam (1:1:1) dan campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1). Bibit yang berasal dari benih rimpang berukuran besar memiliki persentase hidup, panjang daun, bobot basah rimpang, bobot kering rimpang, dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada bibit yang berasal dari benih rimpang sedang dan kecil. Media tanam campuran sekam menghasilkan bibit dengan persentase hidup, kecepatan patah dormansi, persentase bertunas, panjang akar, bobot kering akar, bobot basah tunas dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada media campuran pasir. Kata kunci: araceae, pasir, sekam padi mentah, tunas
Application of Rapid Multiplication Technique Using Mini Cutting and NPK Compound Fertilizer to Increase Production of Sweet Potato Cuttings (Ipomoea batatas L.) Ni Kadek Ema Sustia Dewi; M. Rahmad Suhartanto; Suwarto Suwarto
Journal of Tropical Crop Science Vol. 7 No. 03 (2020): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.7.03.162-170

Abstract

Rapid Multiplication Technique (RMT) is a technique used to produce large scale cuttings of sweet potato in a short period by using mini cuttings and proper fertilizer management. The research was carried out from October 2019 to March 2020 and composed of two experiments The first experiment involved a randomized complete block design, with clones (“Ase Kapas” and “Ase Merah”) as the first factor, and tuber weight (150 ± 25 g, 250 ± 25 g, and 350 ± 25 g) as the second factor. The second experiment was arranged in a split-plot design involving different doses of NPK compound fertilizer (as main plot) and different source of cuttings (as subplots). The different doses included NPK 16:16:16 at 100 kg.ha-1 (0.3 g per polybag), 200 kg.ha-1 (0.6 g per polybag), 300 kg.ha-1 (0.9 g per polybag), and without fertilizer as control. The source of cuttings were from the tip, middle and bottom stem of the plants. Results showed that the “Ase Kapas” showed the highest number and the longest shoots, number of nodes, and length of vines. Additionally, tuber weight of ± 350 g produced the highest number of shoots. When it comes to NPK compound fertilizer treatment, a dose of 0.9 g per polybag increased cutting production in “Ase Kapas”, and also responded better to fertilizer treatment. On the other hand, dose of 0.3 g increased cutting production in “Ase Merah”. “Ase Kapas” produced more cuttings from the middle stem, whereas “Ase Merah” produced more cuttings from the . The application of RMT in “Ase Kapas” produced cuttings with ratio of 1:31, which is higher than those in “Ase Merah” with a ratio of 1:17.
Harvesting Criteria and Drying Methods to Improve the Quality of Foxtail Millet Seeds (Setaria italica L. Beauv.) Putri Aulia Lainufar; Abdul Qadir; M. Rahmad Suhartanto; Sintho Wahyuning Ardie
Journal of Tropical Crop Science Vol. 8 No. 03 (2021): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.8.03.168-176

Abstract

Foxtail millet is annual grasses with grains that are smaller than those of sorghum, rice, and wheat, and is considered one of the minor economic crops but with nutritional values similar to other major food crops. The development of millet as major cereal crop is considered challenging due to the low quality of its seeds, and studies have been conducted to improve millet’s seed quality. We conducted this study to determine the harvesting criteria of foxtail millet seeds based on the change in color of the panicles. We also wanted to determine the drying treatment, and evaluate the relationship between the position of the seed on the panicles and the seed viability and vigor. The first experiment was arranged based on a completely randomized design with panicle color as the first factor (green, yellow 75%, and brown) and drying time as the second factor (0 hours, 24 hours, 48 hours, 72 hours). The second experiment was arranged in a completely randomized design with seed position as the main factor (base, middle, tip). The study was conducted on two genotypes of millet, i.e. “BOTOK 4” and “BOTOK 10”. The highest seed quality of “BOTOK 4” and “BOTOK 10” genotypes were obtained when the panicles were brown and dried for 72 hours; the seed chlorophyll content was the lowest and water content was 8.88%, with the highest viability and vigor, i.e., germination rate of 88.3%-90%, maximum growth potential of 92%-95.3%, normal sprout dry weight 596-620 mg, vigor index of 33.6% - 21.6%, and growth rate of 18.2%-17.1% etmal-1. The highest seed viability and vigor in “BOTOK 4” genotypes were obtained from the base position, i.e., 78.7% germination rate, maximum growth potential of 83.7%, vigor index of 56.5%, growth speed of 19.6 etmal-1, normal sprout dry weight of 48 mg, radicle length of 3.3 cm) and “BOTOK 10” genotypes from the middle position with 91.5% germination, maximum growth potential of 97.2%, vigor index of 21.7%, growth speed of 17.0% etmal-1, and normal sprout dry weight 61 mg.