Suhartanto, Muhammad Rahmad
Department Of Agronomy And Horticulture, Faculty Of Agriculture, IPB University, Jalan Meranti Road, Bogor 16680, Indonesia

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Uji Cepat Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max (L.)) dengan Urine Sugar Analysis Paper (USAP) Annisa Nursoleha; Muhammad Rahmad Suhartanto; Eny Widajati
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46449

Abstract

Kedelai (Glycine max (L.)) merupakan salah satu komoditas utama selain beras dan jagung di Indonesia yang sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk olahan pangan. Kesenjangan kebutuhan dan ketersediaan kedelai terus meningkat sehingga diperlukan usaha untuk menunjang produksi kedelai, salah satunya benih kedelai harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup serta dengan mutu yang memadai. Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan benih kedelai bermutu adalah daya simpan benih kedelai yang pendek sehingga benih mengalami penurunan vigor dan viabilitas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode uji vigor benih menggunakan urine sugar analysis paper (USAP) pada berbagai tingkat vigor benih kedelai yang diperoleh dari metode pengusangan cepat (AAM). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah benih kedelai varietas Anjasmoro dan Gepak kuning. Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dengan empat ulangan yang terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama adalah lama pengusangan dengan metode pengusangan cepat (AAM) bersuhu 40 0C dan RH 95%. Percobaan kedua adalah mengembangkan metode urine sugar analysis paper terhadap lot benih yang diperoleh dari pengusangan cepat dengan menentukan lama perendaman benih yang efisien dengan taraf 1, 3, dan 5 jam. Percobaan dilakukan terhadap dua varietas secara terpisah yaitu varietas Anjasmoro dan Gepak kuning. Hasil penelitian menunjukkan pengusangan cepat dapat menurunkan vigor dan viabilitas benih kedelai. Pada varietas Anjasmoro, lama perendaman 5 jam merupakan metode efektif untuk pengujian kebocoran glukosa dan protein berdasarkan tolok ukur daya kerkecambah, kecepatan tumbuh, dan nilai daya hantar listrik. Pada varietas Gepak kuning, lama perendaman 1 jam merupakan metode efektif untuk pengujian kebocoran glukosa dan protein berdasarkan tolok ukur daya berkecambah dan nilai daya hantar listrik. Kata kunci: glukosa, korelasi, pengusangan cepat, pH, protein, vigor
Pengaruh Penundaan Waktu Pemupukan terhadap Produksi dan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas IPB 3S Tisngatul Aliyah; Muhammad Rahmad Suhartanto; Memen Surahman; Asep Setiawan
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46450

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu pemupukan yang efektif untuk meningkatkan produksi dan mutu benih padi (Oryza sativa L.) varietas IPB 3S. Penelitian dilaksanakan di Desa Purwasari, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus 2018 hingga Maret 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor, yaitu waktu pemupukan yang terdiri atas empat taraf dengan tiga kali ulangan. Taraf pertama (P1) atau kontrol adalah waktu pemupukan pada saat 7 HST, 21 HST dan 35 HST. Taraf kedua (P2) terdiri atas waktu pemupukan 7 HST, 28 HST, dan 35 HST. Taraf ketiga (P3) terdiri atas waktu pemupukan 7 HST, 21 HST, dan 42 HST. Taraf keempat (P4) terdiri atas waktu pemupukan pada 7 HST, 28 HST, dan 42 HST. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK, urea, dan silika sesuai dengan dosis IPB Prima (NPK 350 kg ha−1, urea 150 kg ha−1, dan silika 1 L ha−1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan waktu pemupukan berpengaruh nyata terhadap panjang malai, jumlah bulir hampa per malai, bobot 1,000 butir, indeks vigor, dan berat kering kecambah normal. Penundaan waktu pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi (per rumpun) benih padi varietas IPB 3S, waktu pemupukan P4 atau penundaan waktu pemupukan kedua dan ketiga memberikan hasil bobot 1,000 butir terendah, waktu pemupukan P2 atau penundaan waktu pemupukan kedua mampu menghasilkan persentase indeks vigor tertinggi, waktu pemupukan P3 dan P4 menghasilkan bobot kering kecambah normal yang tinggi. Kata kunci: indeks vigor, nitrogen, NPK, pupuk, silika
Pengemasan Bibit Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) Hasil Kultur Jaringan untuk Mempertahankan Mutu Selama Transportasi Chandra Wijaya; Muhammad Rahmad Suhartanto; Sobir
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46618

Abstract

Kendala dari pendistribusian bibit nanas ke berbagai daerah di Indonesia adalah jarak yang cukup jauh dan banyak wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Transportasi bibit jarak jauh idealnya memerlukan teknik pengemasan yang dapat menjaga mutu bibit, praktis, ringan, dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan mempelajari teknologi pengemasan bibit nanas hasil kultur jaringan untuk mempertahankan mutu selama periode transportasi. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor, yaitu jenis media dan kemasan. Faktor pertama adalah jenis media dengan taraf perlakuan tanpa cocopeat, cocopeat 50 g + 100 ml air + fungisida Mankozeb 80%, cocopeat 100 g + 200 ml air + fungisida Mankozeb 80%, sedangkan faktor kedua adalah kemasan dengan taraf perlakuan strimin rangkap satu, strimin rangkap dua, dan strimin rangkap tiga. Periode transportasi dilakukan sebanyak dua kali (pulang-pergi) dengan rute Bogor-Solo-Bogor selama 252 jam 33 menit dengan 135 jam 20 menit dalam kendaraan menggunakan jasa ekspedisi (non stasioner) dan 117 jam 11 menit dalam ruangan (stasioner). Pengemasan bibit nanas menggunakan strimin, media cocopeat, maupun tanpa cocopeat mampu mempertahankan mutu bibit selama proses transportasi. Semua perlakuan mampu mempertahankan bobot bibit dengan baik dengan nilai persentase susut bobot bibit perkemasan yang rendah. Dalam aplikasinya, pengiriman tanpa cocopeat merupakan metode terbaik dalam segi efisiensi pengiriman karena memiliki total bobot perkemasan lebih rendah dibandingkan kemasan dengan cocopeat 50 g dan 100 g. Semua perlakuan tidak berpengaruh terhadap penurunan kandungan klorofil daun. Penggunaan kain strimin yang lebih tebal mampu meminimalisasi intensitas kerusakan bibit. Kombinasi cocopeat dan lapis strimin selama transportasi diduga mampu mempercepat proses pemulihan pertumbuhan kembali bibit nanas. Kata kunci: cocopeat, fungisida, klorofil, strimin, vigor
Sintesis Nano Fertilizer Carbon Dots dari Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang Diperkaya Urea dan Pengujiannya pada Pertumbuhan Vegetatif (Awal) Tanaman Jagung Taqiyyah, Izzatut; Maddu, Akhiruddin; Suhartanto, M Rahmad
POSITRON Vol 15, No 1 (2025): Vol. 15 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i1.86743

Abstract

Carbon dots (CDs) yang berasal dari karbon hijau merupakan salah satu contoh bahan organik yang dapat digunakan untuk membuat pupuk nano yang tidak beracun dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan proses sintesis nano fertilizer (pupuk nano) carbon dots yang diberi pengayaan nitrogen (N-CDs) dari prekursor kulit pisang nangka dan dilakukan pengujiannya sebagai pupuk nano pada pertumbuhan vegetatif jagung. Penelitian ini juga menguji karakteristik N-CDs dan efektivitasnya terhadap pertumbuhan vegetatif jagung. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan langsung. Berdasarkan uji karakteristik CDs dan N-CDs, sejumlah gugus fungsi yang dimiliki bersama oleh CDs dan N-CDs adalah gugus hidroksil C(=O)OH dan sejumlah gugus fungsi lainnya seperti C=C-C, C-O-O, dan C-Cl terdapat dalam N-CDs tetapi tidak dalam CDs. Energi celah pita CDs kulit pisang nangka 40 mg/L urea 0% adalah 2,46 eV, dan CDs kulit pisang nangka 40 mg/L urea 10% adalah 3,99 eV. Cahaya sian dihasilkan oleh CDs dan N-CDs, namun warna sian kurang kuat pada N-CDs. Demikian pula, CDs 40 mg/L dan N-CDs 40 mg/L urea 10%, masing-masing menghasilkan panjang gelombang emisi 505 nm dan 496 nm berdasarkan uji Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM). Secara signifikan kinerja N-CDs menunjukkan pengaruh yang lebih baik dibandingkan perlakuan CDs dan urea pada pertumbuhan vegetatif jagung.
Plant Growth, Nitrogen Content, Nitrogen Uptake, and Seed Quality in Six Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdc) Landraces Rosyad, Astryani; Ilyas, Satriyas; Qadir, Abdul; Suhartanto, M Rahmad; Sopandie, Didy
Journal of Tropical Crop Science Vol. 12 No. 03 (2025): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.12.03.572-583

Abstract

Bambara groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdc) is recognized for its nutritional benefits and ability to improve soil fertility through nitrogen fixation. This study evaluated growth performance, nitrogen dynamics, and seed quality across six landraces: Tasikmalaya, Sukabumi, Sumedang, Small Sumedang, Bogor, and Gresik. The experiment was conducted at IPB University’s Sawah Baru experimental field from July 2022 to March 2023. The experiment used a randomized complete block design with four replications. The measured variables were petiole length, number of petioles, number of leaves, leaf greenness, plant dry weight, nitrogen content, nitrogen uptake in roots, petioles, leaves, and pods, protein content in pods, and seed quality. Results showed significant variation among landraces. Gresik exhibited superior vegetative growth and dry biomass, while Tasikmalaya had the highest pod nitrogen (4.58%) and protein content (28.03%), indicating efficient nitrogen assimilation. Nitrogen analysis revealed distinct uptake patterns across landraces, particularly with Gresik, where a rapid increase in nitrogen suggests that this landrace is well-suited to environments where nitrogen is efficiently fixed and mobilized toward reproductive growth. Sukabumi and Bogor showed the highest germination rates (94%), and Bogor and Gresik had the highest vigor indices (76% and 72%). Overall, Gresik is recommended for balanced performance in growth and seed vigor, while Tasikmalaya is optimal for protein yield and nitrogen use efficiency.
Pengaruh Suhu Ruang Simpan dan Perlakuan Pasca Penyimpanan terhadap Mutu dan Produktivitas Umbi Benih Bawang Merah (Allium cepa L. group Aggregatum) Sarjani, Alvita Sekar; Palupi, Endah Retno; Suhartanto, Muhammad Rahmad; Purwanto, Y. Aris
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340 KB) | DOI: 10.29244/jhi.9.2.111-121

Abstract

ABSTRACTThe fluctuative price of shallot in Indonesia is mainly due to discontinuous supply. Shallot is usually planted three times a year. Lack of supply occurs during July to October. Therefore, the produce need to be stored to ensure its availability during off season, not only for consumption but also as seed bulb for the following planting season. The research was aimed to maintain the quality of seed bulbs during twelve weeks storage and to evaluate productivity of the seed bulbs after storage. Shallot seed bulbs of Bima Brebes was used for the research that was devided into two steps. The first step was arranged in nested design, in which seed bulb was stored at 0 0C, 5 0C, 10 0C and ambient temperature nested into storage period i.e 0, 3, 6, 9 and 12 weeks with four replications. The second step was evaluation of productivity of the seed bulbs that was arranged in nested design. The seed bulbs, after being stored at diferent condition, was subjected to different acclimatization treatments i.e. gradual increase of temperatures for 3 days and direct change to ambient temperature for one day, to devernalize the seed bulbs and replicated our times. The results showed that the dormant period of shallot seed bulbs lasted for 8 weeks after harvest (6 week after storage) as indicated by germination and vigor index of >90%. The termination of dormancy coincided with a rise in GA, IAA and cytokines as well as ABA. Storing the seed bulbs for 3 months in 5 0C could maintain its viability and vigor >90%, with 9.8% of total damage and 15.6% of weight loss. The seed bulbs grew normally and produced 30.2 g of bulb per plant. The percentage of flowering plant of gradually acclimatized seed bulbs previously stored at 5 0C (10.3%) was not significantly different from those directly acclimatized at ambient temperature (12%).Keywords: ABA, cytokinin, dormancy, GA, weight lossABSTRAKPenyebab utama fluktuasi harga bawang merah di pasar adalah ketersediaan umbi bawang merah yang tidak stabil. Di daerah sentra produksi, bawang merah ditanam tiga kali dalam setahun. Bulan Juli sampai Oktober adalah periode hasil panen rendah. Penyimpanan umbi merupakan salah satu upaya untuk menjamin ketersediaannya di luar musim panen, tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga memastikan ketersediaan umbi sebagai benih pada musim tanam selanjutnya. Penelitian ini bertujuan mempertahankan kualitas benih umbi selama 12 minggu disimpan dan mengevaluasi produktivitasnya setelah penyimpanan. Bahan yang digunakan adalah benih umbi bawang merah varietas Bima Brebes. Penelitian dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penyimpanan benih umbi dirancang dalam nested design yang mana benih umbi disimpan pada suhu 0 0C, 5 0C, 10 0C dan suhu ruang tersarang pada waktu penyimpanan yang terdiri atas 0, 3, 6, 9 dan 12 minggu dan diulang empat kali. Tahap kedua adalah evaluasi produktivitas benih umbi setelah disimpan dirancang dalam nested design. Umbi yang telah disimpan (12 minggu) pada masing-masing kondisi simpan diberi perlakuan aklimatisasi, yaitu suhu berjenjang (3 hari) dan suhu ruang langsung (1 hari), untuk mencegah pembungaan. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali (ulangan tersarang pada aklimatisasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih umbi mengalami dormansi sampai 8 minggu setelah panen (6 minggu setelah simpan), ditandai dengan daya berkecambah dan indeks vigor di atas 90%. Berakhirnya dormansi benih umbi bersamaan dengan peningkatan kandungan giberelin, auksin, dan sitokinin mengimbangi peningkatan asam absisat. Penyimpanan benih selama 12 minggu pada suhu 5 0C dapat mempertahankan viabilitas dan vigor di atas 90% dengan kerusakan (umbi bertunas, chilling injury, hampa atau busuk) sebesar 9.8% dan susut bobot sebesar 15.6%. Setelah disimpan selama 12 minggu benih dapat tumbuh normal dan memproduksi 30.2 g umbi per tanaman. Aklimatisasi suhu berjenjang umbi benih yang telah disimpan pada suhu 5 0C menghasilkan persentase pembungaan (10.3%) yang tidak berbeda nyata dengan aklimatisasi suhu ruang langsung (12%).Kata kunci: ABA, dormansi, GA, sitokinin, susut bobot
Pengembangan Metode Devigorasi dengan Pengusangan Cepat untuk Menduga Vigor Daya Simpan Benih Jagung (Zea mays L.) Anjani, Imas Galuh; Suhartanto, Muhammad Rahmad; Purwito, Agus
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48432

Abstract

Penurunan mutu benih atau deteriorasi merupakan salah satu penghambat dalam produksi benih jagung dan umumnya terjadi selama penyimpanan benih yang ditandai dengan turunnya viabilitas dan vigor benih sehingga mengakibatkan jeleknya pertanaman serta menurunnya hasil. Pengusangan cepat secara kimia merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui percepatan penurunan kualitas benih dengan memanfaatkan kinerja uap etanol. Pengusangan ini dilakukan oleh APC IPB 77-1 MM yang berfungsi melakukan devigorasi benih baik secara fisik dengan uap panas maupun secara kimia dengan etanol. Hasil dari pengujian ini akan digunakan untuk menduga vigor daya simpan (VDS) benih jagung sehingga pemanfaatan dan pengolahan benih jagung dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Biofisika Benih, Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari bulan Maret 2019 hingga Agustus 2019. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama yaitu metode pengusangan dengan menyimpan benih pada kelembaban 98% dan suhu 40 oC selama 10 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu varietas jagung. Percobaan kedua yaitu pengusangan cepat benih jagung secara kimia dengan etanol 96% menggunakan APC IPB 77-1 MM. Rancangan yang digunakan adalah RKLT satu faktor varietas jagung. Hasil percobaan menunjukkan alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dapat digunakan untuk menduga penurunan vigor daya simpan pada benih jagung. Pengujian pengusangan cepat secara kimiawi lebih efektif dan efisien dalam menentukan nilai vigor daya simpan karena membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat. Hasil perbandingan secara deskriptif menunjukkan bahwa APC IPB 77-1 MM dapat menunjukkan urutan nilai vigor daya simpan benih kelima varietas jagung yang sama dengan percobaan pengusangan dengan metode penyimpanan pada suhu dan kelembaban tinggi. Kata kunci: Alat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM, etanol, kemunduran benih, penyimpanan terkonrol
Uji Vigor Benih Cabai (Capsicum sp.) dengan Metode Radicle Emergence Menggunakan Analisis Citra Digital Wirianto, Hafidz Ade; Budiman, Candra; Suhartanto, Rahmad
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.51533

Abstract

Penggunaan metode radicle emergence sebagai uji vigor benih cabai dilakukan untuk mendapatkan waktu pengujian mutu benih yang lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi pengolahan citra digital dengan software image-J bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif informasi benih berupa diameter/panjang benih, dan panjang radikula pada setiap interval pengamatan. Pengamatan kemunculan radikula dilakukan selama tiga jam sekali dimulai pada interval 72 jam hingga 126 jam. Uji vigor radicle emergence yang telah ditetapkan ISTA adalah mengamati perkecambahan benih yang memiliki panjang radikula sebesar 2 mm untuk menduga mutu benih yang diuji. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati jumlah benih yang memiliki empat kategori panjang radikula yaitu ≥ 1 mm, ≥ 2 mm, ≥ 50%panjang benih(PJB), dan ≥ panjang benih (PJB), dan melakukan analisis korelasi pada beberapa tolok ukur mutu benih di laboratorium (daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, dan kecepatan tumbuh) dan di persemaian (jumlah daun, tinggi tanaman, dan persentase daya tumbuh). Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan citra digital pada kategori panjang radikula ≥ 1mm (interval 84 jam) dan ≥ 2 mm (interval 93 jam) memiliki korelasi yang kuat dengan tolok ukur vigor benih, sedangkan pada kategori panjang radikula ≥ 50% PJB dan ≥ PJB hanya memiliki korelasi yang kuat dengan indeks vigor dan kecepatan tumbuh. Kata kunci: daya berkecambah, kecepatan tumbuh benih, korelasi, panjang radikula
Pemangkasan Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex. A. Froehner) di Malang, Jawa Timur Atikah, Nurhati; Suhartanto, Muhammad Rahmad; Wachjar, Ade
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 2 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i2.51583

Abstract

Pemangkasan merupakan kegiatan penting di perkebunan kopi untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemangkasan pemeliharaan terhadap produktivitas kopi Robusta di Malang, Jawa Timur. Penelitian berlangsung dari bulan Januari hingga Juni 2021. Pengamatan yang dilakukan adalah tinggi tanaman, cabang produktif, proporsi jumlah cabang produktif, tunas udara, jumlah cabang, tandan, dan buah. Tanaman diamati dari 3 blok berbeda yang mewakili setiap kelas kebun dengan tahun tanam yang sama yaitu 2013. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif diuji menggunakan metode uji t-student pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan jumlah cabang, tandan, dan buah kopi ditentukan oleh kegiatan pemangkasan. Pemeliharaan pemangkasan dengan cara penjarangan berpengaruh positif terhadap jumlah cabang produktif dan hasil buah yang maksimal. Pemangkasan pemeliharaan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 73%. Kata kunci: cabang produktif, produktivitas, tunas udara
Pengaruh Ukuran Rimpang dan Media Tanam terhadap Viabilitas dan Vigor Bibit Monstera (Monstera deliciosa) Ramadhanti, Ayomi Ida; Suhartanto, Muhammad Rahmad
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.51662

Abstract

Monstera (Monstera deliciosa) merupakan tanaman hias yang sedang populer di Indonesia selama beberapa tahun. Pembibitan monstera dapat ditingkatkan dengan pemilihan ukuran rimpang dan media tanam yang paling baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020 di Kebun Percobaan Cikabayan, Laboratorium Pengujian Mutu Benih, dan Laboratorium Fisiologi dan Kesehatan Benih. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah ukuran rimpang yang terdiri dari 3 taraf berdasarkan diameter, yaitu ukuran kecil (0.7 cm hingga <1.7 cm), sedang (≥1.7 cm hingga ≤2 cm), dan besar (>2 cm hingga 4 cm). Faktor kedua adalah media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam (1:1:1) dan campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1). Bibit yang berasal dari benih rimpang berukuran besar memiliki persentase hidup, panjang daun, bobot basah rimpang, bobot kering rimpang, dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada bibit yang berasal dari benih rimpang sedang dan kecil. Media tanam campuran sekam menghasilkan bibit dengan persentase hidup, kecepatan patah dormansi, persentase bertunas, panjang akar, bobot kering akar, bobot basah tunas dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada media campuran pasir. Kata kunci: araceae, pasir, sekam padi mentah, tunas