Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Stimulasi Fitostabilisasi Logam Berat Pb dan Cd Menggunakan Inokulan Kapang Terpapar Radiasi Gamma Dosis 250 Gy Nana Mulyana; Tri Retno Dyah Larasati; Srikandi
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p43-54

Abstract

Fitostabilisasi merupakan bagian dari proses fitoremediasi pada tanah tercemar logam berat.menggunakan kombinasi antara tanaman dan inokulan kapang. Pemanfaatan radiasi sinar Gamma dosis rendah bersifat stimulus terhadap kapang dapat meningkatkan kemampuan beberapa strain kapang dalam mengakumulasikan logam berat. Inokulan kapang Trichoderma viridie, Trichoderma harzianum dan Aspergillus niger diinkubasi pada 28 ºC selama 7 hari, kemudian dilakukan iradiasi gamma pada dosis 0 dan 250 Gray. Inokulan konsorsia kapang tersebut digunakan sebagai stimulan dalam fitostabilisasi cemaran Pb dan Cd. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) dan kedelai (Glycine max L.) digunakan sebagai akumulator logam Pb dan Cd. Inokulasi konsorsia kapang yang diiradiasi gamma berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering biomassa tanaman sorgum dan kedelai masing-masing sekitar 42 dan 31%. Inokulan konsorsia kapang ini juga dapat meningkatkan serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman sorgum sekitar 44 dan 31%, serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman kedelai sekitar 58 dan 27%. Penggunaan inokulan kapang yang diiradiasi gamma sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai selama 35 hari dapat meningkatkan indek faktor bio-konsentrasi Cd dari 8,166 menjadi 8,907. Inokulan konsorsia kapang ini dapat menurunkan indek faktor transfer Cd dari 0,158 menjadi 0,131 dan konsentrasi Cd di dalam lindi tanah dari 0,274 menjadi 0,190 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa inokulan konsorsia kapang yang diiradiasi gamma 250 Gray sesuai dan berpotensi untuk digunakan sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai.
A Nortriterpenoid and Steroid from the Stem Bark of Aglaia angustifolia Miq (Meliaceae) Ricson Pemimpin Hutagaol; Unang Supratman; Ihsan Rahadian; Srikandi Srikandi; Desi Harneti; Ace Tatang Hidayat; Khalijah Awang; Yoshihito shiono
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 8, No. 1, May 2022
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v8i1.23011

Abstract

A nortriterpenoid, 3-epi-cabraleahydroxylactone (1) and a steroid, stigma-4-en-3-on (2) were isolated from the n-hexane extract of  stem bark of Aglaia angustifolia Miq. Compound (2) was isolated for the first time from this Genus. The structure of both compounds were identified by spectroscopic datas including one and two-dimensional NMR as well as infrared spectrum, high-resolution mass spectrometric analysis and by comparing with those spectral data previously.
Manajemen dan Pengelolaan Bank Sampah Rumah Tangga menjadi Produk Bernilai Ekonomi dan Ramah Lingkungan Nia Sonani; Srikandi; Feni Marnilin; Dewi Fitrianti; Mulyana Gustira Putra
Almufi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2: Desember (2022)
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah masih menjadi permasalahan utama Kapubaten Bogor karena volumenya terus meningkat. Timbunan sampah yang berasal dari pemukiman/rumah tangga sekitar 60%,  sedangkan 10% dari pasar dan sisanya dari beberapa tempat timbunan sampah liar atau sungai. Tahun 2021 jumlah timbunan sampah yang dihasilkan warga Kabupaten Bogor mencapai 2800 ton setiap harinya, sekitar 2100 ton dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, sisanya sekitar 700 ton diolah di Tempat Pembuangan Sementara dengan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R), Bank Sampah, lapak-lapak barang bekas. Demikian juga sampah rumah tangga yang ada di Desa Kedung Waringin, Kabupaten Bogor, dimana masyarakat sudah melaksanakan pengelolaan bank sampah dan pemanfaatan sampah organik dan anorganik yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Efektifitas Biji Kelor (Moringa Oleifera) sebagai Bioadsorben dalam Menurunkan Konsentrasi Fe Dan Mn Khoiry Putri Yusniati; Srikandi Srikandi; Amry Syawaalz
NUCLEUS Vol 3 No 2 (2022): NUCLEUS
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/nuc.v3i2.1122

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serbuk biji kelor dalam menurunkan konsentrasi besi dan mangan pada larutan logam Fe dan Mn serta air intake Kalimalang sehingga serbuk biji kelor dapat digunakan sebagai alternatif adsorben yang baik sesuai dengan baku mutu Permenkes No. 492 Tahun 2010 untuk air hasil adsorpsi. Air intake Kalimalang memiliki konsentrasi Fe yang cukup tinggi yaitu 5,6-6,1 mg/L dan konsentrasi Mn yaitu 0,2-0,5 mg/L yang melebihi baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 Kelas I Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Air intake Kalimalang memiliki hasil yang berbeda pada waktu pagi dan sore hari sebab beban pencemaran di sore hari lebih tinggi daripada pagi hari. Serbuk biji kelor dapat menurunkan konsentrasi Fe dengan hasil efisiensi adsorpsi berkisar antara 26,57-73,64 %. Konsentrasi optimum larutan standar Fe yaitu 20 mg/L, kapasitas adsorpsi maksimum yaitu 7,44 mg/g, pH mengalami penurunan pada larutan standar logam Fe dengan pH awal 5,26-6,82 menjadi pH 5,25-5,75, larutan standar logam Mn dengan pH awal 5,80-6,63 mengalami penurunan pH menjadi 5,31-5,59, air intake Kalimalang pada pukul 09.00 WIB dengan pH awal 6,67-6,83 mengalami penurunan pH menjadi HHHGhhhhhHhhbblll 6,45-6,68, dan air intake Kalimalang pada pukul 15.00 WIB dengan pH awal 6,50-6,75 mengalami penurunan pH menjadi 6,36-6,55. Serbuk biji kelor dapat menurunkan konsentrasi Mn dengan hasil efisiensi adsorpsi berkisar antara 44,58-73,11 %. Konsentrasi optimum larutan standar Mn yaitu 2,2 mg/L dengan efisiensi adsorpsi 54,09 %, nilai kapasitas adsorpsi maksimum yaitu 3,19 mg/g. Air intake Kalimalang dilakukan pengujian pada pagi dan sore hari pada parameter Fe efisiensi adsorpsinya pada pagi hari berkisar antara 70,46 - 71,53 % dan sore hari berkisar antara 69,80-70,34 %. Parameter Mn efisiensi adsorpsinya pada pagi hari yaitu 70,55-75,13 % dan sore hari 70,10-74,73 %.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah dari Limbah Sayuran di Kwt Kenanga, Kelurahan Kedung Waringin Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor Srikandi Srikandi; Nia Sonani; Feni Marnilin; Dewi Fitrianti; Mulyana Gustira Putra
Jurnal Abdimas Adpi Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Abdimas ADPI Sosial dan Humaniora (Future Issue)
Publisher : Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47841/jsoshum.v4i2.288

Abstract

Organic Fertilizers are fertilizers made from various natural ingredients. These natural ingredients can come from leaf litter or from food waste and leftovers. Garbage and food waste is fermented anaerobically (without oxygen) and without the help of the sun. The purpose of this activity is to introduce the manufacture of organic fertilizer from vegetable waste to the Kedung Waringin Village community. The material provided in this activity is how to utilize vegetable waste into products that have economic value. The material includes processing waste into organic fertilizer. The material is given by way of presentation using PowerPoint. The method of this activity is in the form of counseling and training to provide insight into organic fertilizers. The results of the socialization of organic fertilizers showed that the knowledge of the ylang-ylang women farming group increased by an average of 7% through the pretest and post-test values ​​during the socialization. Based on the evaluation, it shows that the women farmer group has been able to make organic fertilizer independently. Socialization on the manufacture of organic fertilizers provides additional insight for women farmer groups on the use of organic fertilizers for agriculture.
Crystal guava (Psidium guajava L. “Crystal”) treated with gibberelic acid (GA3) : Evaluation of in vitro antioxidant capacities Fajar Sumi Lestari; Ricson Pemimpin Hutagaol; Srikandi Srikandi
Jurnal Pendidikan Kimia (JPKIM) Vol 15, No 2 (2023): August
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkim.v15i2.41780

Abstract

Free radicals can cause many diseases, such as cancer. Antioxidant is a compound that could scavenge free radicals. One of the natural source antioxidants is guava. The application of gibberellic acid (GA3) is known to affect the physicochemical properties and antioxidant content of the fruit. The goals of this research were to investigate the antioxidant activity of skin, flesh and fruit of crystal guava were given additional GA3 treatment with concentration 0; 60; 120; 180; 240; and 300 ppm by determining the value of the Antioxidant Activity Index (AAI) using DPPH; evaluate the total phenolic content (TPC), ferric reducing antioxidant power (FRAP) and physicochemical properties; analyse the correlation between the TPC with AAI DPPH by Pearson’s method. Extraction was performed by the maceration method using acetone 50% mixed with a magnetic stirrer for 1 h. Determination of AAI DPPH, FRAP and the TPC was performed by UV-Visible spectrophotometry. TPC in the flesh and fruit fractions tended to increase and FRAP values in all fractions decreased with GA3 application. The highest TPC and FRAP was given by the G3 treatment on the skin fraction and G0 treatment on the skin fraction. The highest AAI in all fractions was given by the G3 treatment. The TPC was significantly positively correlated with the AAI DPPH of the flesh and fruit fraction extracts (0.250 ≤ r ≤ 0.880), and the skin fraction extracts showed a strong negative correlation between TPC and AAI DPPH (-0.813 < r < -0.973).Keywords: Antioxidant activity; DPPH; FRAP; Gibberellic acid; Psidium guajava
Kandungan Gingerol Dan Shogaol Dari Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Dengan Metode Maserasi Bertingkat Srikandi Srikandi; Mira Humaeroh; RTM Sutamihardja
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 7, No 2 (2020): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v7i2.6545

Abstract

Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu varietas jahe yang beredar luas di masyarakat. Sifat khas jahe merah adalah beraroma harum dan berasa pedas. Komponen utama pembentuk rasa pedas pada jahe merah ialah gingerol dan shogaol. Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui kualitas ekstrak jahe merah berdasarkan SNI-06-1313-1998, golongan metabolit sekunder serta  kandungan gingerol dan shogaol jahe merah.  Metode yang digunakan untuk mendapatkan ekstrak jahe merah adalah dengan cara simplisia jahe  dimaserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol. Penelitian diawali dengan uji kualitas ekstrak jahe merah dan fitokima. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan metabolit sekunder yang dimiliki jahe merah. Senyawa gingerol dan shogaol termasuk senyawa fenolik sehingga pada uji fitokimia ditandai dengan adanya reaksi positif pada golongan flavonoid, saponin dan tanin.  Kadar gingerol dan shogaol pada masing-masing fraksi diuji dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak jahe merah tertinggi sebesar 12,91% pada pelarut etanol. Hasil bilangan ester dari ekstrak heksana 11,56, ekstrak etil asetat 14,36 dan ekstrak etanol 13,20 sehingga kualitas minyak memenuhi syarat SNI 06-1312-1998 yaitu maks 15 mg KOH/g sedangkan untuk minyak lemak hasilnya negative. Pengujian fitokimia ekstrak jahe merah mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin. Kandungan tertinggi 6-gingerol terdapat pada pelarut etil asetat sebesar 19,02 %, kandungan 8-gingerol tertinggi pada pelarut heksana sebesar 4,49 %, kandungan 10-gingerol tertinggi pada pelarut heksana sebesar 4,17 % dan kandungan 6-shogaol tertinggi pada pelarut heksana sebesar 4,71 %. Kata Kunci: Ekstrak jahe merah; heksana; etil asetat; etanol; KCKT; gingerol; Shogaol.