Husni Thamrin Sebayang
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 42 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

RESPON TANAMAN KEDELAI (Glycine Max (L.) Merrill) VARIETAS GROBOGAN TERHADAP JARAK TANAM DAN PEMBERIAN MULSA ORGANIK Eko Agus Setiawan; Husni Thamrin Sebayang; Sudiarso Sudiarso
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 5 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara meningkatkan produksi tanaman kedelai adalah dengan penggunaan mulsa yang tepat. Jenis mulsa yang biasa digunakan adalah sisa tanaman (mulsa organik). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam dan pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan gulma serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max(L) Merrill) varietas grobogan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri atas 9 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu: (P1) Jarak tanam 15x20 cm dengan mulsa sekam padi, (P2) 20x20 cm dengan mulsa sekam padi, (P3) 25x20 cm dengan mulsa sekam padi, (P4) 15x20 cm dengan mulsa jerami padi, (P5) 20x20 cm dengan mulsa jerami padi, (P6) 25x20 cm dengan mulsa jerami padi, (P7) 15x20 cm dengan mulsa daun jati, (P8) 20x20 cm dengan mulsa daun jati, (P9) 25x20 cm dengan mulsa daun jati. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif dan non-destruktif. Pengamatan gulma meliputi analisis vegetasi dan bobot kering total gulma yang ditentukan dengan nilai SDR (Summed Dominance Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jarak tanam 15x20 cm dengan mulsa jerami padi mampu menekan pertumbuhan gulma. Kombinasi jarak tanam 15x20 cm dengan mulsa sekam padi tidak mampu menekan spesies gulma Phylanthus niruri. Kombinasi jarak tanam 15x20 cm dengan mulsa sekam padi., jerami padi dan daun jati mampu mengikat tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman dan hasil biji per tanaman kedelai.
RESPON DUA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) PADA FREKUENSI PENYIANGAN GULMA Ryan Ananda Saputra; Husni Thamrin Sebayang
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 5 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang memiliki potensi untuk menjadi bahan diversifikasi pangan. Produktivitas tanaman ubi jalar bisa mencapai sekitar 15-20 ton ha-1 (Zuraida dan Supriati, 2006). Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh tidak dikehendaki dalam suatu kegiatan budidaya. Karena dengan adanya gulma akan terjadi persaingan antara tanaman dengan gulma dan dapat menyebabkan penurunan produksi yang nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dua varietas ubi jalar terhadap penyiangan gulma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2016 di UPT Benih Singosari, Malang. Penelitian ini merupakan penelitian sederhana dengan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 3 kali kombinasi 2 perlakuan pada penelitian ini yaitu jenis varietas (V) yang terdiri atas varietas Antin-1 (V1) dan varietas Beta-1 (V2). Perlakuan penyiangan (G) yaitu, tanpa penyiangan (G0), penyiangan 14 HST (G1), penyiangan 14 dan 28 HST (G2), penyiangan 14, 28, dan 42 HST (G3) dan penyiangan 14, 28, 42, dan 56 HST (G4). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Penyiangan 3 kali dan 4 kali pada kedua varietas memberikan respon yang sama terhadapa hasil produksi umbi ubi jalar. Sedangkan penyiangan dengan frekuensi 3 kali (V1G3) nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar pada kedua varietas. Hasil produksi tanaman ubi jalar varietas antin-1 pada frekuensi penyiangan 3 kali (V1G3) yaitu 24.89 ton ha-1. Varietas Beta-1 hasil produksi tanaman ubi jalar pada frekuensi penyiangan 3 kali (V1G3) yaitu 25.16 ton ha-1.