Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

SOSIALISASI PEMANFAATAN TANAMAN REFUGIA SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN PADI DI DESA BEGADUNG, KABUPATEN NGANJUK Devina Cinantya Anindita
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 3 (2023): JULI-SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i3.47691

Abstract

Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman pangan yang penting bagi peradaban manusai. Di Indonesia, tanaman padi menghasilkan beras yang dijadikan sebagai makanan pokok bagi masyarakat. Kebutuhan akan beras terus meningkat seiring dengan bertambhanya jumlah penduduk. Tingginya permintaan beras sebagai bahan konsumsi masyarakat perlu diimbangi dengan budidaya tanaman padi, Salah satu kendala dalam budidaya tanaman padi adalah, masalah hama. Hama merupakan organisme pengganggu tumbuhan yang sangat merugikan pada system budidaya. Upaya yang dilakukan oleh petani dalam mengendalikan hama cenderung menggunakan pestisida kimia. Penggunaan pestisda kimia yang intens dapat mempengaruhi lingkungan dan Kesehatan manusia. Sehingga perlu pengendalian yang ramah lingkungan. Salah satu pengendalian hama yang ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan tanaman refugia. Tanaman refugia merupakan tanaman yang mampu menyediakan habitat bagi musuh alami. Sosialisasi tentang pengendalian hama dengan menggunakan tanaman refugia dilaksanakan di Desa Begadung, Kabupaten Nganjuk. Petani setempat memiliki kendala terkait pengendalian hama. Sosialisasi dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi materi dan praktik penanaman tanaman refugia. Berdasarkan hasil sosialisasi, Sebagian petani sudah mengetahui beberapa jenis tanaman refugia namun belum memahami fungi dari tanaman refugia dan Sebagian lagi belum memahami tanaman refugia. 
PERAN TANAMAN REFUGIA SEBAGAI MEDIA KONSERVASI SERANGGA PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa) DESA BEGADUNG, KABUPATEN NGANJUK Devina Cinantya Anindita; Aptika Hana Prastiwi Nareswari
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3171

Abstract

Chemical pesticides are one of the toxic chemicals used by farmers to control Plant Pest Organisms (OPT). Unwise use of pesticides can have a negative impact on the environment, non-target organisms and human health. Excessive use of pesticides can result in secondary pest population explosions and cause pests to become resistant. Based on the negative impact of the dangers of pesticides, one of the efforts to control pests that are environmentally friendly is to apply the principles of Integrated Pest Management (IPM). IPM principles are used with the preservation and utilization of natural enemies. Insects that act as natural enemies are very attracted to the color of flowers, so to preserve natural enemies, refugia plants can be used as a habitat for natural mosquitoes. Most of the farmers in Begadung Village still use chemical pesticides as an alternative to controlling OPT attacks. The aim of this study was to determine the role of refugia in rice and without refugia in controlling pest attacks. This study used a purposive sampling method using the yellow trap. Based on the results of the study, 3 orders and 7 families were found in rice fields with refugia while without refugia there were 2 orders and 4 families. Natural enemies found in rice plants with refugia were found in 5 orders and 15 families, while without refugia there were 6 orders with 15 families. The diversity index (H') on rice fields with refugia was 2.56 in the medium category, and on land without refugia was 2.35 which was included in the moderate INTISARI Pestisida kimia merupakan salah satu bahan kimia beracun yang digunakan oleh petani untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat berdampak negativf bagi lingkungan, organisme non-target dan kesehatan manusia. Penggunaan pestisda berlebih dapat mengakibatkan ledakan poulasi hama sekunder dan menyebabkan hama menjadi resisten. Berdasarkan dampak negative dari bahaya pestisida, salah satu upaya pengendalian OPT yang ramah lingkungan yaitu dengan menerapakan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Prinsip PHT yang digunakan dengan pelestarian dan pemanfaatan musuh alami. Serangga yang berperan sebagai musuh alami sangat tertarik dengan warna pada bunga, sehingga untuk melestarikan musuh alami dapat menggunakan tanaman refugia sebagai habitat bagi msush alami. Sebagian besar petani di Desa Begadung masih menggunakan pestisida kimia sebagai alternatif untuk mengendalikan serangan OPT. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran tanaman refugia pada tanaman padi dan tanpa refugia dalam mengendalikan serangan hama. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan yellow trap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 3 Ordo dan 7 Famili dilahan padi dengan refugia sedangkan tanpa refugia sebanyak 2 Ordo dan 4 Famili. Musuh alami yang dietmukan pada tanaman padi dengan refugia ditemukan 5 Ordo dan 15 Famili sedangkan tanpa refugia 6 Ordo dengan 15 famili. Indeks Keanekaragaman (H’) pada lahan padi dengan refugia sebesar 2,56 dengan kategori sedang, dan pada lahan tanpa refugia sebesar 2,35 termasuk kategori sedang. Musuh alami yang ditemukan yaitu predator, parasitoid, pengurai dan penyerbuk.
Plant Parasitic Nematode of Strawberry in Ciwidey-West Java Kurniawati, Fitrianingrum; Anindita, Devina Cinantya; Supramana
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.1.30-38

Abstract

Stroberi merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Salah satu hambatan dalam produksi stroberi ialah infeksi nematoda parasit tanaman. Kecamatan Ciwidey merupakan salah satu sentra produksi stroberi di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beberapa kebun stroberi di Ciwidey menunjukkan gejala serangan nematoda yang memakan bagian akar dan tajuk tanaman. Laporan nematoda parasit tanaman pada tanaman stroberi di Indonesia masih terbatas sehingga penelitian ini bertujuan mengidentifikasi genus nematoda yang berasosiasi dengan stroberi dan menghitung kelimpahannya. Sampel tanaman diambil dengan metode pemilihan dengan sengaja pada tanaman yang bergejala. Sampel tanah diekstraksi dengan metode flotasi sentrifugasi, sampel akar dengan metode pengabutan; sedangkan sampel daun dipotong-potong, direndam di dalam cawan, lalu diinkubasi di lemari pendingin selama 24 jam. Nematoda diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya. Gejala serangan nematoda parasit tanaman yang ditemukan pada tajuk tanaman stroberi berupa pertumbuhan terhambat, daun memerah, daun kecil menggulung atau berkerut, dan klorosis. Gejala pada akar ialah berupa lesio akar, akar memendek, jumlah akar berkurang, pembengkakan pada ujung akar, dan puru akar. Nematoda dari seluruh sampel ialah Aphelenchoides besseyi, A. bicaudatus, Meloidogyne spp., Pratylenchus sp., Scutellonema sp., dan Tylenchus sp. Kelimpahan nematoda yang didapatkan bervariasi antara 1–42 ekor nematoda 100 mL-1 tanah dan 2–29 ekor 5 g akar-1 . Diantara nematoda yang ditemukan, Scutellonema merupakan nematoda yang pertama kali dilaporkan berasosiasi dengan tanaman stroberi di Indonesia.
Kelola Sampah Dapur Rumah Tangga Menjadi Eco-Enzym Serbaguna dan Ramah Lingkungan Mariyati, Umi; Anindita, Devina Cinantya; Tafakresnanto, Chendy; Widiyono, Wahyu
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): MEI
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v4i1.5581

Abstract

Garbage is unused residual waste originating from households and industry. Organic Garbage is residual waste that has not been used by households or industry. Organic waste originating from households is not managed correctly, causing problems in the form of unpleasant odors and the emergence of disease. Proper management of household organic waste can have a positive impact, one of which is processing it into multi-purpose Eco-enzymes. Eco-enzyme is an organic solution from organic waste that has gone through the fermentation phase and has various benefits for the surrounding environment. Processing household kitchen waste into Eco-enzyme aims to manage household kitchen waste into Eco-enzyme by involving farmer groups in Kebonagung Village, Ploso District, Jombang Regency. This household kitchen waste processing activity were carried out at the place of one of the farmer group members. Household kitchen waste that was managed includes leftover vegetables and fruit that are not consumed but are not rotten. The process of making Eco-enzyme uses fruit and vegetable waste put in a drinking water container, then adding brown sugar and water according to the ratio (sugar: vegetable and fruit waste: water) 1:3:10. Benefits of Eco-enzyme made by the Patoman farmer group as organic fertilizer, polluted water purifier, and household appliance cleaner. Sampah merupakan limbah sisa yang sudah tidak dimanfaatkan yang berasal dari rumah tangga maupun industri. Sampah organik yang berasal dari rumah tangga tidak banyak dikelola dengan tepat sehingga menimbulkan masalah yaitu berupa aroma tidak sedap dan timbulya penyakit. Pengelolaan sampah organik rumah tangga yang tepat dapat memberikan dampak positif salah satunya adalah pengolahan menjadi Eco-enzym serbaguna. Eco-enzym merupakan larutan organik yang berasal dari sampah organik yang telah melewati fase fernentasi dan memiliki berbagai manfaat baik bagi lingkungan sekitar. Pengolahan sampah dapur rumah tangga menjadi Eco-enzym bertujuan untuk mengelola limbah dapur rumah tangga menjadi Eco-enzym dengan melibatkan kelompok tani yang berada di Desa Kebonagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Kegiatan pengolahan limbah dapur rumah tangga dilaksanakan ditempat salah satu anggota kelompok tani. Limbah dapur rumah tangga yang dikelola antara lain sisa sayuran dan buah-buahan yang tidak dikonsumsi namun tidak busuk. Proses pembuatan Eco-enzym menggunakan sisa buah dan sayur dimasukkan ke dalam wadah bekas air minuman kemudian diberi gula merah dan air sesuai dengan perbandingan (gula:sisa sayuran dan buah:air) 1:3:10. Manfaat Eco-enzym yang dibuat oleh kelompok tani Patoman sebagai pupuk organik, bahan penjernih air yang tercemar dan pemberish alat rumah tangga.
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA L.) Hadiyanti, Nugraheni; Probojati, Rasyadan Taufiq; Anindita, Devina Cinantya; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi
Jurnal Agroteknologi (Agronu) Vol 1 No 02 (2022): Jurnal Agroteknologi (Agronu)
Publisher : Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.288 KB) | DOI: 10.53863/agronu.v1i02.450

Abstract

Sweet corn (Zea mays saccharata L.) is an important food commodity with high economic value. Sweet corn has a high business opportunity because of its fast production age and high selling value. The experiment was conducted to study the effect of the interaction between the composition of liquid organic fertilizer and plant spacing on the growth and yield of sweet corn. The experiment has designed in a factorial randomized block design (RAK) with two factors and three repetitions. The first factor is the composition of liquid organic fertilizer consists of 4 levels, namely: cow urine 42%, coffee skin 58% (P0); cow urine 35%, coffee skin 65% (P1); cow urine 72%. coffee skin 28% (P2); cow urine 21%, coffee skin 79% (P3). The second factor is the spacing, which consists of 3 levels, namely: 20x20 cm (J1); 30x30cm (J2); 40x40 cm (J3). Data analysis used variance and continued with the smallest significant difference test (BNT) at 5% level if the results were significantly different. The combination of liquid organic fertilizer composition and plant spacing affects the number of leaves and the length of the cob. Sweet corn with POC (72% cow urine, 28% coffee husk) and 30x30 cm spacing was able to produce 12,933 leaves. Combination of POC ingredients (21% cow urine and 79% coffee skin); 40x40 cm resulted in the length of the cob an increase of 1.5%. There was an interaction between the composition of liquid organic fertilizer and plant spacing on plant height, but the results were not significantly different. Sweet corn plants using 21% POC from cow urine and 79% coffee husk with a spacing of 40x40 cm produced cobs weight per plot of 240.27 grams and 208.22 grams, respectively. Keywords: sweet corn, spacing, material composition, liquid organic fertilizer
SOSIALISASI BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PANGAN DI KOMUNITAS PERUMAHAN SUBSIDI Alfiah, Nur Aini; Sabiku, Dewi Fatmawaty; Anindita, Devina Cinantya; Arisandi, Dewi Puspa; Fadilah, Anggita Rizky; Adnyani, Ni Nengah Putri; Nur, Ferril Muhammad
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2404

Abstract

Permasalahan keluarga berpenghasilan rendah dalam hal mendapatkan hunian yang layak telah teratasi dengan program rumah bersubsidi, namun demikian masalah ketahanan pangan rumah tangga tetap menjadi tantangan yang perlu dicari solusinya. Budidaya tanaman secara hidroponik yang dikenal secara efisien dalam penggunaan ruang dan air dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, keterbatasan pengetahuan dan akses mengharuskan adanya upaya edukasi yang intensif untuk mendorong adopsi hidroponik serta memperkenalkan manfaat jangka panjangnya. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan di kalangan ibu rumah tangga penghuni perumahan bersubsidi melalui program pelatihan dan praktik langsung budidaya sayuran bok choy metode hidroponik sederhana menggunakan sistem wick. Program dilakukan di komplek perumahan bersubsidi GPBN Blok California-I, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Waktu pelaksanaan adalah bulan November 2024 sampai Januari 2025. Metode yang digunakan dalam program meliputi ceramah atau presentasi, demonstrasi atau praktik, serta pendampingan untuk menerapkan budidaya hidroponik di rumah masing-masing. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta mampu memahami materi dan langsung mempraktikkan pertanian hidroponik di halaman mereka sendiri. Peserta berhasil menumbuhkan tanaman pak choi dengan baik dan tertarik untuk mencoba menanam tanaman sayur lainnya. Program ini memberikan dampak positif dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat budidaya sayuran mandiri untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi model untuk program pemberdayaan masyarakat di masa depan yang berbasis pertanian perkotaan. Meskipun belum mampu membuat peserta mandiri pangan seutuhnya, namun terdapat peningkatan dalam hal kemampuan menyediakan sayuran pak choi yang cukup untuk kebutuhan rumah tangga.
Vigor Enhancement of Tomato (Solanum lycopersicum) using Spirulina platensis as Seed Priming Agent Pratiwi, Indah Wahyu; Rahmawati, Fitri Ayu; Samtani, Kariena; Atuilah, Nuning; Hidayatullah, Reza Aris; Alfiah, Nur Aini; Wilujeng, Elly Daru Ika; Anindita, Devina Cinantya; Shidiqi, Moh Hasbi Ash; Adnan, Moch. Rosyadi
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 10, No 2 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v10i2.10220

Abstract

Seed priming is a technique to enhance seed germination. Biopriming, a specific method, involves soaking seeds in biological agents such as Spirulina platensis, a microalga that can thrive in agricultural waste including Sugar Mill Effluent (SME). Spirulina sp. contains various beneficial growth hormones, making it a potential seed priming agent. This research aimed to determine the effectiveness of tomato seed priming using Spirulina platensis grown on SME. The research was conducted from May to August 2024 at the Seed Technology Laboratory, Politeknik Negeri Jember. The research method used a factorial Completely Randomized Design which included Spirulina platensis biomass concentrations (0, 30, 45, and 60%) and soaking durations (1, 2, and 3 hours). Analysis of variance using the Bonferroni post-hoc test at a 5% level using GraphPad Prism version 5.01. The results showed that seed priming with S. platensis positively influenced several physiological parameters, including mean germination time, vigor index, seed growth rate, and shoot length. These findings demonstrated that SME-grown S. platensis cells capable of improving the physiological quality of tomato seeds, making it one of the environmentally friendly seed invigorating techniques.
Edukasi Pemanfaatan Biopestisida dari Umbi Bawang Putih Sebagai Alternatif Pengendalian OPT Ramah Lingkungan di Grand Puri Bunga Nirwana, Jember Anindita, Devina Cinantya; Arisandi, Dewi Puspa; Adnyani, Ni Nengah Putri; Sabiku, Dewi Fatmawaty; Alfiah, Nur Aini; Fadilah, Anggita Rizky; Nur, Ferril Muhammad
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): MAY
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i1.6461

Abstract

Household food self-sufficiency can be achieved by utilizing home yards for cultivating vegetables such as pakcoy, spinach, chili, and tomatoes. However, vegetable crops are generally susceptible to pest attacks if not properly maintained. One environmentally friendly and health-safe solution for pest control is the use of botanical pesticides. This community service activity aimed to increase the knowledge and skills of housewives in making and using botanical pesticides based on garlic as an alternative method of pest control. The program was conducted at the Grand Puri Bunga Nirwana residential area and involved housewives interested in home gardening. The methods used included educational sessions and hands-on demonstrations on how to make botanical pesticides—covering the selection of ingredients, preparation process, and application techniques. The results showed that participants experienced an increase in understanding of natural pest control and improved skills in independently producing botanical pesticides. The enthusiasm of the participants also indicated a strong interest in applying the knowledge gained to their daily gardening practices. Through this activity, it is expected that housewives will become more independent and sustainable in maintaining the health of food crops in their home gardens. Kemandirian pangan rumah tangga dapat diwujudkan melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sayuran seperti pakcoy, bayam, cabai, dan tomat. Namun, tanaman sayuran umumnya rentan terhadap serangan hama jika tidak dirawat secara optimal. Salah satu solusi pengendalian hama yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu rumah tangga dalam membuat dan menggunakan pestisida nabati berbahan dasar bawang putih sebagai alternatif pengendalian hama. Kegiatan dilaksanakan di Perumahan Grand Puri Bunga Nirwana dan diikuti oleh para ibu rumah tangga yang memiliki minat terhadap pertanian pekarangan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan dan demonstrasi langsung pembuatan pestisida nabati, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga cara aplikasi pada tanaman. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para peserta mengalami peningkatan pemahaman mengenai pentingnya pengendalian hama secara alami serta keterampilan dalam meracik pestisida nabati secara mandiri. Antusiasme peserta juga menunjukkan adanya minat untuk menerapkan hasil sosialisasi dalam kegiatan berkebun mereka sehari-hari. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ibu rumah tangga dapat lebih mandiri dan berkelanjutan dalam menjaga kesehatan tanaman pangan di pekarangan rumah.
Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani Melalui Pelatihan Pembuatan Kompos Berbasis Sampah Organik di Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember Arisandi, Dewi Puspa; Yulianto, Ma’ruf; Nailurrakhman, Adrian; Savero, Fernanda; Aurellia, Tiffany; Alwi, Kharisma Shofiudin Ma’sum; Nisa, Ulfi Khorun; Halimah, Nur; Rejeki, Desi; Anindita, Devina Cinantya
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): MAY
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i1.6468

Abstract

Pocangan Village is located in Jember Regency, where the majority of the population works as farmers. These farmers are highly dependent on the availability of inorganic fertilizers, which are becoming increasingly scarce, expensive, and have been shown to reduce soil fertility. Organic waste is abundantly found in Pocangan Village and has the potential to be recycled into compost that is more environmentally friendly and aligns with the principles of sustainable agriculture. The objective of this community service activity was to provide training on the production of compost from organic waste to enhance the capacity of farmers in Pocangan Village. The activity was conducted from July to August 2023. Knowledge transfer to the farmers was carried out in three stages: (1) presentation of the material, (2) assistance in compost production, and (3) evaluation. The presentation phase involved lectures and demonstrations of the composting process to 12 farmers. Assistance was then provided to two farmers who practiced the compost-making process firsthand and applied the compost to their crops. An evaluation was conducted to measure the farmers' knowledge, skills, and satisfaction before and after the activity using a questionnaire. The questionnaire consisted of eight questions and was administered to all 12 farmer participants as respondents. The compost training based on organic waste successfully increased the farmers' capacity to recycle organic waste into compost by 82.29%. The training also contributed to reducing farmers' dependency on inorganic fertilizers and addressed the issue of unmanaged organic waste in the village. Desa Pocangan terletak di Kabupaten Jember yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Petani sangat bergantung pada ketersediaan pupuk anorganik yang saat ini semakin langka, harganya mahal, dan terbukti menurunkan kesuburan tanah. Sampah organik banyak di temukan di Desa Pocangan dan berpotensi di daur ulang menjadi kompos yang lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah memberikan pelatihan pembuatan kompos berbasis sampah organik untuk meningkatkan kapasitas petani di Desa Pocangan. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2023. Transfer pengetahuan kepada petani dilakukan melalui 3 tahap, yaitu 1) pemaparan materi, 2) pendampingan pembuatan kompos, dan 3) evaluasi. Pemaparan materi dilakukan dengan metode ceramah dan demonstasi proses pembuatan kompos kepada 12 orang petani. Pendampingan dilakukan kepada 2 orang petani yang mempraktikkan langsung pembuatan kompos sampai aplikasi ke tanaman. Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kepuasan petani sebelum dan sesudah kegiatan menggunakan kuisioner. Kuisioner terdiri dari 8 pertanyaan yang diberikan kepada 12 orang petani peserta pelatihan sebagai responden. Pelatihan pembuatan kompos berbasis sampah organik dapat meningkatkan kapsitas petani dalam mendaur ulang sampah organik menjadi kompos sebesar 82,29%. Pelatihan dapat mengatasi masalah ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik dan keberadaan sampah organik di desa.
OPTIMALISASI GAWANGAN KOPI SEBAGAI LAHAN TUMPANGSARI DIKECAMATAN SENDANG, TULUNGAGUNG Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Anindita, Devina Cinantya; Ruhamak, Muhammad Dian
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i2.6768

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan gawangan kopi sebagai lahan tumpangsari di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Latar belakang kegiatan ini berangkat dari permasalahan utama perkebunan kopi rakyat, yaitu serangan hama penggerek buah kopi (PBKo) akibat sanitasi kebun yang kurang optimal serta keterbatasan lahan untuk meningkatkan pendapatan petani. Program dilaksanakan melalui penyuluhan, praktik lapangan, serta pendampingan kepada kelompok tani binaan Omah Kopi Mandiri (OKM). Kegiatan mencakup pemanfaatan hasil sanitasi kebun sebagai bahan organik, pengolahan lahan gawangan, serta penanaman tanaman sela seperti cabai dan sayuran dataran tinggi. Hasil program menunjukkan bahwa petani memperoleh pengetahuan baru terkait pentingnya sanitasi kebun dan penerapan sistem polikultur yang mampu menekan serangan hama, meningkatkan kesuburan tanah, serta menambah pendapatan melalui panen tanaman sela. Selain manfaat ekonomi, penerapan tumpangsari juga mendukung keberlanjutan ekosistem, diversifikasi pendapatan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Program ini menjadi model alternatif yang dapat direplikasi pada kebun kopi rakyat di wilayah lain