Aninditya Ardhana Riswari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TUTURAN WEWALER SISWA SDIT TUBAN DALAM PERSPEKTIF KOGNITIF NEISSER Namira Choirani Fajri; Aninditya Ardhana Riswari
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v12i3.10293

Abstract

Jawa memiliki kearifan lokal dalam bidang literasi salah satunya adalah wewaler. Wewaler merupakan kumpulan aturan yang dituturkan kepada anak sebagai upaya anak berperilaku benar menurut norma masyarakat Jawa. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, wewaler sebagai aturan yang mengajarkan perilaku sesuai norma baik masyarakat Jawa untuk anak sudah terabaikan. Artikel ini disusun dengan tujuan untuk meninjau pemahaman anak pada wewaler sehingga dapat mengetahui langkah preservasi yang tepat. Data diambil dari hasil wawancara pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu di Tuban Jawa Timur yang termasuk pada kategori generasi alpha. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan kegiatan wawancara terkait tiga jenis wewaler, yaitu wewaler sebagai larangan, wewaler sebagai perintah, dan wewaler sebagai anjuran. Teori yang digunakakan dalam penelitian ini adalah teori kognitif Neisser, yaitu pemerolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pengetahuan anak terkait wewaler tidak linier dengan perilaku anak dalam mempercayai dan menjalankannya. Hal ini menunjukkan bahwa problematika terjadi dalam proses penataan dan penggunaan pengetahuan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa edukasi wewaler untuk anak generasi alpha harus dievaluasi. Proses edukasi wewaler untuk anak generasi alpha baiknya tidak berhenti pada proses pemberian informasi yang berkaitan dengan mitos, tetapi juga dapat diteruskan ke proses pemaknaan yang logis dan sesuai dengan zaman.Kata kunci: Anak, generasi alpha, Jawa, Mitos, Wewaler
Relevancy of the "Health Belief Model” on Behavior in Seeking Treatment among Families of Patients with Mental Disorders in the Work Area of the Public Health Center Taman Sidoarjo East Java Eka Sari, Jayanti Dian; Riris Diana Rachmayanti; Namirah Aulia Rizki Herdianisah; Andrei Ramani; Rachmah Indawati; Aninditya Ardhana Riswari; Ismayani; Anysiah Ely Yulianti
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 11 No. 1SI (2023): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V11.I1SI.2023.100-107

Abstract

Background: Mental health is a part that is related to health and wellness. One of the indicators in Gerakan Masyarakat (GERMAS) [”society movement”] stated that people with mental disorders should be treated and not abandoned. Nevertheless, nowadays it is still common to find people with mental disorders that do not receive proper medical care. Aims: The aim of this research is to measure cues to action and self-efficacy of the family behavior in seeking treatment for people with mental disorders within the work area of the Public Health Centre Taman Sidoarjo. Method: This research utilized the observational method with the cross-sectional study design and was analyzed with the Health Belief Model (HBM) theory approach. Result: The statistical analysis results using the Pearson Chi-Square test with a significance level of < 0.05 showed a p-value of 0.034 for perceived susceptibility and severity, a p-value of 0.180 for perceived threat, a p-value of 0.009 for perceived benefit, a p-value of 0.696 for perceived barriers, a p-value of 0.555 for self-efficacy, and p-value of 0.099 for cues to action. Based on these results, it can be concluded that perceived susceptibility and severity have a positive relationship with the family behavior in seeking treatment, which means the more perceived susceptibility, and severity increase, the more the family behavior in seeking treatment for people with mental disorders increases. Conclusion: Likewise, perceived benefit has a positive relationship with the family's behavior in seeking treatment. However, perceived threat, perceived barriers, self-efficacy, and cues to action have no relationship with the family behavior in seeking treatment for people with mental disorders.