Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN GIZI DAN ORGANOLEPTIK MIE KERING SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU DAN TEPUNG DAUN KELOR UNTUK REMAJA GIZI KURANG Pitaloka, Ira Maya; Ma'rifah, Bahriyatul; Muhlishoh, Arwin
Journal of Nutrition College Vol 13, No 2 (2024): April
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v13i2.41062

Abstract

ABSTRACTBackground : Fulfilment of higher nutrient intake, especially protein, is needed to support the physical growth and development of undernourished adolescents. Mung bean flour and moringa leaf flour which are rich in protein, can be utilized to make dry noodles.Objectives: Knowing the effect of substituting of mung bean flour and moringa flour on the nutritional content and organoleptic properties of dry noodles.Methods : This type of research used an experimental study with a completely randomized design (RAL). Comparison of wheat flour, mung bean flour and moringa flour formulations, namely F1 (65g: 20g: 15g), F2 (60g: 25g: 15g), F3 (55g: 30g: 15g). Nutritional content data were analyzed using ANOVA test and Ducan's further test. Organoleptic test was analyzed using Kruskal Wallis test and Mann Whitney further test.Results : The results showed that the moisture content; ash content; fat; protein; carbohydrates are F1 (6.61%; 5.30%; 5.41%; 22.45%; 60.23%), F2 (5.58%; 4.25%; 4.40%; 22.90%; 62.40%), F3 (6.00%; 5.00%; 3.20%; 25.40%; 60.40%). The average results of the hedonic test are color (somewhat like), taste, aroma, texture, aftertaste, and mouthfeel (less like). The average results of hedonic quality test are color (dark green), taste (moderately bitter), aroma (moderately languorous), texture (moderately chewy), mouthfeel (not chewy), aftertaste (moderately strong). The selected formulation (F1) per serving size (70g) contained 265.58 kcal energy, 15.7g protein, 3.7g fat and 42.1g carbohydrate. F1 already fulfills % of the RDA of adolescents aged 13-15 years and can be claimed as high in protein.Conclusion : Dried noodle products can be used as an alternative high-protein food for undernourished adolescents.Keywords : Adolescents; dry noodles; moringa leaf flour; mung bean flour; underweight. ABSTRAKLatar belakang : Pemenuhan asupan zat gizi yang lebih tinggi terutama protein dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan fisik dan perkembangan remaja gizi kurang. Tepung kacang hijau dan tepung daun kelor yang kaya protein dapat dimanfaatkan dalam pembuatan mie kering.Tujuan : Mengetahui pengaruh substitusi tepung kacang hijau dan tepung daun kelor terhadap kandungan gizi dan organoleptik mie kering.Metode : Jenis penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perbandingan formulasi tepung terigu, tepung kacang hijau dan tepung daun kelor, yaitu F1 (65g : 20g : 15g), F2 (60g : 25g : 15g), F3 (55g : 30g : 15g). Data kandungan gizi dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut Duncan. Uji organoleptik dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann Whitney. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air; kadar abu; lemak; protein; karbohidrat yaitu F1 (6,61% ; 5,30% ; 5,41% ; 22,45% ; 60,23%), F2 (5,58% ; 4,25% ; 4,40% ; 22,90% ; 62,40%), F3 (6,00% ; 5,00% ; 3,20% ; 25,40% ; 60,40%). Hasil rata-rata uji hedonik yaitu warna (agak suka), rasa, aroma, tekstur, aftertaste, dan mouthfeel (kurang suka). Hasil rata-rata uji mutu hedonik yaitu warna (hijau tua), rasa (cukup pahit), aroma (cukup langu), tekstur (cukup kenyal), mouthfeel (tidak kenyal), aftertaste (cukup kuat). Formulasi terpilih (F1) pertakaran saji (70g) mengandung energi 265,58 kkal, protein 15,7g, lemak 3,7g dan karbohidrat 42,1g. F1 sudah memenuhi % AKG remaja usia 13-15 tahun dan dapat diklaim sebagai tinggi protein.Simpulan: Produk mie kering dapat digunakan sebagai alternatif makanan tinggi protein untuk remaja gizi kurang.Kata Kunci : Gizi kurang; mie kering; remaja; tepung daun kelor; tepung kacang hijau.
SNACK BAR TINGGI SERAT DAN ANTIOKSIDAN BERBAHAN DASAR UBI JALAR UNGU DAN BERAS HITAM SEBAGAI ALTERNATIF SELINGAN PENDERITA DIABETES MELITUS Aurelia, Lutvica Cery; Ma'rifah, Bahriyatul; Muhlishoh, Arwin
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 7 No 2 (2023): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jgipas.2023.7.2.9413

Abstract

Type 2 diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to decreased insulin secretion by pancreatic β-cells that requires dietary regulation to control blood glucose levels. Snack bars based on purple sweet potato flour and black rice flour which have high fiber and antioxidant content can be used as an alternative snack food for people with type 2 diabetes mellitus. The purpose of the study was to determine the nutritional content, dietary fiber content, antioxidants content and organoleptic properties of snack bars. This research was experimental with a completely randomized design (CRD) with three comparisons of formulation purple sweet potato flour: black rice flour and 3 repetitions. The results of the nutritional content were analyzed with the Anova test and continued with the Duncan test. While the organoleptic properties were analyzed by Kruskal Wallis test and continued by Man Whitney test. The selection of the selected formulation for snack bar products using the ratio (50%: 50%) from the results of the nutritional content test and organoleptic test. The results of the study show that F3 (70%:30%) snack bar is the selected formulation with nutritional content 100 g, namely energy 425 kcal, protein 13.80 g, fat 21.38 g, carbohydrates 44.23 g, dietary fiber 11.81 g and antioxidants 52.28% with less favorable organoleptic acceptance. The selected snack bar can be claimed as high dietary fiber and antioxidants food.
Pie Tepung Ubi Ungu Dan Kacang Merah Alternatif Makanan Selingan Bagi Penderita DM Tipe 2 Ma'rifah, Bahriyatul; Astuti, Erna Tri; Kusumawati, Dewi
JURNAL RISET GIZI Vol 12, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11766

Abstract

Background: Type-2 diabetes mellitus (DM) is a metabolic syndrome characterized by hyperglycemia due to oxidative stress. Efforts to reduce oxidative stress may include consuming snacks with high antioxidant activity and flavonoids made from purple sweet potato flour and kidney bean flour.Objectives: To determine the effects of the purple sweet potato flour and kidney bean flour ratio on the organoleptic properties (hedonic and hedonic quality tests), antioxidant activity, flavonoid content, and estimated selling price per serving of pie as an alternative snack for patients with type-2 DM.Method: Used a Complete Randomized Design (CRD) with three formulations of purple sweet potato flour and kidney bean flour: F1 (60%:40%), F2 (70%:30%), and F3 (80%:20%). Statistical analysis of antioxidant activity and flavonoids was performed using ANOVA and Duncan’s test. Meanwhile, organoleptic properties were examined using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests.Results: There was significant effect of the purple sweet potato flour and kidney bean flour ratio on antioxidant activity, flavonoid content, and hedonic tests (color and aroma) (p0.05). However, no significant effect was found on hedonic taste, texture, mouthfeel, aftertaste, overall preference, and all hedonic quality (p0.05). The antioxidant activity of the pie formulations F1, F2, and F3 was weak, namely 6.539 mg/ml, 8.158 mg/ml, and 7.679 mg/ml, respectively. The flavonoid content was also low, accounting for 0.74%, 0.52%, and 0.80%, respectively. The selected formulation was F3 with hedonic quality of brown color, slightly weak sweet taste, weak bitter taste, distinctive flour taste, and medium aroma, texture, mouthfeel, and aftertaste. The estimated selling price per serving (85g) of F3 was IDR 3,768.26Conclusion: The selected formulation (F3) of  pie can used as alternative snack for patients with type-2 DM.
Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu melalui Pelatihan SDIDTK sebagai Upaya Pencegahan Stunting Prastyoningsih, Aris; Noor, Frieda Ani; Ma'rifah, Bahriyatul; Veronika, Verga; Febriyanti, Rahayu
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 4 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i4.4378

Abstract

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu yang dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan masyarakat serta memudahkan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan peran kader kesehatan dalam kegiatan Posyandu yang ada di masyarakat melalui pelatihan yang diberikan kepada kader posyandu. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketrampilan kader dalam deteksi tubuh kembang balita. Pelatihan tersebut meliputi pelatihan deteksi tubuh kembang balita. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat terselenggaran selama 3 hari yaitu pada tanggal 19 sampai dengan 21 Juli 2024. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar karena dukungan berbagai pihak terkait yang meliputi : Pemerintah Desa Kajoran, Puskesmas Setempat, Bidan Desa, Ketua Tim Penggerak PKK. Kegiatan yang dilakukan selama 3 hari dengan peserta pelatihan adalah kader Posyandu kesehatan yang terdiri dari 35 peserta, 3 tim pengabdi dosen, 3 tim pengabdi mahasiswa dan 6 tamu undangan. Hasil pretest menunjukan bahwa rata-rata perolehan nilai pada materi SDIDTK adalah 65,8. Hasil Post-test menunjukan bahwa rata-rata perolehan nilai pada materi SDIDTK adalah 86,5. Kesimpulan dari kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu tentang SDIDTK sebesar 20,7%.
Formulasi Mie Kering Substitusi Tepung Kacang Hijau dan Tepung Daun Kelor sebagai Makanan Tinggi Zat Besi dan Kalsium untuk Remaja Ahmawati, Yeni Atika; Ma'rifah, Bahriyatul; Muhlishoh, Arwin
Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF) Vol 5, No 1 (2024): Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mjnf.5.1.74-91

Abstract

Latar Belakang: remaja gizi kurang merupakan masalah gizi yang terjadi di Indonesia, yang penyebabnya karena pola makan yang kurang bervariasi, dengan jumlah yang sedikit dan yang dikonsumsi tidak lengkap kandungan zat gizi mikronya. Pemanfaatan tepung kacang hijau dan daun kelor yang mengandung zat gizi yang kompleks dapat mengatasi masalah gizi kurang. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kacang hijau dan tepung daun kelor terhadap sifat organoleptik, kadar kalsium, dan zat besi pada produk mie kering. Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL), dengan perbandingan tepung kacang hijau dan tepung daun kelor yaitu F1 (20 g : 15 g), F2 (25 g : 15 g), dan F3 (30 g : 15 g). Uji organoleptik menggunakan 30 panelis, analisis kandungan kalsium menggunakan metode titrasi permanganometri, dan zat besi menggunakan metode Spektrofotometer. Data uji organoleptik diolah menggunakan uji Kruskal Wallis. Data uji kandungan zat besi dan kalsium dianalisis menggunakan uji ANOVA, dan terdapat pengaruh nyata (p0,05), maka dianalisis uji Duncan. Hasil: dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada uji organoleptik dari semua formulasi (p0,05). Hasil analisis kandungan zat besi dan kalsium terdapat perbedaan yang nyata setiap formulasi (p0,05). Formulasi terpilih (F1) memiliki kandungan zat besi 18,30 mg/100 g, dan kalsium 247,6 mg/100 g. Simpulan: Kandungan zat besi dan kalsium per takaran saji (70 g) mie kering sudah memenuhi %AKG remaja usia 16-18 tahun. Produk mie kering dapat diklaim sebagai makanan tinggi zat besi dan sumber kalsium menurut kategori ALG umum.
Pie Tepung Ubi Ungu Dan Kacang Merah Alternatif Makanan Selingan Bagi Penderita DM Tipe 2 Ma'rifah, Bahriyatul; Astuti, Erna Tri; Kusumawati, Dewi
JURNAL RISET GIZI Vol 12, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11766

Abstract

Background: Type-2 diabetes mellitus (DM) is a metabolic syndrome characterized by hyperglycemia due to oxidative stress. Efforts to reduce oxidative stress may include consuming snacks with high antioxidant activity and flavonoids made from purple sweet potato flour and kidney bean flour.Objectives: To determine the effects of the purple sweet potato flour and kidney bean flour ratio on the organoleptic properties (hedonic and hedonic quality tests), antioxidant activity, flavonoid content, and estimated selling price per serving of pie as an alternative snack for patients with type-2 DM.Method: Used a Complete Randomized Design (CRD) with three formulations of purple sweet potato flour and kidney bean flour: F1 (60%:40%), F2 (70%:30%), and F3 (80%:20%). Statistical analysis of antioxidant activity and flavonoids was performed using ANOVA and Duncan’s test. Meanwhile, organoleptic properties were examined using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests.Results: There was significant effect of the purple sweet potato flour and kidney bean flour ratio on antioxidant activity, flavonoid content, and hedonic tests (color and aroma) (p0.05). However, no significant effect was found on hedonic taste, texture, mouthfeel, aftertaste, overall preference, and all hedonic quality (p0.05). The antioxidant activity of the pie formulations F1, F2, and F3 was weak, namely 6.539 mg/ml, 8.158 mg/ml, and 7.679 mg/ml, respectively. The flavonoid content was also low, accounting for 0.74%, 0.52%, and 0.80%, respectively. The selected formulation was F3 with hedonic quality of brown color, slightly weak sweet taste, weak bitter taste, distinctive flour taste, and medium aroma, texture, mouthfeel, and aftertaste. The estimated selling price per serving (85g) of F3 was IDR 3,768.26Conclusion: The selected formulation (F3) of  pie can used as alternative snack for patients with type-2 DM.
Formulasi Cookies Lidah Kucing Substitusi Tepung Ikan Gabus Dan Tepung Kacang Hijau Sebagai Alternatif PMT Balita Gizi Kurang Muhlishoh, Arwin; Putri, Nova Anggita; Ma'rifah, Bahriyatul
JURNAL RISET GIZI Vol 12, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11888

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Gizi buruk disebabkan oleh kekurangan energi, protein, dan penyakit infeksi yang mempengaruhi pertumbuhan dan balita. Salah satu pendekatan pengelolaan gizi pada balita kurang gizi adalah dengan memberikan makanan tambahan lokal, seperti tepung ikan gabus dan tepung kacang hijau, yang kaya akan energi dan protein.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ikan gabus dan tepung kacang hijau terhadap mutu organoleptik dan kandungan gizi kue lidah kucing sebagai makanan tambahan alternatif untuk balita gizi buruk umur 12-59 bulan.Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perbandingan tepung terigu: tepung ikan gabus: tepung kacang hijau (F1 = 60%:20%:20%; F2 = 40%:20%:20%; F3 = 20%:40%:40%) dan 2 kali berulang. Data sifat organoleptik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney , sedangkan kandungan gizi dianalisis menggunakan uji Anova dan Duncan .Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua bahan substitusi berpengaruh nyata terhadap uji hedonik rasa, uji mutu warna hedonik, dan kandungan gizi (p0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap aroma, tekstur, aftertaste, sensasi rasa di mulut, uji warna hedonik, dan uji mutu rasa hedonik (p0,05). Formulasi terpilih F2 secara hedonik memiliki aroma, rasa, warna, dan aftertaste yang kurang disukai, dengan tekstur yang cukup disukai dan sensasi di mulut . Uji mutu hedonik menunjukkan aroma agak amis, rasa kacang, rasa pahit, agak asin, aroma harum, rasa manis, aftertaste , sensasi di mulut , tekstur agak renyah, dan warna coklat. F2 hah kadar abu 2,15%, udara 4,25%, protein 18,56%, lemak 23,76%, karbohidrat 51,30%, energi dari lemak 213,80 kkal, dan energi total 493,20 kkal. Kesimpulan: Cookies F2 memenuhi persyaratan sebagai makanan tambahan dan cookies Standar Nasional Indonesia kecuali kadar abu. Ukuran sajian 25 gram (5 lembar) memberikan kontribusi 10-15% dari angka kecukupan gizi (AKG) balita usia 12-59 bulan dan dapat dianggap sebagai cookies berprotein tinggi berdasarkan label informasi gizi untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 71,38% .
Formulasi Cookies Lidah Kucing Substitusi Tepung Ikan Gabus Dan Tepung Kacang Hijau Sebagai Alternatif PMT Balita Gizi Kurang Muhlishoh, Arwin; Putri, Nova Anggita; Ma'rifah, Bahriyatul
JURNAL RISET GIZI Vol 12, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11888

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Gizi buruk disebabkan oleh kekurangan energi, protein, dan penyakit infeksi yang mempengaruhi pertumbuhan dan balita. Salah satu pendekatan pengelolaan gizi pada balita kurang gizi adalah dengan memberikan makanan tambahan lokal, seperti tepung ikan gabus dan tepung kacang hijau, yang kaya akan energi dan protein.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ikan gabus dan tepung kacang hijau terhadap mutu organoleptik dan kandungan gizi kue lidah kucing sebagai makanan tambahan alternatif untuk balita gizi buruk umur 12-59 bulan.Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perbandingan tepung terigu: tepung ikan gabus: tepung kacang hijau (F1 = 60%:20%:20%; F2 = 40%:20%:20%; F3 = 20%:40%:40%) dan 2 kali berulang. Data sifat organoleptik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney , sedangkan kandungan gizi dianalisis menggunakan uji Anova dan Duncan .Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua bahan substitusi berpengaruh nyata terhadap uji hedonik rasa, uji mutu warna hedonik, dan kandungan gizi (p0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap aroma, tekstur, aftertaste, sensasi rasa di mulut, uji warna hedonik, dan uji mutu rasa hedonik (p0,05). Formulasi terpilih F2 secara hedonik memiliki aroma, rasa, warna, dan aftertaste yang kurang disukai, dengan tekstur yang cukup disukai dan sensasi di mulut . Uji mutu hedonik menunjukkan aroma agak amis, rasa kacang, rasa pahit, agak asin, aroma harum, rasa manis, aftertaste , sensasi di mulut , tekstur agak renyah, dan warna coklat. F2 hah kadar abu 2,15%, udara 4,25%, protein 18,56%, lemak 23,76%, karbohidrat 51,30%, energi dari lemak 213,80 kkal, dan energi total 493,20 kkal. Kesimpulan: Cookies F2 memenuhi persyaratan sebagai makanan tambahan dan cookies Standar Nasional Indonesia kecuali kadar abu. Ukuran sajian 25 gram (5 lembar) memberikan kontribusi 10-15% dari angka kecukupan gizi (AKG) balita usia 12-59 bulan dan dapat dianggap sebagai cookies berprotein tinggi berdasarkan label informasi gizi untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 71,38% .