Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tata Cara Pengajuan Notifikasi Produk Kosmetika Dalam Rangka Peningkatan Produk Kosmetik Yang Aman dan Bermutu di Bandung Jawa Barat Luthfiah, Annisa; Husni, Patihul
Farmaka Vol 22, No 1 (2024): Farmaka (Maret)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v22i1.51263

Abstract

Dalam peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 17 tahun 2023 tentang pedoman dokumen informasi produk kosmetik menyatakan bahwa setiap kosmetik yang diedarkan di wilayah Indonesia wajib telah memiliki izin edar berupa notifikasi. Berdasarkan Laporan Tahunan BBPOM di Bandung tahun 2022 dari hasil pemetaan rawan kasus di Jawa Barat ada sebanyak 7 data kasus kosmetik di wilayah Balai Besar POM di Bandung, yakni 7 data tersebut tanpa izin edar. Kemudian dalam data kerawanan kejahatan obat dan makanan di Kota Bandung terdapat 16 produk kosmetik yang ditemukan mengedarkan kosmetika tanpa izin edar secara online. Berdasarkan hasil data tersebut hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pengetahuan pelaku usaha mengenai registrasi produk kosmetik. Tujuan artikel ini yaitu untuk menjelaskan tata cara pengajuan notifikasi dalam upaya meningkatkan tersebar luasnya produk kosmetik yang aman dan bermutu dengan memiliki notifikasi kosmetika. Penyusunan artikel ini mengacu pada studi literatur dari berbagai sumber referensi dan Peraturan BPOM yang mengacu terkait notifikasi kosmetik. Dengan adanya notifikasi, masyarakat dapat yakin bahwa produk kosmetik yang akan digunakan terjamin mutunya dan keamanannya serta tidak menimbulkan kerusakan kulit yang berbahaya bagi konsumen di kemudian hari. Adapun pengajuan notifikasi ini dimulai melalui laman OSS, yang kemudian akan terintegrasi dengan sistem dari Badan POM yaitu notifkos dimana pada sistem ini akan memproses persyaratan, pembayaran, verifikasi, evaluasi hingga mendapatkan notifikasi persetujuam atau penolakan.Kata kunci: notifikasi, kosmetik, BPOM, OSS.
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK DENGAN EFEK SAMPING EKSTRAPIRAMIDAL PASIEN SKIZOFRENIA novita, rennie puspa; Amriani, Annisa; Fitrya, Fitrya; Fandinata, Selly Septi; Luthfiah, Annisa
MESINA (Medical Scientific Journal) Vol 4, No 1 (2023): Medical Scientific Journal (MESINA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/msj.v4i1.7030

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan kesulitan yang dialami pasien untuk membedakan antara hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti halusinasi dan delusi. Antipsikotik digunakan untuk menangani skizofrenia. Salah satu efek samping terapi antipsikotik yang paling umum adalah gejala ekstrapiramidal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati pola penggunaan antipsikotik dan menentukan hubungan antara penggunaan antipsikotik dan jumlah efek samping ekstrapiramidal yang terjadi di ruang rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang dari Oktober 2021 hingga Oktober 2022. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel purposive digunakan untuk mengumpulkan data secara retrospektif. Sebanyak 103 sampel berupa rekam medis pasien skizofrenia memenuhi kriteria inklusi. Menurut pola penggunaan antipsikotik, penggunaan antipsikotik kombinasi lebih banyak (64%) daripada antipsikotik tunggal. Efek samping ekstrapiramidal paling sering terjadi dengan kombinasi haloperidol-risperidone (6,8%), dan dengan risperidone sebagai terapi tunggal, yang paling sering terjadi. Hipersalivasi adalah efek samping paling umum dari sindrom ekstrapiramidal (34,3%). Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p = 0,022, yang menunjukkan bahwa p < 0,05. Efek samping sindrom ekstrapiramidal dapat dipengaruhi oleh penggunaan antipsikotik, baik secara tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. 
The Effect of Earnings, Operating Cash Flows and Accruals in Predicting Future Operating Cash Flows Rimet, Rimet; Luthfiah, Annisa
INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi Vol. 5 No. 1 (2024): INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/invest.v5i1.796

Abstract

The purpose of this study was to analyse the effect of gross profit, operating profit, net profit, operating cash flow, changes in accounts receivable, changes in accounts payable, changes in inventory and depreciation expense simultaneously on the prediction of future operating cash flow. This research was conducted at food and beverage sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) and registered from 2017 to 2019, totalling 32 companies. The sample in this study amounted to 17 companies using purposive sampling method. Data analysis using panel data regression with the help of Eviews. The results of the study explain that gross profit, operating profit, net income, changes and trade receivables have a significant effect, while operating cash flow, changes in debt, changes in inventory and depreciation expense do not have a significant effect on the prediction of future operating cash flow in food and beverage sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2017-2019 period. Simultaneously gross profit, operating profit, net profit, operating cash flow, changes in accounts receivable, changes in accounts payable, changes in inventory and depreciation expense have an influence on the prediction of future operating cash flows in food and beverage sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2017-2019 period.