Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN SENYAWA DERIVAT PIRANON DARI MIKROBA ENDOFITIK Penicillium sp PADA TUMBUHAN KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Muharni, Muharni; Fitrya, Fitrya; oktaruliza, Milanti; Elfita, Elfita
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.669 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss3pp107-112

Abstract

Pencarian senyawa bioaktif terus menerus dilakukan seiring dengan makin banyaknya penyakit-penyakit baru yang bermunculan, mulai dari penyakit infeksi, kanker, dan berbagai penyakit degeneratif lainnya. Penemuan senyawa antibiotoik baru dan senyawa yang bersifat antioksidan sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.  Mikroba endofitik merupakan mikroba yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan yang dapat menghasilkan metabolit sekunder yang aktif.  Pada penelitian sebelumnya telah berhasil diisolasi dua senyawa dari mikroba endofitik Penicillium sp pada tumbuhan kunyit putih dan diidentifikasi sebagai Di-(2-etilheksil)phthalat dan derivat piranon yaitu5 (4’-etoksi-2’-hidroksi-5’-metil-2’,3’-dihidrofuran-3’-il (hidroksi) metil-4-isopropil-3-metil-2-piran-2-on). Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri dan antioksidan dari senyawa derivat piranon yang dihasilkan dari mikroba endofitik Penicillium sp pada tumbuhan kunyit putih (Curcuma zeodaria). Aktivitas antibakteri  dilakukan  dengan metode difusi cakram dengan bakteri uji E.coli, S. dysenteriae, S. aureus, dan B.  subtilis  dengan variasi konsentrasi uji  250, 500, 1000, dan 2000 μg/ml, dan  aktivitas antioksidan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan variasi konsentrasi 1000, 500, 250, 125, 62,5, 31,25, 15,625, dan 7,8125µg/mL. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri paling kuat pada bakteri S. aureus dengan zona hambat 11mm pada konsentrasi 250µg/mL. Senyawa derivat piranon juga bersifat aktif anti oksidan dengan IC5016,05µg/mL.
EFEK HIPOURISEMIA EKSTRAK ETANOL AKAR TUMBUHAN TUNJUK LANGIT (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS Fitrya, Fitrya; Muharni, Muharni
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.831 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Akar tumbuhan tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica) sebagai ramuan obat tradisional diantaranya sebagai obat kanker dan mengobati radang. Beberapa penelitian membuktikan bahwa akar tumbuhan tunjuk langit menunjukkan aktivitas antioksidan, antikaker, neoroprotektif dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek hipourikemia ekstrak etanol akar tunjuk langit terhadap kadar asam urat darah mencit yang diinduksi dengan jus hati ayam dibanding alopurinol. Penelitian ini menggunakan mencit putih jantan galur Swiss yang dibagi kedalam 10 kelompok (tiap kelompok 5 ekor) terdiri dari Kelompok I : Normal (CMC-Na 0,5% 10 mL/kg BB), Kelompok II : Kontrol negatif, Kelompok III-VI : Kontrol positif (alopurinol dengan dosis 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB) dan Kelompok VII-X : Ekstrak etanol dengan dosis  20, 40, 80, dan 160  mg/kg BB.  Perlakuan terhadap hewan percobaan adalah selama 30 hari. Hewan uji diukur kadar asam urat serumnya pada hari ke-0 kemudian diberi jus hati ayam 25 ml/kg BB dua kali sehari ditambah  melinjo (2g/kg BB perhari)  dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke 30. Pada hari ke-10 dan 15 kadar asam urat hewan uji diukur. Pada hari ke-15 sampai hari ke-30 dimulai pemberian sediaan uji per oral masing-masing dosis dengan tetap diberikan jus hati ayam. Kadar asam urat hewan uji diukur  pada hari ke 20, 25 dan 30. Kemudian dihitung persentase penurunan kadar asam uratnya. Hasil uji secara in vivo menunjukkan   ekstrak   etanol   akar   tunjuk   langit dosis 80 mg/kg BB memiliki potensi 91,95% dibanding alopurinol dosis 20 mg/kg BB dan ekstrak etanol dosis 160 mg/kg BB memiliki potensi 91.77%  dibanding alopurinol dosis 40 mg/kgBB. Berdasarkan hubungan persen efek hipourikemia terhadap konsentrasi  ekstrak aktif maka nilai ED50 ekstrak aktif adalah 135,76  mg/kg BB.
HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK DENGAN EFEK SAMPING EKSTRAPIRAMIDAL PASIEN SKIZOFRENIA novita, rennie puspa; Amriani, Annisa; Fitrya, Fitrya; Fandinata, Selly Septi; Luthfiah, Annisa
MESINA (Medical Scientific Journal) Vol 4, No 1 (2023): Medical Scientific Journal (MESINA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/msj.v4i1.7030

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan kesulitan yang dialami pasien untuk membedakan antara hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti halusinasi dan delusi. Antipsikotik digunakan untuk menangani skizofrenia. Salah satu efek samping terapi antipsikotik yang paling umum adalah gejala ekstrapiramidal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati pola penggunaan antipsikotik dan menentukan hubungan antara penggunaan antipsikotik dan jumlah efek samping ekstrapiramidal yang terjadi di ruang rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang dari Oktober 2021 hingga Oktober 2022. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel purposive digunakan untuk mengumpulkan data secara retrospektif. Sebanyak 103 sampel berupa rekam medis pasien skizofrenia memenuhi kriteria inklusi. Menurut pola penggunaan antipsikotik, penggunaan antipsikotik kombinasi lebih banyak (64%) daripada antipsikotik tunggal. Efek samping ekstrapiramidal paling sering terjadi dengan kombinasi haloperidol-risperidone (6,8%), dan dengan risperidone sebagai terapi tunggal, yang paling sering terjadi. Hipersalivasi adalah efek samping paling umum dari sindrom ekstrapiramidal (34,3%). Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p = 0,022, yang menunjukkan bahwa p < 0,05. Efek samping sindrom ekstrapiramidal dapat dipengaruhi oleh penggunaan antipsikotik, baik secara tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. 
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Muharni, Muharni; Fitrya, Fitrya; Farida, Sofa
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 7, NOMOR 2, AGUSTUS 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v7i2.3493

Abstract

Musi tribe community used medicinal plants generally based on cultural heritage. Unproper use of medicinal plants unproperly cause the drug does not work effectively. Ten medicinal plants were selected for antibacterial activity tested using disc diffusion method against two testb bacteria i.e Escherichia coli (E. coli) and Staphylococcus aureus(S. aureus) at concentrations of 125, 250, 500, and 1000 μg/mL. Minimum inhibitory concentration (MIC) were determined for the active extract which still gives antibacterial activity using well method. The result showed only three test extracts, i.e Coleus scutellarioides, Blumea balsamifera and Lantana camara gave inhibition zone diameter of 11-20 mm against E. coli. Meanwhile, four extracts i.e Coleus scutellarioides, Blumea balsamifera, Dillenia alata and Dimocarpus melayensis gave inhibition zone diameter of 11-20 mm against S. aureus. Determination of MIC values for Coleus scutellarioides and Blumea balsamifera extracts gave the same MIC value of 125 μg/mL for both test bacteria. Meanwhile, Lantana camara gave MIC value of 250 ug/mL for E. coli. Dillenia alata and Dimocarpus melayensis also provide MIC value of 125 ug/mL againts E. Coli. It was found that there were five active extracts among ten extracts tested. Two extracts which active against both test bacteria were Coleus scutellarioides and Blumea balsamifera. One extract, Lantana camara only active against E. coli and the two others Dillenia alata and Dimocarpus melayensis were active against S. auerus.
Efektivitas Ekstrak Etanol Polong Petai [Parkia speciosa Hassk.] sebagai Anti Ulcer Pada Tikus Wistar yang Diinduksi Etanol Absolut Fitrya, Fitrya; Amriani, Annisa; Novita, Rennie Puspa; Ahmadi, Adik; Nabilah, Rizka
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 9 No 1 (2022): J Sains Farm Klin 9(1), April 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.1.64-70.2022

Abstract

Tanaman Petai [Parkia speciosa] adalah tumbuhan yang telah lama dibudidayakan di Indonesia. Masyarakat biasa menggunakan biji petai untuk dikonsumsi sebagai lalapan sedangkan polong petai dianggap sebagai limbah. Polong P. speciosa mengandung senyawa fenolik dengan berbagai aktivitas farmakologis, diantaranya antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol polong  P. speciosa sebagai agen anti ulcer pada hewan yang diinduksi acute peptic ulcer dengan etanol absolut. Efek antiulcer ekstrak [dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB] dievaluasi melalui indeks ulcer, sifat fisika kimia cairan lambung dan analisis histopatologi.  Hasil studi menunjukkan ekstrak polong P. speciosa mampu menurunkan indeks ulcer, volume cairan lambung, keasaman total dan meningkatkan pH tidak berbeda siginifikan dengan omeprazol [p>0.05]. Analisis fotomikrograf menunjukkan  perbaikan struktur membran mukosa pada hewan yang ditreatmen ekstrak. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak P. speciosa berpotensi sebagai agen anti ulcer. 
INOVASI MP-ASI DENGAN PEMANFAATAN DAUN KELOR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MAKRO DAN MIKRO NUTRIEN SEBAGAI UPAYA MENCEGAH STUNTING DI DESA TANJUNG PERING Fitrya, Fitrya; Miksusanti, Miksusanti; Yusup Nur Khakim, Mokhamad; Muharni, Muharni; Harmida, Harmida
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4936-4944

Abstract

Stunting telah menjadi isu kesehatan nasional karena Indonesia merupakan negara dengan kejadian stunting tertinggi ketiga di dunia. Ogan Ilir adalah salah satu kabupaten di Sumatera Selatan yang angka prevalensi stunting-nya di atas nasional, yakni 24,9 persen. Data kementrian kesehatan melaporkan bahwa  40% anak usia 6-24 bulan tidak diberi makanan yang beragam dan 28% tidak mendapat frekwensi makan yang cukup mengakibatkan tingginya angka stunting. Salah satu sasaran prioritas program percepatan pencegahan stunting adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas dan tepat. Pemberian makanan pendamping ASI bertujuan melengkapi pemberian ASI dan untuk membiasakan pola makan yang sehat dan memastikan anak-anak tidak mengalami penyakit tidak menular dikemudian hari. Tanaman kelor merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi permasalahan ketidak-seimbangan nutrisi yang dihadapi. Daun kelor kaya akan mineral seperti kalsium, potasium, zinc, magnesium, besi, dan tembaga. Vitamin seperti beta-karoten dari vitamin A, D, E dan vitamin B, vitamin C, dan juga flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Kegiatan edukasi telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 September 2024, bertepatan dengan kegiatan Pos Yandu di desa Tanjung Pering. Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta terdiri dari ibu hamil, ibu muda yang memiliki balita dan kader Posyandu. Pada kegiatan ini diajarkan tentang inovasi cara membuat makanan pendamping ASI dengan memanfaatkan daun kelor yang kaya kandungan gizi dan mineral. Kegiatan ini diharapkan dapat mencegah stunting di lingkungan keluarga dan menjadi motor penggerak penurunan angka stunting di daerah Ogan Ilir. Kegiatan ini bermanfaat menambahkan pengetahuan masyarakat tentang manfat daun kelor sebagai MPASI dan mencegah stunting.
Analgesic Effect of Ethanol Extract of Dillenia ochreata (Miq.) Teijsm. & Binn. Ex Martelli in Wistar Rats Yohandini, Heni; Ghaniya, Fahdelaa; Muharni, Muharni; Fitrya, Fitrya
Chempublish Journal Vol. 9 No. 1 (2025): Chempublish Journal
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/chp.v9i1.43080

Abstract

Dillenia ochreata is a traditional medicine used to treat wounds and scabies. In wound healing, one of the treatments is to reduce pain (analgesic). Some compounds of triterpenoid groups have been known to be active as analgesic compounds. The leaf of D. ochrea was reported to contain secondary metabolites triterpenoid centulic acid and 3β-glucopyranosyl-lup-20(29)-en-28 oat. This study aimed to evaluate the analgesic activity and standardization of the ethanol extract of D. ochreata leaf and determine the mechanism of action. Analgesic activity was determined by a hot plate method and formalin test, and the mechanism of action was through muscarinic, dopamine, and opiate receptors, standardization of extract using the method issued by the Indonesian Ministry of Health.  The ethanol extract of D. ochreata leaf at a 400 mg/kg bw dose has higher analgesic activity (24.85%) than the positive control (18.32%).  Statistical analysis showed a significant difference in analgesic activity percentage between the positive group and those with a 400 mg/kg bw group dose. The 400 mg/kg bw dose also showed a significant difference (p<0.05) between neurogenic pain (46.92%) and inflammation (61.19%) in the formalin test caused by opioid receptors. The evaluation of the analgesic mechanism showed the ethanol extract of D. ochreata leaf works through opioid receptors. The extract meets the requirements of the standard parameters.  The leaf extract of D. ochreata can be developed as an anti-analgesic from natural medicine.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA TANJUNG PERING MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN MASKER MALAM BERBAHAN ALAMI Apriani, Elsa Fitria; Ahmadi, Adik; Hardestyariki, Dwi; Alawiyah, Kamila; Amriani, Annisa; Fitrya, Fitrya; Novita, Rennie Puspa; Agustiarini, Vitri; Dwijayantie, Rinti
Jurnal Lentera Nusantara Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Pelita Sriwijaya
Publisher : Asosiasi Peneliti Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51630/jps.v4i1.142

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Tanjung Pering dari September 2023 hingga Januari 2024, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti wortel, minyak zaitun, dan lidah buaya, untuk pembuatan masker malam sebagai produk kosmetik alami yang aman. Melibatkan 30 peserta, kegiatan ini diawali dengan kajian literatur terkait manfaat bahan-bahan tersebut yang kemudian disampaikan dalam bentuk edukasi dan pelatihan praktis. Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 38,8%, mengindikasikan bahwa kegiatan ini berhasil memperdalam pengetahuan dan keterampilan peserta. Selain itu, program ini juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan produk kosmetik yang aman, terutama yang berbahan dasar alami. Dengan pengetahuan baru ini, peserta tidak hanya mampu membuat masker malam untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga berpotensi mengembangkannya menjadi usaha kecil yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Keberhasilan kegiatan ini menekankan pentingnya edukasi praktis yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat dan potensi besar pemberdayaan komunitas lokal.
PENGGUNAAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) UNTUK PENGOBATAN DIABETES Yohandini, Heni; Fitrya, Fitrya; Elfita, Elfita; Maryadi, Maryadi; Muharni, Muharni
Jurnal Pepadu Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Pepadu
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i1.3957

Abstract

Diabetes is a disease that is often found in society. Various treatment methods are offered for healing, ranging from medical treatment to non-medical treatment using herbal medicines. Various complications can occur due to diabetes, including decreased kidney function, nerve damage, blindness, and even amputation. Considering the dangers of diabetes, the use of Moringa leaves has been introduced to the community in Indralaya Mulya Village to lower blood sugar levels. The step of activity include education on the use of Moringa leaves to lower blood sugar levels, introduction to various dosage forms of Moringa leaves and checking the blood sugar levels of participants. The results of this activity show that people tend to understand diabetes and the impacts it causes, so they have a great desire to avoid diabetes. People are know various traditional medicinal plants, especially Moringa oleifera leaves and various dosage forms that can be used to maintain blood sugar levels. The results of checking blood sugar levels showed that of the 20 participants examined, only one person had blood sugar levels above normal. Based on these activities, it was concluded that the people of Indralaya Mulya have a great desire to maintain health by using medicinal plants.
Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Paronema canescens Jack.) Terhadap Tikus Putih Rattus noverticus (Wistar strain) Muharni, Muharni; Ferlinahayati, Ferlinahayati; Fitrya, Fitrya; Eliza, Eliza; Yohandini, Heni; Cenora, Cindy
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 2 (2023): J Sains Farm Klin 10(2), Agustus 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.2.211-217.2023

Abstract

Tumbuhan sungkai (Paronema canescens Jack)  merupakan salah satu tumbuhan obat tradisional yang telah digunakan  untuk pengobatan berbagai penyakit.  Penggunaan suatu tumbuhan obat harus teruji keamanannya, terutama untuk penggunaan jangka panjang.  Pada penelitian ini telah dilakukan uji  toksisitas subkronis ekstrak etanol  daun P. canescens menggunakan  30 ekor tikus  putih jantan Rattus noverticus (Wistar strain), Penelitian ini menggunakan 5 kelompok hewan terdiri dari kelompok kontrol, kelompok perlakuan dosis 100, 200, 400, dan 800 mg/kg berat badan (bb) . Percobaan  dilakukan selama 28 hari. Parameter yang diamati meliputi hematologi darah, biokimia darah, makroskopik organ, berat organ relatif dan histopatologi organ hati dan ginjal. Hasil pengukuran menunjukkan  tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan untuk semua parameter hematologi maupun biokimia darah.  Analisa histopatologi juga menunjukkan tidak terdapat gejala kerusakan pada organ hati dan ginjal.  Hal ini mengindikasikan ekstrak daun sungkai tidak memberikan efek toksik pada hewan uji.