Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Inhibitor CARDS Toxin sebagai Pengobatan Pnemonia pada Biji Jintan Hitam (Nigella sativa): CARDS Toxin Inhibitor as Pnemonia Treatment in Black Cumin Seed (Nigella sativa) Anwar, La Ode Muhammad; Pramestyani, Embriana Dinar; Adiwisastra, Nuzul Gyanata; Muslih, Hamdan Faisal; Romli, Cindy Junita; Jannah, Zam Zam Zainatul; Harahap, Kurnia Pebriyanti; Okhanza, Awanda Pramudita; Lestari, Sri
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 7 No. 3 (2025): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v7i3.2459

Abstract

CARDS toxin is a protein component that triggers pnemonia. The purpose of this research is to find out what compounds can inhibit CARDS toxin in black cumin seed compounds. CARDS toxin was downloaded on the PDB site with the code 4TLW. The control used is hydroxychloroquine compound. The docking results showed inhibition of CARDS toxin, namely quercetin 3-(6''''-feruloylglucosyl)-(1->2)-galactosyl-(1->2)-glucoside (-16.4 kcal/mol), gramisterol (-10.0 kcal/mol), taraxerol (-9.6 kcal/mol) and quercetin (-9.0 kcal/mol) compared to the control. SwissADME pharmacokinetic values showed that the compounds were lipophilic, namely gramisterol and taraxerol. Absorption values showed that only quercetin 3-(6''''-feruloylglucosyl)-(1->2)-galactosyl-(1->2)-glucoside and quercetin compounds had high absorption values while other compounds were still very low. Only quercetin compound inhibited CYP1A2. Bioavailability values of all compounds were more than 10%. All plant compounds are possible to be synthesized (range score 1-10). Keywords:          CARDS Toxin, Pnemonia, Mycoplasma pneumoniae   Abstrak CARDS toxin merupakan kompenen protein pencetus penyakit pnemonia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa apa saja yang mampu menghambat CARDS toxin pada senyawa biji jintan hitam. CARDS toxin diunduh pada situs PDB dengan kode 4TLW. Kontrol yang digunakan adalah senyawa hydroxychloroquine. Hasil docking menunjukan terdapat penghambatan CARDS toxin yaitu quercetin 3-(6''''-feruloylglucosyl)-(1->2)-galactosyl-(1->2)-glucoside (-16.4 kcal/mol), gramisterol (-10.0 kcal/mol), taraxerol (-9.6 kcal/mol) dan quercetin (-9.0 kcal/mol) dibanding dengan kontrol. Nilai farmakokinenik SwissADME menunjukan senyawa bersifat lipofilik yaitu gramisterol dan taraxerol. Nilai absorbsi menunjukan hanya senyawa quercetin 3-(6''''-feruloylglucosyl)-(1->2)-galactosyl-(1->2)-glucoside dan quercetin memiliki nilai absorbsi yang tinggi sedanggkan senyawa lain masih sangat rendah. Hanya senyawa quercetin yang menghambat CYP1A2. Nilai bioavabilitas semua senyawa lebih dari 10%. Semua senyawa tanaman memungkinkan untuk dapat disintesis (range score 1-10). Kata Kunci:         CARDS Toxin, Pnemonia, Mycoplasma pneumoniae
Studi Farmakokinetik dan Toksisitas Senyawa Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Anwar, La Ode Muhammad; Anugrah, Anas Kiki; Pramestyani, Embriana Dinar; Harahap, Kurnia Pebriyanti; Rohmah, Hajar Nur Fathur; Widyawati, Audrie Agustini; Koniasari, Koniasari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.661

Abstract

Studi farmakokinetik dan toksisitas merupakan salah satu parameter dalam pengembangan obat. Parameter farmakokinetik meliputi nilai absorbs, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat sedangkan nilai toksisitas merupakan factor keamanan pada suatu komponen senyawa atau sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat nilai farmakokinetik dan toksisitas pada tanaman jintan hitam (Nigella sativa). Database senyawa diperoleh pada situs Take out "JAMU" of KNApSAcK dan dianalsis kode SMILES pada platfrom PubChem. Selanjutnya dilakukan analisis farmakokinetik dan toksisitas menggunakan situs pkCSM kemudian dievaluasi menggunakan kaidah aturan Lipinski. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 26 senyawa metabolit. Nilai absorbsi pada intestinal menunjukan semua senyawa terabsorbsi menyeluruh, sedangkan 4 senyawa terabsorbsi pada P-glycoprotein. Terdapat 24 senyawa yang tidak dapat menembus Blood-Brain Barrier (BBB) dan 10 senyawa tidak mampu menembus SSP. Semua senyawa bukan menjadi substrat CYP2D6 dan 9 senyawa yang menjadi substrat CYP3A4. Nilai total clearance antara -0.016 sampai 1.991 dengan 1 senyawa yang menjadi substrat OCT2. Uji toksisitas menunjukan terdapat 8 senyawa mutagenic dan 5 senyawa bersifat hepatotoksik. Evaluasi menggunakan aturan Lipinski terdapat 10 senyawa yang memenuhi syarat. Dapat disimpulkan bahwa, 10 senyawa yang terdapat pada biji jintan hitam memenuhi syarat dalam pengembangan obat baru.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Kampung Sempuh, Desa Pasir Gombong Muhammad Anwar, La Ode; Pramestyani, Embriana Dinar; Tamba, Cicih Paulina; Nasution, Nur Aisah; Hikmah, Nurul; Romadhona, Pipit; Ardyanto, Riezky Wachyu; Istiqomah, Risky; Antasari, Serly Yuni; Utami, Sulistia Nur; Paulina, Yoan
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i1.387

Abstract

Tanaman obat keluarga merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan di masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan, serta penyuluhan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) di Kampung sempu, Desa Pasir Gombong, sehingga dapat digunakan dalam pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup di masyarakat. Hasil observasi menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat setempat terkait kesehatan masih rendah. Dilakukan penyuluhan langsung dan cek kesehatan dengan cara konseling door to door kepada masyarakat yang ada di Kampung Sempu. Kegiatan yang dilakukan yaitu cek kesehatan (cek tekanan darah, kadar gula darah, kadar asam urat) pada warga, pemberian edukasi tentang tanaman obat keluarga dengan alat bantu poster, serta pelatihan penanaman tanaman obat keluarga yang bisa ditanam di sekitar pekarangan rumah warga. Kegiatan ini merupkan salah satu langkah menuju desa mandiri.
Analisis & Pengembangan Strategi Pengawasan BPOM dalam Mengendalikan Peredaran Kosmetik Berbahaya Merkuri & Hidrokuinon Riyanto, Eka Ayu; Pramestyani, Embriana Dinar; Hashim, Salma Hilmy Rusydi; Ulfah, Ulyati
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 5 No. 1: Desember 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v5i1.12387

Abstract

Peredaran kosmetik yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri dan hidrokuinon masih menjadi masalah serius di Indonesia, terutama di era digital yang mempermudah distribusi produk ilegal secara luas dan anonim. BPOM memiliki peran penting dalam menjamin keamanan kosmetik, namun menghadapi tantangan berupa keterbatasan sumber daya, luasnya wilayah pengawasan, serta rendahnya literasi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengembangkan strategi pengawasan BPOM terhadap peredaran kosmetik berbahaya melalui pendekatan SWOT dan penentuan strategi prioritas menggunakan QSPM. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan dukungan analisis kuantitatif sederhana, berdasarkan data wawancara semi-terstruktur terhadap petugas BPOM dan pelaku usaha kosmetik. Hasil menunjukkan bahwa BPOM memiliki kekuatan pada kompetensi SDM, dukungan regulasi, serta pemanfaatan sistem digital seperti SIPT dan EWAS. Analisis SWOT menempatkan BPOM pada kuadran I (strategi agresif) dengan koordinat (0,86; 0,64), sedangkan hasil QSPM menunjukkan tiga prioritas utama: kolaborasi dengan influencer (skor 13), pengembangan laboratorium forensik digital (skor 12,8), dan penerapan chatbot berbasis AI (skor 11,7). Penelitian ini menekankan pentingnya strategi pengawasan berbasis kolaborasi, teknologi, dan literasi publik sebagai langkah adaptif dan berkelanjutan untuk memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat.