Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik Face Scrub dari Sediaan Simplisia Rumput Laut Sargassum sp Nusaibah, Nusaibah; Cempaka, Cika Issabela; Abrian, Satriya; Susanti, Oktora; Andayani, Tri Rahayu
Majalah Farmasetika Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i1.49265

Abstract

Penggunaan antioksidan sintetik seperti BHA, BHT dan TBHQ dalam pembuatan kosmetik memiliki efek memicu pertumbuhan kanker. Oleh karena itu, diperlukan agen antioksidan alami yang aman digunakan untuk kulit. Sargassum sp. adalah alga coklat yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai agen antioksidan alami untuk pembuatan face scrub. Face scrub adalah salah satu jenis kosmetik yang memiliki fungsi mengangkat sel-sel mati sehingga kulit tidak terlihat kusam. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik dan pengaruh penambahan Sargassum sp. terhadap aktivitas antioksidan dan karakteristik face scrub. Formula yang digunakan yaitu F0 sebagai kontrol, F1 penambahan Sargassum sp. sebanyak 1%, F2 3% dan F3 5%. Pengujian yang dilakukan meliputi uji hedonik, antioksidan dengan metode FRAP, pH dan uji kelembapan. Analisis data hedonik dan kelembapan menggunakan uji Kruskal wallis dengan uji lanjut Mann Whitney-U dan pH menggunakan One way ANOVA dengan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Hasil uji penelitian menunjukkan F2 merupakan formulasi terbaik dengan Nilai IC50 sebesar 652,99 ppm, pH sebesar 6,42, kelembapan 64,66% dan uji hedonik disukai terutama parameter ketampakan dan tekstur. Penambahan Sargassum sp. terbukti dapat memengaruhi nilai antioksidan, hedonik, pH dan kelembapan produk face scrub.
PENGARUH SUHU EKSTRAKSI IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP KANDUNGAN ALBUMIN DAN TINGKAT KESUKAAN UNTUK MINUMAN KESEHATAN: The Effect of Extraction Temperature of Snakehead Fish (Channa Striata) on Albumin Concentration and Sensory Preference for Healthy Drinks Products Maulid, Deden Yusman; Syaban, Rafli; Abrian, Satriya; Pangestika, Widya; Siregar, Arpan Nasri; Arumsari, Kusuma; Nusaibah, Nusaibah; Andayani, Tri Rahayu; Herry, Herry; Yuniarti, Endah
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.2.2024.47024

Abstract

Snakehead (Channa striata) is widely found in open water such as rivers and swamps in Indonesia. Snakehead contains albumin which is useful for accelerating the wound healing process. The purpose of this study was to determine the best extraction temperature that can produce the highest albumin content and is preffered by panelist when applied to healthy drinks. This study consisted of three treatments, namely the extraction temperature of 60°C, 70°C, and 80°C. The parameters observed were the yield of snakehead extract, protein content of snakehead, albumin content, and the level of preference (Hedonic). The yield of snakehead extract refers to the method developed by Asikin, 2017. Protein content was tested using the Kjeldahl method, albumin content was tested using the BCG (Brom Cresil Green) method. The preference level test was based on the method developed by Rahayu (2017). The highest yield of snakehead extract was obtained at a temperature of 80°C, namely 54,6%. The highest protein content was found in the 60°C temperature treatment, which was 3,62%. The highest albumin content was found at 80°C temperature treatment, which was 0,04 g/dl. The results of the hedonic test show that there is no difference sgnificantly between treatments with the limit value is still preferred (5). Keyword:     albumin, snakehead, healthy drinks, sensory   Ikan gabus (Channa striata) banyak terdapat di perairan terbuka seperti sungai dan rawa yang ada di Indonesia. ikan gabus memiliki kandungan albumin yang bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan suhu ekstraksi terbaik yang dapat menghasilkan kandungan albumin yang paling tinggi serta disukai oleh panelis ketika diaplikasikan ke minuman kesehatan. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan yaitu suhu ekstraksi 60°C; 70°C; dan 80°C. Parameter yang diamati adalah rendemen ekstrak ikan gabus, kandungan protein ikan gabus, kandungan albumin, serta tingkat kesukaan (Hedonik). Rendemen ekstrak ikan gabus mengacu kepada metode yang dikembangkan Asikin, 2017. Kandungan protein di uji menggunakan metode Kjeldahl, kandungan albumin di uji dengan metode BCG (Brom Cresil Green), uji tingkat kesukaan mengacu kepada metode yang dikembangkan Rahayu (2017). Hasil rendemen ekstrak ikan gabus tertinggi didapatkan pada suhu 80°C yaitu 54,6%. Kandungan protein tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 60°C yaitu 3,62%. Kandungan albumin tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 80°C yaitu 0,04 g/dl. Hasil uji hedonik terhadap minuman kesehatan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan dengan batasan nilai masih disukai (5). Kata kunci:       ekstrak albumin, ikan gabus, minuman kesehatan, sensori
Pengaruh penambahan tepung Sargassum sp. dan Ulva lactuca terhadap penerimaan dan nilai gizi kue kastengel: Effect of adding Sargassum sp. and Ulva lactuca flour on the acceptance and nutritional value of kaasstengels cookies Nusaibah, Nusaibah; Rhamadani , Thia Jenika; Arumsari, Kusuma; Siregar, Arpan Nasri; Andayani, Tri Rahayu; Maulid, Deden Yusman; Pangestika, Widya
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 6 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(6)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i6.53338

Abstract

Rumput laut Sargassum sp. dan Ulva lactuca dikenal memiliki kadar serat pangan yang cukup tinggi. Serat pangan tersebut dapat menyehatkan saluran pencernaan serta membantu mengenyangkan dalam waktu lama. Kue kering kastengel merupakan salah satu camilan yang tinggi kalori sehingga diperlukan tambahan dari bahan lain yang dapat meningkatkan nilai gizinya terutama serat pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi terbaik penambahan tepung rumput laut Sargassum sp. dan U. lactuca pada kue kering kastengel berdasarkan tingkat kesukaan, nilai gizi proksimat, dan predictive dietary fiber. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, yaitu P0 sebagai kontrol (tanpa penambahan tepung Sargassum sp. dan U. lactuca), P1 dengan penambahan tepung Sargassum sp. 1,13%, P2 dengan penambahan tepung U. lactuca 1,13% dan P3 dengan penambahan kombinasi tepung Sargassum sp. dan U. lactuca masing-masing sebanyak 0,56%. Parameter yang diuji meliputi uji hedonik, proksimat, dan predictive dietary fiber. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung Sargassum sp. dan U. lactuca berpengaruh terhadap tingkat kesukaan, nilai proksimat, serta predictive dietary fiber kastengel. Formulasi terbaik pada perlakuan P2 dengan nilai proksimat kadar abu 2,51±0,03%bk, lemak 34,29±0,34%bk, protein 5,89±0,32%bk, karbohidrat 57,31±0,01%bk, predictive dietary fiber 1,65% b/b, serta disukai oleh panelis pada seluruh parameter. Penambahan tepung rumput laut dapat meningkatkan kadar abu, protein dan predictive dietary fiber, namun dapat menurunkan tingkat kesukaan terhadap kue kastengel.
PELATIHAN PEMBUATAN STEAK IKAN NILA DI DESA CINTAKARYA, KABUPATEN PANGANDARAN Pangestika, Widya; Nusaibah, Nusaibah; Arumsari, Kusuma; Maulid, Deden Yusman; Siregar, Arpan Nasri; Andayani, Tri Rahayu
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3756

Abstract

Desa Cintakarya yang terletak pada Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, merupakan desa yang dikenal dengan desa budidaya ikan nila. Banyaknya bahan baku ikan nila hasil budidaya di desa ini menumbuhkan semangat masyarakat sekitar untuk terus berinovasi dalam melakukan pengolahan pasca panen untuk memperpanjang masa simpan produk perikanan ini. Selama ini, masyarakat di Desa Cintakarya hanya mengolah ikan nila dengan cara dibakar saja. Padahal, masih banyak jenis olahan diversifikasi produk perikanan lainnya yang dapat dihasilkan untuk membuka peluang usaha baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat pada desa tersebut. Salah satu jenis produk olahan perikanan yang inovatif dan mampu mendorong penjualan produk hasil pengolahan pasca panen adalah steak ikan nila. Steak ikan nila merupakan hasil pengembangan produk berbahan baku ikan nila dengan rasio penggunaan ikan nila terhadap tepung tapioka adalah 6,67:1. Pelatihan yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Juni 2023 di Blok Nyalindung, Desa Cintakarya ini dihadiri oleh 10 orang ibu PKK. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah praktik langsung. Steak ikan nila diolah dengan cara mencetak adonan bakso ke dalam bentuk steak, kemudian dipanggang di atas pemanggang hingga berwarna kecoklatan. Selain pengolahan, masyarakat juga diberikan pendampingan dalam mengemas produk. Produk dapat dikemas menggunakan kemasan thinwall agar lebih menarik perhatian dan meningkatkan daya jual. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada Masyarakat Desa Cintakarya terkait salah satu jenis produk diversifikasi olahan hasil perikanan agar pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah ikan nila ke dalam bentuk steak ikan dan cara pengemasannya dapat meningkat.
PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN SCALLOP DI PT. INDO LAUTAN MAKMUR, SIDOARJO, JAWA TIMUR Pangestika, Widya; Sivana, Siska; Widianto, David Indra; Maulid, Deden Yusman; Siregar, Arpan Nasri; Andayani, Tri Rahayu
MARLIN Vol 6, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V6.I2.2025.%p

Abstract

Good manufacturing practices (GMP) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan. GMP memiliki tujuan khusus yaitu untuk memberikan beberapa prinsip dasar yang penting dalam produksi makanan, mulai dari bahan baku hingga sampai konsumen akhir, untuk menjamin bahwa makanan yang diproduksi aman dan layak untuk dikomsumsi oleh manusia, mengarahkan industri agar memenuhi berbagai persyaratan produksi. Sanitation standard operating prosedure (SSOP) merupakan prosedur standar penerapan prinsip pengelolaan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan hygiene. Scallop merupakan salah satu produk vallue added yang diolah dari lumatan daging ikan yang disebut surimi dan bahan tambahan lainnya, berbentuk bulat dan pipih. Scallop merupakan salah satu produk frozen food yang digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan karena scallop adalah produk olahan setengah jadi yang sangat praktis untuk dikomsumsi. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan scallop  diantaranya adalah surimi, tepung tapioka, Isolate Soy Protein (ISP), tepung telur, mentega, minyak wijen, minyak sawit, bawang daun, bawang bombai. Proses pengolahan scallop adalah penerimaan bahan baku surimi, pencampuran, pencetakan dan perebusan I, perebusan II, perendaman, pemotongan, pembekuan mesin IQF, pengemasan I, pengecekan serpihan logam, pengemasan II, penyimpanan, distribusi. Mesin dan peralatan yang digunakan adalah troli pengangkut bahan baku dan produk jadi, keranjang berlubang, silent cutter, IQF, keranjang tidak berlubang, timbangan duduk, mesin sealer, mesin potong scallop, cold storage, hand palet, meat ball, dan conveyor.