Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Proximate and Organoleptic Analysis of Crackers With The Addition of Tuna Fish Bone Meal (Thunnus sp) Nusaibah, Nusaibah; Hutabarat, Zulhasbi; Widianto, David Indra; Abrian, Satriya; Maulid, Deden Yusman; Pangestika, Widya; Arumsari, Kusuma
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 14 No. 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.015 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.790

Abstract

Solid waste from the tuna fish processing industry produces a very abundant amount of waste and has not been utilized properly, even though one type of waste, namely fish bones, has high proximate nutritional content. Tuna fish bone meal is one of the uses fish bone waste treatment which is suitable as additional ingredient for making crackers to add proximate value to the product. Therefore, a study was conducted to determine the proximate and organoleptic content of crackers with the addition of tuna fish bone meal. From this study, the highest organoleptic (hedonic) test results were obtained in the addition of 5% tuna fish bone meal, then proximate test was carried out with a water content value of 7.89%, ash content 23.26%, fat content 5.21%, carbohydrate content is 58.4% and protein content is 5.24%. While the crackers without the addition of tuna bone meal had a water content of 7.40%, ash content of 14.06%, fat content of 4.21%, carbohydrate content of 70.86% and protein content of 3.47%. These results indicate that the proximate content, especially protein, fat and mineral content in the crackers with the addition of tuna is higher than the crackers without the addition of tuna bone meal.
Protein Content and Physical Characteristics of Chocolate Coated Manyung Fishtick (Arius thalassinus) Abrian, Satriya; Widianto, David Indra; Iskandar, Amri; Pangestika, Widya; Maulid, Deden Yusman; Nusaibah, Nusaibah; Arumsari, Kusuma
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 14 No. 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.274 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.857

Abstract

Catfish (Arius thalassinus) is one of favourite consumed fish in pangandaran. It is widely used as a raw material for jambal roti salted fish. Apart from being used as salted fish, Catfish can also be processed into Fishstick which are rich in protein. The purpose of this reaserach is to determine the protein content and physical characteristic of Chocolate Coated Manyung Fishtick. Catfish meat used in the manufacture of fishstick is 0 %, 20%, 30%, 40%. The Protein contents were analysed using Kjeldahl methode. The result showed that fishtick with 40% Catfish meat has the highest protein content of 3,89%. The addition of Catfish meat had a significant effect on the characteristics of organoleptic properties. Based on hedonic testing, fishtick with the concentration of 40% fish meat is a formulation with the best acceptance to an aroma value of 7,63, a taste of 7,43 and a color of 7,17 wich indicates the spesification of the average value. The result of self life test also showed that the fishtick with concentration of 30% fish meat is the most durable according to aroma, taste, and texture analysis.
PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN SCALLOP DI PT. INDO LAUTAN MAKMUR, SIDOARJO, JAWA TIMUR Pangestika, Widya; Sivana, Siska; Widianto, David Indra; Maulid, Deden Yusman; Siregar, Arpan Nasri; Andayani, Tri Rahayu
MARLIN Vol 6, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V6.I2.2025.%p

Abstract

Good manufacturing practices (GMP) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan. GMP memiliki tujuan khusus yaitu untuk memberikan beberapa prinsip dasar yang penting dalam produksi makanan, mulai dari bahan baku hingga sampai konsumen akhir, untuk menjamin bahwa makanan yang diproduksi aman dan layak untuk dikomsumsi oleh manusia, mengarahkan industri agar memenuhi berbagai persyaratan produksi. Sanitation standard operating prosedure (SSOP) merupakan prosedur standar penerapan prinsip pengelolaan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan hygiene. Scallop merupakan salah satu produk vallue added yang diolah dari lumatan daging ikan yang disebut surimi dan bahan tambahan lainnya, berbentuk bulat dan pipih. Scallop merupakan salah satu produk frozen food yang digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan karena scallop adalah produk olahan setengah jadi yang sangat praktis untuk dikomsumsi. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan scallop  diantaranya adalah surimi, tepung tapioka, Isolate Soy Protein (ISP), tepung telur, mentega, minyak wijen, minyak sawit, bawang daun, bawang bombai. Proses pengolahan scallop adalah penerimaan bahan baku surimi, pencampuran, pencetakan dan perebusan I, perebusan II, perendaman, pemotongan, pembekuan mesin IQF, pengemasan I, pengecekan serpihan logam, pengemasan II, penyimpanan, distribusi. Mesin dan peralatan yang digunakan adalah troli pengangkut bahan baku dan produk jadi, keranjang berlubang, silent cutter, IQF, keranjang tidak berlubang, timbangan duduk, mesin sealer, mesin potong scallop, cold storage, hand palet, meat ball, dan conveyor.
PROSES PENGOLAHAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) LOIN MASAK BEKU DI PT. X - JAKARTA UTARA Hutagalung, Anni Kholila; Handoko, Yudi Prasetyo; Yuliandri, Rahmat; Siregar, Arpan Nasri; Ginanjar, Martin Anjar; Widianto, David Indra
MARLIN Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.71-83

Abstract

Ikan cakalang merupakan jenis ikan pelagis yang banyak dijumpai di perairan Indonesia, selain menjadi bahan konsumsi cakalang juga merupakan komoditas ekspor. Kelemahan ikan cakalang termasuk jenis komoditas yang mudah rusak (perishable food) apabila penanganan atau pengolahannya tidak dilakukan secara tepat dan cermat. Oleh karena itu selama mungkin, salah satunya yaitu dengan menjadikannya loin masak beku, dengan pengolahan yang menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP). Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui alur proses, mutu bahan baku dan produk akhir, penerapan suhu, rendemen, produktivitas tenaga kerja, penerapan penilaian kelayakan dasar dan pengelolaan limbah yang dihasilkan. Metode pengambilan data yang dilakukan primer dan sekunder. Pengolahan cakalang masak beku terdiri 25 tahapan proses, mutu bahan baku dan produk telah memenuhi standar, penerapan suhu diterapkan dengan baik, rendemen sudah memenuhi standar, produktivitas telah memenuhi standar, kebersihan kesehatan karyawan belum terpenuhi, dan pengolahan limbah padat dan cair sudah dilaksanakan dengan baik. Pengolahan yang dilakukan di PT. X telah diterapkan dengan baik.Skipjack tuna is a pelagic fish species that is a food for consumption and an export commodity. Applying GMP and SSOP in processing frozen cooked skipjack tuna products is needed to produce the best possible product quality. This study aims to determine the process flow, quality of raw materials and final products, application of temperature, yield, labor productivity, application of basic feasibility assessment, and waste management. Data collection methods were carried out by observation, participation, and use of secondary data. The results of this study are frozen cooked skipjack tuna processing consists of 25 stages of the process, the quality of raw materials and products has met the standards, the application of temperature is well applied, the yield has met the standards,productivity has met the standards. Employee health hygiene clauses found major discrepancies. Solid and liquid waste management has been implemented properly
Hubungan Elemen Pemasaran Sosial GEMARIKAN dengan Perilaku Konsumsi Ikanpada Kelompok Penerima Manfaat di Kota Bogor Yudistira, Alvi Nur; Nurfitriana, Nia; Lita, Noor Pitto Sari Nio; Widianto, David Indra; Fatahuddin, Fatahuddin
Jurnal Penyuluhan Vol. 21 No. 02 (2025): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/21202561178

Abstract

Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil produksi perikanan terbesar keempat di Indonesia, namun konsumsi ikan per kapita di Kota Bogor masih rendah. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara pemasaran sosial GEMARIKAN di Kota Bogor dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada penerima manfaat GEMARIKAN di Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilaksanakan pada dua kelurahan yang menjadi lokus Kampanye GEMARIKAN di Kota Bogor pada Oktober 2024. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman rho dengan bantuan aplikasi IBM SPSS 22 pada α=0,05. Dari 100 orang responden yang diminta untuk mengisi kuesioner penelitian, terdapat 29 responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman rho, terdapat lima variabel yang berhubungan positif signifikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan, yakni frekuensi kampanye GEMARIKAN, dan paparan informasi bahwa ikan mengonsumsi ikan mampu mencegah stunting, jarak penjual ikan yang dekat dengan tempat tinggal responden, banyaknya bagian uang yang dikeluarkan untuk membeli ikan dan gaya hidup sebagai vegetarian. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan signifikan adalah persepsi tentang harga ikan, karakteristik individu, dan pendapatan keluarga.