p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sewagati
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi dan Pengendalian Potensi Bahaya K3 dan Ergonomi pada Proses Produksi Batik Ecoprint UMKM Omah Ecoprint Dewi, Ratna Sari; Rizkiyah, Ega; Istighfarin, Rahmatul; Widyaningrum, Retno; Sudiarno, Adithya; Rahman, Arief; Dewi, Dyah Santhi; Maryani, Anny; Amardhani, Athaa Faishal; Sholah, Adam Fajrus; Bimantara, Alvin; Cahyaningratri, Amina Jasmine; Putri, Malfa Liya; Devi, Priesta Mayestika Karunia; Ariyanto, Renaldi Jafras; Hikmah, Syafaqoh Mahdiyatul
Sewagati Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i3.915

Abstract

Industri batik ecoprint adalah salah satu sektor usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi, terutama karena penggunaan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan. Omah Ecoprint merupakan usaha kreatif Ibu PKK RW 4 Perumahan ITS yang berjalan hampir 3 tahun. Selama ini proses produksi dilakukan secara manual. Proses manual ini menyebabkan keluhan fisik yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini akan melakukan identifikasi potensi bahaya proses produksi batik ecoprint. Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bahaya ergonomi dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hasil identifikasi bahaya menunjukkan 21 bahaya yaitu 7 bahaya ergonomi, 6 bahaya K3, 5 bahaya kimia, 2 bahaya kebakaran dan 1 bahaya uap panas. Hasil penilaian risiko menunjukkan 14 medium risk dan 7 high risk. Aktivitas kerja yang memiliki risiko tinggi adalah penempatan corak ke kain, penggilingan kain dengan roller cor semen, penggulungan dan pengikatan kain, dan pengukusan kain. Tindakan kontrol mengikuti hirarki penanganan risiko dan diutamakan pada risiko tinggi. Rekomendasi yang diberikan adalah substitusi penggunaan bahan kimia yang ramah lingkungan, \textit{engineering} dengan desain meja kerja yang ergonomis, administrasi pembutan SOP pelaksanaan kerja dan APD menggunakan alat pelindung diri yang sesuai (masker, sarung tangan dan alas kaki).
Gerakan 1000 Sertifikat Halal untuk Mendukung Kewajiban Sertifikat Halal 2024 Rakhmawati, Nur Aini; Gunawan, Setiyo; Indraswari, Rarasmaya; Ulfin, Ita; Rahadiantino, Lienggar; Qadariyah, Lailatul; Muklason, Ahmad; Mashuri, Mashuri; Fabroyir, Hadziq; Putri, Malfa Liya; Eskalalita, Eskalalita
Sewagati Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i3.959

Abstract

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran kunci dalam kontribusi terhadap perekonomian negara. UMKM Indonesia menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional secara signifikan. Produk makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh umat Muslim harus memenuhi standar halal, sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini memunculkan pentingnya sertifikasi halal untuk UMKM di Indonesia. Kegiatan penyuluhan sertifikasi halal berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sambil memastikan kepatuhan terhadap prinsip kehalalan dalam produksi dan konsumsi produk. Gerakan 1000 Sertifikasi Halal ITS dilakukan melalui kegiatan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal; Pelatihan Kader Penggerak Halal UMKM; dan Pendaftaran Sertifikasi Halal UMKM. Merek UMKM yang paling banyak didapatkan sertifikasi adalah dapur, bakery, cookies, cake dan lain-lain. Produk UMKM yang banyak dilakukan sertifikasi halal ITS, seperti kue, keripik, kacang, roti, donat, jus, dan lain-lain. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman UMKM mengenai Kaidah Halal. Data nama pendamping paling banyak mampu mendampingi UMKM untuk mendapat sertifikasi halal adalah sebanyak 83 UMKM dengan 6 UMKM tiap bulannya, lalu 75 UMKM dengan 5 UMKM perbulannya, dan terbanyak ketiga dengan total 54 UMKM dengan 11 UMKM per bulannya.