Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBEDAAN PERSEPSI RISIKO DITINJAU DARI GENDER PADA KEGIATAN PENDAKIAN GUNUNG Rizkiyah, Ega; Susanto, Novie; WP, Susatyo Nugroho
Industrial Engineering Online Journal Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Oktober Tahun 2016
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.962 KB)

Abstract

Gunung bukan tempat yang dapat dikunjungi dengan mudah tanpa persiapan yang baik, karena dapat mempertaruhkan nyawa. Lebih dari 30% kematian yang berhubungan dengan gunung adalah pendakian gunung, dengan jumlah korban meninggal rata – rata 26 jiwa per tahun untuk rentang waktu 2003 hingga 2012. Kemungkinan untuk meninggal pada perempuan selama mendaki secara signifikan lebih kecil dari pada laki -  laki (3,5 kematian laki – laki selama 1 kematian perempuan). Muncul dugaan faktor gender berpengaruh terhadap persepsi risiko kegiatan pendakian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan persepsi risiko ditinjau dari gender dan memberikan rekomendasi dalam upaya mencegah kecelakaan. Hipotesis dari penelitian ini diolah menggunakan uji Kruskal-Wallis, dan penentuan rekomendasi menggunakan Metode Delphi. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi risiko perempuan lebih tinggi daripada laki - laki. Rekomendasi yang diberikan adalah menumbuhkan sikap mental positif, diperlihatkan tentang risiko yang ada di alam, melakukan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) untuk membangkitkan kesadaran akan keselamatan diri, mengikuti sekolah pendaki gunung, dan harus memiliki instruktur yang dapat memberikan pelajaran pada kegiatan outdoor.    AbstractMountain is not a place that can be visited easily without good preparation, because it can risk a life. More than 30% of deaths associated with the mountain is mountaineering, with the average death  is 26 deaths per year time span from 2003 to 2012. Chance of dying in women during the hike is significantly smaller than males (3.5 deaths male for 1 female deaths). Alleged gender factors influence the risk perception of the mountaineering activity. This study aimed to analyze the differences of risk perception based on gender and provide recommendations in effort to prevent accidents. The hypothesis of this study using the Kruskal-Wallis test, and a determination of recommendation using Delphi Method. Based on the results of the study, the risk perception of women is higher than men. The recommendation given to awareness of the risks in male mountaineer is develop a positive mental attitude, shown about the risks that exist in nature, do Cognitive Behaviour Therapy (CBT) to raise awareness of the safety of ownself, follow the climbing school, and must have instructors who can give lessons on outdoor activities.safety, following the mountaineer school, an must have instructors who can give lessons on outdoor activities. 
Identifikasi dan Pengendalian Potensi Bahaya K3 dan Ergonomi pada Proses Produksi Batik Ecoprint UMKM Omah Ecoprint Dewi, Ratna Sari; Rizkiyah, Ega; Istighfarin, Rahmatul; Widyaningrum, Retno; Sudiarno, Adithya; Rahman, Arief; Dewi, Dyah Santhi; Maryani, Anny; Amardhani, Athaa Faishal; Sholah, Adam Fajrus; Bimantara, Alvin; Cahyaningratri, Amina Jasmine; Putri, Malfa Liya; Devi, Priesta Mayestika Karunia; Ariyanto, Renaldi Jafras; Hikmah, Syafaqoh Mahdiyatul
Sewagati Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i3.915

Abstract

Industri batik ecoprint adalah salah satu sektor usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi, terutama karena penggunaan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan. Omah Ecoprint merupakan usaha kreatif Ibu PKK RW 4 Perumahan ITS yang berjalan hampir 3 tahun. Selama ini proses produksi dilakukan secara manual. Proses manual ini menyebabkan keluhan fisik yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini akan melakukan identifikasi potensi bahaya proses produksi batik ecoprint. Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bahaya ergonomi dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hasil identifikasi bahaya menunjukkan 21 bahaya yaitu 7 bahaya ergonomi, 6 bahaya K3, 5 bahaya kimia, 2 bahaya kebakaran dan 1 bahaya uap panas. Hasil penilaian risiko menunjukkan 14 medium risk dan 7 high risk. Aktivitas kerja yang memiliki risiko tinggi adalah penempatan corak ke kain, penggilingan kain dengan roller cor semen, penggulungan dan pengikatan kain, dan pengukusan kain. Tindakan kontrol mengikuti hirarki penanganan risiko dan diutamakan pada risiko tinggi. Rekomendasi yang diberikan adalah substitusi penggunaan bahan kimia yang ramah lingkungan, \textit{engineering} dengan desain meja kerja yang ergonomis, administrasi pembutan SOP pelaksanaan kerja dan APD menggunakan alat pelindung diri yang sesuai (masker, sarung tangan dan alas kaki).
PENURUNAN LEAD TIME PADA PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Supriyanto, Hari; Kusumawardani, Rindi; Rizkiyah, Ega; Anggraini Savitri, Niken
National Multidisciplinary Sciences Vol. 3 No. 1 (2024): PROCEEDING SEMAKIN E.1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leaf spring adalah salah satu komponen pada suspensi kendaraan. Beberapa permasalahan yang muncul pada proses produksinya adalah defect dan defect. Rata-rata defect per bulan pada produk spring mencapai lebih dari 6%. Angka ini tidak sesuai dengan target yang ditentukan perusahaan. Defect tidak sejalan dengan target perusahaan untuk mencapai zero complain customer. Defect dan defect menyebabkan tingkat kepercayaan konsumen berkurang, meningkatnya biaya dan menyebabkan turunnya profit perusahaan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi waste, menganalisis akar penyebab permasalahan pada proses produksi leaf spring, dan menurunkan lead time proses produksi, selanjutnya memberikan rekomendasi perbaikan. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari identifikasi kondisi iexisting serta identifikasi waste menggunakan value stream mapping, dan waste assessment model. Berdasarkan hasil waste assessment model, didapatkan 3 waste kritis yakni defect, inventory dan waiting. Selanjutnya dilakukan analisis akar permasalahan pada waste kritis dengan menggunakan Root Cause Analysis (RCA). Dari RCA dilanjutkan pada Failure Mode and Effect Analysis (FMEA); dengan memberi penilaian pada faktor severity, occurrence, dan detection diperoleh Risk Priority Number (RPN). Nilai RPN tertinggi diberikan rekomendasi perbaikan untuk dapat mengurangi terjadinya waste. Selanjutnya dilakukan evaluasi sehingga dihasilkan future state value stream mapping. Future state value stream mapping berkontribusi terhadap penurunan lead time sebesar 76.67 menit (8.50%) dan penurunan delay sebesar 235.02 menit (36.06%)
Penurunan Rework Product dengan Pendekatan Lean Six Sigma Hupriyanto, Hari -; Kusumawardani, Rindi; Rizkiyah, Ega
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 14, No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v14i1.11569

Abstract

Produk tangki adalah salah satu komponen dalam truk tangki secara keseluruhan. Dengan lead time yang semakin pendek; menuntut perusahaan untuk dapat menghasilkan produk dengan pengiriman yang tepat waktu. Sering terjadi proses produksi berhenti dan menyebabkan kerugian finansial yang tinggi, ini menunjukkan aktifitas yang bersifat non value added.  Aktifitas tersebut menyebabkan timbulnya losses. Diperlukan alat untuk menelusuri penyebab terjadinya waste atau losses pada aktivitas produksi dengan pendekatan lean six sigma. Tools yang dipakai untuk mengidentifikasi permasalahan adalah E-DOWNTIME waste, RCA (root cause Analisys) dan FMEA (Failure modes and effect analysis). Untuk itu diperlukan pengolahan sumber daya dan perusahaan selalu berupaya untuk melakukan perbaikan proses agar dapat berproduksi secara lebih efektif dan efisien melalui pendekatan Lean. Konsep ini dapat mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan atau kegiatan yang tidak bernilai tambah. Paper ini menyuguhkan kegiatan identifikasi aktivitas yang mengandung pemborosan (waste). Identifikasi dimulai dengan memetakan proses berdasarkan pada value stream mapping dan process activity mapping. Diperoleh hasil bahwa value added activity sebesar 24%, necessary but non value added activity yaitu 44% dan non value added activity sebesar 32%. Diperoleh tiga waste kritis yaitu waiting, defect dan excess processing waste. Nilai sigma awal pada defect waste yaitu sebesar 2,65; nilai sigma ini merupakan permasalahan. Rekomendasi perbaikan adalah pembmntukan tim dan pengawas SOP dan pengadaan pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja. Dengan penerapan alternatif solusi, terjadi kenaikan nilai sigma sebesar 3.25 dan terjadi pengurangan biaya sampai 34%.