Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KESIAPAN PUSKESMAS MENUJU BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER Herawati, Yennike Tri; Baroya, Ni’mal; Sandra, Christyana; Sulistiyani, Sulistiyani; Ramani, Andrei; Ningrum, Prehatin Trirahayu; Akbar, Kurnia Adriansyah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 18 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v18i1.31491

Abstract

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melaksanakannya kegiatan didasarkan pada prinsip-prinsip efisiensi dan produktivitas. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 suatu Unit Pelaksana Teknis Daerah dapat menerapkan BLUD apabila meyelenggarakan pelayanan umum baik sebagai penyediaan barang maupun jasa layanan umum kepada masyarakat terutama untuk penyedia pelayanan kesehatan. Unit – unit di bidang kesehatan yang dapat menerapkan BLUD diantaranya adalah puskesmas, rumah sakit, dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Penyelenggaraan BLUD di Puskesmas bertujuan untuk memberikan keleluasaan bagi pemberi pelayanan kesehatan dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di wilayah puskesmas. Akan tetapi untuk dapat menerapkan kebijakan BLUD tersebut puskesmas harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan baik itu persyaratan substantif, teknis, maupun administratif serta kesiapan struktur birokrasi, sumber daya organisasi, dan budaya organisasi. Analisis dilakukan terhadap 10 puskesmas terpilih di wilayah Kabupaten Jember yaitu Puskesmas Kaliwates, Ajung, Klatakan, Patrang, Sumberbaru, Lojejer, Kalisat, Silo 2, Sukowono, dan Sumberjambe. Hal ini dilakukan mengingat belum adanya puskesmas berstatus BLUD di wilayah tersebut. Mayoritas puskesmas sudah mendapatkan sosialisasi dan siap meningkatkan status mejadi BLUD namun perlu adanya dasar regulasi yang kuat, sumber pembiayaan dan melengkapi fasilitas dan sumber daya manusia terutama tenaga akuntan yang dibutuhkan untuk mendukung terbentuknya puskesmas BLUD. Puskesmas juga diharapkan melakukan survey kepuasan pelanggan sebagai salah satu indikator persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengajukan diri sebagai puskesmas BLUD
Collaborative Prenatal Class: Penguatan Birth Preparedness and Complication Readiness sebagai Upaya Pencegahan Kematian Ibu : Collaborative Prenatal Class: Strengthening Birth Preparedness and Complication Readiness as An Effort to Prevent Maternal Mortality Kusumawardani, Devi Arine; Baroya, Ni’mal; Permatasari, Elok
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Panti kabupaten Jember merupakan salah satu kecamatan dengan angka kematian ibu (AKI) tertinggi selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2018 -2021. Desa Suci merupakan salah salah wilayah di kecamatan Panti dengan karakteristik masyarakat heterogen dan berada di wilayah dataran tinggi Gunung Pasang dan termasuk dalam desa penyumbang angka kematian ibu(AKI) di wilayah kecamatan Panti. Adanya ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal, kurangnya dukungan suami dan keluarga selama kehamilan, angka komplikasi kehamilan yang tinggi sebesar 30% dari seluruh ibu hamil di desa Suci dan hambatan dalam melaksanakan rujukan berdampak terhadap kematian ibu yang berulang di desa Suci. Program birth preparedness and complication readiness tidak dilaksanakan secara optimal selama tahun 2019-2021, sehingga menghambat deteksi dini risiko komplikasi pada ibu hamil. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil, suami, keluarga, stakeholder   di desa Suci melalui Collaborative Prenatal Class. Solusi permasalahan mitra melalui Collaborative Prenatal Class melibatkan peran ibu hamil terutama ibu hamil, suami, keluarga, tenaga  kesehatan, kader, dan stakeholder. Collaborative Prenatal Class dilaksanakan melalui kegiatan prenatal education class, collaborative prenatal class, dan forum suami dan desa siaga. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta terkait BPCR dengan peningkatan hasil pre-test dan post-test 42,00% dan adequacy of performance kegiatan sebesar 92,01%.
Patompes Stunting: Pelatihan Kader Posyandu sebagai Upaya Menurunkan Angka Stunting di Desa Sumberjambe Kabupaten Jember Nurika, Globila; Adi, Dhuha Itsnanisa; Baroya, Ni’mal; Khinanti, Citra Anggun; Rahmaddani, Rafi Indra; Fatima, Riham; Listianingrum, Meyhilda Putri Dwi; Putri, Etania Febry Kirana; Qonitatillah, Qonitatillah; Astiningsih, Dwi Yuli; Naziha, Fikri; Rosydah, Shofiyah Nur; Putri, Aninda Dyah Hayu Pinasti; Sari, Novita; Rakhman, Fani Khairunnisa
UNEJ e-Proceeding 2023: Prosiding Kolokium Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: The focus on reducing stunting rates in Indonesia is accelerating, especially in Jember Regency, which has the highest stunting rate in East Java Province. Findings of anthropometric measurement errors on under-fives and toddlers carried out by posyandu cadres can impact stunting status determination errors. Therefore, the purpose of this community service activity is to increase the understanding and skills of posyandu cadres regarding the problem of stunting nutrition, anthropometric measurements with the main indicators measuring Body Length and Height, as well as filling out the Kartu Menuju Sehat and interpretation of stunting nutritional status. Method: This activity was carried out using lecture, discussion, demonstration, and practice methods with a target of 24 posyandu cadres. Evaluation of this activity was carried out using the pre-test and post-test methods, as well as observation. Educational media in the form of the PATOMPES STUNTING Pocket Book was used in this activity. Results: This activity was attended by 19 posyandu cadres with an adequacy performance value exceeding 75%. The first activity in the form of education using lecture and demonstration methods was carried out for 30 minutes and resulted in an increase in target knowledge of 11.05% based on pre-test and post-test evaluations. The second activity in the form of practicing anthropometric measurements and filling out the Kartu Menuju Sehat, also showed an increase in the skills of posyandu cadres. Conclusion: This community service activity was effective in understanding and skills of Posyandu cadres in Sumberpakem Village regarding stunting nutrition, anthropometric measurements with the main indicators measuring Body Length and Height, as well as filling out the Kartu Menuju Sehat and interpretation of stunting nutritional status.Keywords: anthropometric measurements of stunting, posyandu cadres, stunting education.
HUBUNGAN NORMA GENDER DENGAN PERILAKU SEKSUAL MAHASISWA Argadini, Dyandra Agnefa; Baroya, Ni’mal; Kusumawardani, Devi Arine
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44759

Abstract

Norma gender diyakini dapat memengaruhi individu dalam berperilaku. Adanya ketidakseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pandangan norma gender dapat menyebabkan inisiasi aktivitas seksual yang berisiko. Data SDKI 2017 menunjukkan bahwa kelompok usia 20-24 tahun memiliki persentase perilaku pacaran berisiko yang paling tinggi diantara kelompok usia lainnya. Hasil studi pendahuluan pada 112 mahasiswa jenjang sarjana di Universitas Jember menunjukkan bahwa terdapat indikasi sikap permisif terhadap aktivitas seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan norma gender dengan perilaku seksual pada mahasiswa di Universitas Jember. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 154 mahasiswa jenjang sarjana di Universitas Jember. Data dikumpulkan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner pada bulan Maret hingga Juni 2024. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan Spearman’s rank correlation dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki perspektif norma gender tradisional (76%) dan termasuk dalam kategori perilaku seksual yang berisiko berat (44%). Adapun hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara norma gender dengan perilaku seksual (p-value>0,05). Oleh karena itu, penting bagi Universitas Jember untuk memberikan edukasi yang komprehensif mengenai kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi bagi mahasiswanya.
GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERPADU DI PUSKESMAS KABAT KABUPATEN BANYUWANGI Wijayanti, Tri; Herawati, Yennike Tri; Baroya, Ni’mal
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 4 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i4.50739

Abstract

Permasalahan kematian ibu di Indonesia menjadi perhatian penting, khususnya di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur, khususnya di Kecamatan Kabat dengan 13 kematian ibu selama tahun 2019-2022. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa hal, kematian ibu dapat dicegah melalui deteksi dini kelainan pada kehamilan ibu melalui ANC Terpadu. Studi ini bertujuan untuk mengatasi AKI dengan berfokus pada layanan KIA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan ANC Terpadu di Puskesmas Kabat sebanyak 646 ibu hamil dengan sampel sebanyak 93 ibu hamil. Studi ini menemukan bahwa komponen input seperti sumber daya manusia dan kualitas layanan belum memenuhi target. Komunikasi, informasi, dan pendidikan belum efektif. Penelitian  juga menyoroti perlunya layanan KIA yang lebih baik, seperti menyediakan informasi KIA, membentuk kelompok kesejahteraan, dan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan KIA. Studi ini juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam layanan KIA dan perlunya penyebaran informasi KIA yang efektif.