Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE UNTUK SILVOFISHERY DI DESA PASAR RAWA KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Daulay, Aulia Putra; Sari, Ratna; Girsang, Sahat Raja Marigo
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i3.71506

Abstract

Silvofishery utilizes mangrove forests with fisheries that follow a mangrove management system to get maximum results from mangrove forests to reduce environmental impact. Based on this, it is necessary to analyze ecological conditions and the influence of physical and biological factors of waters on vegetation growth. This study examined the suitability of silvofishery based on four planting years, 2012, 2018, 2019, and 2020. Data collection was carried out using a 10x10 m plot to analyze vegetation and measure habitat characteristics such as physical factors (temperature, mud thickness), chemic factors (dissolved oxygen, salinity, acidity), and biological factors (plankton and nekton). All these data were compared with silvofishery table suitability standards to assess the feasibility of research sites for silvofishery. The influence of physical, chemic, and biological factors on mangrove life is analyzed with the Generalized Linear Model (GLM). The results obtained from this study found the presence of physical, chemic, and biological factors that affect mangrove growth. Factors affecting silvofishery suitability of four different growing years, such as vegetation density, dissolved oxygen, and amount of nekton are not recommended for silvofishery. Factors that affect mangrove life in the planting year 2012 are mud depth and salinity, planting year 2018 acidity degree, the planting year 2019 temperature, and planting year 2020 nekton factor. Keywords: management, mangrove forest, pasar rawa, silvofishery, village AbstrakSilvofishery memanfaatkan hutan mangrove dengan perikanan yang mengikuti sistem pengelolaan mangrove untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari hutan mangrove untuk mengurangi dampak lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis kondisi ekologi dan pengaruh faktor fisik dan biologik perairan terhadap pertumbuhan vegetasi. Kajian ini mengkaji kesesuaian silvofishery berdasarkan empat tahun tanam, 2012, 2018, 2019, dan 2020. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan petak ukur 10x10 m untuk menganalisis vegetasi dan mengukur ciri habitat seperti kondisi faktor fisik (suhu, ketebalan lumpur), faktor kemik (oksigen terlarut, salinitas, keasaman), dan faktor biologik (plankton dan nekton). Semua data tersebut dibandingkan dengan standar kesesuaian tabel silvofishery untuk menilai kelayakan lokasi penelitian untuk silvofishery. Pengaruh faktor fisik, kemik, dan biologik terhadap kehidupan mangrove dianalisis dengan Generalized Linear Model (GLM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan adanya faktor fisik, kemik, dan biologik yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove. Faktor yang mempengaruhi kesesuaian silvofishery dari empat tahun tanam berbeda, seperti kerapatan vegetasi, oksigen terlarut, dan jumlah nekton yang tidak direkomendasikan untuk silvofishery. Faktor yang mempengaruhi kehidupan mangrove pada tahun tanam 2012 adalah kedalaman lumpur dan salinitas, tahun tanam 2018 derajat keasaman, tahun tanam 2019 suhu dan tahun tanam 2020 faktor nekton.Kata kunci: manajemen, hutan mangrove, pasar rawa, silvofishery, desa 
PENGEMBANGAN USAHA PRODUK KERAJINAN PURUN DI DESA MEKAR JAYA KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA Sari, Ratna; Daulay, Aulia Putra; Has, Dini Hardiani
MINDA BAHARU Vol 8, No 1 (2024): Minda Baharu
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jmb.v8i1.6194

Abstract

Pemanfaatan hasil bukan kayu merupakan salah satu penggunaan hasil hutan yang tidak merusak lingkungan dan menjaga kelestarian dari hutan. Salah satu hasil hutan bukan kayu yaitu purun danau, Purun danau (Lepironia articulata) merupakan salah satu anggota teki-tekian yang umumnya dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang masyarakatnya telah memanfaatkan purun untuk kerajinan tangan berupa anyaman tikar, sendal, dan lain-lain. Kegiatan pengabdian ini bertujuan unutk membantu masyarakat dalam mengolah dan mengembangkan nilai produk olahan purun sebagai oleh-oleh. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini dimulai dari wawancara dan diskusi bersama pengrajin purun, kemudian tim PKM memberikan pelatihan kepada pengrajin dengan tujuan memberikan pengetahuan pengrajin dalam mengolah bahan baku menjadi sebuah produk jadi, dan tim PKM melakukan arahan kepada pengrajin terhadap tempat menjual produk olahan purun. Hasil yang diperoleh merupakan merupakan wawancara dari pengrajin berupa perolehan purun dari pihak ketiga serta pembuatan logo yang dibuat oleh tim PKM. Kemudian untuk produk olahan purun dapat dikembangkan memjadi beberapa produk lainnya berupa tas, sandal, topi, tas laptop, tali pinggang dan lain-lain. Produk yang sudah dibuat tim PKM mengarahkan penjualan produk pada platform e-commerce.
Penentuan Model Silvofishery Berkelanjutan sebagai Optimalisasi Rehabilitasi Mangrove dalam Meningkatkan Produktivitas Hasil Laut di Desa Nelayan Kecamatan Medan Belawan Daulay, Aulia Putra; Sari, Ratna; Simanjuntak, Tito Maranata; Sinulingga, Robinhot
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.7224

Abstract

Silvofishey merupakan perpaduan antara hutan mangrove dan perikanan dengan memperhatikan kelestarian hutan mangrove yang pengelolaannya akan berdampak positif bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan fungsi hutan tidak berjalan dengan baik, terutama sebagai jasa ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan model silvofishery yang tepat sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove agar pengelolaannya berkelanjutan. Desa Nelayan Seberang dipilih karena masyarakat dominan sebagai nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga hutan mangrove baru saja direhabilitasi sehingga perlu dikelola lebih baik dalam memperoleh hasil laut yang optimal. Penelitian dimulai dengan konsep dan model silvofishery melalui nelayan, masyarakat, dan pengelola lokal. Selanjutnya, pengamatan langsung dilakukan dalam mengumpulkan data tentang kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, keanekaragaman biota dan plankton. Terakhir, penentuan model silvofishery sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove dalam meningkatkan produktivitas hasil laut di Desa Nelayan Seberang menggunakan analisis kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, dan keanekaragaman spesies biota dan plankton. Hasil yang didapat dari penelitian yaitu kesesuaiaan lokasi penelitian untuk silvofishery, dan model silvofishery yang tepat pada lokasi penelitian ini untuk meningkatkan hasil produktivitas hasil tangkapan nelayan di Desa Nelayan Seberang.
Penyuluhan Manfaat Hutan Mangrove Terhadap Kesehatan Lingkungan Masyarakat Pesisir di Desa Nelayan Seberang Belawan Daulay, Aulia Putra; Ananda, Zhafran Fatih; Marpaung, Sutan Sahala Muda; Kadir, Mohamad Ikbal; Adlina, Min; Simanjuntak, Asnika Putri
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v6i1.5225

Abstract

Lingkungan hutan mangrove merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia terkhusunya bagi masyarakat pesisir. Desa Nelayan Seberang merupakan desa yang memiliki potensi yang sangat baik dalam kelestarian menjaga lingkungan. Kawasan hutan mangrove di desa tersebut berperan dalam mencukupi kebutuhan masyarakat pesisir. Kebutuhan masyarakat berupa mata pencaharian yang dominan sebagai nelayan, pemanfaatan ekonomi berupa hasil ikan yang meningkat. Banyaknya aktivitas masyarakat pesisir dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan bagi hutan mangrove di desa tersebut. Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pesisir Desa Nelayan Seberang tentang manfaat hutan mangrove sebagai pembangunan berkelanjutan, dan peran hutan mangrove bagi masyarakat pesisir. Kegiatan ini dilakukan di Desa Nelayan Seberang Belawan yang dihadiri oleh kelompok nelayan dan masyarakat desa. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meningkatkan kesadaran dari masyarakat peisir untuk menjaga lingkungan hutan mangrove agar dapat dirasakan oleh generasi penerusnya serta masyarakat mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hutan mangrove agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran yang berdampak pada kesehatan masyarkaat pesisir.
Penentuan Model Silvofishery Berkelanjutan sebagai Optimalisasi Rehabilitasi Mangrove dalam Meningkatkan Produktivitas Hasil Laut di Desa Nelayan Kecamatan Medan Belawan Daulay, Aulia Putra; Sari, Ratna; Simanjuntak, Tito Maranata; Sinulingga, Robinhot
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.7119

Abstract

Silvofishey merupakan perpaduan antara hutan mangrove dan perikanan dengan memperhatikan kelestarian hutan mangrove yang pengelolaannya akan berdampak positif bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan fungsi hutan tidak berjalan dengan baik, terutama sebagai jasa ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan model silvofishery yang tepat sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove agar pengelolaannya berkelanjutan. Desa Nelayan Seberang dipilih karena masyarakat dominan sebagai nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga hutan mangrove baru saja direhabilitasi sehingga perlu dikelola lebih baik dalam memperoleh hasil laut yang optimal. Penelitian dimulai dengan konsep dan model silvofishery melalui nelayan, masyarakat, dan pengelola lokal. Selanjutnya, pengamatan langsung dilakukan dalam mengumpulkan data tentang kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, keanekaragaman biota dan plankton. Terakhir, penentuan model silvofishery sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove dalam meningkatkan produktivitas hasil laut di Desa Nelayan Seberang menggunakan analisis kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, dan keanekaragaman spesies biota dan plankton. Hasil yang didapat dari penelitian yaitu kesesuaiaan lokasi penelitian untuk silvofishery, dan model silvofishery yang tepat pada lokasi penelitian ini untuk meningkatkan hasil produktivitas hasil tangkapan nelayan di Desa Nelayan Seberang.
PENYULUHAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KALANGAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS HOSANNA MEDAN Daulay, Aulia Putra; Girsang, Sahat Raja Marigo; Munthe, Muhtar Ardansah
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat METHABDI Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat METHABDI
Publisher : Universitas Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46880/methabdi.Vol3No2.pp133-139

Abstract

Collaboration to build an educational culture is very important, one of which is the culture of environmental education. Environmental education will encourage and provide opportunities for students to gain knowledge that will foster an attitude of care and commitment to protect the environment and use the environment wisely. Environmental education is one of the important factors in achieving success in environmental management, as well as a very important means in producing human resources that can implement the principles of sustainable development. Environmental education will foster skills, attitudes and behaviors, motivation and commitment to work together to be able to solve various environmental problems and prevent new problems from arising. Environmental education is directed at the importance of aspects of attitudes and behavioral behavior of students to understand the importance of the environment for life and how to love and protect the environment becomes a value embedded in their daily lives.
PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI SILVOFISHERY DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PESISIR DI DESA NELAYAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN Daulay, Aulia Putra; Sari, Ratna; Ifanda, Dayun; Girsang, Sahat Raja Marigo; Arinda, Dela
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/mahseer.v7i2.1287

Abstract

Silvofishery merupakan perpaduan antara hutan mangrove dan perikanan dengan memperhatikan kelestarian hutan mangrove yang pengelolaannya akan berdampak positif bagi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Pengelolaan yang berlebihan akan menyebabkan fungsi hutan tidak berjalan dengan baik, terutama sebagai jasa ekosistem. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan model silvofishery yang tepat sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove agar pengelolaannya berkelanjutan. Kampung Nelayan dipilih karena masyarakat dominan sebagai nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga hutan mangrove baru saja direhabilitasi sehingga perlu dikelola lebih baik dalam memperoleh hasil laut yang optimal. Penelitian dimulai dengan konsep dan model silvofishery melalui nelayan, masyarakat, dan pengelola lokal. Selanjutnya, pengamatan langsung dilakukan dalam mengumpulkan data tentang kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, keanekaragaman biota dan plankton, wawancara dengan nelayan lokal, masyarakat, pengelola dan studi literatur dari studi serupa. Terakhir, penentuan model silvofishery sebagai optimalisasi rehabilitasi mangrove dalam meningkatkan produktivitas hasil laut di Kampung Nelayan menggunakan analisis kesesuaian silvofishery, kepadatan vegetasi, keanekaragaman spesies biota dan plankton, nilai ekonomi mangrove, dan nilai kelayakan usaha.
PENYULUHAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KALANGAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS HOSANNA MEDAN Daulay, Aulia Putra; Girsang, Sahat Raja Marigo; Munthe, Muhtar Ardansah
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat METHABDI Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat METHABDI
Publisher : Universitas Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46880/methabdi.Vol3No2.pp133-139

Abstract

Collaboration to build an educational culture is very important, one of which is the culture of environmental education. Environmental education will encourage and provide opportunities for students to gain knowledge that will foster an attitude of care and commitment to protect the environment and use the environment wisely. Environmental education is one of the important factors in achieving success in environmental management, as well as a very important means in producing human resources that can implement the principles of sustainable development. Environmental education will foster skills, attitudes and behaviors, motivation and commitment to work together to be able to solve various environmental problems and prevent new problems from arising. Environmental education is directed at the importance of aspects of attitudes and behavioral behavior of students to understand the importance of the environment for life and how to love and protect the environment becomes a value embedded in their daily lives.
Ecotourism Strategy and Potential of Delleng Simpon, Ulumerah, Pakpak Bharat Regency Munthe, Muhtar Ardansah; Sari, Ratna; Daulay, Aulia Putra
Jurnal Pijar Mipa Vol. 19 No. 2 (2024): March 2024
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v19i2.6543

Abstract

Ecotourism can be developed into a sustainable development model because its management concept is oriented to the economy and maintaining forest preservation and community empowerment. Delleng Simpon is a forest area with a beautiful panoramic expanse. The Delleng Simpon area is critical and has the potential to be developed. This study aims to find strategies and potentials in the management of Delleng Simpon ecotourism by considering the community's ecological, economic, and socio-cultural conditions. This research used the qualitative descriptive case study method. Data collection was carried out through surveys and interviews in the field. The data was analyzed using the SWOT method. The analysis results showed that (42%) of respondents were not involved in tourism management because ecotourism is managed directly by the Tourism Office, visitor participation in maintaining cleanliness is still low, and only (14%) always dispose of garbage in its place. Respondents' perceptions of ecotourism development, including access, facilities, cleanliness, and promotion, are still less than optimal; all respondents agreed to build public facilities and support facilities immediately. The SWOT analysis results for the Delleng Simpon ecotourism development strategy are in Quadrant I by implementing the Strength-Opportunities (SO) strategy. The priority of the SO's strategy is the development of ecotourism by involving more local communities; its management must be carried out with the principles of preserving the environment, increasing educational value, and maximizing local wisdom.
Sustainable Strategy in the Development of Mangrove Ecotourism in Pasar Rawa Village, Langkat Regency Sari, Ratna; Munthe, Muhtar Ardansah; Daulay, Aulia Putra
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 12 (2023): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i12.5664

Abstract

Pasar Rawa Village has natural tourism potential that has not been managed optimally, one of which is mangrove ecotourism. Mangrove ecotourism is one of the efforts to conserve forest resources whose management positively impacts the environment and social economy of the community. This research aims to determine the right strategy for developing mangrove ecotourism in Pasar Rawa Village so that its management is sustainable. The research began by determining the strengths, weaknesses, opportunities and challenges of ecotourism development through direct observation, interviews, distribution of questionnaires and literature studies, then the development strategy was analyzed using SWOT analysis. The research results show that Pasar Rawa Village Mangrove Ecotourism is in quadrant I which supports aggressive growth policies and eleven ecotourism development plans refer to the regulations of the minister of tourism and the creative economy.