Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Peran Rumah Tahfizh Jaringan Rumah Qur’an Haramain Karangpandan dalam Penyelenggaran Pendidikan Al-Qur’an Putra, Rizky Pratama; Amrulloh, Muhamad; Saputra, Akhmadiyah
Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi Том 2 № 01 (2024): Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jimat.v2i01.373

Abstract

This research discusses the study of the role of tahfizh house network qur'an haramain karangpandan in organizing al-qur'an education with the subject matter of how the role of tahfizh house network qur'an haramain karangpandan in organizing al-qur'an education the role of tahfizh house network qur'an haramain karangpandan in organizing al-qur'an education. The purpose of the research. First, to know the role of tahfizh house in organizing al-qur'an education in children in Karangpandan. Second, want the role of tahfizh house network qur'an haramain karangpandan in organizing al-qur'an education in karangpandan. The method used is qualitative and analytical descriptive.
Etika Rendah Hati Dalam Al-Qur’an (Studi Penafsiran Ayat-Ayat Tawadhu’ Dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur) Rahil, Farid Basya; Amrulloh, Muhammad; Saputra, Akhmadiyah
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 2 No 1 (2024): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol21.2024.1-17

Abstract

Etika merupakan hal penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Sering kali sebuah permasalahan dinilai benar di hadapan hukum, namun dianggap tidak patut oleh masyarakat luas karena melanggar nilai-nilai etika. Salah satu nilai etika yang utama dalam diri seseorang, terutama seorang muslim adalah etika rendah hati atau tawadhu’. Penelitian ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat tawadhu’ serta bentuk-bentuk implementasinya dalam kehidupan saat ini dengan merujuk pada penafsiran Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur. Penelitian ini merupakan library research dengan metode deskriptif analitis. Pendekatan kajian dilakukan dengan metode tematik atau maudhu’i. Hasil penelitian didapatkan bahwa etika rendah hati atau tawadhu’ dalam penafsiran TM. Hasbi Ash-Shiddieqy ditafsirkan sebagai suatu akhlaq terpuji yang tidak terbatas pada perilaku harian saja, tetapi meliputi sikap seorang hamba kepada Rabb-nya dan muamalah kepada sesama manusia secara umum, serta kepada saudara seiman secara khusus dengan selalu mengedepankan sikap rendah hati atau tidak sombong. Adapun bentuk-bentuk implementasi etika rendah hati tercermin dalam beberapa sikap; menganggap sesama mukmin itu saudara, menerima kebenaran dari siapa saja, menyadari keagungan Allah Ta’ala, tidak sombong atas karunia yang Allah Ta’ala telah berikan, rendah hati dan mudah bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan, bersabar dan mendo’akan dengan kebaikan atas ejekan orang lain, berjalan dengan penuh kerendah hatian atau tidak berjalan dengan rasa angkuh, tidak memalingkan wajah ketika bertemu orang lain, tidak membanggakaniri sendiri, bersikap lemah lembut dan saling menyayangi terhadap sesama mukmin.
Konsep Syafa’at dalam Tafsir Fī Ẓilāl Al-Qur’ān rohmanul, fatkhur; Amrulloh, Muhammad; saputra, akhmadiyah
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 2 No 1 (2024): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol21.2024.146-161

Abstract

Studi ini menginvestigasi pemahaman Al-Qur’an tentang konsep Syafa’at, menegaskan bahwa bagi pelaku dosa, tidak ada kesempatan untuk larut dalam perilaku tersebut. Syafa’at dianggap sebagai proses yang tidak pasti, memerlukan persetujuan Ilahi, dan harus dilewati oleh setiap individu yang berharap akannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi Pustaka dengan Tafsir Fī Ẓilāl Al-Qur’ān karya Sayyid Quthb sebagai sumber utama menurut Sayyid Quthb. Syafa’at adalah permohonan bantuan atau keberkahan dari orang lain dengan harapan doa-doa mereka akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun, keyakinan pada keesaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tetap menjadi prasyarat utama dalam memahami konsep Syafa’at, sehingga segala bentuk praktik kesyirikan harus ditolak. Syafa’at adalah hak eksklusif Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hanya dapat diberikan dengan izin-Nya. Para pemberi Syafa’at termasuk para nabi, malaikat, dan orang-orang mukmin yang saleh. Tetapi syafa’at hanya berlaku bagi mereka yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beriman, dan beramal saleh. Syafa’at tidak diberikan kepada mereka yang melakukan kesyirikan atau kemaksiatan, menekankan pentingnya keimanan, amal saleh, dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tradisi Pembacaan Ayatul Khirzi: Studi Living Qur’an Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro Saputra, Akhmadiyah; Nasri, M Ridho
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2020): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v4i1.65

Abstract

Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro memiliki program tahfidz Al-Qur’an. Untuk mendukung program tersebut ada tradisi Pembacaan Ayatul Khirzi ini secara rutin di setiap pagi dan sore harinya. Tradisi tersebut merupakan ibadah amaliah yang dilakukan secara berjamaah yang bertujuan mengharapkan penjagaan Allah dari bacaan tersebut. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penerapan dan dampak dari pembacaan Ayatul Khirzi tersebut. Metode penelitian ini dengan menggunakan gounded research. Hasil penelitian menunjukkan bahwas penerapan pembacaan Ayatul Khirzi selain sebagai untuk penjagaan diri santri penulis lebih mengkhususkan kepada tiga penjagaan, yaitu penjagaan kesabaran, keikhlasan dan ukhuwah Islamiyah santri selama menjalani kehidupan di Pondok Al-Fatah Temboro.
Pola Pengajaran Menghafal Al Quran Luar Sekolah di Tpa Al Haramain Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Saputra, Akhmadiyah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 3 No 2 (2019): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v3i2.75

Abstract

Di masa sekarang ini, kajian terhadap menghafal Al-Qur’an dirasakan sangat signifikan untuk dikembangkan. Banyak lembaga pendidikan Islam nonformal atau luar sekolah di Indonesia saat ini yang menggalakkan dan mengembangkan program menghafal Al-Qur’an kepada peserta didiknya. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafal Al-Qur’an dan menjadikan anak-anak mereka sebagai penghafal AlQur’an. Tren ini juga sebagai tanda akan kemajuan pendidikan Islam. Meskipun sebetulnya menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu hal yang baru bagi umat islam, karena menghafal AlQur’an sudah berjalan sejak lama yang selama ini kita kenal hanya di lingkungan pesantren saja.
Terjemah Al-Qur'an pada Q.S Al-Mulk: (Perbandingan Terjemah Al-Qur'an Versi ELFAN Bokkless Library System dan Al-Qur'an dan Terjemahannya) Saputra, Akhmadiyah; Nurdi Annisa, Rashifa Hani'
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 7 No. 1 (2023): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v7i1.148

Abstract

Di era modern ini, ilmu berkembang sangat pesat, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga berpengaruh pada bidang pembelajaran Al-Qur'an. Banyak pihak yang membuat berbagai macam aplikasi Al-Qur'an dengan disertai terjemahannya yang sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat, seperti ELFAN Bookless Library System. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode terjemah yang digunakan dalam Al-Qur'an dan Terjemahnya karya Kementerian Agama Republik Indonesia dan Al-Qur'an dan Terjemahnya dalam Teknologi Kepustakaan ELFAN Bookless Library System juga persamaan dan perbedaan keduanya. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan komparatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Hasil analisa dari penelitian ini adalah pertama, metode terjemah yang digunakan sama, yaitu metode terjemah harfiyyah. Kedua, persamaan antara kedua Al-Qur'an terletak pada metode penerjemahan dan beberapa tanda baca yang masih salah digunakan dalam terjemah Surat al-Mulk. Sedangkan perbedaan terjemah dari kedua Al-Qur'an tersebut terletak pada susunan struktur kalimat, penulisan kata penghubung, penulisan kalimat efektif, penulisan tanda baca dan perbedaan makna dari masing-masing terjemah.
Ayat Laknat dalam Al-Qur’an: Studi Komparatif Penafsiran Ayat Laknat dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim dan Tafsir Al-Mishbah Ba'abduh, Tsuroyya; Saputra, Akhmadiyah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 1 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i1.39

Abstract

Laknat berarti mengutuk. Jika mendapatkan laknat Allah Subhânahu wa Ta’ala berarti kita dijauhkan dari rahmat-Nya. Allah Subhânahu wa Ta’ala melaknat seseorang diakibatkan karena mereka melakukan hal yang dilarang Allah Subhânahu wa Ta’ala. Jika dilaknat oleh Allah Subhânahu wa Ta’ala, maka Allah Subhânahu wa Ta’ala tidak akan memberikan pertolongan terhadapnya. Oleh karena itu, kita perlu untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan turunnya laknat Allah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran laknat dalam Al-Qur’an berdasarkan tafsir Al-Qur’an Al-Adzim karya Ibnu Katsir dan tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab serta mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran ayat-ayat laknat dalam Al-Qur’an antara dua mufassir tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian dari kitab tafsir dan bukubuku yang relevan dengan pembahasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif, yaitu dengan membandingkan penafsiran ayat Al-Qur’an dari satu kitab dengan kitab lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa laknat artinya kutuk. Persamaan penafsiran antara kedua mufassir tersebut terletak dalam memaknai hakikat laknat. Menurut keduanya, jika dilaknat Allah Subhânahu wa Ta’ala berarti dijauhkan dari rahmat-Nya serta dijauhkan segala kebaikan darinya. Perbedaan penafsiran antara kedua mufassir tersebut terletak pada penyebab Allah Subhânahu wa Ta’ala menurunkan laknat, yaitu laknat terhadap Yahudi dan Bani Israil.
Penafsiran Surah Al-'Ashr dalam Tafsir Maraghi Saputra, Akhmadiyah; Balqis, Balqis
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 6 No. 1 (2022): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v6i1.113

Abstract

Kini manusia mengalami berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, hukum, pendidikan, dan lain sebagainya dan masih banyak lagi berbagai akibat dari pandangan hidup yang materialistik, yang sudah merusak akidah dan akhlaknya. Oleh karena itu, kita perlu untuk mengetahui bagaimana isi kandungan surah Al-Ashr. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penafsiran Al-Maraghi terhadap penafsiran surah Al-Ashr dalam Tafsir Al-Maraghi, serta menyebutkan langkah-langkah agar terhindar dari orang merugi dalam Tafsir Al- Maraghi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, menggunakan sumber data primernya adalah Kitab Tafsir Al-Maraghi karya Imam Ahmad Musthafa Al- Maraghi. Sedangkan sumber data sekunder adalah kitab tafsir dan buku-buku lain yang memiliki keterkaitan pembahasan dengan penelitan ini. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tematik (maudhu’i) sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Allah Ta’ala telah bersumpah dengan waktu, yang sumpah itu memiliki perhatian lebih, yaitu terdapat manusia yang merugi kecuali, pertama orang-orang yang mendasari kehidupan dengan beriman, meyakini jika manusia hidup di dunia karena hendak Allah. kedua mengamalkan kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam, ketiga saling memberi nasihat yang benar sesuai tuntunan agama, keempat saling menasehati sabar dalam menghadapi segala masalah. Skripsi ini berharap dikemudian hari ada penulis yang menyempurnakan penelitian ini.
Humiliation as a Consequence of Human Offenses (A Study of the Interpretation of the Verses of Azabulkhizyi from the Perspective of Tafsir al-Maraghi) Farhan Gafinda, Muhammad; Sulthoni, Akhmad; Saputra, Akhmadiyah
JIA (Jurnal Ilmu Agama) Vol 25 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v25i2.24313

Abstract

Every human being has consequences for what they have done. Especially because of their lack of faith and trust in themselves. Allah has warned his servants about the consequences of doing things that Allah has forbidden. One of them is punishment. Although there have been several essays on doom, the author tries to convey how to avoid doom. The word doom means God's punishment that is rewarded to humans who violate religious prohibitions. doom also means all kinds of suffering (misery). There are many assumptions about the cruelty of God about the punishment given but not realizing the mistakes that have been made. This study examines the interpretation of the word doom in Tafsir al-Maraghi by Sheikh Ahmad Mustafa al-Maraghi. This study focuses on two main things: first, the interpretation of Shaykh Ahmad Mustafa al-Maraghi on the verses related to punishment. Second, how efforts to avoid doom in Tafsir al-Maraghi. The research method used is library research with a thematic approach using the Qur'an and Tafsir al-Maraghi as the main source. The results and conclusions show that al-Maraghi's interpretation of the verses of azabulkhizyi is interpreted as an act that causes Allah's punishment to befall humans. These actions include disobeying and fighting Allah and His Messenger, showing hypocrisy, spreading false teachings, and doing vain deeds. This finding indicates that azabulkhizyi tells how the consequences of human beings about what they have violated from Allah's provisions.
Etika Berinteraksi Dengan Al-Qur’an: Studi Analisis Pemikiran Mahmud Ad-Dausary Dalam Kitab Hajr Al-Qur’an Al-Azhim Anwa’uhu Wa Ahkamuhu Habibullah, Muhammad; Sulthoni, Akhmad; Saputra, Akhmadiyah
Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media Vol 6 No 1 (2025): Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media
Publisher : Yayasan Sembilan Pemuda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52690/jitim.v6i1.1241

Abstract

This study focuses on Mahmud Ad-Dausary’s thoughts on the ethics of interacting with the Qur’an with reference to his work “Hajr Al-Qur’an Al-’Azhim: Anwa’uhu Wa Ahkamuhu”. This study employs a qualitative method with a descriptive-analytical approach. Primary data is sourced from the book Hajr Al-Qur’an Al-’Azhim, while secondary data includes tafsir books, journals, and other scholarly works. The results of the study indicate that Mahmud Ad-Dausary addresses this issue in depth by dividing ethics into two aspects: negative ethics, which includes various forms of neglect toward the Qur’an, and positive ethics, such as etiquette when listening to the Qur’an and etiquette in reciting the Qur’an, which includes sincere intention, purification, reciting with proper pronunciation, reflecting on the meaning, and putting it into practice. Through proper etiquette, the relationship with revelation becomes more meaningful, not only in words but also permeating attitudes and actions. Mahmud Ad-Dausary’s intellectual contributions demonstrate that the integration of spiritual values and ethics in interacting with the Qur’an can serve as a solution to the ethical challenges of engaging with the Qur’an in the modern world, as well as providing a framework that supports sustainability in contemporary research.