Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Laporan Kasus : Pemeriksaan Forensik Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Muhammad Sulfiqram Syam; Mauluddin Mauluddin; Denny Mathius; S. Zulfikar Assegaf
JURNAL RISET RUMPUN ILMU KEDOKTERAN Vol. 2 No. 2 (2023): Oktober :Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrike.v2i2.1741

Abstract

Background: A traffic accident is an unexpected and unwanted road traffic event which is difficult to predict when and where it will occur, involving at least one vehicle with other road users or due to negligence in driving a vehicle, be it a car or motorcycle which can cause death, disability, serious injury or minor injury. Within the territory of Indonesia itself, every hour has an average of at least three people who die as a result of the accident with many causal factors such as the human factor itself, which is around 61%, then the vehicle factor is 9% and environmental factors and infrastructure contribute as much as 30%. Case Description : We report a case of a traffic accident with multiple trauma. This traffic accident involved 2 motorbike riders who were traveling at maximum speed so that they collided with a truck that was stopped at a red light in Makassar City, South Sulawesi, on Thursday 15 June 2022 at around 01.00 WITA and caused the two motorbike riders to die. The motorbike that was traveling at high speed suddenly stopped and hit the back of the truck, as a result the body moving at the speed of the vehicle suddenly experienced a deceleration, causing multiple trauma to several regions or organs of the body. The effects on the victim's corpse varied in the form of head injuries, open wounds, and fractures to several bones. Conclusion : Forensic examination is very useful to determine the cause of death, mechanism of death, and nature of death. In the medical report of a traffic accident, the forensic doctor can explain his findings in the form of a post mortem et repertum.
Prevalensi Kejadian Mati Mendadak Di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (Uryandokpol) Polda Sulawesi Selatan Umar, Masyitha Sagenati; Denny Mathius; Fadhilah Maricar; Jerny Dase; Fendy Dwimartyono
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 4 No. 12 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v4i12.518

Abstract

Pendahuluan: Kematian mendadak terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala pada individu tanpa penyakit berbahaya, cedera, atau keracunan yang diketahui. Hal ini sering terjadi pada lansia karena proses penuaan dan penurunan fungsi organ. Tujuan: Mengetahui prevalensi kasus kematian mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022. Metode: Studi Deskriptif Retrospektif dengan desain cross-sectional dan teknik total sampling. Hasil: Jumlah Kasus kejadian mati mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022 terdapat 36 kasus kematian mendadak. Distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pada balita 2,8%, remaja 13,9%, dewasa 30,6%, lansia 44,4%, manula 8,3%. Serta, distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat bahwa 77,8% pada laki-laki, 22,2% pada perempuan. Kesimpulan: Prevalensi kasus kematian mendadak adalah 36 sampel, dengan prevalensi tertinggi berdasarkan usia yaitu usia lansia (46-65 tahun) sebanyak 44,4% sedangkan prevalensi berdasarkan jenis kelamin yaitu pada laki-laki lansia (57,2%).
Estimasi Waktu dan Posisi Kematian Berdasarkan Temuan Tanatologi: Laporan Kasus 95 Luka Risna Wati; Nurfitriani S; Syafira Ananda Marendengi; Annisa Anwar Muthaher; Denny Mathius; Zulfiyah Surdam; Riezka Andriati Fahri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i2.549

Abstract

Latar Belakang: Waktu kematian adalah hal penting untuk menentukan interval waktu kematian berdasarkan penilaian atas perubahan tubuh jenazah dari waktu ke waktu, didapatkan melalui hasil visum et repertum oleh dokter ahli dengan melihat adanya livor mortis, rigor mortis, algor mortis, dekomposisi dan perubahan lainnya. Hasil: Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan luar jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tanggal 21 Januari 2025 sekitar pukul 11.45 WITA. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan kaku mayat mudah dilawan pada persendian ekstremitas atas, persendian ekstremitas bawah, pada jari-jari dan pada tungkai bawah. Lebam mayat pada lengan kanan belakang, ketiak kanan, payudara kanan, bahu kanan, dan punggung kanan atas berwarna keunguan, hilang dengan penekanan. Tidak ada tanda pembusukan namun ditemukan 95 luka pada korban. Dapat disimpulkan bahwa estimasi kematian jenazah adalah enam sampai delapan jam sebelum dilakukannya pemeriksaan.
Investigasi Pemeriksaan Luar pada Korban Tenggelam dan Aspek Medikolegal: Laporan Kasus Suryo, Ersya; Nur Azizah Reski; Annisa; Denny Mathius; Zulfiyah Surdam; Andi Millaty Halifah Dirgahayu Lantara
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i2.552

Abstract

Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary mendefinisikan tenggelam sebagai sesak napas dan kematian yang disebabkan oleh terisinya paru-paru dengan air atau cairan lain, sehingga menyulitkan terjadinya pertukaran gas. Secara global, tenggelam merupakan penyebab kematian akibat cedera tidak disengaja ke-3 terbanyak dan menyebabkan hampir 4000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Metode: Mengidentifikasi langsung penyebab kematian pada korban tenggelam melalui pemeriksaan luar. Kasus: Seorang jenazah laki-laki dikirim oleh penyidik dengan Surat Permintaan Visum ke salah satu rumah sakit di Makassar pada tanggal 01 Mei 2024. Seorang pria Indonesia berusia 37 tahun bernama Tn. H ditemukan meninggal dunia di pantai. Bagian Forensik dan Medikolegal menerima surat permintaan pemeriksaan luar dengan ketentuan umum. Hasil: Pada pemeriksaan luar amati tanda-tanda tenggelam, yaitu: busa berwarna putih/merah pada hidung dan mulut, benda-benda air seperti pasir, tumbuhan, dll, pada rongga hidung dan rongga mulut, cutis anserine, Washer woman’s hand, Cadaveric spasm. Kesimpulan: Pencarian dan Pertolongan pada hakikatnya merupakan kegiatan kemanusiaan dan merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda tenggelam, untuk memaksimalkan bukti tanda-tanda tenggelam perlu dilakukan autopsi sehingga dapat menarik kesimpulan pasti bahwa mayat ini merupakan korban tenggelam.
Case Report: Forensic Examination of Alleged Case of Abuse by the Biological Father Sity Rahmatia Alimun; Andi St Nabila Nahdah; Alivia Dian Fahira; Muzammilia Nadraini; Aulia Putri Apriliani; Noor Qadrianti Ramadhani; Denny Mathius; Zulfiyah Surdam; Andi Millaty Halifah Dirgahayu
Jurnal EduHealth Vol. 16 No. 03 (2025): Jurnal EduHealt, Edition July - September , 2025
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the results of a forensic examination of a victim of alleged sexual abuse by her own father, reported by the South Sulawesi Regional Police. The forensic examination was conducted at the Forensic Medicine Unit of a hospital in Makassar on a 21-year-old woman. The comprehensive examination by the forensic team revealed no signs of acute physical violence. This means there was no evidence of fresh wounds caused by blunt or sharp objects, nor any signs of recent sexual penetration. This is a crucial finding, indicating that the alleged violence reported did not leave any traces of recent or active physical violence at the time of the examination. However, another crucial finding was the presence of an old tear in the hymen. The presence of this wound indicates that an injury had occurred in that area and that the wound had healed. This wound to the hymen can originate from various causes, including but not limited to old trauma, previous medical procedures, or even wounds related to past violent incidents that have undergone a healing process. The discovery of this old wound to the hymen requires further interpretation and needs to be linked to the victim's medical history and testimony in more depth to understand its context and cause. Even though there are no signs of new violence, the presence of old wounds that have healed remains important information in the investigation process and forensic assessment of cases of alleged sexual violence.
Case Report : Identifikasi Mayat Mengapung Tanpa Otopsi Denny Mathius; Annisa Anwar Muthaher; Rahmawati Mamile; Dewi Nirmala Salim; Isma Inggit; Ruslan; Zulfiyah Surdam
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 3 (2025): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i3.560

Abstract

Ilmu kedokteran forensik merupakan ilmu lintas displin. Ilmu ini bermanfaat menegakkan keadilan dan proses hukum. Visum merupakan alat bukti surat yang mana diatur pada Pasal 187 huruf c KUHAP. Identifikasi luar jenazah merupakan identifikasi secara keseluruhan tubuh dengan segala sesuatu yang dilihat, dicium dan teraba serta suatu benda pada jenazah. Pada kasus ini dilakukan identifikasi luar jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tanggal 07 Maret 2025 sekitar pukul 21.00 WITA. Pada identifikasi luar jenazah adanya rigor mortis pada extremitas atas dan bawah, pada rahang dan tangan kiri yang mudah dilawan. Lebam mayat pada lengan kanan depan, paha bagian belakang telinga belakang leher belakang dan betis belakang punggung berwarna merah keunguan, tidak hilang dengan penekanan. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan washer woman's hand ini adalah keadaan Dimana terjadi berkeriput pada tangan dan kaki di karenakan imbibisi cairan kedalam kutis & membutuhkan waktu lama. Jenazah perkiraan waktu kematian adalah sekitar delapan jam sampai dua belas jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Penyebab kematian belum dapat ditentukan dari pemeriksaan ini karena tidak dilakukan pemeriksaan organ–organ dalam (otopsi).
Analisis Forensik Kasus Penggantungan : Bunuh Diri atau Pembunuhan Annisa Anwar Muthaher; Denny Mathius; Ruslan; Rahmat Prayogi; Ayu Pratiwi; Rahma, Muftihatur
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 3 (2025): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i3.579

Abstract

Ilmu forensik merupakan cabang multidisiplin kedokteran yang menggunakan ilmu kedokteran untuk mendukung penegakan hukum. Otopsi adalah cara investigasi terhadap mayat, baik tubuh luar maupun dalam, untuk menentukan adanya penyakit atau cedera serta menjelaskan penyebab kematian. Kasus ini dilakukan pemeriksaan otopsi di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit X Makassar pada tahun 2025. Pada pemeriksaan luar didapatkan kaku mayat mudah dilawan pada sendi kecil, serta lebam mayat pada pipi kiri, tangan, lutut, paha, betis, dan bokong berwarna keunguan yang hilang dengan penekanan. Luka jerat pada leher konsisten dengan kasus penggantungan. Penyebab kematian adalah asfiksia akibat terhalangnya jalan nafas yang kuat dari jejas trauma tumpul dengan estimasi waktu kematian sekitar kurang dari 12 jam sebelum pemeriksaan. Kasus ini menekankan pentingnya pemeriksaan forensik dalam menentukan penyebab kematian dan cara kematian berdasarkan fakta medis.