Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Electronic Medical Record (EMR) at Physiotherapy Clinic Tyas, Zahra Arwananing; Wira Nata Negara; Muhammad Sugiharto Bagus Wijaya; Muhammad Yusuf Nurrohman; Dika Rizki Imania
International Journal of Health Science and Technology Vol. 5 No. 3 (2024): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/ijhst.v5i3.3337

Abstract

The development of the digital world is accelerating with the presence of the COVID-19 pandemic around the world. The need for digitization is also needed in the health sector, such as EMR (Electronic Medical Records) to facilitate services in recording patient medical data. The Regulation of Physiotherapy Service Standards aims to provide a reference for the implementation of quality and accountable physiotherapy services to improve the quality of physiotherapy services to patients which is one of the technological advances in the industrial revolution 4.0 by providing EMR. With this EMR, it is hoped that it can facilitate physiotherapists' access to medical record data from patients that is neatly structured. EMRs with structured data can also help clinic owners make new decisions based on stored data. This research was conducted by observation, interview, and discussion methods for analysis and design. The results of the discussion and analysis of this study are structured, neat data according to the concept of relational data. 12 Entities generated from structured data and relationships from each entity that connects one to the other consist of 10 relationships. This study resulted in a pilot system for ERM specifically for Physiotherapy Clinics because it has structured and clearly documented data such as database design using ERD (Entity Relational Diagram) and DOD (Data Object Description), as well as system design and display.
The Influence Differences of Tabata Training and Circuit Training on Increasing Endurance in Obesity Ayu Pratiwi, Nilawati; Dika Rizki Imania; Muhammad Irfan
Jurnal Kesehatan Cendikia Jenius Vol. 2 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : CV. CENDIKIA JENIUS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70920/jenius.v2i3.74

Abstract

Background : Obesity can reduce a person’s immune system due to various factors affecting overall helath. Therefore, it is essential to maintain body weight and adopt a healthy lifestyle to increase endurance. Aim of study : The study aimed to determine the difference in the effect of Tabata Training and circuit trainig on increasing endurance in obesity. Research Method : The study applied quasi-experimental with a research design using a pre-test and post-test two-group design, a sample size of 24 people. Then divided into two groups. Group I Tabata training, and group II circuit training. This research was carried out for 4 weeks, with 3 training sessions per week by students of the Bachelor of Nursing study program at Aisyiyah University, Yogyakarta. Data collection was used as a questionnaire regarding obesity and measuring increased endurance using the Multistage Test after and before treatment. Findings : Testing hypothesis I using a Paired Sample T-test obtained value of p0<000 (<0.005), and the results of testig hypothesis II using a Paired Sample T-test obtained a value of p0<000 (<0.005), which means that both treatments have the effect of increasing Endurance on Obesity. The results of hypothesis III using the Independent Sample T-test obtained a p-value <0.001 (>0.005), which means there is a difference between the two exercises. Conclusion : There is difference in the effect of Tabata training and circuit training on increasing endurance in obesity. Suggestion : This research can become material for study an information for further research.
CIRCUIT TRAINING LEBIH BERPENGARUH DARIPADA SKIPPING ROPE TERHADAP PENINGKATAN ENDURANCE PEMAIN BOLA VOLI Dianah Nabilah; Dika Rizki Imania; Ummy A’isyah Nurhayati
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 4: September 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kualiatas hidup. Olahraga, sebagai salah satu bentuk aktivitas fisik yang populer, tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga meningkatkan keterampilan. Di antara berbagai cabang olahraga, bola voli menonjol sebagai pilihan utama yang memerluakan kombinasi kemampuan fisik dan teknik. Sangat penting bagi seorang pemain bola voli memeiliki  daya tahan atau endurance yang bagus, karena pertandingan berlangsung lama dan memerlukan stamina yang tinggi. Endurance adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik secara efesien dalam waktu lama tanpa kelelahan yang berlebihan, sehingga pemain dapat mempertahankan performa optimal selama pertandingan. Endurance dapat ditingkatkan dengan beberapa metode latihan yang efektif, salah satunya circuit training dan skipping rope. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh circuit training dan skipping rope terhadap peningkatan endurance pada pemain bola voli. Metode: Eksperimental dengan rancangan pre and post test two group design, teknik pengambilan sampel menggunakan openepi, sampel berjumlah 24 orang dengan program latihan 3x seminggu salam 4 minggu. Kelompok I diberikan intervensi circuit training dan kelompok II diberikan skipping rope. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan beep test. Hasil: Paired sample t-test kelompok I  dan kelompok II  menunjukan adanya pengaruh pada setiap kelompok dan terjadi peningkatan endurance pada pemain bola voli. Kesimpulan: Circuit training lebih berpengaruh daripada skipping rope terhadap peningkatan endurance pada pemain bola voli. Saran: Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan variabel penelitian yang lebih baik.
PERBEDAAN PENGARUH ECCENTRIC EXERCISE DAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT (MWM) TERHADAP NYERI DAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL SINDROM DE QUERVAIN PADA REMAJA 13-18 TAHUN Nizar Luthfi Ulinnuha; Andry Ariyanto; Dika Rizki Imania
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sindrom De Quervain merupakan kondisi overuse pada pergelangan tangan yang menyebabkan nyeri dan penurunan kemampuan fungsional. Penanganan efektif terhadap sindrom ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, terutama di kalangan remaja yang aktif secara fisik dan membutuhkan mobilitas tangan dan pergelangan tangan. Intervensi terapi seperti latihan eksentrik dan mobilization with movement (MWM) mampu mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pergelangan tangan. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan pengaruh eccentric exercise dan mobilization with movement terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada remaja 13-18 tahun dengan sindrom De Quervain. Penelitian ini merupakan quasi ekperimental dengan rancangan pre and post two group design dengan teknik total sampling. Intervensi dilakukan 2 kali seminggu selama 5 minggu dengan 22 sampel. Hasil penelitian: Hipotesis I menunjukkan nilai p=0.000 (p<0.05), hipotesis II menunjukkan nilai p=0.000 (p<0.05) dengan menggunakan uji paired sample t test menunjukkan bahwa kedua intervensi berpengaruh terhadap nyeri dan kemampuan fungsional pada remaja dengan sindrom De Quervain. Hipotesis III menggunakan independent sample t test adalah p=0.631 pada post VAS dan p=0.751 pada post DASH menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada remaja dengan sindrom De Quervain. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan pengaruh antara eccentric exercise dan mobilization with movement terhadap nyeri dan kemampuan fungsional pada remaja dengan sindrom De Quervain.
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHUTTLE RUN DAN CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PADA CLUB BULUTANGKIS Ananda Rafly Fahrizar; Dika Rizki Imania; Muhammad Irfan
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan shuttle run dan circuit training terhadap peningkatan VO2Max pada pemain bulutangkis di sebuah klub. VO2Max merupakan indikator kapasitas kardiorespirasi yang sangat penting dalam menunjang stamina dan performa atlet bulutangkis, mengingat olahraga ini membutuhkan daya tahan dan kelincahan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan membagi peserta menjadi dua kelompok: kelompok latihan shuttle run dan kelompok latihan circuit training. Pengukuran VO2Max dilakukan menggunakan Multistage Fitness Test (MFT) sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kedua metode latihan secara signifikan meningkatkan VO2Max peserta, namun peningkatan yang lebih optimal terjadi pada kelompok circuit training. Hal ini disebabkan oleh circuit training yang melibatkan beberapa stasiun latihan secara sistematis dan berulang sehingga memberikan adaptasi fisiologis yang lebih luas pada sistem kardiovaskular. Penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa penggabungan kedua metode latihan dapat menjadi program latihan efektif untuk meningkatkan daya tahan atlet bulutangkis. Selain itu, penelitian ini turut menguatkan pentingnya latihan terstruktur untuk menunjang prestasi olahraga serta kesehatan fisik
PERBEDAAN PENGARUH BALL ROLL EXERCISE DAN SHORT FOOT EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN ARCUS PEDIS PADA SISWA SD NEGERI SEMARANGAN 5 Mahesa Febra Adhitya; Muhammad Irfan; Dika Rizki Imania
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flat foot merupakan kondisi menurunnya atau hilangnya lengkungan medial kaki (arcus pedis), yang dapat menyebabkan gangguan fungsi postur dan biomekanik. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan pengaruh latihan Ball Roll Exercise dan Short Foot Exercise dalam meningkatkan arcus pedis pada siswa dengan flat foot. Metode: Penelitian menggunakan desain quasi-eksperimen dengan pendekatan pre-test dan post-test two group design. Subjek penelitian adalah 24 siswa SD Negeri Semarangan 5 yang mengalami flat foot. Pengukuran dilakukan menggunakan footprint test dan Clarke’s angle sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok pertama diberikan Ball Roll Exercise, sedangkan kelompok kedua mendapatkan Short Foot Exercise, masing-masing selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu. Hasil: Uji hipotesis I dan II menggunakan paired sample t-test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ball roll exercise dan short foot exercise terhadap peningkatan arcus pedis pada siswa SD Negeri Semarangan 5 (P=0,00 P<0,05). Uji hipotesis III menggunakan independent sample t-test menunjukkan bahwa short foot exercise lebih berpengaruh dari ball roll exercise terhadap peningkatan arcus pedis pada siswa SD Negeri Semarangan 5. (P=0,012 P<0,05). Pengukuran menunjukkan bahwa kedua jenis latihan memberikan pengaruh terhadap peningkatan arcus pedis. Namun, terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara kedua metode latihan tersebut. Simpulan: short foot exercise lebih berpengaruh dari ball roll exercise terhadap peningkatan arcus pedis pada siswa SD Negeri Semarangan 5. Saran: Penelitian ini diharapkan memberikan referensi bagi fisioterapis dan institusi pendidikan dasar dalam memilih metode latihan yang sesuai untuk menangani kasus flat foot pada anak usia sekolah.
The Relationship Between Physical Activity And Hypertension Among The Elderly In The Muhammadiyah Regional Leadership (Pdm) Of Sleman Ujang Candra Irawan; Indriani; Dika Rizki Imania
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkf.v6i1.1895

Abstract

Background: Hypertension, commonly referred to as high blood pressure, stands as a leading non-communicable disease responsible for a significant number of global fatalities and health issues. This condition constitutes a primary risk factor for various health complications, including heart disease, stroke, kidney disorders, and dementia. Hypertension frequently develops without noticeable symptoms, earning it the moniker "The Silent Killer." The prevalence of high blood pressure continues to increase, and low levels of physical activity are still a problem in Indonesia. Objective: The objective of this research was to examine the association between attributes such as age, gender, educational attainment, occupation, smoking habits, Body Mass Index (BMI), and physical activity concerning hypertension within the elderly population affiliated with the Muhammadiyah Regional Leadership (PDM) of Sleman. Method: The research utilized a descriptive methodology with a cross-sectional approach. Purposive sampling was employed to select a sample size of 120 elderly participants as respondents. Statistical analysis was conducted using the Chi-square Test. Results: The analysis findings indicate that most of the respondents display the following attributes: 45% are aged between 49 and 59 years, 87.5% are females, 45.8% have a secondary education, 45.8% are obese, 90% are non-smokers, 54.2% have a low level of physical activity, and 81.7% are diagnosed with stage 1 hypertension. There is a notable association between the level of physical activity and the prevalence of hypertension (p-value = 0.000). Conclusion: A connection exists between physical activity and hypertension among the elderly in the Muhammadiyah Regional Leadership (PDM) of Sleman.
Comparison of the Effects of Aerobic Exercise and Vestibular Exercise on the Quality of Life of the Elderly Meita Puspa Ananda; Tri Lakosno; Dika Rizki Imania
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/whk9ah69

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan kualitas hidup lansia dapat dilakukan melalui olahraga. Olahraga yang baik untuk lansia adalah olahraga aerobik yang dapat meningkatkan kelenturan sendi, kekuatan tulang, otot dan mengoptimalkan fungsi jantung. Selain itu program berbasis latihan meliputi gejala ketidakseimbangan atau vestibular yaitu dengan gaze stability exercise. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan aerobik dan latihan vestibular terhadap kualitas hidup lansia. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test two group design, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 40 orang lansia, program latihan 3x seminggu selama 4 minggu. Instrumen penelitian kuesioner WHOQOL Bref yang telah diuji validitas dan reliabilitas dengan hasil nilai uji validitas sebesar 0,390 sampai dengan 0,798 sedangkan hasil uji reliabilitas sebesar 0,941, dan analisis data menggunakan uji statistik deskriptif, uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis. Hasil dan pembahasan: Hasil uji hipotesis I dan II menggunakan uji t berpasangan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan aerobik dan latihan vestibular terhadap kualitas hidup lansia (P = 0,00) p < 0,05). Uji hipotesis III menggunakan uji t sampel independen menunjukkan bahwa latihan aerobik memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada latihan vestibular terhadap kualitas hidup lansia (p = 0,772 p > 0,05). Kesimpulan: adalah latihan aerobik memiliki nilai rata-rata lebih tinggi terhadap kualitas hidup lansia.
The Effect Of Diaphragmatic Breathing Exercise On Reducing Stress Levels In Adolescents With Telephysiotherapy Method Siti Sundari; Dika Rizki Imania; Riska Risty Wardhani
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/qswh0193

Abstract

Background: Adolescents belong to an age group that often experiences psychological pressure. College students are adolescents who frequently feel stressed due to a heavy academic load (graduating on time), unmet expectations, a lack of self-control over various aspects of their lives, and the influence of their living environment. This study uses diaphragmatic breathing exercises to provide a relaxing and stabilizing effect on the nervous system, thereby reducing stress levels. Objective: This study aims to analyze the impact of diaphragmatic breathing exercises on reducing stress levels in the adolescent population through a telephysiotherapy approach. Method: This study used a quasi-experimental design and one-group pretest-posttest design. Participants were selected through a purposive sampling method, with a total of 20 individuals participating. The intervention protocol involved performing diaphragmatic breathing techniques twice a week over a four-week period. The measurement instrument used was the Perceived Stress Scale questionnaire. The data analysis procedure included descriptive normality testing, normality evaluation, and hypothesis testing. Results and Discussion: Hypothesis testing with the Wilcoxon test showed that the p-value was 0.001 (p<0.05), indicating a significant effect of the implementation of diaphragmatic breathing exercises in reducing adolescent stress levels through the telephysiotherapy method. Conclusion: The provision of diaphragmatic breathing exercises has an effect on reducing stress levels in adolescents.