Green Broadcasting telah muncul sebagai praktik penting dalam mendorong keberlanjutan lingkungan melalui konten media. Namun, di Indonesia, penerapan praktik penyiaran hijau masih berjalan lambat dan menghadapi berbagai tantangan, khususnya di kalangan lembaga penyiaran berskala kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi terkini Penyiaran Hijau di Indonesia serta dampaknya terhadap kesadaran lingkungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-methods, yang terdiri atas wawancara dengan para profesional media, analisis konten program-program bertema lingkungan, dan survei terhadap audiens. Penelitian dilakukan pada lembaga penyiaran besar maupun kecil, termasuk Green Radio 96.7 FM Pekanbaru, RCTI, dan Trans7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyiaran hijau di Indonesia masih berada pada tahap awal, dengan variasi yang signifikan antar stasiun. Lembaga penyiaran besar menunjukkan kemajuan yang terbatas, sedangkan stasiun kecil seperti Green Radio lebih proaktif dalam menyelaraskan operasional mereka dengan prinsip keberlanjutan. Penelitian ini juga menemukan bahwa penyiaran hijau memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesadaran lingkungan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Selain itu, penelitian menyoroti sejumlah hambatan dalam penerapan praktik penyiaran hijau, seperti tingginya biaya awal, keterbatasan teknis, dan resistensi terhadap perubahan. Meskipun berbagai tantangan tersebut masih ada, penyiaran hijau memiliki potensi berkembang, terutama jika kebijakan serta insentif pemerintah mampu mendukung transisi menuju praktik media yang lebih ramah lingkungan. Green Broadcasting has emerged as an important practice in promoting environmental sustainability through media content. In Indonesia, however, the adoption of green practices in broadcasting has been slow and faces several challenges, especially among smaller media outlets. This study aims to examine the current state of Green Broadcasting in Indonesia and its impact on public environmental awareness. A mixed-methods approach was employed, consisting of interviews with media professionals, content analysis of environmental programming, and surveys of audience members. The research was conducted across both large and small media stations, including Green Radio 96.7 FM Pekanbaru, RCTI, and Trans7. The study found that Green Broadcasting in Indonesia is still in its nascent stages, with significant variations across stations. Larger broadcasters have made limited progress, while smaller stations like Green Radio have been more proactive in aligning their operations with sustainability. The research also found that Green Broadcasting had a positive impact on public environmental awareness, especially in rural areas. The research highlights several barriers to adopting Green Broadcasting practices, including high initial costs, technical limitations, and resistance to change. Despite these challenges, there is potential for growth, particularly if government policies and incentives support the transition to greener media practices.