Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENERAPAN FAMILY EMPOWERMENT MELALUI LIMA TUGAS PADA KELUARGA YANG MERAWAT LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MONGOLATO A. Datau, Nur Oktaviani; Febriona, Rona; Biahimo, Nur Uyuun I.
coba Vol 12 No 1 (2023): November 2023
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v12i1.554

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan WHO (World Health Organization) tahun 2021 penyakit kardiovaskular telah mengakibatkan 17 juta kematian tiap tahun akibat komplikasi hipertensi yaitu sekitar 9,4 juta tiap tahun di seluruh dunia. Family support berperan penting dalam mengatur gaya hidup sehat bagi keluarga penderita hipertensi. Tidak semua keluarga memiliki familysupport yang baik untuk menghadapi masalah anggota keluarga dengan penyakit hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan family empowerment melalui lima tugas kesehatan keluarga yang merawat lansia penderita hipertensi.. Metodologi: Objek dalam penelitian ini adalah keluarga dengan lansia yang menderita hipertensi di Desa Mongolato Kecamatan Telaga. Adapun sampel dalm penelitian ini sebanyak 3 kepala keluarga. Data diambil menggunakan lembar observasi dan wawancara. Jenis penelitian yang digunakan adalah experimental design. Hasil: Setelah dilakukan intervensi edukasi tentang lima tugas kesehatan keluarga didapatkan bahwa ketiga keluarga sudah mengetahui gejala, penyebab dari hipertensi ketiga keluarga dan juga mengetahui diet apa yang harus dilakukan agar mencegah kekambuhan dari penyakit hipertensi, serta keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kesehatan lansia yang menderita hipertensi. Kesimpulan: Bahwa terdapat perubahan sebelum dan setelah diterapkan family empowerment melalui lima tugas kesehatan keluarga yang merawat lansia dengan hipertensi. Kata Kunci: Family empowerment, hipertensi, lansia
FAKTOR RESIKO TERJADINYA PERILAKU BULLYING DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO Firmawati, Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Budu, Priti H
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.29056

Abstract

Dampak yang diakibatkan oleh bullying sangat luas cakupannya antara lain depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah dan penurunan semangat belajar serta prestasi akademis. Perilaku bullying pada siswa terjadi karena beberapa faktor seperti kepribadian siswa, trauma masa kecil dan lingkungan sekolah. Tujuan penelitian untuk meganalisis faktor kepribadian, trauma masa kecil dan lingkungan sekolah dengan terjadinya perilaku bullying. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi siswa kelas X sebanyak 250 orang dengan jumlah sampel sebanyak 71 siswa. Hasil penelitian menunjukan faktor kepribadian remaja, trauma masa kecil dan lingkungan sekolah masing-masing memiliki nilai pValue=0.000<0.05. Sedangkan pada nilai OR diperoleh trauma masa kecil memiliki resiko sebesar 416 kali lipat, lingkungan sekolah memiliki resiko sebesar 34 kali lipat dan kepribadian memiliki resiko sebesar 27 kali lipat terjadinya perilaku bullying. Kesimpulan terdapat pengaruh faktor kepribadian remaja, trauma masa kecil dan lingkungan sekolah dengan resiko terjadinya perilaku bullying di SMA Negeri 2 Limboto. Saran diharapkan menjadi masukan untuk pihak sekolah agar membuat aturan yang tegas bagi pelaku bullying serta untuk siswa agar tidak melalukan bullying pada teman.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA BULLYING PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 TELAGA BIRU Firmawati, Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Bangol, Rahmawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.20759

Abstract

Bullying adalah aksi tindakan kekerasan fisik dan verbal saat pelaku bullying merendahkan dan mengancam korban sehingga korban tidak sanggup untuk melawan. Perilaku bullying memiliki dampak yang negatif sangat mengganggu dan membahayakan bagi remaja apabilia tidak segera di tangani. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor resiko terjadinya bullying pada remaja di SMA Negeri 1 Telaga Biru. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik, populasi 191 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Telaga Biru, sampel yaitu 129 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Telaga Biru, jenis sampel purposive sampling, instrument yang di gunakan adalah kuisioner, uji statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik dan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil yang di peroleh adalah faktor resiko yang paling mempengaruhi perilaku bullying yaitu lingkungan sekitar dengan nilai R Square 60%, selanjutnya teman sebaya dengan nilai R Square 42%, serta korban bullying dengan nilai R Square 19%. Kesimpulannya bahwa lingkungan sekitar adalah faktor yang paling beresiko terhadap kejadian bullying dengan nilai R square tertinggi, saran dari penelitian ini adalah semakin baik pengaruh lingkungan terhadap remaja maka resiko perilaku bullying terhadap remaja akan semakin berkurang.
HUBUNGAN STRES DAN DIET DASH DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA MONGOLATO KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Lasanuddin, Hamna Vonny; Biahimo, Nur Uyuun I.; Ilham, Rosmin; Muda, Sri Wulan Amellia C.; Idris, Arfadila
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.21425

Abstract

Hipertensi yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan  stres dan diet dash dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia hipertensi sejumlah 73 orang. Sampel sebanyak 42 orang ditentukan dengan rumus slovin  melalui teknik simple accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS 42, kuesioner pengetahuan dan kepatuhan diet dash, stetoskop serta lembar observasi. Data kemudian dianalisa menggunakan uji Chi Square Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas yaitu 16 orang (38,1%) memiliki tingkat stres sedang dengan tekanan darah 13 orang sedang, 1 orang ringan, dan 2 orang dengan tekanan darah normal. Didapatkan pengetahuan Diet DASH pada lansia terbanyak dengan pengetahuan kurang yaitu 29 responden (69.05%), dan paling sedikit pengetahuan baik 13 responden (30.95%). Kepatuhan Diet DASH pada lansia hasil didapatkan bahwa responden terbanyak dengan kepatuhan diet dash tidak patuh sebanyak 28 responden (66.67%), dan paling sedikit patuh yaitu 14 responden (33.33%). Dan hipertensi responden terbanyak dalam penelitian ini ialah ringan yaitu 20 responden (47.62%), dan paling sedikit ialah berat yaitu 7 responden (16.67%). Kesimpulan ada hubungan antara stres dan diet dash dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo .
The Effectiveness of the Implementation of Mood Management on Sad Person Screening with Suicide Risk Firmawati, Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Mile, Niken
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 6 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i6.1569

Abstract

Mood changes are caused by a functioning thought process that experiences maladaptive behaviors that generate negative thoughts that cause the patient to descend behaviors such as withdrawal from the environment associated with depressive episodes, which results in maladaptive coping mechanisms that increase the risk of suicide, so that Mood management can be given to reduce the burden of the problem. The aim of the study was to analyze the effectiveness of the application of mood management to SAD PERSON screening with suicide risk. The research method used a pre-experimental research design with one group pre posttest design, the research subjects of patients at risk of suicide were 15 patients with a total sampling technique, the research instrument used a SAD PERSON observation sheet and the data was analyzed by the Wilcoxon non-parametric statistical test. The results showed that the average score of symptoms before the implementation of mood management was 6.73 with a standard deviation of 1.033 and the average score after the implementation of mood management was 4.80 with a standard deviation of 1.207, and the p-value was obtained with a value of 0.001 (<α 0.05). Conclusion of the effective application of mood management to SAD PERSON screening with suicide risk in the Limboto Health Center.
Terapi Edukasi Pada Lansia Dengan Ansietas di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tengah Biahimo, Nur Uyuun I.; Firmawati, Firmawati
Mohuyula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/mohuyula.3.2.71-73.2024

Abstract

Kecemasan pada lansia merupakan hal yang paling sering kita jumpai di lingkungan kita. Sebagian besar lansia mengalami kecemasan seiring dengan bertambahnya usia. Lansia pada periode awal, adalah masa-masa kecemasan yang paling tinggi. Dimana pada kondisi era digital dengan tuntutan ekonomi yang semakin tinggi banyak lansia yang kurang diperhatikan oleh keluarganya karena sibuk dengan pekerjaan khususnya didaerah perkotaan. sebagai bentuk upaya untuk memberikan informasi serta pemahaman pada lansia mengenai ansietas dan permasalahannya tentang apa saja dampak yang bisa muncul ketika mengalami ansietas. Metode kegiatan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah penyuluhan edukasi dengan bantuan leaflet, ceramah, diskusi. Hasil pengabdian dapat meningkatkan pengetahuan lansia mengenai ansietas serta cara mengatasinya.
Efektifitas Pemberian Terapi Butterfly Hug dan Aromaterapi Lavender Pada Pasien dengan Ansietas Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Maryam Kau
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 10 No 1 (2025): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v10i1.25079

Abstract

ABSTRAK Maryam Kau,S.Kep, Efektifitas Pemberian Terapi Butterfly Hug dan Aromaterapi Lavender Pada Pasien dengan Ansietas Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga. Di bimbing oleh Ns. Firmawati, M.Kep untuk mengidentifikasi gangguan kecemasan yang sering muncul. tanda dan gejala yang sering muncul yaitu merasa bingung, merasa khawatir terhadap kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, gelisah, sulit tidur, panik dan sulit berkonsentrasi, salah satu tanda yang sering muncul yaitu perasaan panik dan sesak di dada sehingga penderita sulit bernafas. apabila kecemasan tidak diatasi akan menimbulkan masalah psikologis lebih lanjut seperti depresi yang dapat memicu perilaku bunuh diri, kecemasan dapat diatasi dengan tindakan nonfarmakologi seperti terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender pada pasien kecemasan di wilayah kerja puskesmas telaga. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan menggunakan two-group pre-test post-test design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 22 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling untuk sampel dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan Hasil Uji Statistik didapatkan kecemasan sebelum intervensi nilai mean atau rata-rata sebesar 2,62 dan nilai SD atau simpangan baku sebesar 0,518 dengan nilai mean atau rata-rata sedangkan setelah intervensi nilai mean atau rata-rata sebesar 1,75 dan nilai SD atau simpangan baku sebesar 0,463 dengan mean selisih sebelum dan sesudah yaitu 0,87. Nilai signifikan atau Pvalue sebelum dan sesudah intervensi terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender sebesar 0,000 < 0,05. yang artinya Pemberian terapi kombinasi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender efektif terhadap pasien kecemasan di wilayah kerja Puskesmas Telaga dengan nilai signifikansi atau PValue sebesar 0,000<0,05. Kata Kunci: Efektifitas, Butterfly Hug, Aroma Lavender, Ansietas
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI MANAJEMEN DIRI DALAM MENGATASI HALUSINASI PENDENGARAN Firmawati, Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Gobel, Inne Ariane; Diu, Guswinda
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.40679

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah salah satu gejala umum pada skizofrenia yang dapat memiliki dampak negatif signifikan terhadap kualitas hidup, fungsi sosial, dan kesehatan mental individu. Halusinasi pendengaran dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kualitas hidup, fungsi sosial, dan kesehatan mental individu. Ketika seseorang mengalami halusinasi pendengaran, terutama jika suara-suara tersebut bersifat mengkritik, mengancam, atau memberi perintah, hal ini dapat menyebabkan stres emosional yang berat dan meningkatkan kecemasan. Terapi manajemen diri merupakan salah satu intervensi yang dapat membantu mengatasi halusinasi pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan terapi manajemen diri dalam mengatasi halusinasi pendengaran. Penelitian kuantitatif dengan desain pre-experimental designs one group pretest-posttest ini melibatkan 15 responden yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan penilaian mengacu pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Kriteria penilaian meliputi halusinasi belum teratasi (gejala ≥80%), teratasi sebagian (gejala berkurang namun masih sering dirasakan), dan teratasi (gejala <80%). Hasil penelitian menunjukkan sebelum intervensi, seluruh responden (100%) mengalami halusinasi belum teratasi, sedangkan setelah intervensi terdapat peningkatan dengan 7 responden (46,7%) halusinasi teratasi sebagian dan 4 responden (26,7%) halusinasi teratasi. Analisis Wilcoxon menunjukkan penurunan nilai median dari 100(100) menjadi 75(50-100) dengan p-value 0,002 (< 0,05). Dapat disimpulkan bahwa terapi manajemen diri efektif dalam mengatasi halusinasi pendengaran.
Efektifitas Pemberian Terapi Butterfly Hug dan Aromaterapi Lavender Pada Pasien dengan Ansietas Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Maryam Kau
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 10 No 1 (2025): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v10i1.25079

Abstract

ABSTRAK Maryam Kau,S.Kep, Efektifitas Pemberian Terapi Butterfly Hug dan Aromaterapi Lavender Pada Pasien dengan Ansietas Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga. Di bimbing oleh Ns. Firmawati, M.Kep untuk mengidentifikasi gangguan kecemasan yang sering muncul. tanda dan gejala yang sering muncul yaitu merasa bingung, merasa khawatir terhadap kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, gelisah, sulit tidur, panik dan sulit berkonsentrasi, salah satu tanda yang sering muncul yaitu perasaan panik dan sesak di dada sehingga penderita sulit bernafas. apabila kecemasan tidak diatasi akan menimbulkan masalah psikologis lebih lanjut seperti depresi yang dapat memicu perilaku bunuh diri, kecemasan dapat diatasi dengan tindakan nonfarmakologi seperti terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender pada pasien kecemasan di wilayah kerja puskesmas telaga. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan menggunakan two-group pre-test post-test design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 22 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling untuk sampel dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan Hasil Uji Statistik didapatkan kecemasan sebelum intervensi nilai mean atau rata-rata sebesar 2,62 dan nilai SD atau simpangan baku sebesar 0,518 dengan nilai mean atau rata-rata sedangkan setelah intervensi nilai mean atau rata-rata sebesar 1,75 dan nilai SD atau simpangan baku sebesar 0,463 dengan mean selisih sebelum dan sesudah yaitu 0,87. Nilai signifikan atau Pvalue sebelum dan sesudah intervensi terapi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender sebesar 0,000 < 0,05. yang artinya Pemberian terapi kombinasi pelukan kupu-kupu dan aromaterapi lavender efektif terhadap pasien kecemasan di wilayah kerja Puskesmas Telaga dengan nilai signifikansi atau PValue sebesar 0,000<0,05. Kata Kunci: Efektifitas, Butterfly Hug, Aroma Lavender, Ansietas
Penerapan Terapi Afirmasi Positif terhadap Quality of Life pada Pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tengah, Kota Gorontalo Biahimo, Nur Uyuun I.; Tulabu, Hasnawati
Kisi Berkelanjutan: Sains Medis dan Kesehatan Vol 2 No 3 (2025): Juli-September
Publisher : PT Karya Inovasi Berkelanjutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Schizophrenia is a severe mental disorder commonly found in Indonesia. Patients with schizophrenia often experience low self-concept, poor quality of life, and a high level of stigma. The implementation of positive affirmation therapy is one form of non-pharmacological intervention that can be provided to individuals with schizophrenia. This community service activity involved the provision of positive affirmation therapy to schizophrenia patients in the working area of Kota Tengah Public Health Center, Gorontalo City. The activity was conducted in January 2025, with a total of 15 participants. The therapy was administered over three consecutive days, through direct face-to-face sessions, each lasting 45–60 minutes. A nursing standard operating procedure (SOP) was used as a guide for delivering the positive affirmation therapy. Evaluation of the therapy was conducted orally and subjectively based on participants' conditions. To assess participants’ quality of life, the WHOQOL-BREF quality of life questionnaire was used. The results of the activity showed that, prior to therapy, the majority of participants had poor quality of life (11 participants or 73.3%), while a smaller proportion had good quality of life (4 participants or 26.7%). On the third day of therapy, improvements were observed: the majority of participants (12 participants or 80.0%) reported good quality of life, while 3 participants (20.0%) still experienced poor quality of life. The implementation of positive affirmation therapy as a non-pharmacological intervention for individuals with schizophrenia can contribute to improving their quality of life. This activity also resulted in the development of a standard operating procedure (SOP) that may be used in future programs. The therapy is expected to be more effective when involving multiple stakeholders, including families and healthcare professionals, to foster collaboration in supporting schizophrenia patients to enhance their quality of life and reintegrate into social life. Achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) This community service activity focuses on providing non-pharmacological therapy in the form of positive affirmations to outpatients with schizophrenia. The activity contributes to the achievement of SDG Goal 3, which aims to ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages. Specifically, it aligns with Target 3.4, which seeks to reduce by one third premature mortality from non-communicable diseases through prevention and treatment, and promote mental health and well-being by the year 2030.