Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Sendana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi-experimental), yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model Learning Cycle 5E dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sampel penelitian terdiri dari 60 peserta didik kelas X, yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing berjumlah 30 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi tes pemahaman konsep fisika, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model Learning Cycle 5E mengalami peningkatan pemahaman konsep fisika yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai post-test pada kelompok eksperimen adalah 82,5, sedangkan kelompok kontrol hanya 70,3. Selain itu, analisis gain score menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mencapai kategori tinggi (0,75), sedangkan kelompok kontrol berada dalam kategori sedang (0,45). Hasil angket respon peserta didik juga menunjukkan bahwa 85% peserta didik merasa lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar fisika dengan model Learning Cycle 5E. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep fisika dan keterlibatan aktif peserta didik, serta dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan metode pembelajaran fisika yang lebih inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Sendana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi-experimental), yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model Learning Cycle 5E dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sampel penelitian terdiri dari 60 peserta didik kelas X, yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing berjumlah 30 peserta didik. Instrumen yang digunakan meliputi tes pemahaman konsep fisika, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model Learning Cycle 5E mengalami peningkatan pemahaman konsep fisika yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai post-test pada kelompok eksperimen adalah 82,5, sedangkan kelompok kontrol hanya 70,3. Selain itu, analisis gain score menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mencapai kategori tinggi (0,75), sedangkan kelompok kontrol berada dalam kategori sedang (0,45). Hasil angket respon peserta didik juga menunjukkan bahwa 85% peserta didik merasa lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar fisika dengan model Learning Cycle 5E. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep fisika dan keterlibatan aktif peserta didik, serta dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan metode pembelajaran fisika yang lebih inovatifPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan model Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending (CORE) terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik SMA Negeri 1 Sendana. Jenis penelitian ini adalah quasi-eksperimen dengan desain nonequevalent control design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending (CORE), sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Critical Thinking, Collaboration, Communication, Creativity (4C). Teknik pengumpulan data melalui tes pemahaman konsep berupa pretest dan post-test. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan uji T. Terlihat dari hasil penelitian pemahaman konsep peserta didik pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretest sebesar 27.87 kategori rendah dan rata-rata post-test 63,38 kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol eksperimen diperoleh rata-rata pretest sebesar 22,15 kategori rendah dan rata-rata post-test 48,91 kategori sedang. Hasil uji normalitas terdistribusi normal dan uji homogenitas memiliki varians yang homogen dengan nilai sig. a > 0,05. Berdasarkan hasil Uji-T diperoleh nilai signifikan 0,029 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending (CORE) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik SMA Negeri 1 Sendana.